dibimbing.id - Lean Startup: Tujuan, Prinsip, & Contohnya untuk Bisnis

Lean Startup: Tujuan, Prinsip, & Contohnya untuk Bisnis

Farijihan Putri

04 June 2025

281

Image Banner

Warga Bimbingan, kamu punya ide bisnis keren tapi takut gagal di tengah jalan? Atau mungkin kamu pengen switch career ke dunia Product Management dan sering dengar istilah Lean Startup, tapi masih bingung apa itu dan gimana cara kerjanya?

Emang sih, banyak banget founder startup atau calon product manager yang terjebak di sini. Mereka semangat banget bikin produk atau bisnis, tapi lupa kalau ada cara yang lebih efisien dan minim risiko, padahal lean startup adalah metode yang bisa menjadi kunci suksesmu.

Kalau kamu nggak paham lean startup, risiko yang kamu hadapi bisa makin besar, lho. Kamu bisa menghabiskan banyak waktu, tenaga, dan uang buat bikin produk yang ternyata nggak dibutuhkan pasar.

Tapi, MinDi siap bantu kekhawatiranmu. Kali ini MinDi bakal kupas tuntas Lean Startup secara lengkap. Setelah baca ini, kamu bakal lebih pede dalam membangun produk atau berinovasi, dan siap menjadi product manager yang minim risiko. Yuk, langsung aja mulai!

Baca Juga: 5 Rekomendasi Bootcamp Product Management Terbaru


Apa Itu Lean Startup?


Lean Startup adalah sebuah metodologi pengembangan produk dan bisnis yang fokus pada validasi ide secepat mungkin dengan sumber daya minimal. Pendekatan Lean Startup ini mendorong perusahaan, terutama startup, untuk belajar secara iteratif dari pelanggan melalui siklus Build-Measure-Learn.

Tujuannya untuk mengurangi risiko kegagalan dengan menghindari pembangunan produk yang tidak dibutuhkan pasar. 

Intinya, Lean Startup mengajak kamu untuk meluncurkan Minimum Viable Product (MVP) secepatnya, mengumpulkan feedback, lalu terus beradaptasi. Cara bukan cuma buat startup baru, tapi juga bisa dipakai di perusahaan besar yang ingin berinovasi.

Baca Juga: Panduan Memilih Bootcamp Product Management Terbaik


Tujuan Lean Startup


Warga Bimbingan, Lean Startup itu bukan cuma metode keren-kerenan doang, tapi punya tujuan yang jelas banget. Ada 3 hal utama yang ingin dicapai dengan pendekatan ini.


1. Mengurangi Risiko Kegagalan Produk/Bisnis


Tujuan utama Lean Startup adalah meminimalkan risiko membangun sesuatu yang tidak diinginkan atau dibutuhkan oleh pasar. 

Dengan fokus pada pembelajaran tervalidasi dan eksperimen kecil, kamu bisa tahu apakah idemu punya potensi sebelum menginvestasikan terlalu banyak waktu dan uang.


2. Mempercepat Proses Inovasi dan Pembelajaran


Metodologi ini mendorong perusahaan untuk bergerak cepat dalam siklus Build-Measure-Learn. Hal tersebut mempercepat proses belajar tentang pelanggan dan pasar, sehingga memungkinkan inovasi yang lebih gesit dan adaptasi yang cepat terhadap perubahan.


3. Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya (Waktu, Uang, Tenaga)


Lean Startup menekankan efisiensi. Dengan menghindari pemborosan untuk fitur-fitur yang tidak terbukti nilainya, perusahaan bisa menghemat waktu, anggaran, dan tenaga.

Sumber daya tersebut kemudian dapat dialokasikan pada hal-hal yang benar-benar memberikan nilai tambah bagi pelanggan.


Apa Saja Prinsip Dasar Lean Startup?


Lean Startup punya beberapa prinsip dasar yang bikin metode ini efektif banget dalam mengembangkan bisnis. Inilah penjelasannya.


1. Tidak Harus Berada di Satu Tempat


Prinsip ini berarti startup bisa dibangun dari mana saja, tanpa terikat lokasi fisik tertentu. Dengan begitu, pengembangan bisnis bisa lebih cepat dan fleksibel, menjangkau talenta dari berbagai wilayah.


2. Bangun, Ukur, dan Pelajari (Build, Measure, Learn)


Prinsip ini menekankan pentingnya siklus berkelanjutan untuk membuat produk awal, mengumpulkan feedback dari pengguna, lalu belajar dari masukan tersebut. Pengalaman pengguna adalah kunci untuk terus menyempurnakan produk.


3. Manajemen yang Tepat


Startup harus dikelola dengan manajemen yang adaptif dan sesuai, karena hakikatnya startup adalah sebuah institusi, bukan sekadar produk. Pengelolaan yang tepat memastikan institusi tersebut bisa beroperasi dan mencapai tujuannya.


4. Validated Learning


Fokus utama bukan hanya menghasilkan produk, tapi juga belajar dan memvalidasi strategi secara terus-menerus. Startup perlu memahami mana pendekatan yang paling efektif untuk membangun bisnis yang berkelanjutan.


5. Fokus pada Inovasi


Lean Startup mendorong pengembangan bisnis yang tidak terbatas dan selalu optimal di mana pun serta kapan pun. Prinsip ini mengedepankan inovasi berkelanjutan dan penciptaan produk yang paling baik serta optimal.

Baca Juga: Product Marketing vs Product Management: Kenali Bedanya!


Fase Lean Startup


Sumber: Freepik

Lean Startup punya tahapan atau fase yang sistematis. Tiga fase utama ini membentuk siklus yang terus berulang dan menjadi inti dari metodologinya. Yuk, simak!


