QA Automation Adalah: Fungsi, Tugas, dan Contohnya
Irhan Hisyam Dwi Nugroho
•
16 August 2025
•
465
Warga Bimbingan pasti pernah denger istilah QA waktu belajar software development, kan? Nah, QA Automation adalah versi otomatis dari proses pengecekan kualitas aplikasi biar nggak perlu tes manual terus-terusan.
Dengan bantuan tools, tugas QA bisa dijalankan lebih cepat dan akurat tanpa harus ngecek satu-satu.
Di artikel ini, MinDi bakal jelasin fungsi, tugas, dan contoh tools QA Automation yang sering dipakai di dunia kerja—jadi yuk baca sampai akhir biar makin paham!
Baca juga : Panduan Memilih Bootcamp Quality Assurance Terbaik 2025
Apa itu QA Automation?
QA Automation adalah proses pengujian perangkat lunak secara otomatis menggunakan tools atau script tanpa perlu dilakukan manual berulang-ulang.
QA sendiri singkatan dari Quality Assurance, yang bertugas memastikan aplikasi berjalan dengan baik sebelum dirilis ke pengguna.
Dengan automation, proses testing bisa dilakukan lebih cepat, konsisten, dan minim kesalahan manusia.
Ini penting banget, apalagi kalau aplikasi sering di-update atau pakai metode kerja agile.
Baca juga : Sertifikat QA: Jenis, Manfaat, dan Cara Mendapatkannya
Fungsi QA Automation
Sumber: Canva
Automation dalam QA bukan cuma soal bikin kerjaan jadi cepat, tapi juga soal menjaga kualitas aplikasi tetap konsisten. Nah, berikut ini beberapa fungsi utama dari QA Automation yang wajib kamu tahu:
1. Mempercepat Proses Pengujian
QA Automation memungkinkan pengujian dijalankan secara otomatis tanpa harus klik satu per satu secara manual.
Ini tentu jauh lebih cepat, terutama saat jumlah test case banyak. Proses rilis jadi lebih efisien dan nggak makan waktu berhari-hari.
2. Mengurangi Human Error
Tes manual bisa bikin tester capek dan rawan salah pencet, apalagi kalau tesnya berulang-ulang. Dengan automation, prosesnya jadi konsisten dan bisa dijalankan berkali-kali dengan hasil yang sama. Ini bikin hasil testing lebih akurat dan bisa dipercaya.
3. Mendukung Regression Testing
Setiap kali ada update aplikasi, fitur lama harus dipastikan tetap jalan. QA Automation bisa dipakai buat regression test secara otomatis tanpa perlu dites ulang manual. Ini penting banget biar update baru nggak ngerusak fitur yang udah ada.
4. Meningkatkan Efisiensi Tim QA
Dengan testing yang otomatis, tim QA bisa fokus ke pengujian yang lebih kompleks dan butuh analisis manual. Waktu dan tenaga jadi lebih hemat karena tugas repetitif sudah ditangani tools. Hasilnya, produktivitas tim jadi meningkat tanpa harus kerja ekstra.
Baca juga : Software Quality Assurance Adalah: Arti, Tujuan, dan Proses
Tugas QA Automation
Kalau tadi kita udah bahas fungsinya, sekarang saatnya Warga Bimbingan ngerti juga tugas sehari-hari seorang QA Automation.
Tugas-tugas ini nggak cuma soal ngetes, tapi juga menyangkut pengembangan, monitoring, sampai dokumentasi.
1. Menulis dan Menjalankan Script Otomatis
QA Automation bertanggung jawab membuat script untuk menguji fitur aplikasi secara otomatis.
Script ini ditulis berdasarkan skenario test yang sudah dirancang sebelumnya. Setelah dibuat, script bisa dijalankan kapan saja untuk memastikan fitur berjalan sesuai harapan.
2. Membuat dan Mengelola Test Case
Setiap fitur baru perlu dites dengan skenario yang jelas dan terstruktur. QA Automation bertugas membuat test case otomatis yang bisa dijalankan berulang tanpa intervensi manual.
Test case ini juga dikelola secara berkala agar tetap relevan dengan perubahan fitur yang terus berkembang.
3. Melaporkan Hasil dan Bug ke Developer
Setelah proses testing dijalankan, QA Automation harus memastikan hasilnya dicek dengan teliti.
Jika ada bug atau error, laporan harus disampaikan ke tim developer secara lengkap dan sistematis. Ini membantu tim pengembang memperbaiki masalah dengan cepat tanpa perlu menebak-nebak sumber kesalahan.
4. Menjaga Kualitas Test Secara Berkala
Script yang sudah dibuat tidak bisa dibiarkan begitu saja karena aplikasi terus berkembang. QA Automation punya tanggung jawab untuk memperbarui dan memastikan script tetap sesuai dengan kondisi terbaru aplikasi.
