Pahami Jurnal Pembalik untuk Cegah Duplikasi, Ini Contohnya

Farijihan Putri
•
15 May 2025
•
395

Laporan keuangan udah Warga Bimbingan susun rapi, tapi masih ada angka dobel atau transaksi yang tercatat dua kali? Itu mungkin karena kamu belum tahu cara pakai jurnal pembalik dengan benar.
Nah, buat kamu yang lagi belajar akuntansi atau pengen switch karier ke bidang Finance & Accounting, penting banget paham soal satu hal ini. Jurnal pembalik adalah langkah penting setelah proses penutupan buku yang sering banget diremehkan.
Bayangin kalau kamu bisa mencegah duplikasi data secara otomatis hanya karena tahu cara kerja jurnal pembalik. Selain bikin laporan keuangan lebih bersih, kamu juga kelihatan makin profesional di mata recruiter maupun atasan.
Sekarang saatnya kamu pelajari cara kerja jurnal pembalik, fungsinya, dan tentu saja contoh-contohnya biar makin paham. Yuk, simak sampai tuntas penjelasan MinDi!
Baca Juga: Rekomendasi Bootcamp Finance Accounting Online Bersertifikat
Apa Itu Jurnal Pembalik?
Jurnal pembalik adalah jurnal yang dibuat di awal periode akuntansi berikutnya untuk membalik (membatalkan) sebagian jurnal penyesuaian yang dibuat di akhir periode sebelumnya.
Tujuannya biar transaksi yang sifatnya sementara, seperti beban dibayar di muka atau pendapatan diterima di muka nggak bikin bingung saat dicatat ulang di periode baru.
Dengan jurnal pembalik, pencatatan lebih praktis, rapi, dan menghindari terjadinya duplikasi angka di laporan keuangan.
Kapan Jurnal Pembalik Dibuat?
Warga Bimbingan mungkin masih punya pertanyaan, kapan sih waktu yang tepat untuk membuat jurnal pembalik? Nah, jurnal ini umumnya disusun di awal periode akuntansi yang baru, setelah semua jurnal penyesuaian periode sebelumnya selesai dicatat.
Langkah ini penting biar proses pencatatan transaksi selanjutnya lebih simpel dan nggak ada data yang tercatat dobel.
Baca Juga: Cara Efektif Belajar Finance dan Accounting, Panduan Lengkap
Fungsi Jurnal Pembalik
Jurnal pembalik punya beberapa fungsi penting yang bisa bantu kamu kerja lebih efisien, apalagi kalau sedang mengelola banyak transaksi. Liat fungsinya di bawah ini, yuk!
1. Memudahkan Proses Pencatatan di Periode Berikutnya
Pertama, jurnal pembalik bikin pencatatan transaksi di awal periode baru lebih simpel karena tidak perlu lagi menyesuaikan jurnal yang sebelumnya dibuat. Hal ini sangat membantu biar kamu nggak bingung saat mencatat transaksi yang berulang.
2. Mengurangi Risiko Kesalahan
Selanjutnya, penggunaan jurnal pembalik bisa mencegah pencatatan dobel yang sering bikin laporan keuangan menjadi kacau. Risiko salah catat atau angka ganda pun bisa kamu tekan sejak awal.
3. Menjaga Konsistensi Pencatatan Keuangan
Selain itu, jurnal pembalik bantu memastikan setiap transaksi dicatat secara konsisten dari periode ke periode. Hasil akhirnya, laporan keuangan lebih akurat dan mudah dipahami siapa pun yang membaca.
Contoh Transaksi Jurnal Pembalik
Sumber: Pixabay
Contoh penerapan jurnal pembalik adalah cara paling gampang biar kamu bisa memahami fungsinya secara nyata. Nah, berikut ini 4 kasus transaksi yang biasanya melibatkan jurnal pembalik.
1. Beban Dibayar di Muka
Kadang, perusahaan membayar beban tertentu di awal tapi manfaatnya baru dirasakan di masa mendatang. Makanya, perlu jurnal pembalik supaya nilainya tidak langsung diakui sebagai beban, melainkan dicatat dulu sebagai aset.
Contohnya, pada 1 November 2024, perusahaan membayar biaya sewa sebesar Rp3.000.000 untuk durasi satu tahun. Pencatatannya sebagai berikut:
Akun | Debit (Rp) | Kredit (Rp) |
Beban Sewa | 3.000.000 | |
Kas | 3.000.000 |
Lalu, pada akhir periode (31 Desember 2024) dibuat jurnal penyesuaian:
Akun | Debit (Rp) | Kredit (Rp) |
Sewa Dibayar di Muka | 2.500.000 | |
Beban Sewa | 2.500.000 |
Supaya periode selanjutnya lebih mudah dicatat, dibuatlah jurnal pembalik di awal tahun baru, yaitu 1 Januari 2025:
Akun | Debit (Rp) | Kredit (Rp) |
Beban Sewa | 2.500.000 | |
Sewa Dibayar di Muka | 2.500.000 |
2. Pendapatan Diterima di Muka
Saat perusahaan menerima pembayaran untuk layanan yang belum dijalankan, pendapatan tersebut belum boleh langsung diakui. Solusinya, jurnal pembalik digunakan agar saat pendapatan benar-benar terjadi, kamu tinggal catat biasa tanpa khawatir dobel.
