dibimbing.id - Cybersquatting Adalah: Pengertian, Dampak, dan Cara Atasi

Cybersquatting Adalah: Pengertian, Dampak, dan Cara Atasi

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

04 June 2025

331

Image Banner

Warga Bimbingan, cybersquatting adalah praktik ilegal mengambil nama domain yang mirip merek terkenal untuk keuntungan pribadi. Hal ini sering merugikan pemilik merek asli secara finansial dan reputasi.

Tapi tenang, ada cara efektif untuk mencegah dan mengatasi masalah ini. MinDi akan jelaskan pengertian, dampak, dan solusi cybersquatting supaya kamu lebih siap menghadapinya.


Apa Itu Cybersquatting?


Cybersquatting adalah praktik di dunia digital di mana seseorang mendaftarkan atau mengambil nama domain yang sangat mirip dengan merek atau nama terkenal milik orang lain tanpa izin. 

Tujuannya biasanya untuk mendapatkan keuntungan dengan menjual domain tersebut kepada pemilik asli atau memanfaatkannya secara tidak sah. 

Praktik ini bisa menyebabkan kebingungan bagi pengguna internet dan merugikan bisnis atau individu yang kehilangan kontrol atas nama domain mereka. 

Karena itu, cybersquatting dianggap sebagai tindakan ilegal dan dapat dikenai sanksi hukum di banyak negara.

Baca juga : Panduan Memilih Bootcamp Cyber Security yang Tepat


Cara Kerja Cybersquatting


Sumber: Canva

Cybersquatting adalah praktik mengambil nama domain bernilai untuk merugikan pemilik asli. Pelaku pakai berbagai cara untuk menguasai domain tersebut. Berikut cara umumnya:


1. Mendaftarkan Domain Mirip Merek Terkenal


Pelaku mencari nama merek populer atau bisnis yang belum memiliki domain terdaftar. Mereka kemudian mendaftarkan domain yang mirip atau sedikit berbeda dari nama asli tersebut. 

Tujuannya adalah untuk menjual domain itu kembali kepada pemilik asli dengan harga tinggi.


2. Menunggu Pemilik Merek Membeli Domain


Setelah domain terdaftar, pelaku menunggu pemilik merek asli sadar bahwa domain tersebut telah diambil. 

Biasanya, pemilik merek akan menghubungi pemilik domain untuk membeli kembali nama domain tersebut. Pelaku kemudian memanfaatkan situasi ini untuk menaikkan harga domain secara signifikan.


3. Menggunakan Domain untuk Keuntungan Lain


Selain menjual domain, pelaku bisa menggunakan domain itu untuk tujuan lain, seperti mengarahkan trafik ke situs iklan, situs phishing, atau bahkan situs pesaing. 

Hal ini bisa merugikan pemilik merek karena reputasi dan kepercayaan pelanggan bisa terganggu. Praktik ini juga dapat menyebabkan kebingungan di kalangan pengguna internet.

Baca juga : Panduan Lengkap Belajar Cyber Security dan Peluang Kerja


Dampak Cybersquatting


Warga Bimbingan, cybersquatting bisa rugikan pemilik merek dan pengguna, baik secara finansial maupun reputasi. Yuk, kenali 4 dampak utama yang perlu kamu tahu!


1. Kerugian Finansial bagi Pemilik Merek


Pemilik merek sering kali harus membayar mahal untuk membeli kembali domain yang sudah diambil oleh pelaku. 

Biaya ini bisa jauh lebih tinggi dibanding harga normal pendaftaran domain. Kerugian ini juga mencakup waktu dan sumber daya yang terbuang untuk menyelesaikan masalah hukum.


2. Kerusakan Reputasi dan Kepercayaan Pelanggan


Ketika pelanggan diarahkan ke domain palsu, mereka bisa kehilangan kepercayaan pada merek asli. 

Situs palsu ini mungkin menampilkan konten yang merugikan atau menyesatkan. Akibatnya, reputasi perusahaan bisa rusak dan pelanggan berpindah ke pesaing.


3. Kebingungan bagi Pengguna Internet


Pengguna yang mencari situs asli bisa tertipu oleh domain yang mirip, sehingga sulit membedakan mana yang resmi dan mana yang palsu. 

Ini menimbulkan frustrasi dan mengurangi pengalaman pengguna saat berinteraksi dengan merek. Kebingungan ini juga bisa memperburuk citra merek di mata publik.


4. Risiko Keamanan Siber


Domain yang diambil alih sering digunakan untuk aktivitas jahat seperti phishing, malware, atau penipuan online. 

Hal ini membahayakan data pribadi dan finansial pengguna yang tidak curiga. Risiko keamanan ini menambah beban bagi pemilik merek untuk melindungi pelanggan dan sistem mereka.

