Pentingnya Diversifikasi Produk: Manfaat, Jenis, & Contohnya

Farijihan Putri
•
14 June 2025
•
677

Warga Bimbingan, kamu punya bisnis atau lagi pengen switch career ke Business Development? Pasti sering kepikiran gimana caranya biar bisnis tetap stabil dan nggak gampang goyah kalau ada perubahan pasar, kan?
Banyak banget pengusaha atau calon business developer yang cuma fokus ke satu produk andalan. Padahal, mengandalkan satu produk saja itu risikonya tinggi banget. Kalau produk itu tiba-tiba nggak laku atau muncul pesaing baru, bisnis kamu bisa langsung kena imbasnya.
Kalau kamu nggak melakukan diversifikasi produk, ibaratnya bisnis kamu itu cuma punya satu kaki. Kalau satu kaki itu pincang, ya bisa langsung jatuh. Kamu rentan banget sama fluktuasi pasar, perubahan tren, atau bahkan munculnya teknologi baru.
Akibatnya, pertumbuhan bisnis terhambat, bahkan terancam. Kan sayang banget kalau ide dan usahamu selama ini sia-sia cuma karena nggak punya cadangan produk lain?
Tapi, MinDi di sini ada buatmu kok. Mari bahas tuntas semua tentang diversifikasi produk secara lengkap. Yuk, langsung aja mulai!
Baca Juga: Panduan Memilih Bootcamp Business Development Terbaik
Apa Itu Diversifikasi Produk?
Diversifikasi produk adalah strategi bisnis perusahaan membuat atau menjual produk atau layanan baru yang berbeda dari yang sudah ada. Tujuannya sederhana, biar bisnis nggak cuma tergantung sama satu produk saja.
Kalau satu produk kurang laku atau trennya berubah, kamu sudah punya produk cadangan yang bisa menopang.
Langkah ini membantu perusahaan mengurangi risiko, menemukan pelanggan baru, dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk berkembang lebih jauh. Langkah ini adalah cara cerdas untuk bikin bisnis lebih kuat dan tahan banting.
Sebuah studi mengenai Warung Kopi Wans di Rantauprapat menunjukkan, diversifikasi produk berdampak positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.
Studi tersebut mengungkapkan, bersama dengan kualitas produk, harga, dan kepuasan konsumen, diversifikasi produk secara efektif memengaruhi keputusan pembelian, dengan koefisien determinasi (R²) sebesar 62,7%.
Hasil ini menyoroti peran penting diversifikasi produk dalam menumbuhkan loyalitas dan mempromosikan pembelian berulang, khususnya di industri kedai kopi.
Mengapa Diversifikasi Produk Penting?
Pengen tahu kenapa sih diversifikasi produk penting dilakukan? MinDi coba jelasin 3 alasan utamanya ya, yuk simak!
1. Mengurangi Risiko Bisnis
Pertama, diversifikasi produk membantu menyebarkan risiko. Ketergantungan pada satu produk saja bisa berbahaya jika pasar berubah atau permintaan menurun drastis. Dengan berbagai produk, performa bisnis tidak akan terlalu terpengaruh jika salah satu produk kurang laku.
2. Meningkatkan Peluang Pertumbuhan dan Pendapatan
Selain itu, diversifikasi membuka pintu ke pasar dan segmen pelanggan baru yang sebelumnya belum terjamah. Menawarkan produk yang bervariasi bisa menarik lebih banyak konsumen dan menciptakan aliran pendapatan tambahan. Hal ini memungkinkan bisnis untuk terus berkembang dan tidak stagnan.
3. Memperkuat Posisi di Pasar
Selanjutnya, diversifikasi produk bisa meningkatkan daya saing dan citra perusahaan. Perusahaan yang punya beragam produk sering dianggap lebih inovatif dan stabil. Keadaan ini juga bisa membantu membangun brand loyalty dari berbagai segmen pelanggan.
Baca Juga: 10 SMART Goals dalam Business Development yang Efektif
Jenis-Jenis Diversifikasi Produk
Sumber: Freepik
Warga Bimbingan, diversifikasi produk itu nggak cuma satu jenis aja, lho! Ada beberapa pendekatan yang bisa perusahaan ambil, tergantung tujuan dan kondisi bisnisnya. Yuk, kenali jenis-jenisnya!
1. Diversifikasi Horizontal
Jenis ini melibatkan penambahan produk baru yang tidak jauh berbeda dari produk sebelumnya. Namun, masih satu industri dan bisa menarik segmen pasar yang sama. Produk baru ini melengkapi atau menawarkan variasi dari produk inti.
Contohnya, sebuah produsen mie instan yang awalnya hanya punya satu rasa, kemudian mengeluarkan berbagai varian rasa atau ukuran kemasan lainnya.
2. Diversifikasi Vertikal
Diversifikasi vertikal terjadi ketika perusahaan memperluas operasinya ke tahap produksi yang berbeda dalam rantai pasok yang sama, baik itu ke hulu (memproduksi bahan baku sendiri) atau ke hilir (mendistribusikan atau menjual langsung).
Contohnya, perusahaan kopi yang sebelumnya hanya menjual biji kopi, kemudian membuka kedai kopi sendiri atau bahkan mulai menanam biji kopi sendiri.
