dibimbing.id - Load Balancing: Pengertian, Manfaat, Jenis, dan Cara Kerja

Load Balancing: Pengertian, Manfaat, Jenis, dan Cara Kerja

Farijihan Putri

•

12 July 2024

•

4210

Image Banner

Pernahkah kamu mengalami frustasi saat mencoba mengakses sebuah website yang tiba-tiba lambat atau bahkan tidak bisa diakses sama sekali? Jika iya, kamu tidak sendirian.

Masalah seperti ini sering terjadi ketika server suatu website kewalahan menerima terlalu banyak permintaan dari pengguna. 

Namun, tahukah kamu ada sebuah solusi untuk mengatasi masalah ini? Solusi tersebut adalah load balancing.

Dalam artikel ini, MinDi akan menjelaskan pengertian, manfaat, jenis-jenis, serta cara kerja load balancing secara mendalam. 

Siapkan dirimu untuk memahami peran penting load balancing dalam menjaga performa dan keandalan layanan online yang kamu gunakan setiap hari!


Apa Itu Load Balancing?

Dikutip dari techtarget.com, load balancing adalah teknik yang digunakan untuk mendistribusikan beban kerja secara merata di antara beberapa server, jaringan, atau sumber daya lainnya. 

Tujuannya untuk memastikan bahwa tidak ada satupun server yang kewalahan oleh terlalu banyak permintaan, sehingga meningkatkan kinerja dan keandalan sistem.

Sederhananya, bayangkan Sobat MinDi sedang antri di sebuah restoran cepat saji yang sangat ramai. 

Alih-alih hanya satu kasir yang melayani semua pelanggan, restoran tersebut membuka beberapa kasir untuk mempercepat pelayanan. 

Itulah cara load balancing bekerja di dunia digital, yaitu membagi beban agar semua berjalan lebih lancar dan efisien.


4 Manfaat Load Balancing


Sumber: Freepik

Sekarang kamu mungkin bertanya-tanya, "Kenapa load balancing itu penting?". Ada 4 manfaat utama yang membuat load balancing menjadi komponen krusial dalam infrastruktur IT modern.


Ketersediaan Tinggi

Load balancing memastikan bahwa layanan online tetap tersedia bahkan jika salah satu server mengalami kegagalan. 

Dengan mendistribusikan permintaan ke beberapa server, load balancing memungkinkan sistem untuk tetap berfungsi dengan baik meskipun ada gangguan pada salah satu server.


Kinerja yang Lebih Baik

Dengan mendistribusikan beban kerja secara merata, load balancing membantu menghindari kelebihan beban pada satu server. 

Hal ini meningkatkan kecepatan respons dan kinerja aplikasi secara keseluruhan, yang tentu saja membuat pengalaman pengguna menjadi lebih baik.


Skalabilitas

Saat bisnis kamu berkembang, permintaan terhadap layanan online kamu juga akan meningkat. 

Load balancing memungkinkan penambahan server baru ke dalam jaringan tanpa mengganggu layanan yang sedang berjalan. Hal ini membuat sistem lebih mudah untuk disesuaikan dengan kebutuhan.


Keamanan

Beberapa load balancer modern dilengkapi dengan fitur keamanan tambahan, seperti perlindungan terhadap serangan DDoS (Distributed Denial of Service). 

Load balancer dapat mendeteksi dan mengalihkan traffic berbahaya, sehingga menjaga integritas sistem serta memastikan cyber security terkontrol.

Baca Juga: 6 Cara Melihat Traffic Website Secara Gratis, Tanpa Ribet!


Jenis-Jenis Load Balancing

Tidak semua load balancing diciptakan sama. Ada beberapa jenis load balancing yang masing-masing memiliki cara kerja dan keunggulan tersendiri. 

Setidaknya, dalam OVHclud disebutkan, ada 4 yang jenis. Berikut penjelasan yang perlu Sobat MinDi tahu.


Round Robin

Metode Round Robin adalah salah satu teknik load balancing yang paling sederhana. Dalam metode ini, permintaan dikirimkan secara bergantian ke setiap server yang tersedia dalam urutan siklis. 

Misalnya, jika ada tiga server (A, B, dan C), permintaan pertama akan dialihkan ke server A, permintaan kedua ke server B, permintaan ketiga ke server C, dan seterusnya. 

Teknik ini mudah diimplementasikan namun kurang efektif jika server memiliki kapasitas yang berbeda-beda.


Weighted Round Robin

Weighted Round Robin adalah variasi dari metode Round Robin. Dalam teknik ini, setiap server diberi bobot (weight) berdasarkan kapasitas atau kekuatannya. 

Server dengan bobot lebih tinggi akan menerima lebih banyak permintaan dibandingkan dengan server dengan bobot lebih rendah. 

Misalnya, jika server A memiliki bobot 3 dan server B memiliki bobot 1, server A akan menerima tiga permintaan untuk setiap satu permintaan yang diterima oleh server B. 

Teknik ini lebih efektif dalam mendistribusikan beban sesuai kapasitas server.


Least Connections

Metode Least Connections mendistribusikan permintaan ke server yang memiliki koneksi aktif paling sedikit. 

Teknik ini sangat efektif dalam situasi di mana beban kerja tidak merata dan beberapa permintaan membutuhkan waktu pemrosesan yang lebih lama daripada yang lain. 

Dengan memastikan bahwa setiap server menangani jumlah koneksi yang seimbang, metode ini membantu menghindari kelebihan beban pada server tertentu.


Weighted Least Connections

Weighted Least Connections adalah variasi dari metode Least Connections. Seperti pada Weighted Round Robin, server diberi bobot berdasarkan kapasitasnya. 

