Simak Proses Bisnis Supply Chain Management, Tahapan & Contoh

Farijihan Putri
•
11 June 2025
•
150

Hai Warga Bimbingan, iya kamu yang lagi bingung gimana caranya biar paham proses bisnis supply chain management dari nol.
Kamu lagi mantau peluang kerjaan di bidang logistik? Atau lagi mikir buat switch karier ke jalur supply chain karena katanya gajinya cuan dan prospeknya cerah? Tapi, makin baca penjelasan di internet malah makin pusing?
Tenang, aja ya Warga Bimbingan! Banyak kok yang awalnya clueless soal supply chain tapi akhirnya bisa paham setelah tahu urutannya.
Di artikel ini, MinDi akan mengajakmu buat ngulik proses bisnis supply chain management secara lengkap. Jadi, kamu nggak cuma paham konsep, tapi juga ngerti penerapannya. Yuk, scroll terus sampai habis!
Baca Juga: Perbedaan Logistik dan Supply Chain dalam Bisnis, Apa Saja?
Apa Itu Supply Chain Management?
Supply chain management (SCM) adalah proses mengelola seluruh alur produksi dan distribusi barang atau jasa, mulai dari pengadaan bahan baku hingga produk sampai ke tangan konsumen akhir.
SCM mencakup berbagai aktivitas seperti perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan, hingga pengiriman, yang semuanya harus berjalan efisien dan terintegrasi.
Tujuan utama SCM adalah memastikan ketersediaan produk tepat waktu dengan biaya seminimal mungkin dan kualitas tetap terjaga. Dalam dunia bisnis modern, SCM menjadi kunci penting untuk menjaga daya saing perusahaan, apalagi di era digital yang serba cepat seperti sekarang.
8 Proses Bisnis dalam Supply Chain Management
Sumber: Freepik
Penasaran gimana proses bisnis dalam supply chain management? Oke, MinDi jelasin 8 prosesnya buat kamu yang masih pemula tapi pengen paham alurnya secara menyeluruh.
1. Customer Relationship Management (CRM)
Pertama, proses CRM fokus membangun hubungan jangka panjang antara perusahaan dan pelanggan. Lewat segmentasi dan analisis nilai pelanggan, perusahaan bisa kasih layanan yang lebih personal.
Tim lintas divisi biasanya bikin kesepakatan layanan atau Professional Services Agreement (PSA) untuk pelanggan utama maupun segmen lain. Selain itu, mereka juga bantu perbaiki proses dan mengurangi variabilitas permintaan.
2. Supplier Relationship Management
Selanjutnya, proses bisnis supply chain management ini mengatur bagaimana perusahaan menjalin hubungan dengan para pemasok. Nggak semua supplier diperlakukan sama, ada yang dijaga lebih dekat karena kontribusinya besar.
Kuncinya ada pada penyusunan kesepakatan yang saling menguntungkan dan berkelanjutan. Dengan manajemen yang tepat, hubungan ini bisa bantu jaga stabilitas pasokan dan efisiensi biaya.
3. Customer Service Management
Lalu ada proses yang menjadi penghubung langsung ke pelanggan terkait status pesanan, pengiriman, dan ketersediaan produk.
Customer service berperan besar dalam menjalankan kesepakatan layanan yang sudah dibuat di awal. Mereka juga jadi garda terdepan buat kasih kepastian info ke pelanggan. Data dari sistem ERP biasanya bantu kelancaran kerja tim ini.
4. Demand Management
Berikutnya, proses ini bantu perusahaan lebih proaktif dalam menyesuaikan pasokan dengan permintaan pasar. Dengan menganalisis data penjualan sebelumnya, tren pasar, dan strategi marketing, perusahaan bisa buat prediksi yang lebih akurat.
Selain itu, demand management juga bantu kurangi ketidakpastian permintaan. Ujung-ujungnya, ini bisa bikin alur produksi dan distribusi lebih fleksibel.
5. Order Fulfilment
Proses bisnis supply chain management selanjutnya adalah pemenuhan pesanan, yang bukan cuma soal ngirim barang. Dimulai dari identifikasi kebutuhan pelanggan sampai desain sistem pemenuhan pesanan yang efisien.
Proses ini perlu koordinasi antara banyak pihak, termasuk supplier dan tim logistik internal. Tujuannya jelas yaitu pesanan sampai tepat waktu, dengan biaya seminimal mungkin.
6. Manufacturing Flow Management
Bagian ini mengatur aliran produksi mulai dari bahan mentah sampai menjadi produk jadi. Perusahaan perlu fleksibel dalam produksi biar bisa menyesuaikan permintaan pasar tanpa boros biaya.
Untuk itu, perencanaan produksi nggak boleh hanya fokus di pabrik, tapi harus menyentuh seluruh rantai pasok. Sumber daya manusia juga menjadi elemen penting buat jaga kelancaran proses produksi.
7. Product Development and Commercialisation
Proses ini penting banget buat nyiptain produk baru yang sesuai kebutuhan pasar, bareng pelanggan dan supplier. Koordinasi dengan CRM dan supplier relationship management adalah kunci dalam tahap pengembangan.
Selain bahan baku dan teknologi, flow produksi juga harus direncanakan supaya produk bisa segera masuk ke pasar. Tujuannya, produk bisa kamu luncurkan dengan lancar dan terintegrasi ke seluruh supply chain.
