dibimbing.id - Pseudocode Adalah: Arti, Fungsi, Notasi dan Contohnya

Pseudocode Adalah: Arti, Fungsi, Notasi dan Contohnya

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

01 July 2024

1369

Image Banner

Secara umum, pseudocode adalah teknik penulisan yang sering digunakan oleh para developer untuk merancang alur logika sebelum benar-benar menulis kode. Tapi, pseudocode itu bukan cuma soal bikin catatan langkah-langkah lho, Warga bimbingan! Ada fungsi lain yang bikin pseudocode jadi senjata ampuh buat memahami algoritma dengan lebih mudah.

Pseudocode ini juga sangat bermanfaat untuk komunikasi antar tim—terutama kalau kamu bekerja dengan orang-orang yang mungkin nggak begitu paham bahasa pemrograman. Nah, dengan notasi sederhana yang mudah dipahami, pseudocode bikin konsep algoritma bisa dipresentasikan lebih jelas dan nggak bikin pusing kepala.

Terus, apa aja sih fungsi dan notasi penting dalam pseudocode? Dan gimana contoh-contoh penerapannya dalam dunia pemrograman? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di artikel ini!


Apa Itu Pseudocode?


Pseudocode adalah cara penulisan langkah-langkah dalam bentuk yang sederhana untuk mempermudah perancangan algoritma tanpa harus terpaku pada aturan sintaks dari bahasa pemrograman tertentu.

Proses ini melibatkan penyusunan logika dan alur secara runtut, menggunakan bahasa sehari-hari atau semi-formal yang bisa dipahami siapa saja. Bayangkan pseudocode seperti "draft" dari sebuah program—di mana kita bisa mengatur rencana dan strategi sebelum benar-benar menulis kode.

Dalam dunia pemrograman, pseudocode membantu developer dan tim lain untuk memahami alur logika dengan lebih mudah, memastikan semua orang punya gambaran yang jelas tentang konsep yang akan diimplementasikan.

Baca juga: 7 Rekomendasi Bootcamp Programmer Gratis & Bersertifikat


Fungsi Pseudocode


Sumber: Canva

Nah, mungkin kamu bertanya-tanya, sebenarnya apa aja sih fungsi dari pseudocode ini? Ternyata, ada beberapa hal penting yang bikin pseudocode jadi alat andalan dalam dunia pemrograman. Yuk, kita bahas satu per satu!


1. Mempermudah Perancangan Algoritma


Dengan pseudocode, kita bisa menyusun logika atau alur program dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Jadi, kita nggak langsung masuk ke coding, tapi bikin “kerangka” dulu supaya alurnya lebih jelas.


2. Meningkatkan Kolaborasi Antar Tim


Pseudocode membantu tim yang mungkin nggak semuanya paham bahasa pemrograman untuk tetap mengerti alur kerja program. Ini penting banget, apalagi kalau kamu kerja bareng desainer, project manager, atau klien yang mungkin nggak ngerti coding.


3. Mengurangi Kesalahan Saat Coding


Bayangin aja, kalau kita langsung coding tanpa pseudocode, bisa jadi ada logika yang kelewat atau susah diubah. Dengan pseudocode, kita bisa mengidentifikasi kesalahan logika lebih awal sebelum implementasi kode beneran.


4. Menghemat Waktu dan Usaha


Karena sudah punya gambaran jelas dari awal, pseudocode bikin proses coding lebih cepat dan minim revisi. Jadi, energi kita bisa lebih fokus buat hal-hal penting lainnya dalam pengembangan aplikasi.

Baca juga: 18 Skill yang Harus dimiliki Programmer, Kamu Wajib Tahu!


Ciri-Ciri Pseudocode


Kalau kamu ingin memahami pseudocode lebih dalam, ada beberapa ciri khas yang perlu kamu ketahui. Ciri-ciri ini bisa membedakan pseudocode dari bentuk penulisan lainnya dan membantu kamu menulisnya dengan lebih efektif. Yuk, kita cek satu per satu!