Permintaan akan dialihkan ke server yang memiliki koneksi aktif paling sedikit, namun juga mempertimbangkan bobot setiap server

Hal ini memastikan bahwa server yang lebih kuat dan lebih mampu menangani lebih banyak permintaan dibandingkan dengan server yang lebih lemah.

Baca Juga: 6 Cara Melihat Traffic Website Secara Gratis, Tanpa Ribet!


Cara Kerja Load Balancing


Sumber: Freepik

Sekarang, mari kita lihat lebih dalam bagaimana load balancing bekerja secara teknis. 

Proses ini bisa bervariasi tergantung pada jenis dan konfigurasi load balancer yang digunakan, tetapi secara umum mengikuti langkah-langkah berikut.


Pengguna Mengirim Permintaan

Segala sesuatu dimulai ketika pengguna mengirim permintaan ke aplikasi atau situs web. Misalnya, saat kamu mengakses situs web favoritmu, browser kamu akan mengirim permintaan HTTP ke server situs tersebut. 

Permintaan ini pertama-tama akan melewati load balancer yang berfungsi sebagai pintu gerbang antara pengguna dan server-server yang ada di belakangnya.


Load Balancer Mengevaluasi Permintaan

Ketika load balancer menerima permintaan dari pengguna, ia tidak langsung mengarahkan permintaan tersebut ke sembarang server

Sebaliknya, load balancer mengevaluasi permintaan berdasarkan aturan yang telah ditentukan sebelumnya. Aturan-aturan ini bisa mencakup berbagai faktor, seperti berikut.


Status Kesehatan Server

Load balancer akan memeriksa kesehatan setiap server secara berkala menggunakan teknik yang disebut health monitoring

Jika sebuah server tidak merespons atau merespons dengan lambat, server tersebut akan dianggap tidak sehat, dan load balancer akan menghindari mengarahkan permintaan ke server tersebut.


Jenis Permintaan

Beberapa load balancer, terutama yang beroperasi pada Layer 7 (Application Layer), mampu memahami jenis permintaan yang dikirimkan. 

Misalnya, permintaan untuk file statis seperti gambar atau video bisa diarahkan ke server yang dioptimalkan untuk menangani konten statis, sementara permintaan untuk data dinamis bisa diarahkan ke server aplikasi.


Lokasi Geografis Pengguna

Dalam kasus Global Server Load Balancing (GSLB), load balancer akan mempertimbangkan lokasi geografis pengguna. 

Permintaan akan diarahkan ke server terdekat dengan pengguna untuk mengurangi latensi dan mempercepat waktu respons.


Distribusi Permintaan

Berdasarkan evaluasi tadi, load balancer kemudian memutuskan server mana yang paling sesuai untuk menangani permintaan tersebut. 

Ada berbagai algoritma yang bisa digunakan untuk mendistribusikan permintaan. Seperti Round Robin, Weighted Round Robin, Least Connections, dan Weighted Least Connections yang telah MinDi bahas sebelumnya.

Setelah load balancer memilih server, permintaan dari pengguna akan diteruskan ke server tersebut. 

Server yang dipilih akan memproses permintaan. Misalnya dengan mengambil data dari basis data, memproses logika aplikasi, dan menghasilkan respons yang sesuai.


Server Mengirim Respons

Setelah server selesai memproses permintaan, respons tersebut akan dikirim kembali ke load balancer. Load balancer kemudian meneruskan respons ini ke pengguna. 

Bagi pengguna, proses ini tampak sebagai satu kesatuan yang mulus, meskipun sebenarnya melibatkan beberapa langkah dan keputusan kompleks di balik layar.


Monitoring dan Penyesuaian

Load balancer tidak hanya duduk diam setelah mendistribusikan permintaan. Ia terus-menerus memonitor kinerja dan kesehatan server yang ada di jaringan. 

Jika ada perubahan dalam beban kerja atau status kesehatan server, load balancer akan melakukan penyesuaian secara otomatis.

Misalnya, jika salah satu server mulai menunjukkan tanda-tanda kelebihan beban atau mengalami kegagalan, load balancer akan mengalihkan permintaan ke server lain yang lebih sehat. 

Proses ini dikenal sebagai failover. Failover adalah proses permintaan secara otomatis dialihkan dari server yang gagal ke server yang masih berfungsi, memastikan bahwa layanan tetap berjalan tanpa gangguan.


Kamu Ingin Menjadi Backend Developer Profesional?

Load balancing adalah teknik penting untuk memastikan aplikasi web atau layanan online tetap berjalan optimal dan handal, terutama saat mengalami lonjakan trafik. Kemampuan ini tentu saja banyak dibutuhkan oleh perusahaan. 

Saatnya, kuasai kemampuan load balancing dan berbagai teknik pengembangan back-end lainnya dengan mengikuti pelatihan Golang Back-end Development Dibimbing.id!

Dengan mengikuti pelatihan ini, kamu akan mendapatkan ilmu dan skill yang dibutuhkan untuk menjadi backend developer yang dicari banyak perusahaan. Bahkan, 94% lulusan Dibimbing berhasil mendapatkan pekerjaan.

Jangan tunda lagi! Daftar sekarang di sini dan mulai ciptakan karir yang gemilang di bidang IT karena Dibimbing siap #BimbingSampeJadi impianmu!


Referensi

  1. Load balancing [Buka]
  2. What is load balancing? [Buka]


Tags

Share

Author Image

Farijihan Putri

Farijihan is a passionate Content Writer with 3 years of experience in crafting compelling content, optimizing for SEO, and developing creative strategies for various brands and industries.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!