Panduan Roadmap Junior QA Engineer 2025 untuk Pemula
 
 Irhan Hisyam Dwi Nugroho
•
29 September 2025
•
158
 
 Memulai perjalanan sebagai Junior QA Engineer memang bisa bikin bingung, apalagi kalau mindi baru terjun ke dunia IT. Tapi tenang, warga bimbingan nggak sendirian, ada panduan roadmap junior qa engineer yang bisa jadi pegangan.
Di tahun 2025, kebutuhan QA Engineer makin tinggi seiring software berkembang pesat. Berdasarkan Jobstreet, rata-rata gaji untuk Quality Assurance Engineer di Indonesia berkisar Rp 6.750.000 sampai Rp 9.000.000 per bulan.
Panduan roadmap ini disusun khusus biar warga bimbingan dan mindi bisa belajar step by step tanpa pusing. Yuk baca sampai akhir, supaya kamu punya peta jelas buat masuk ke dunia kerja QA yang penuh peluang.
Baca juga: Panduan Memilih Bootcamp Quality Assurance Terbaik 2025
Apa itu Junior QA Engineer?
Junior QA Engineer adalah posisi pemula di bidang Quality Assurance yang bertugas memastikan software berjalan sesuai kebutuhan pengguna tanpa error atau bug.
Peran ini biasanya fokus pada pengujian manual, membuat test case sederhana, mencatat bug, serta membantu tim developer memperbaiki masalah.
Meskipun levelnya masih junior, pekerjaan ini sangat penting karena kualitas produk yang dirilis bergantung pada ketelitian QA.
Junior QA Engineer berperan sebagai penguji awal yang melatih kepekaan terhadap detail sebelum naik level ke QA yang lebih senior atau automation.
Baca juga: Software Quality Assurance Adalah: Arti, Tujuan, dan Proses
Roadmap Belajar Junior QA Engineer
Sumber: Canva
Agar perjalanan belajar lebih terarah, Warga Bimbingan perlu memahami tahapan utama yang biasanya dilalui seorang Junior QA Engineer.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini secara bertahap, kamu akan lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja.
1. Latar Belakang Pendidikan
Memiliki pendidikan formal di bidang IT seperti Bachelor of Computer Science tentu akan membantu memahami konsep teknis lebih cepat. Namun, hal ini bukan syarat mutlak karena banyak QA sukses yang berasal dari latar belakang berbeda.
Alternatif lain adalah mengikuti bootcamp QA dengan bimbingan mentor atau mengambil sertifikasi profesional. Sertifikasi internasional seperti CSTE atau ISTQB bisa menambah kredibilitas saat melamar kerja.
Jalur membangun dasar QA Engineer:
- Bachelor Computer Science: Memberikan pemahaman teori dan praktik software.
- Bootcamp QA Engineer: Belajar cepat dengan bimbingan mentor.
- Sertifikasi CSTE atau ISTQB: Standar internasional yang diakui industri.
2. Skill yang Dibutuhkan (Skill Required)
Junior QA wajib memahami keterampilan dasar pengujian seperti membuat test case, bug report, dan pemahaman SQL sederhana. Keterampilan ini membentuk fondasi sebelum mempelajari automation.
Soft skill seperti komunikasi yang baik, ketelitian, dan kemampuan bekerja sama juga sangat penting. Perpaduan antara hard skill dan soft skill akan menjadikanmu lebih efektif sebagai QA.
Skill perlu dipelajari oleh Junior QA:
- Black Box Testing: Menguji fungsi aplikasi tanpa melihat kode.
- White Box Testing: Menguji logika internal dan struktur kode.
- Functional Testing: Memastikan fitur aplikasi sesuai kebutuhan.
- Non-Functional Testing: Mengevaluasi performa, keamanan, dan keandalan.
- Regression Testing: Memastikan fitur lama tetap berfungsi setelah update.
Baca juga: Apa Itu QA Tester? Jenis, Skill, dan Cara Memulai Karier
3. Spesialisasi dalam Jenis Testing
Dunia QA memiliki banyak jenis testing, dan memahami beberapa di antaranya akan membuatmu lebih fleksibel. Setiap spesialisasi memiliki peran berbeda tergantung kebutuhan proyek.
Dengan memilih spesialisasi tertentu, kamu bisa fokus pada bidang yang sesuai minat. Hal ini juga akan meningkatkan nilai di mata perusahaan.
Pilihan spesialisasi yang dapat dipelajari:
- Functional Testing: Fokus pada validasi fungsi aplikasi.
- Non-Functional Testing: Fokus pada performa, keamanan, dan stabilitas.
- Regression Testing: Menjaga kualitas fitur lama setelah perubahan.
- User Acceptance Testing (UAT): Menguji aplikasi dari perspektif pengguna akhir.
4. Tools Testing (Testing Tools)
Tools membantu QA bekerja lebih cepat, rapi, dan terstruktur. Menguasai tools tertentu akan menjadi keunggulan kompetitif.
Pemula bisa mulai dengan tools sederhana untuk bug tracking atau API testing. Setelah itu, lanjutkan ke automation tools yang lebih kompleks.