1. Sederhana dan Mudah Dipahami


Pseudocode ditulis dengan bahasa yang lugas dan mudah dimengerti. Tujuannya biar nggak bikin pusing dan bisa langsung dipahami, bahkan oleh orang yang nggak ahli coding.


2. Bebas dari Sintaks Bahasa Pemrograman


Nggak seperti kode program beneran, pseudocode nggak perlu ngikutin aturan ketat sintaks bahasa pemrograman tertentu. Ini bikin pseudocode lebih fleksibel dan bisa dipahami lintas bahasa pemrograman.


3. Berfokus pada Logika, Bukan Detail Teknis


Di pseudocode, kamu fokus pada alur dan logika dari program, bukan detail teknis kayak tipe data atau deklarasi variabel. Intinya, cukup tulis langkah-langkahnya aja.


4. Urutan yang Jelas dan Runtut


Pseudocode ditulis dengan urutan yang terstruktur, mulai dari awal hingga akhir, jadi alurnya nggak bikin bingung. Ini membantu kamu dan tim paham prosesnya secara menyeluruh.


5. Menggunakan Notasi Khusus untuk Mempermudah


Kadang, pseudocode punya notasi khusus kayak IF, THEN, WHILE, atau END yang membantu memperjelas alurnya, mirip sama bahasa pemrograman tapi tetap simpel.

Baca juga: 11 Contoh Portofolio Programmer, Dijamin Bikin Terpukau


Notasi Pseudocode


Sumber: Canva

Warga Bimbingan Yuk, lihat notasi-notasi dasar yang sering dipakai dalam pseudocode biar kamu makin paham! Berikut ini tabel yang memudahkan kamu memahami notasi-notasi dasar dalam pseudocode:

Notasi

Fungsi

Contoh

Mulai/End

Menandai awal dan akhir pseudocode

Mulai, End

Input/Output

Menyatakan proses input atau output

Input nama, Output hasil

Proses

Langkah-langkah perhitungan atau logika

Hitung total = harga * jumlah

Decision (If)

Menyatakan kondisi atau pengambilan keputusan

If nilai > 50, then cetak "Lulus"

Loop (For/While)

Menyatakan pengulangan (looping)

For i = 1 to 10, cetak i

Assignment (=)

Menetapkan nilai ke variabel

total = harga + pajak


Dengan tabel di atas, kamu bisa memahami notasi-notasi dasar yang memudahkan penulisan pseudocode. Gampang, kan? Jadi, dengan notasi ini, alur logika bisa tersusun rapi dan mudah diikuti!

Baca juga: 17 Contoh Program Python Sederhana Keren, Cocok


Struktur Pseudocode


Sumber: Canva

Sebelum mulai bikin pseudocode, penting banget nih buat kamu paham dulu struktur dasarnya. Dengan tahu strukturnya, mindi, kamu bakal lebih mudah menyusun logika dan langkah-langkahnya secara jelas dan runtut. Nah, berikut ini beberapa elemen dasar dalam struktur pseudocode yang perlu kamu tahu:


1. Inisialisasi Variabel


Pertama-tama, pastiin kamu mendefinisikan variabel yang akan digunakan dalam program. Ini penting supaya semua data dan nilai yang dibutuhkan siap sejak awal.


2. Input dan Output


Setelah itu, tentukan input apa aja yang dibutuhkan dan output apa yang mau dihasilkan. Biasanya ditulis dengan kata-kata sederhana, seperti "Input" untuk menerima data dan "Output" untuk menampilkan hasil.


3. Proses atau Logika Utama


Di bagian ini, kamu jelasin langkah-langkah atau proses yang akan dilakukan untuk mencapai hasil. Misalnya, perhitungan, pengulangan, atau pengambilan keputusan (kondisional).


4. Percabangan (If-Else)


Kalau ada kondisi tertentu yang perlu dicek (misalnya, "kalau nilai lebih besar dari 10, lakukan ini"), gunakan percabangan untuk menunjukkan logika tersebut.


