dibimbing.id - Deep Web vs Dark Web: Perbedaan, Contoh, dan Risikonya

Deep Web vs Dark Web: Perbedaan, Contoh, dan Risikonya

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

•

03 February 2025

•

347

Image Banner

Deep Web vs Dark Web sering bikin Warga Bimbingan penasaran. Keduanya sama-sama tersembunyi dari mesin pencari biasa, tapi perbedaannya jauh lebih dalam dari sekadar namanya.

MinDi bakal kupas tuntas bedanya, dari cara kerja, contoh penggunaannya, hingga risikonya. Jadi, kalau kamu kepo soal internet tersembunyi, simak terus ya biar gak tersesat di dunia maya!

Baca juga : Hacktivist: Pengertian, Tujuan, Metode, dan Dampaknya


Apa Itu Deep Web dan Dark Web?


Deep Web dan Dark Web sering disalah artikan sebagai hal yang sama, padahal keduanya memiliki perbedaan mendasar. 

Deep Web adalah bagian dari internet yang tidak terindeks oleh mesin pencari seperti Google, mencakup database pribadi, sistem akademik, hingga situs berlangganan. 

Sementara itu, Dark Web adalah bagian dari Deep Web yang lebih tersembunyi dan hanya dapat diakses menggunakan perangkat khusus seperti Tor, sering dikaitkan dengan aktivitas anonim dan kadang ilegal. 

Meskipun begitu, tidak semua yang ada di Dark Web bersifat ilegal, beberapa digunakan untuk komunikasi aman atau berbagi informasi sensitif.

Baca juga : Capture the Flag: Pengertian, Jenis, Tujuan, dan Contoh Soal


Perbedaan Deep Web vs Dark Web


Meskipun sering dianggap sama, Deep Web Dark Web memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam berbagai aspek. Berikut adalah beberapa perbedaan utama yang perlu kamu ketahui:


1. Aksesibilitas


Deep Web dapat diakses menggunakan peramban biasa seperti Google Chrome atau Firefox, tetapi memerlukan kredensial login atau izin khusus. Sementara itu, Dark Web hanya bisa diakses melalui perangkat lunak khusus seperti Tor atau I2P untuk menyembunyikan identitas pengguna. 

Karena tingkat anonimitasnya yang tinggi, Dark Web lebih sulit untuk dijelajahi dibandingkan Deep Web. Oleh karena itu, tidak semua orang bisa sembarangan masuk ke dalam Dark Web tanpa persiapan khusus.


2. Kegunaan


Deep Web digunakan untuk menyimpan data yang tidak boleh diakses publik, seperti database medis, sistem akademik, dan dokumen pemerintah. Di sisi lain, Dark Web sering digunakan untuk aktivitas yang lebih anonim, seperti forum diskusi rahasia, whistleblowing, atau bahkan transaksi ilegal. 

Perbedaan ini membuat Deep Web lebih banyak digunakan dalam konteks profesional dan bisnis, sementara Dark Web lebih berkaitan dengan komunitas tersembunyi.


3. Keamanan


Deep Web relatif lebih aman karena aksesnya dikontrol dan sering kali memiliki sistem otentikasi yang kuat. Namun, Dark Web memiliki banyak resiko keamanan karena menjadi tempat berkumpulnya hacker, penipu, dan aktor jahat lainnya. 

Jika tidak berhati-hati, pengguna Dark Web bisa saja menjadi korban pencurian data atau serangan malware tanpa disadari. Oleh karena itu, mengakses Dark Web tanpa pengetahuan yang cukup sangat berisiko.


4. Indeks Mesin Pencari


Deep Web tidak dapat diindeks oleh mesin pencari seperti Google atau Bing, tetapi tetap bisa diakses melalui link langsung atau melalui halaman login. 

Sebaliknya, Dark Web benar-benar tersembunyi dan tidak muncul di hasil pencarian mesin pencari konvensional. Pengguna harus mengetahui alamat khusus (biasanya berakhiran .onion) untuk dapat mengakses situs di Dark Web. Inilah yang membuat Dark Web lebih sulit ditemukan oleh pengguna internet biasa.


5. Legalitas


Deep Web sepenuhnya legal karena hanya berisi data dan informasi yang tidak terbuka untuk publik, seperti arsip akademik atau data keuangan perusahaan. Sebaliknya, Dark Web sering dikaitkan dengan aktivitas ilegal, meskipun tidak semua isinya melanggar hukum. 

Beberapa organisasi seperti wartawan investigatif atau aktivis HAM menggunakan Dark Web untuk berkomunikasi dengan lebih aman. Namun, risiko hukum tetap ada bagi pengguna yang mengakses atau terlibat dalam aktivitas mencurigakan di Dark Web.


6. Keamanan Data dan Privasi


Deep Web sering digunakan oleh perusahaan dan organisasi untuk menyimpan data sensitif yang tidak boleh bocor ke publik. Sementara itu, Dark Web dikenal sebagai tempat bagi orang-orang yang ingin tetap anonim, baik untuk alasan keamanan maupun untuk menghindari pelacakan. 

Namun, keamanan di Dark Web tidak selalu terjamin karena banyak situs palsu atau jebakan phishing yang bertujuan mencuri data pengguna. Oleh karena itu, berhati-hatilah saat menjelajahi area ini.


7. Potensi Risiko


Mengakses Deep Web umumnya tidak berbahaya selama pengguna memiliki izin yang sah dan tidak mencoba membobol data yang bukan haknya. Sementara itu, Dark Web memiliki lebih banyak risiko seperti malware, pencurian identitas, atau bahkan pemantauan oleh pihak berwenang. 

