Activity Based Costing: Fungsi, Contoh, & Cara Menghitung

Farijihan Putri
•
23 May 2025
•
36

Warga Bimbingan lagi mendalami dunia finance & accounting? Pasti udah gak asing lagi sama berbagai metode penghitungan biaya dong. Tapi, udah kenal belum sama metode activity based costing? Activity based costing adalah salah satu pendekatan akuntansi modern yang bantu kamu ngitung biaya produksi secara lebih akurat dan relevan.
Bayangin deh, kamu bisa tahu persis aktivitas mana yang paling menguras biaya dan mana yang efisien. Buat Warga Bimbingan yang pengen berkarier di bidang ini, penting banget buat ngerti konsep dan cara kerjanya biar bisa ambil keputusan yang lebih tajam dan berbasis data.
Yuk, baca sampai habis karena MinDi bakal kupas tuntas fungsi, contoh kasus nyata, dan langkah-langkah cara menghitungnya. Siap-siap tambah ilmu dan makin siap terjun ke dunia akuntansi profesional!
Baca Juga: Rekomendasi Bootcamp Finance Accounting Online Bersertifikat
Apa itu Activity Based Costing?
Activity Based Costing (ABC) adalah metode akuntansi biaya yang digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead secara lebih akurat berdasarkan aktivitas yang benar-benar mengonsumsi sumber daya.
Berbeda dari metode tradisional yang biasanya membagi biaya secara rata atau berdasarkan volume produksi, ABC fokus pada aktivitas sebagai dasar penentuan biaya setiap produk atau jasa.
Tujuannya memberikan gambaran yang lebih detail tentang biaya yang dikeluarkan perusahaan, sehingga manajer bisa membuat keputusan yang lebih tepat. Activity based costing cocok banget digunakan di perusahaan dengan proses produksi kompleks atau variasi produk yang tinggi.
Baca Juga: Jobdesk Finance Accounting: Tugas, Skill, dan Prospek Karier
Manfaat dan Fungsi Activity Based Costing
Berhubung kamu udah tahu apa itu ABC, sekarang saatnya bahas apa aja manfaat dan fungsi dari metode ini buat bisnis. Yuk, simak manfaatnya satu per satu di bawah ini!
1. Memudahkan Pengambilan Keputusan
Pertama, metode ABC bisa bantu tim manajemen lebih yakin saat bikin keputusan bisnis. Soalnya, pencatatan biayanya dilakukan secara detail berdasarkan aktivitas. Makanya, hasil datanya lebih akurat dan terpercaya.
2. Membantu Pengembangan Produk
Selanjutnya, data dari penghitungan biaya produksi bisa dijadikan dasar untuk rekayasa ulang atau pengembangan produk. Hasil hitungan sebelumnya juga bisa kamu gunakan untuk mengatur strategi produksi di masa depan.
3. Mempermudah Evaluasi Keuangan
Activity based costing adalah metode yang menyajikan data pengeluaran secara sistematis dan terperinci. Hal ini memudahkan perusahaan saat melakukan evaluasi keuangan dan mengidentifikasi kesalahan lebih cepat.
4. Mampu Bersaing dengan Kompetitor Bisnis
Selain itu, metode ini juga bisa bantu perusahaan menentukan harga jual produk yang lebih kompetitif. Biaya dihitung berdasarkan aktivitas nyata, jadi harga lebih realistis dan tetap menguntungkan.
5. Memberikan Gambaran Jelas tentang Aktivitas Produksi
Terakhir, activity based costing memberi insight soal aktivitas mana yang menyerap biaya paling besar. Hal ini bikin pengambil keputusan bisa fokus mengoptimalkan proses yang memang paling berdampak ke kualitas dan efisiensi produksi.
Bagaimana Cara Menghitung Activity Based Costing?
Sumber: Freepik
Kalau Warga Bimbingan udah paham manfaatnya, sekarang waktunya belajar gimana cara menghitungnya. MinDi akan jelasin 5 caranya di bawah ini.
1. Identifikasi Aktivitas yang Dilakukan
Pertama-tama, kamu perlu tahu aktivitas apa aja yang dilakukan dalam proses produksi atau operasional. Setiap aktivitas nanti menjadi dasar dalam pembagian biaya.
Misalnya kayak pengemasan, pengiriman, atau pemeriksaan kualitas produk. Semakin detail kamu identifikasi, makin akurat hasil pengalokasian biayanya.
2. Tentukan Biaya untuk Tiap Aktivitas
Setelah itu, hitung total biaya yang dikeluarkan untuk setiap aktivitas. Dari sini, kamu bisa tau berapa besar sumber daya yang dibutuhkan.
Misalnya, berapa biaya listrik buat menjalankan mesin produksi atau gaji karyawan di bagian QC. Proses ini bakal bantu kamu tau beban biaya di tiap aktivitas secara real.