5. Perulangan (Looping)


Kalau ada proses yang perlu diulang, gunakan perulangan atau "loop." Ini bisa pakai kata-kata seperti "While" atau "For" tergantung kebutuhan.


6. End atau Akhir Program


Jangan lupa kasih tanda untuk menunjukkan bahwa program atau alur sudah selesai. Biasanya ditulis dengan kata "End" untuk menutup pseudocode.

Baca juga: 10 Program Kerja Business Development: Ide Oke, Cuan Ngalir


Contoh Pseudocode


Sumber: Canva

Warga Bimbingan biar lebih paham, kita coba beberapa studi kasus sederhana berikut ini dengan format pseudocode ala bahasa pemrograman C.


Studi Kasus 1: Menghitung Luas Persegi Panjang


Bayangkan kita diminta membuat program untuk menghitung luas persegi panjang. Alurnya cukup simpel, kita hanya perlu input panjang dan lebar, lalu mengalikannya. Yuk, kita coba lihat pseudocode-nya:

START

 DECLARE integer angka

 PRINT "Masukkan angka: "

 READ angka

 IF (angka % 2 == 0) THEN

  PRINT "Angka tersebut adalah genap"

 ELSE

  PRINT "Angka tersebut adalah ganjil"

 ENDIF

END


Studi Kasus 2: Menentukan Bilangan Ganjil atau Genap


Misalnya, kita pengen tahu apakah suatu angka yang dimasukkan itu ganjil atau genap. Logikanya, kita tinggal cek sisa hasil bagi angka tersebut dengan 2. Kalau sisanya 0, berarti angka itu genap. Yuk, intip pseudocode-nya:

START

 DECLARE integer angka

 PRINT "Masukkan angka: "

 READ angka

 IF (angka % 2 == 0) THEN

  PRINT "Angka tersebut adalah genap"

 ELSE

  PRINT "Angka tersebut adalah ganjil"

 ENDIF

END


Studi Kasus 3: Menghitung Jumlah Angka dari 1 sampai N


Sekarang kita coba sesuatu yang sedikit lebih kompleks. Misalnya, kita ingin menghitung jumlah dari angka 1 hingga N. Konsepnya adalah melakukan penjumlahan dari angka 1 sampai N menggunakan loop. Berikut pseudocode-nya:

START

 DECLARE integer N, jumlah, i

 jumlah = 0

 PRINT "Masukkan nilai N: "

 READ N

 FOR i = 1 TO N DO

  jumlah = jumlah + i

 ENDFOR

 PRINT "Jumlah angka dari 1 sampai ", N, " adalah: ", jumlah

END


Baca juga: 15 Tantangan Program Pelatihan Karyawan & Solusinya


Ikuti Bootcamp Web Developer di dibimbing.id!


Warga Bimbingan, setelah memahami pentingnya pseudocode dalam perancangan algoritma, kamu makin tertarik mendalami dunia coding, kan?

Gimana kalau kamu belajar merancang alur logika program dari dasar, supaya bisa menulis kode yang efisien, terstruktur, dan mudah dipahami? Yuk, ikuti Bootcamp Web Developer di dibimbing.id! Kamu bakal ditemani mentor profesional yang siap bantu kamu memahami algoritma dan pseudocode, hingga kamu mahir mengaplikasikannya dalam berbagai bahasa pemrograman.

Bayangin, 95% alumni bootcamp ini berhasil mendapatkan pekerjaan di bidang coding sesuai bidang mereka, dengan akses ke lebih dari 700+ hiring partner yang siap membuka peluang untuk kamu!

Jadi, tunggu apa lagi? Segera konsultasi GRATIS di sini, dan MinDi siap #BimbingSampeJadi profesional coding yang kamu impikan!

Referensi:

  1. What is PseudoCode: A Complete Tutorial [Buka]
  2. Pseudocode [Buka]

Share

Author Image

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!