Banyak kasus kejahatan siber berawal dari aktivitas di Dark Web, sehingga pengguna harus memahami konsekuensinya sebelum mencoba mengaksesnya. Jika tidak ingin mengambil risiko, sebaiknya tetap berada di jalur yang lebih aman dan menghindari bagian internet yang terlalu gelap.

Baca juga : Apa Itu Hacker Jahat? Jenis, Metode, dan Cara Melindungi


Contoh Situs Deep Web Dark Web


Banyak yang tidak menyadari bahwa beberapa situs di Deep Web Dark Web memiliki fungsi tertentu yang berbeda dari situs biasa di internet. Berikut adalah beberapa contoh situs yang sering ditemukan di kedua bagian tersembunyi dari internet ini:


1. Database Akademik dan Jurnal Ilmiah (Deep Web)


Situs seperti Google Scholar, JSTOR, atau IEEE Xplore termasuk dalam Deep Web karena akses ke sebagian besar dokumen akademik dan penelitian memerlukan login atau langganan berbayar. 

Situs ini menyimpan jutaan artikel ilmiah, makalah riset, dan tesis yang tidak bisa diakses oleh mesin pencari biasa. Informasi di dalamnya biasanya digunakan oleh mahasiswa, dosen, dan peneliti untuk keperluan akademik dan riset.


2. Forum Whistleblower dan Aktivis (Dark Web)


Situs seperti SecureDrop memungkinkan jurnalis dan whistleblower mengirimkan informasi secara anonim tanpa takut dilacak oleh pihak berwenang. 

Situs ini sering digunakan untuk membocorkan skandal pemerintahan, korupsi, atau pelanggaran hak asasi manusia. Karena sifatnya yang sensitif, akses ke situs seperti ini biasanya dilakukan melalui jaringan Tor untuk memastikan privasi dan keamanan penggunanya.


3. Marketplace Anonim (Dark Web)


Dark Web memiliki berbagai marketplace anonim, salah satu yang terkenal adalah Empire Market sebelum akhirnya ditutup. Situs seperti ini sering digunakan untuk transaksi barang dan jasa yang tidak bisa diperjualbelikan secara terbuka, termasuk mata uang kripto dan barang digital ilegal. 

Namun, tidak semua marketplace di Dark Web bersifat ilegal, ada juga yang menyediakan layanan bagi pengguna yang ingin bertransaksi dengan privasi lebih tinggi dibandingkan e-commerce biasa.

Baca juga : Keylogging Adalah: Jenis, Bahaya, dan Cara Menghindarinya


Risiko dan Keamanan Saat Mengaksesnya


Mengakses Deep Web dan Dark Web memang menarik, tetapi Warga Bimbingan harus sadar akan risikonya. Berikut adalah tiga risiko utama yang harus diwaspadai:


1. Serangan Malware dan Phising


Dark Web dipenuhi dengan situs yang menyembunyikan malware berbahaya yang dapat mencuri data pribadi atau merusak perangkat pengguna. 

Banyak situs juga menggunakan teknik phising untuk menipu pengunjung agar memasukkan informasi login atau detail keuangan. Tanpa perlindungan yang memadai, pengguna bisa kehilangan akses ke akun penting atau menjadi korban pencurian identitas.


2. Pemantauan dan Pelanggaran Privasi


Meski Dark Web dikenal dengan anonimitasnya, bukan berarti penggunanya sepenuhnya aman dari pemantauan. 

Beberapa lembaga pemerintah dan kelompok siber memantau aktivitas pengguna di Dark Web, terutama jika mereka mengakses situs ilegal. Jika tidak berhati-hati, identitas pengguna bisa terekspos, yang dapat berujung pada masalah hukum atau ancaman lainnya.


3. Penipuan dan Aktivitas Ilegal


Banyak layanan yang dijual di Dark Web tidak dapat dipercaya, mulai dari penipuan mata uang kripto hingga penjualan barang ilegal yang tidak pernah dikirim ke pembeli. 

Karena transaksi di Dark Web sering menggunakan cryptocurrency, pengguna yang tertipu tidak dapat meminta pengembalian dana atau mengajukan keluhan. Inilah sebabnya mengapa penting untuk selalu berhati-hati dan tidak mudah tergiur oleh penawaran yang terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.

Baca juga : Black Hat Hacker: Pengertian, Metode, dan Cara Mencegahnya


Pelajari Cyber Security dan Pahami Deep Web vs Dark Web!


Setelah mengetahui perbedaan Deep Web vs Dark Web, kini saatnya mendalami lebih jauh tentang cyber security untuk melindungi data dan privasi kamu di dunia digital!

Yuk, ikuti Bootcamp Cyber Security di dibimbing.id! Di sini, kamu akan mempelajari teknik pertahanan siber, ethical hacking, digital forensik, dan berbagai keterampilan penting lainnya.

Belajar langsung dari mentor berpengalaman dengan kurikulum aplikatif dan praktis yang membantumu memahami ancaman siber serta cara menghadapinya di dunia nyata.

Dengan lebih dari 700+ hiring partner dan tingkat keberhasilan alumni 94%, peluang kariermu di dunia cyber security semakin terbuka lebar!

Jadi, tunggu apa lagi? Hubungi di sini dan daftar sekarang di dibimbing.id untuk memulai perjalananmu menjadi seorang profesional di bidang keamanan siber. #BimbingSampeJadi!


Referensi


  1. What is Deep and Dark Web? How to Access it Safely [Buka]

Share

Author Image

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!