Peran QA Engineer di Setiap Tahapan SDLC untuk Jaga Kualitas Produk
Farijihan Putri
•
28 August 2025
•
821
Warga Bimbingan penasaran peran QA Engineer di setiap tahapan SDLC (Software Development Life Cycle)? Dalam tahapan ini, kamu bukan cuma soal ngetes aplikasi sebelum rilis.
Banyak orang di luar sana masih mikir kerjaan QA itu datang di ujung proses, padahal faktanya QA punya peran penting dari awal banget sampai maintenance.
Kalau peran ini di-skip atau dikerjain setengah hati, risiko bug besar, deadline molor, sampai reputasi produk hancur itu real banget.
Apalagi di industri yang serba cepat, satu kesalahan kecil bisa bikin rilis mundur dan bikin tim stress berjamaah.
Makanya, kamu yang pengen serius terjun ke bidang QA atau lagi cari cara biar skill makin cuan-ready, wajib paham gimana QA bekerja di setiap tahap SDLC.
Di artikel ini, MinDi bakal kupas tuntas perannya, dan kamu juga bisa upgrade skill lewat Bootcamp Quality Assurance dibimbing.id.
Baca Juga: Panduan Memilih Bootcamp Quality Assurance Terbaik
Apa Itu SDLC?
Software Development Life Cycle (SDLC) adalah kerangka proses yang digunakan tim pengembang untuk merencanakan, membuat, menguji, dan memelihara perangkat lunak secara terstruktur.
Tujuan utamanya memastikan setiap tahap pengembangan berjalan efektif sehingga menghasilkan produk berkualitas tinggi yang sesuai kebutuhan pengguna.
Dalam SDLC, prosesnya biasanya meliputi tahap perencanaan, analisis, desain, pengembangan, pengujian, implementasi, hingga pemeliharaan.
Pendekatan ini membantu meminimalkan risiko, menghemat biaya, dan memastikan timeline proyek tetap terkendali.
Baca Juga: Contoh CV ATS Quality Assurance 2025 dan Download Gratis
6 Peran QA Engineer di Setiap Tahapan SDLC
Berhubung MinDi udah bahas gambaran umum SDLC, sekarang waktunya membedah peran QA Engineer di tiap tahapnya secara detail. Nah, berikut 6 peran utamanya!
1. Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini, peran QA Engineer di setiap tahapan SDLC dimulai dari merancang strategi pengujian yang mencakup jenis pengujian (manual atau otomatis), pemilihan tools, hingga penentuan metrik kualitas.
QA Engineer juga aktif mendefinisikan kriteria penerimaan (acceptance criteria) yang jelas untuk setiap fitur atau modul, sehingga ekspektasi antara tim pengembang dan penguji selaras.
Proses ini membantu mengantisipasi potensi hambatan sejak awal proyek. Alhasil, roadmap pengujian menjadi lebih terarah dan terukur.
2. Desain (Design)
Tahap desain memberi peluang QA Engineer untuk meninjau blueprint produk dan mengidentifikasi potensi masalah kualitas sebelum proses coding dimulai.
Mereka menyusun kasus uji (test cases) yang detail untuk mengukur fungsionalitas, kinerja, dan keamanan produk.
Pendekatan ini membuat pengujian lebih efektif karena sudah memiliki acuan jelas sebelum pengembangan berjalan. Selain itu, deteksi masalah di tahap ini biasanya lebih murah dan cepat diperbaiki.
3. Implementasi (Implementation)
Pada fase implementasi, peran QA Engineer di setiap tahapan SDLC mencakup pengembangan serta pemeliharaan skrip pengujian otomatis menggunakan tools seperti Selenium atau Appium.
Selain itu, melakukan pengujian manual untuk mengidentifikasi bug yang mungkin terlewat oleh pengujian otomatis.
Kombinasi kedua metode ini membantu memastikan setiap fitur diuji secara menyeluruh. Hasilnya, risiko kesalahan saat rilis produk menjadi jauh lebih kecil.
4. Pengujian (Testing)
Di tahap pengujian, QA Engineer fokus mengidentifikasi bug dan mendokumentasikannya secara rinci agar mudah dipahami tim pengembang.
Setelah itu, melakukan verifikasi perbaikan bug untuk memastikan masalah tersebut benar-benar terselesaikan.