Dengan perawatan rutin ini, testing bisa tetap akurat dan tidak menimbulkan error yang menyesatkan.
Baca juga : Software Testing Automation: Manfaat, Cara Kerja, & Tools
Contoh Tools QA Automation Populer
Sumber: Canva
Warga Bimbingan, tools automation itu ibarat senjata utama buat QA biar proses testing makin cepat, akurat, dan nggak makan banyak tenaga. Nah, berikut ini beberapa tools QA Automation yang paling sering dipakai di dunia kerja:
1. Selenium
Selenium adalah salah satu tools open-source paling populer untuk mengotomatisasi testing aplikasi berbasis web.
Framework ini mendukung berbagai bahasa pemrograman seperti Java, Python, dan C#. Banyak perusahaan besar pakai Selenium karena fleksibel dan bisa diintegrasikan dengan berbagai platform.
2. Katalon Studio
Katalon Studio cocok buat kamu yang butuh solusi testing all-in-one—mulai dari web, API, sampai mobile.
Tools ini punya antarmuka yang user-friendly, jadi nggak harus jago coding buat mulai pakai. Fitur lengkap dan dukungan script bawaan bikin testing bisa langsung jalan tanpa ribet konfigurasi dari awal.
3. Appium
Appium dirancang khusus untuk mengotomatisasi pengujian aplikasi mobile, baik Android maupun iOS.
Tools ini bersifat open-source dan mendukung pengujian lintas platform dari satu basis kode. Cocok banget buat tim QA yang fokus di pengembangan aplikasi mobile dengan banyak skenario test.
4. Cypress
Cypress adalah tools modern yang banyak digunakan untuk testing aplikasi berbasis JavaScript, khususnya single-page application (SPA).
Tools ini cepat, real-time, dan sangat cocok dipakai barengan dengan framework front-end seperti React atau Vue. Banyak QA menyukai Cypress karena hasil testing bisa langsung dilihat secara visual saat dijalankan.
Baca juga : Apa Itu QA Tester? Jenis, Skill, dan Cara Memulai Karier
Kapan QA Automation Digunakan?
QA Automation nggak selalu wajib, tapi penting buat Warga Bimbingan tahu kapan penggunaannya paling efektif. Berikut beberapa kondisi yang cocok buat pakai automation:
1. Saat Pengujian Dilakukan Berulang-ulang
Kalau fitur aplikasi sering berubah atau terus ditambah, pengujian harus diulang berkali-kali. Tes manual dalam kondisi ini bisa bikin capek dan rawan error.
QA Automation sangat cocok karena bisa menjalankan test case berulang tanpa campur tangan manusia.
2. Ketika Waktu Pengujian Terbatas
Dalam siklus pengembangan yang cepat seperti agile, waktu testing biasanya mepet banget dengan deadline.
Automation bisa jalan kapan aja, bahkan saat kamu tidur sekalipun. Ini bantu tim QA tetap produktif tanpa harus lembur terus-terusan.
3. Untuk Regression Testing Secara Konsisten
Setiap kali ada update, fitur lama harus dipastikan tetap berfungsi. Dengan QA Automation, regression test bisa dijalankan otomatis dan konsisten hasilnya. Ini penting banget buat jaga kualitas aplikasi tetap stabil dari versi ke versi.
Ingin Jadi Quality Assurance Engineer Profesional?
Setelah memahami apa itu QA Automation, mulai dari fungsi, tugas, hingga tools-nya, sekarang saatnya Warga Bimbingan melangkah lebih jauh dan bangun karier di dunia quality assurance!
Yuk, ikuti Bootcamp Quality Assurance di dibimbing.id! Di sini, kamu akan belajar langsung tentang manual testing, automation testing, cara menulis test case, menggunakan tools seperti Selenium, dan memahami proses QA end-to-end.
Belajar bareng mentor berpengalaman dengan kurikulum yang praktis dan aplikatif, jadi kamu nggak cuma paham teori tapi juga siap kerja di lapangan. Materi dirancang agar kamu bisa beradaptasi di industri dengan cepat dan percaya diri.
Dengan lebih dari 840+ hiring partner dan tingkat keberhasilan alumni mencapai 96%, peluang kariermu di bidang QA dan software testing terbuka lebar—baik di startup, enterprise, maupun perusahaan teknologi global.
Jadi, tunggu apa lagi? Daftar sekarang disini dan mulai perjalananmu jadi seorang Quality Assurance Engineer profesional. #BimbingSampeJadi.
Referensi
- What is QA Automation: Benefits, Limitations, Tools, and Best Practices [Buka]
Tags
Irhan Hisyam Dwi Nugroho
Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.