3. Diversifikasi Konsentris
Diversifikasi konsentris adalah penambahan produk baru yang masih terkait erat dengan teknologi, kemampuan, atau pelanggan yang sudah ada di perusahaan. Produk baru ini memanfaatkan sinergi dengan produk yang sudah ada.
Misalnya, perusahaan produsen smartphone kemudian juga memproduksi smartwatch atau earbuds nirkabel yang bisa terhubung dengan smartphone mereka.
4. Diversifikasi Konglomerat
Selanjutnya, ada diversifikasi konglomerat yang termasuk jenis diversifikasi yang paling ekstrem. Pasalnya, perusahaan memasuki industri yang sama sekali baru dan tidak ada hubungannya dengan produk atau pasar yang sudah ada.
Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi risiko dan mencari peluang pertumbuhan di sektor yang berbeda. Contoh klasiknya adalah sebuah perusahaan yang awalnya bergerak di bidang makanan, lalu tiba-tiba berinvestasi atau membeli perusahaan di bidang properti atau media.
Apa Saja Contoh Diversifikasi Produk?
Setelah tahu jenis-jenis diversifikasi produk, rasanya kurang lengkap kalau nggak ada contoh nyatanya, ya kan? Banyak banget perusahaan besar yang sukses berkat strategi ini. Yuk, lihat 5 contohnya!
1. Apple
Awalnya, Apple dikenal sebagai produsen komputer Macintosh. Namun, mereka melakukan diversifikasi konsentris yang brilian dengan meluncurkan iPod (pemutar musik digital), iTunes (platform musik), lalu iPhone (ponsel pintar), iPad (tablet), dan Apple Watch.
Semua produk ini saling melengkapi dan menciptakan ekosistem Apple yang kuat, membuat pelanggan terus loyal pada merek mereka.
2. Unilever
Unilever adalah contoh sempurna diversifikasi konglomerat dan horizontal. Dari awalnya dikenal dengan produk sabun dan kebutuhan rumah tangga, Unilever kini memiliki ribuan merek di berbagai kategori.
Produk tersebut mulai dari makanan (misalnya Wall's, Royco), personal care (misalnya Dove, Lifebuoy), hingga minuman (misalnya Lipton). Hal ini menunjukkan kemampuan mereka untuk masuk ke berbagai industri dan tetap relevan di pasar yang berbeda.
3. Indofood (Indomie)
Indofood, khususnya dengan merek Indomie, adalah contoh diversifikasi horizontal yang sangat sukses di Indonesia.
Dari hanya beberapa varian rasa mie instan klasik, Indomie terus berinovasi dengan mengeluarkan berbagai rasa lokal (seperti Indomie Goreng Rendang, Indomie Ayam Geprek), bahkan hingga varian premium dan snack yang terinspirasi dari mie instan.
4. Gojek (GoTo Group)
Gojek memulai sebagai layanan ojek online (transportasi). Mereka kemudian melakukan diversifikasi konsentris dan vertikal secara agresif.
Kini Gojek punya layanan pengiriman makanan (GoFood), logistik (GoSend), pembayaran digital (GoPay), hingga layanan kecantikan dan pijat. GoTo Group adalah contoh bagaimana diversifikasi bisa menciptakan ekosistem layanan yang luas dan saling terhubung.
5. McDonald's
McDonald's, yang awalnya fokus pada burger dan kentang goreng, melakukan diversifikasi horizontal dengan menambahkan menu-menu sarapan, salad, wrap, kopi (McCafé), hingga menu lokal di berbagai negara (misalnya nasi di Indonesia).
Cara ini membantu mereka menjangkau segmen pelanggan yang lebih luas dan menyesuaikan diri dengan selera pasar lokal.
Baca Juga: 9 Skill Business Development Paling Penting untuk Dikuasai
Siap Kembangkan Bisnis dengan Diversifikasi Produk?
Sekarang sudah makin paham kan pentingnya diversifikasi produk dalam mengembangkan bisnis dan mengurangi risiko? Menguasai strategi ini adalah kunci utama buat kamu yang pengen serius di dunia Business Development atau bahkan membangun bisnis impian.
Warga Bimbingan pengen belajar ilmu strategi pengembangan bisnis dan inovasi produk lebih dalam? Yuk, gabung di Bootcamp Business Development dibimbing.id!
Kamu akan dibimbing mentor berpengalaman, silabus terlengkap, praktik nyata buat portofolio, dan gratis mengulang kelas. Fun fact nih, 96% alumni sudah dapat kerja berkat dukungan 840+ hiring partner siap menyalurkanmu.
Mungkin kamu ingin tahu, “Apakah materi diversifikasi produk dan strategi business development lainnya akan diajarkan dengan studi kasus dari berbagai industri di Indonesia? atau Bagaimana dukungan dibimbing.id dalam membantu saya membangun network atau koneksi dengan perusahaan/profesional di bidang business development?”
Jangan ragu untuk konsultasi gratis di sini! dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi profesional Business Development!
Referensi
- Analisis Pengaruh Diversifikasi Produk, Kualitas Produk, Harga Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Pada Warung Kopi Wans [Buka]
Tags