Langkah ini penting untuk menjaga konsistensi kualitas produk. Jika ada bug baru yang muncul, proses pengujian akan diulang hingga semua masalah teratasi.
5. Pemeliharaan (Maintenance)
Selama fase pemeliharaan, peran QA Engineer di setiap tahapan SDLC meliputi pemantauan kualitas produk secara berkelanjutan setelah rilis.
QA Engineer juga melakukan evaluasi hasil pengujian dan mengumpulkan umpan balik pengguna untuk menentukan area yang perlu ditingkatkan.
Pendekatan ini membantu produk tetap relevan dan bebas dari masalah kritis. Selain itu, analisis yang dilakukan bisa menjadi acuan untuk pengembangan versi berikutnya.
6. Kolaborasi
Kolaborasi adalah kunci keberhasilan QA Engineer di semua tahap SDLC. Kamu akan aktif berkomunikasi dengan tim pengembang untuk memahami kebutuhan produk, memecahkan masalah kualitas, dan memastikan bug diperbaiki secara efektif.
Tidak hanya itu, QA Engineer juga menjalin komunikasi dengan pemangku kepentingan lain seperti manajer proyek atau desainer. Sinergi ini memastikan kualitas produk sesuai ekspektasi semua pihak.
Baca Juga: Rekomendasi Bootcamp Quality Assurance Terbaik
3 Tantangan QA Engineer di Setiap Tahap SDLC
Sumber: Freepik
Setelah memahami tugas-tugasnya, penting juga buat tahu tantangan yang biasanya dihadapi QA Engineer di setiap tahap SDLC.
1. Keterbatasan Waktu
Proses pengembangan sering berjalan cepat sehingga waktu pengujian jadi terbatas. Akibatnya, QA Engineer harus pintar menentukan prioritas pengujian agar kualitas tetap terjaga.
2. Perubahan Kebutuhan
Fitur yang sudah dirancang bisa berubah sewaktu-waktu karena masukan dari tim atau klien. Hal ini menuntut QA Engineer untuk selalu siap menyesuaikan strategi pengujian.
3. Koordinasi Antar Tim
Peran QA Engineer di setiap tahapan SDLC membutuhkan komunikasi yang lancar antara tim pengembang, desainer, dan manajer proyek. Koordinasi yang kurang optimal bisa membuat bug terlewat atau perbaikan tertunda.
3 Tips QA Engineer Menjaga Kualitas Produk di SDLC
Setelah tahu tantangannya, ada 3 tips yang bisa membantu QA Engineer tetap menjaga kualitas produk sepanjang proses SDLC.
1. Gunakan Otomasi Secara Strategis
Mengotomatiskan pengujian pada area yang sering berubah bisa menghemat waktu dan mengurangi risiko human error. Selain itu, hasil pengujian bisa lebih konsisten.
2. Fokus pada Area Prioritas
Menguji fitur yang paling kritis terlebih dahulu akan membantu menemukan masalah besar lebih awal. Strategi ini juga memastikan kualitas produk tetap stabil meskipun waktu terbatas.
3. Bangun Kolaborasi yang Solid
Peran QA Engineer di setiap tahapan SDLC akan lebih efektif jika ada kerja sama erat dengan seluruh tim. Kolaborasi yang baik memastikan bug bisa ditemukan dan diperbaiki lebih cepat.
Baca Juga: Quality Assurance Intern: Tugas & Cara Magang Lewat Dibimbing
Mau Kuasai Semua Tahap SDLC Kayak QA Engineer Pro?
Sekarang Warga Bimbingan udah ngerti kalau peran QA Engineer di setiap tahapan SDLC itu krusial banget buat jaga kualitas produk.
Nah, kalau pengin bener-bener ahli dan siap terjun ke dunia kerja, ikutan aja Bootcamp Quality Assurance dibimbing.id.
Di bootcamp ini, kamu bakal belajar dari mentor berpengalaman lewat silabus terlengkap, dapat 8 minggu pengalaman magang, bikin Final Project buat portfolio, gratis mengulang kelas, dan punya peluang dilirik 840+ hiring partner untuk penyaluran kerja.
Pernah mikir, “Gimana cara nentuin acceptance criteria yang pas biar dev team paham?” atau “Framework automation testing apa yang paling dicari perusahaan?” Jawabannya bisa kamu temuin, jadi langsung aja konsultasi gratis sekarang di sini. dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi QA Engineer yang siap kerja!
Referensi
Tags