8. Returns Management
Terakhir, proses ini mengatur pengembalian produk dari pelanggan ke perusahaan, termasuk pengelolaan logistik balik. Kalau dijalankan dengan benar, perusahaan bisa hemat biaya dan bahkan memanfaatkan kembali aset seperti kemasan atau kontainer.
Returns management juga bisa menjadi cara buat evaluasi kualitas produk dan layanan. Menariknya, ini sering menjadi titik temu antara divisi logistik dan marketing.
Baca Juga: Apa itu Agile Product Management? Prinsip, Metode, & Tools
Contoh Penerapan Supply Chain Management
Salah satu contoh penerapan supply chain management bisa Warga Bimbingan lihat pada industri ritel besar seperti Indomaret atau Alfamart. Mereka harus mengelola ribuan produk dari ratusan supplier yang tersebar di berbagai lokasi.
Proses dimulai dari perencanaan permintaan berdasarkan data penjualan, lalu dilanjutkan dengan pemesanan barang ke supplier yang sudah bekerja sama. Barang dikirim ke pusat distribusi, disortir, dan didistribusikan ke toko-toko sesuai kebutuhan masing-masing cabang.
Proses bisnis supply chain management ini melibatkan koordinasi yang ketat antar tim logistik, gudang, IT, dan operasional toko. Dengan sistem yang terintegrasi, pengisian stok bisa dilakukan otomatis tanpa harus menunggu kekosongan rak.
Selain itu, mereka juga punya sistem retur barang yang efisien jika ada produk rusak atau tidak laku. Semua proses ini berjalan secara terus-menerus agar produk selalu tersedia dan kepuasan pelanggan tetap terjaga.
Tantangan dalam Proses Supply Chain
Kamu pasti udah tau dong kalau proses bisnis supply chain management cukup panjang? Makanya, ada berbagai tantangan juga dalam bisnis ini. Berikut 4 tantangan utama dalam yang sering dihadapi perusahaan.
1. Permintaan yang Sulit Diprediksi
Perubahan tren pasar, promosi dadakan, hingga faktor musiman bikin permintaan produk menjadi fluktuatif. Kalau prediksi meleset, stok bisa kelebihan atau malah kekurangan.
Hal ini berdampak langsung ke biaya operasional dan kepuasan pelanggan. Perusahaan butuh data historis yang kuat dan sistem forecasting yang akurat buat ngurangin risiko ini.
2. Gangguan pada Rantai Pasok
Cuaca ekstrem, konflik geopolitik, atau pandemi bisa ganggu alur pasokan bahan baku maupun distribusi barang. Tantangan ini bisa bikin proses bisnis supply chain management terganggu secara signifikan.
Supplier telat kirim, produksi jadi tertunda, dan pengiriman ke pelanggan ikut kacau. Penting banget punya rencana darurat atau alternatif supplier sebagai antisipasi.
3. Kurangnya Kolaborasi antar Pihak
Supply chain melibatkan banyak tim dan mitra eksternal. Mulai dari supplier, produsen, distributor, hingga retailer.
Kalau komunikasi dan koordinasinya buruk, bisa terjadi miskomunikasi yang berujung pada keterlambatan, kelebihan stok, atau kehilangan data penting. Solusinya adalah membangun sistem terpadu dan budaya kolaboratif antar tim.
4. Kurang Optimalnya Pemanfaatan Teknologi
Masih banyak perusahaan yang belum memanfaatkan teknologi supply chain secara maksimal, seperti ERP, IoT, atau AI. Padahal, teknologi bisa bantu otomatisasi, pelacakan real time, dan analisis data yang lebih presisi.
Tanpa dukungan teknologi, proses menjadi lambat, manual, dan rawan kesalahan. Investasi digitalisasi supply chain kini bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan.
Baca Juga: 10 Strategi Bisnis Digital Terbaik yang Terbukti Sukses
Sudah Paham Proses Bisnis Supply Chain Management?
Memahami proses bisnis supply chain management bukan cuma penting buat kamu yang mau terjun ke bidang logistik atau operasional, tapi juga bermanfaat secara umum untuk mengenali bagaimana alur kerja sebuah bisnis berjalan.
Nah, kalau kamu merasa ilmu yang kamu punya sekarang belum cukup atau pengen banget switch career ke jalur yang lebih menjanjikan, kamu bisa mulai belajar skill baru lewat Program Bootcamp di dibimbing.id.
Kamu bisa eksplor berbagai bidang yang lagi banyak dibutuhkan industri, karena ada berbagai bootcamp. Mulai dari Data, UI/UX Design, Product & Project Management, Finance & Accounting, Digital Marketing, sampai English Class.
Belajarnya bareng 338+ mentor berpengalaman, kurikulum lengkap & praktikal, gratis mengulang kelas, dan bisa langsung bikin portofolio nyata. Pastinya terbukti, udah ada 3.400+ career shifter yang terbantu serta 840+ hiring partner yang siap bantu penyaluran kerja.
Kamu punya pertanyaan, "Kalo background pendidikanku nggak sesuai, bisa ikut nggak?" atau "Berapa lama sampai bisa siap kerja setelah ikut bootcamp?" kamu bisa langsung konsultasi gratis di sini. Yuk, mulai langkahmu sekarang bareng dibimbing.id yang pasti #BimbingSampeJadi!
Referensi
Tags