3. Tentukan Cost Driver untuk Masing-Masing Aktivitas
Activity based costing adalah metode yang menggunakan cost driver untuk mengalokasikan biaya. Jadi, kamu perlu tentukan faktor pemicu biaya seperti jam kerja, jumlah unit, atau penggunaan mesin.
Misalnya, aktivitas inspeksi bisa pakai jumlah batch sebagai cost driver-nya. Makin jelas cost driver-nya, makin akurat juga pembagian biayanya.
4. Hitung Tarif Tiap Cost Driver
Langkah selanjutnya yaitu membagi total biaya aktivitas dengan jumlah unit cost driver-nya. Hasilnya akan jadi tarif biaya per satuan aktivitas.
Contohnya, kalau biaya pengiriman Rp10 juta dan jumlah pengiriman 500 kali, berarti tarif per pengiriman Rp20 ribu. Angka inilah yang nanti kamu pakai buat alokasi ke produk.
5. Alokasikan Biaya ke Produk Berdasarkan Pemakaian
Terakhir, kalikan tarif cost driver dengan jumlah pemakaian tiap produk. Hasil inilah yang akan menunjukkan berapa biaya aktual per produk secara lebih akurat.
Misalnya, produk A butuh 10 pengiriman, berarti biaya pengirimannya Rp200 ribu. Dari sini, kamu bisa lihat produk mana yang paling boros dan mana yang efisien.
Baca Juga: Cara Efektif Belajar Finance dan Accounting, Panduan Lengkap
Contoh Kasus Activity Based Costing
Setelah tahu langkah-langkahnya, sekarang waktunya Warga Bimbingan lihat gimana activity based costing diterapkan lewat contoh kasus biar makin kebayang!
Misalnya, sebuah perusahaan memproduksi dua jenis produk yaitu Produk A dan Produk B. Total biaya aktivitas perusahaan sebesar Rp150.000.000, yang terbagi dalam 3 aktivitas utama.
Aktivitas | Total Biaya | Cost Driver | Jumlah Total |
Pengemasan | Rp50.000.000 | Jumlah unit | 10.000 unit |
Pemeriksaan Kualitas | Rp60.000.000 | Jam inspeksi | 3.000 jam |
Pengiriman | Rp40.000.000 | Jumlah pengiriman | 800 kali |
Detail penggunaan oleh produk:
Produk | Unit | Jam Inspeksi | Pengiriman |
Produk A | 6.000 | 2.000 | 500 |
Produk B | 4.000 | 1.000 | 300 |
Langkah Perhitungan:
Hitung Tarif Cost Driver
- Pengemasan: Rp50.000.000 ÷ 10.000 unit = Rp5.000/unit
- Pemeriksaan: Rp60.000.000 ÷ 3.000 jam = Rp20.000/jam
- Pengiriman: Rp40.000.000 ÷ 800 kali = Rp50.000/pengiriman
Hitung Alokasi Biaya ke Tiap Produk
Produk A
- Pengemasan: 6.000 x Rp5.000 = Rp30.000.000
- Pemeriksaan: 2.000 x Rp20.000 = Rp40.000.000
- Pengiriman: 500 x Rp50.000 = Rp25.000.000
Total Produk A = Rp95.000.000
Produk B
- Pengemasan: 4.000 x Rp5.000 = Rp20.000.000
- Pemeriksaan: 1.000 x Rp20.000 = Rp20.000.000
- Pengiriman: 300 x Rp50.000 = Rp15.000.000
Total Produk B = Rp55.000.000
Dari perhitungan di atas, kamu bisa lihat bahwa activity based costing bikin pembagian biaya menjadi lebih detail dan sesuai aktivitas tiap produk. Jadi, lebih adil dan akurat dibanding sistem konvensional.
Baca Juga: Pahami COGS dalam Akuntansi, Rumus, & Cara Menghitungnya
Yuk, Dalami Skill Finance & Accounting Bareng Ahlinya!
Activity based costing adalah salah satu pondasi penting dalam pengelolaan biaya yang efisien dan strategis di dunia akuntansi modern. Buat kamu yang pengen makin siap switch career ke bidang Finance & Accounting, saatnya gabung Bootcamp dibimbing.id!
Belajar bareng mentor berpengalaman, silabusnya lengkap, ada proyek langsung buat isi portofolio, gratis ngulang kelas kapan aja, dan 96% alumni udah berhasil dapat kerja. Belum lagi ada 840+ hiring partner yang siap bantu kamu masuk ke dunia kerja.
Kalau kamu masih bingung kayak “Kalau belum paham dasar akuntansi, bisa ikut gak?” atau “Nanti belajar soft skill juga gak, kayak komunikasi dan presentasi data?”, langsung aja konsultasi gratis di sini. dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi.
Tags