Baca juga : Cyber Security Roadmap: Panduan Lengkap untuk Pemula


Contoh Kasus Cybersquatting


Sumber: Canva

Cybersquatting adalah praktik nyata yang sering merugikan banyak pihak. Berikut contoh kasus penting yang menunjukkan bahaya dan dampak cybersquatting:


1. Kasus KlikBCA di Indonesia


Pada awal 2000-an, layanan internet banking KlikBCA milik Bank Central Asia (BCA) menjadi korban cybersquatting

Pelaku mendaftarkan beberapa domain yang mirip dengan situs resmi BCA, seperti kilkbca.com dan clikbca.com, lalu membuat situs palsu yang menipu nasabah. Akibatnya, sekitar 130 nasabah mengalami kerugian finansial dan pencurian data pribadi.


2. Kasus MikeRoweSoft.com vs Microsoft


Seorang remaja Kanada, Mike Rowe, mendaftarkan domain MikeRoweSoft.com untuk bisnis komputer pribadinya, yang terdengar mirip dengan merek Microsoft. 

Microsoft menuntutnya untuk menyerahkan domain tersebut karena dianggap melanggar merek dagang mereka. Kasus ini menjadi sorotan publik dan akhirnya diselesaikan secara damai melalui negosiasi.


3. Kasus Nissan.com


Uzi Nissan, pengusaha asal Israel, mendaftarkan domain nissan.com pada 1994 untuk bisnis komputer miliknya. 

Nissan Motors dari Jepang kemudian mengklaim domain tersebut sebagai cybersquatting dan menginginkan nama itu untuk bisnis otomotif mereka. 

Namun, pengadilan memutuskan Uzi Nissan berhak menggunakan domain karena namanya asli dan tidak berniat meniru merek Nissan Motors.

Baca juga : Apa Itu Metasploit? Fungsi, Fitur, dan Cara Menggunakannya


Cara Mengatasi Cybersquatting


Mengatasi cybersquatting sulit, tapi ada cara efektif untuk lindungi domain dan merek. Berikut empat langkah utama yang bisa kamu lakukan:


1. Melakukan Negosiasi dengan Pemilik Domain


Cara pertama adalah mencoba bernegosiasi langsung dengan pemilik domain yang melakukan cybersquatting

Kamu bisa menawarkan harga yang wajar agar mereka mau menjual domain tersebut. Negosiasi ini biasanya lebih cepat dan murah dibandingkan melalui jalur hukum.


2. Mengajukan Sengketa ke Badan Penyelesaian Domain


Jika negosiasi gagal, kamu bisa mengajukan sengketa ke organisasi seperti WIPO (World Intellectual Property Organization) atau badan penyelesaian domain resmi lainnya. 

Proses ini dikenal dengan Uniform Domain-Name Dispute-Resolution Policy (UDRP) yang menyediakan jalur hukum cepat untuk menyelesaikan masalah domain. 

Keputusan dari badan ini bisa memaksa pemilik domain untuk menyerahkan nama domain yang dipermasalahkan.


3. Menggunakan Perlindungan Merek Dagang


Daftarkan merek dagang kamu secara resmi agar memiliki dasar hukum kuat saat menghadapi cybersquatting

Merek dagang bisa menjadi bukti kepemilikan hak atas nama atau brand yang kamu gunakan. 

Dengan perlindungan ini, kamu lebih mudah mengajukan klaim atas nama domain yang melanggar.


4. Memantau dan Mengamankan Domain Sejak Dini


Selalu pantau nama domain yang terkait dengan merek kamu agar segera tahu jika ada yang mendaftarkan domain mirip. 

Gunakan layanan pemantauan domain dan daftarkan varian domain yang penting. Tindakan proaktif ini membantu mencegah cybersquatting sebelum menjadi masalah besar.

Baca juga : Apa Itu Nmap? Ini Penjelasan Lengkap Fungsi dan Contohnya


Ingin Jadi Profesional Cyber Security?


Setelah memahami pengertian, dampak, dan cara mengatasi cybersquatting, saatnya kamu tingkatkan kemampuan lewat Bootcamp Cyber Security di dibimbing.id

Di sini, kamu akan belajar teknik perlindungan data, pencegahan serangan siber, dan strategi keamanan digital dari mentor berpengalaman.

Dengan kurikulum praktis dan lebih dari 840+ hiring partner, peluang karier di dunia keamanan siber terbuka lebar untukmu. Tingkat keberhasilan alumni mencapai 96%, jadi kamu bisa siap bersaing di industri IT.

Jadi, tunggu apa lagi, Warga Bimbingan? Daftar sekarang di sini dan mulai perjalananmu menjadi ahli Cyber Security handal! #BimbingSampeJadi


Referensi


  1. What is Cybersquatting? [Buka]
  2. Cybersquatting [Buka]

Share

Author Image

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!