Misalnya, pada 1 Oktober 2024, perusahaan menerima uang sewa sebesar Rp3.600.000 untuk jangka waktu enam bulan. Pencatatan awalnya seperti ini:
Akun | Debit (Rp) | Kredit (Rp) |
Kas | 3.600.000 | |
Pendapatan Sewa | 3.600.000 |
Kemudian, pada akhir tahun (31 Desember 2024), dibuat jurnal penyesuaian karena masih ada sisa periode sewa:
Akun | Debit (Rp) | Kredit (Rp) |
Pendapatan Sewa | 1.800.000 | |
Sewa Diterima di Muka | 1.800.000 |
Agar lebih praktis saat mencatat pendapatan di Januari 2025 dan seterusnya, dibuat jurnal pembalik seperti berikut:
Akun | Debit (Rp) | Kredit (Rp) |
Sewa Diterima di Muka | 1.800.000 | |
Pendapatan Sewa | 1.800.000 |
3. Beban yang Belum Dibayar
Kadang perusahaan masih punya kewajiban membayar beban seperti gaji yang belum sempat ditransfer di akhir bulan.
Supaya laporan keuangan tetap mencerminkan kondisi nyata, beban ini harus dicatat dulu lewat jurnal penyesuaian, lalu dibalik di awal periode selanjutnya.
Misalnya, per 31 Desember 2024, gaji yang belum dibayar:
Bagian | Jumlah (Rp) |
Tim Marketing | 1.900.000 |
Tim Administrasi | 1.600.000 |
Jurnal penyesuaian yang dicatat di akhir Desember:
Akun | Debit (Rp) | Kredit (Rp) |
Beban Gaji | 3.500.000 | |
Utang Gaji | 3.500.000 |
Di awal periode berikutnya (1 Januari 2025), jurnal pembalik dibuat agar saat pembayaran dilakukan nanti, tidak terjadi pencatatan ganda:
Akun | Debit (Rp) | Kredit (Rp) |
Utang Gaji | 3.500.000 | |
Beban Gaji | 3.500.000 |
Saat gaji benar-benar dibayarkan pada 4 Januari 2025:
Akun | Debit (Rp) | Kredit (Rp) |
Beban Gaji | 3.500.000 | |
Kas | 3.500.000 |
4. Pendapatan yang Belum Diterima
Perusahaan kadang punya pendapatan bunga yang baru diterima di masa depan, padahal sudah menjadi hak di akhir tahun. Situasi seperti ini juga perlu jurnal pembalik.
Misalnya, perusahaan mendapat bunga deposito sebesar Rp900.000 setiap tanggal 1 Juni dan 1 Desember. Pada 31 Desember 2024, bunga untuk Desember belum diterima. Maka dibuat jurnal penyesuaian seperti ini:
Akun | Debit (Rp) | Kredit (Rp) |
Piutang Bunga | 450.000 | |
Pendapatan Bunga | 450.000 |
Untuk memudahkan pencatatan saat bunga diterima, dibuat jurnal pembalik pada awal Januari:
Akun | Debit (Rp) | Kredit (Rp) |
Pendapatan Bunga | 450.000 | |
Piutang Bunga | 450.000 |
Saat bunga benar-benar masuk ke kas per 1 Juni 2025:
Akun | Debit (Rp) | Kredit (Rp) |
Kas | 900.000 | |
Pendapatan Bunga | 450.000 | |
Piutang Bunga | 450.000 |
Baca Juga: Cara Membuat Laporan Keuangan dengan Excel dan Contohnya
Apa Perbedaan Jurnal Penutup dan Jurnal Pembalik?
Warga Bimbingan udah tau nih contoh jurnal pembalik yang biasa dipakai buat mencegah duplikasi transaksi dan memudahkan pencatatan di periode berikutnya.
Nah, kalau soal perbedaan antara jurnal pembalik dan jurnal penutup, intinya jurnal penutup dibuat di akhir periode akuntansi untuk menutup akun-akun nominal seperti pendapatan dan beban supaya saldo mereka kembali nol, siap untuk periode baru.
Sedangkan jurnal pembalik dibuat di awal periode berikutnya sebagai kebalikan dari jurnal penyesuaian tertentu supaya pencatatan transaksi yang berkelanjutan nggak double dan tetap akurat.
Jadi, meskipun keduanya terkait dengan penyesuaian akun, fungsi dan waktu pembuatannya beda banget, Warga Bimbingan!
Baca Juga: Memahami Kas dan Setara Kas dalam Akuntansi Secara Lengkap
Mau Paham Jurnal Pembalik dengan Praktis? Yuk, Gabung Bootcamp!
Kalau kamu pengen ngerti lebih dalam soal jurnal pembalik dan cara kerjanya di dunia akuntansi, ikut Bootcamp Finance & Accounting dibimbing.id bisa menjadi pilihan tepat.
Materinya lengkap, mentor-mentornya berpengalaman, dan kamu bisa langsung praktek buat portofolio kamu.Asiknya, kamu bisa mengulang kelas tanpa biaya tambahan. Sampai sekarang, 96% alumni sudah berhasil dapat kerja dan ada 840+ hiring partner siap bantu penyaluran kerja.
Warga Bimbingan masih punya pertanyaan seperti “Bagaimana cara memastikan pencatatan jurnal pembalik yang benar?” atau “Apakah bootcamp ini cocok buat yang baru mau mulai di bidang finance?” konsultasi gratis di sini. dibimbing.id udah pasti siap #BimbingSampeJadi karier impianmu!
Tags