1. Build (Membangun)


Di fase ini, kamu mulai merealisasikan ide bisnismu ke dalam bentuk paling sederhana, yang disebut MVP.

MVP ini adalah versi produk dengan fitur esensial paling dasar yang bisa memecahkan masalah inti pengguna. Tujuan utamanya adalah untuk menguji asumsi awal tentang produk dan pasar secepat mungkin.


2. Measure (Mengukur)


Setelah MVP diluncurkan, fase ini fokus pada pengumpulan data dan feedback dari pengguna. Kamu akan mengukur bagaimana pengguna berinteraksi dengan MVP-mu dan seberapa baik produk tersebut memenuhi kebutuhan mereka.

Metrik yang dikumpulkan harus relevan dan bisa memberikan insight yang jelas tentang keberhasilan atau kegagalan asumsi awalmu.


3. Learn (Mempelajari)


Fase terakhir ini adalah tentang menganalisis data dan feedback yang sudah kamu kumpulkan. Dari pembelajaran ini, kamu akan memutuskan apakah perlu melakukan pivot (perubahan strategi signifikan) atau persevere (melanjutkan dengan pengembangan produk yang sama).

Proses pembelajaran ini menjadi dasar untuk siklus Build-Measure-Learn berikutnya, memastikan produk terus berkembang sesuai kebutuhan pasar.


Contoh Bisnis yang Menerapkan Lean Startup


Biar kamu makin kebayang gimana Lean Startup ini diterapkan di dunia nyata, yuk lihat 4 contoh perusahaan yang sukses menggunakannya.


1. GoTo Group (Gojek & Tokopedia)


GoTo Group, dengan Gojek dan Tokopedia di dalamnya, adalah contoh nyata penerapan Lean Startup di Indonesia. Gojek, misalnya, awalnya cuma layanan ojek online sederhana.

Mereka meluncurkan MVP dengan fokus pada satu masalah (transportasi yang efisien) lalu terus mengukur feedback dan belajar dari pengguna. 

Dari situ, mereka terus berinovasi dan pivot dengan menambahkan layanan lain seperti GoFood, GoSend, hingga layanan keuangan. Ini menunjukkan siklus Build-Measure-Learn yang sangat efektif.


2. Dropbox


Sebelum menjadi raksasa penyimpanan cloud seperti sekarang, Dropbox memulai perjalanannya dengan prinsip Lean Startup. Mereka tidak langsung membangun produk utuh yang mahal.

Alih-alih, pendirinya, Drew Houston, membuat sebuah video demo sederhana (Minimum Viable Product dalam bentuk video) yang menjelaskan konsep berbagi file melalui cloud. Video ini diunggah untuk mengukur minat pasar dan memvalidasi ide. 

Respons positif dari video tersebut menjadi dasar bagi mereka untuk membangun produk aslinya, menghemat banyak waktu dan sumber daya di awal.


3. Caterpillar


Mungkin kamu kaget, kenapa perusahaan alat berat seperti Caterpillar masuk daftar? Meskipun bukan startup teknologi, Caterpillar juga menerapkan prinsip lean dalam operasional dan pengembangan produknya. 

Mereka fokus pada efisiensi proses produksi, mengurangi pemborosan, dan responsif terhadap kebutuhan pasar yang berbeda di setiap negara. Hal tersebut mencerminkan adaptasi prinsip lean untuk mencapai efisiensi dan inovasi di industri manufaktur yang lebih tradisional.


4. Wealthfront


Wealthfront adalah perusahaan robo-advisor di bidang finansial yang berhasil menerapkan Lean Startup dan praktik agile development. Mereka fokus pada validasi fitur-fitur baru dan mendapatkan feedback cepat dari pengguna.

Misalnya, dengan pendekatan Test-Driven Development dan Continuous Deployment, mereka meluncurkan perubahan kecil dan mengukur dampaknya secara instan. 

Nah, ini memungkinkan mereka untuk terus menyempurnakan layanan investasi otomatis mereka berdasarkan pembelajaran yang tervalidasi dari pengguna.

Baca Juga: 7 Cara Menjadi Product Manager Sukses! Cek Panduannya Lengkap!


Siap Bangun Produk Inovatif dengan Lean Startup?


Sekarang sudah makin paham kan pentingnya Lean Startup dalam mengembangkan produk dan bisnis? Menguasai metodologi ini adalah kunci buat kamu yang pengen serius di dunia product management atau membangun startup impian.

Kalau kamu pengen belajar lebih dalam soal product management, ini saatnya gabung di Bootcamp Product & Project Manager dibimbing.id!

Kamu akan dibimbing mentor berpengalaman, silabus terlengkap, praktik nyata buat portofolio, dan gratis mengulang kelas. Yang paling keren, 96% alumni sudah dapat kerja, didukung 840+ hiring partner siap menyalurkanmu.

Punya pertanyaan detail? Mungkin kamu ingin tahu, “Apakah materi yang diajarkan benar-benar praktik langsung dan membuat portofolio yang bisa saya tunjukkan ke perusahaan? atau Bagaimana dukungan career placement dibimbing.id dalam menyalurkan alumni ke 840+ hiring partner?”

Jangan ragu untuk konsultasi gratis di sini! dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi profesional Product Management!


Referensi

  1. Lean Startup: Defined, How It Differs From a Traditional Business [Buka]
  2. Why the Lean Start-Up Changes Everything [Buka]

Share

Author Image

Farijihan Putri

Farijihan is a passionate Content Writer with 3 years of experience in crafting compelling content, optimizing for SEO, and developing creative strategies for various brands and industries.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!