Tools dalam junior QA Engineer:
- Jira / Trello: Manajemen bug dan tugas tim.
- Postman: API testing dengan antarmuka sederhana.
- Selenium / Cypress: Automation testing untuk uji berulang.
- Git & GitHub: Version control untuk kolaborasi kode.
5. Membangun Portofolio (Building Portfolio)
Portofolio adalah bukti nyata keterampilan QA meski kamu masih pemula. Dengan portofolio, recruiter bisa langsung menilai kemampuanmu.
Selain menunjukkan inisiatif, portofolio juga memperlihatkan keseriusan dalam menekuni QA. Ini akan membuatmu lebih menonjol dibanding kandidat lain.
Portofolio yang bisa ditambahkan
- Test Case Buatan Sendiri: Menunjukkan logika dan struktur pengujian.
- Bug Report dari Aplikasi Demo: Membuktikan ketelitian dalam menemukan error.
- Script Automation Sederhana: Menunjukkan dasar pemahaman automation.
6. Menggali Pengalaman Praktis
Pengalaman langsung sangat penting untuk memperdalam keterampilan QA. Teori hanya memberi dasar, tetapi praktik mengajarkan cara menghadapi masalah nyata.
Kamu bisa mulai dari magang, freelance kecil, atau kontribusi di project open-source. Dari sini, kamu akan terbiasa dengan ritme kerja sesungguhnya.
Tips praktis untuk mendapatkan pengalaman QA:
- Internship and Entry-Level Position: Mendapatkan pengalaman kerja awal.
- Freelance Testing: Melatih keterampilan melalui proyek kecil.
- Open-Source Testing: Belajar dengan kontribusi pada proyek komunitas.
7. Menghadapi Tantangan
Setiap pemula pasti menghadapi tantangan seperti sulit memahami tools atau tekanan deadline. Semua itu bagian wajar dari proses belajar.
Dengan konsistensi dan dukungan mentor, hambatan bisa diatasi sedikit demi sedikit. Komunitas QA juga bisa menjadi tempat belajar sekaligus support system.
Cara menghadapi tantangan di awal karier QA:
- Cari Mentor QA: Belajar dari pengalaman profesional.
- Bergabung di Komunitas QA: Menambah wawasan dan jaringan.
- Belajar dari Feedback: Menjadikan masukan sebagai bahan perbaikan diri.
Baca juga: Software Testing Automation: Manfaat, Cara Kerja, & Tools
Tips Praktis untuk Memulai Karir QA Engineer
Dengan tips praktis ini, warga bimbingan bisa lebih fokus dan terarah untuk mengambil langkah awal.
1. Bangun Dasar Pengetahuan yang Kuat
Pelajari konsep dasar software testing seperti SDLC, manual testing, serta jenis-jenis pengujian. Dengan pemahaman ini, kamu bisa mengerti peran QA dalam proses pengembangan software.
Jangan lupa, sertifikasi seperti ISTQB bisa menjadi bukti kredibilitas yang meningkatkan peluang diterima kerja.
2. Buat Portofolio Sederhana
Portofolio menjadi bukti nyata kemampuanmu meskipun belum punya pengalaman kerja formal. Isilah dengan contoh test case, bug report, atau script automation sederhana yang bisa kamu buat dari aplikasi demo.
Dengan portofolio ini, recruiter bisa menilai keterampilanmu lebih cepat dibanding hanya membaca CV.
3. Cari Pengalaman Nyata Sejak Dini
Teori memang penting, tapi pengalaman langsung akan mempercepat perkembanganmu sebagai QA. Kamu bisa mulai dari magang, freelance kecil, atau ikut testing di project open-source.
Pengalaman ini tidak hanya menambah skill, tetapi juga memperluas jaringan dan kepercayaan diri di dunia kerja.
Baca juga: Sertifikat QA: Jenis, Manfaat, dan Cara Mendapatkannya
Ingin Jadi Junior QA Engineer Profesional?
Setelah membaca Panduan Roadmap Junior QA Engineer 2025 untuk Pemula, kini saatnya memanfaatkan pengetahuanmu untuk benar-benar memulai karir di dunia Quality Assurance!
Yuk, ikuti Bootcamp Quality Assurance di dibimbing.id! Di sini, kamu akan belajar langsung praktik pengujian software mulai dari manual testing, automation, API testing, hingga tools populer seperti Jira, Postman, dan Selenium.
Belajar bersama mentor berpengalaman dengan kurikulum aplikatif yang membantumu memahami cara kerja QA secara nyata.
Dengan lebih dari 840+ hiring partner dan tingkat keberhasilan alumni 96%, peluangmu untuk berkarir sebagai QA Engineer semakin terbuka lebar!
Jadi, tunggu apa lagi? Hubungi di sini dan daftar sekarang di dibimbing.id untuk mulai perjalananmu menjadi seorang QA Engineer profesional. #BimbingSampeJadi
Referensi
- How to Become a Software Tester in 2025 [Buka]
Tags
 
 Irhan Hisyam Dwi Nugroho
Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.

 
  
  
 