CSRF Adalah: Pengertian, Cara Kerja, dan Pencegahannya

Irhan Hisyam Dwi Nugroho
•
18 February 2025
•
302

CSRF adalah serangan siber yang mengeksploitasi sesi login pengguna untuk menjalankan aksi tanpa izin. Warga Bimbingan, menurut penelitian OWASP, serangan CSRF bisa menyebabkan pencurian data hingga transaksi ilegal tanpa disadari korban.
Serangan ini bekerja dengan mengelabui pengguna agar mengirimkan permintaan berbahaya ke situs yang sudah dia login sebelumnya. Meskipun pakai kata sandi kuat, tetap aja bisa kena kalau nggak ada perlindungan tambahan.
Di artikel ini, MinDi bakal bahas pengertian CSRF, cara kerjanya, dan langkah-langkah pencegahannya. Yuk, simak sampai habis biar akunmu tetap aman dari ancaman ini!
Baca juga : Two Factor Authentication Adalah: Pengertian dan Fungsinya
Apa Itu CSRF (Cross-Site Request Forgery)?
CSRF (Cross-Site Request Forgery) adalah serangan siber yang memaksa pengguna untuk menjalankan perintah berbahaya di situs web tanpa sepengetahuan mereka.
Serangan ini terjadi ketika seorang peretas mengeksploitasi sesi login aktif pengguna untuk mengirim permintaan yang tampak sah kepada sistem target.
Misalnya, korban yang sedang login ke akun bank bisa tanpa sadar melakukan transfer uang ke rekening peretas hanya karena mengklik tautan berbahaya.
Karena serangan ini menyamar sebagai aktivitas pengguna yang sah, CSRF sulit terdeteksi tanpa perlindungan keamanan tambahan seperti CSRF token atau autentikasi ganda.
Baca juga : 13 Cyber Security Tools Terbaik untuk Keamanan Data
Cara Kerja CSRF dalam Serangan Siber
Sumber: Canva
CSRF adalah serangan siber yang mengeksploitasi sesi login pengguna untuk menjalankan permintaan berbahaya di situs web tanpa sepengetahuan mereka. Berikut adalah tiga tahapan utama bagaimana CSRF bekerja:
1. Pengguna Login ke Situs yang Sah
Serangan CSRF hanya bisa terjadi jika pengguna sudah login ke situs yang memiliki sesi aktif, seperti akun bank atau platform bisnis.
Saat pengguna masuk, browser akan menyimpan cookie otentikasi yang memungkinkan mereka tetap login tanpa memasukkan ulang kredensial. Cookie ini kemudian dimanfaatkan oleh peretas untuk mengirimkan perintah tanpa izin pengguna.
2. Peretas Mengirim Permintaan Berbahaya
Pelaku membuat tautan, formulir palsu, atau skrip berbahaya yang mengarahkan pengguna untuk melakukan tindakan tertentu di situs target.
Misalnya, link dalam email phishing atau iklan palsu yang tampak sah. Ketika pengguna mengklik tautan tersebut, perintah berbahaya akan otomatis dikirim ke server situs yang sedang aktif.
3. Server Memproses Permintaan Tanpa Verifikasi
Karena pengguna masih dalam sesi login, browser akan menganggap permintaan tersebut sah dan mengirimkannya ke server.
Jika situs web tidak memiliki perlindungan CSRF, server akan memproses perintah tanpa melakukan verifikasi tambahan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan data, pencurian informasi, atau transaksi ilegal tanpa sepengetahuan korban.
Baca juga : IT Auditor Adalah: Tugas, Keahlian, Proses Audit, dan Gaji
Dampak CSRF terhadap Keamanan Data
Sumber: Canva
CSRF adalah serangan siber yang dapat mengeksploitasi sesi login pengguna untuk melakukan tindakan berbahaya tanpa izin. Berikut adalah empat dampak utama CSRF terhadap keamanan data:
1. Pencurian Data dan Kredensial Akun
Serangan CSRF memungkinkan peretas mengakses dan mencuri informasi pribadi seperti nama pengguna, kata sandi, atau detail kartu kredit.
Dengan mengeksploitasi sesi login aktif, peretas bisa mengirimkan permintaan berbahaya yang tampak sah bagi sistem. Jika berhasil, data yang dicuri dapat digunakan untuk mengambil alih akun atau melakukan transaksi ilegal.
2. Akses Tidak Sah dan Pengambilalihan Akun
CSRF dapat digunakan untuk mengubah kata sandi, alamat email, atau pengaturan keamanan akun tanpa izin pengguna.
Hal ini dapat menyebabkan korban kehilangan akses ke akun penting seperti email, perbankan, atau sistem bisnis. Bagi perusahaan, serangan ini dapat mengakibatkan gangguan operasional dan kehilangan data penting.
3. Transaksi Finansial Tanpa Konfirmasi
Jika sistem tidak memiliki perlindungan CSRF yang baik, peretas dapat mengirimkan perintah untuk mentransfer dana atau melakukan pembayaran online tanpa sepengetahuan korban.
Serangan ini sering terjadi di platform e-commerce atau perbankan yang tidak menerapkan autentikasi tambahan. Korban baru menyadari setelah saldo mereka berkurang atau ada transaksi mencurigakan di akun mereka.
4. Kerugian Reputasi dan Kepercayaan Pengguna
Ketika serangan CSRF terjadi pada perusahaan atau layanan online, kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis bisa menurun drastis.
Jika data pelanggan disalahgunakan akibat serangan ini, perusahaan bisa dianggap tidak kompeten dalam menjaga keamanan pengguna. Dampak jangka panjangnya bisa berupa kehilangan pelanggan, sanksi hukum, atau denda akibat pelanggaran regulasi keamanan data.
Baca juga : 7 Perbedaan DoS dan DDoS Beserta Cara Mengatasinya
Cara Mencegah Serangan CSRF
Sumber: Canva
CSRF adalah serangan yang bisa mengeksploitasi sesi login pengguna untuk melakukan aksi berbahaya tanpa izin.Berikut adalah tiga cara utama untuk mencegah serangan CSRF:
1. Gunakan CSRF Token untuk Autentikasi Permintaan
CSRF token adalah kode unik yang dihasilkan untuk setiap sesi pengguna dan harus dikirimkan dalam setiap permintaan yang dilakukan ke server.
Dengan cara ini, server dapat memverifikasi bahwa permintaan benar-benar berasal dari pengguna yang sah, bukan dari pihak lain yang berusaha mengeksploitasi sesi login. Tanpa token ini, permintaan yang tidak valid akan otomatis ditolak oleh sistem.
2. Terapkan SameSite Cookie untuk Membatasi Akses
SameSite Cookie adalah pengaturan pada browser yang membatasi penggunaan cookie hanya untuk permintaan dari domain yang sama.
Ini mencegah situs web berbahaya mengirimkan permintaan ke server menggunakan sesi login pengguna yang masih aktif. Dengan konfigurasi ini, browser akan menolak permintaan dari sumber eksternal yang tidak sah.
3. Gunakan Autentikasi Tambahan seperti CAPTCHA atau OTP
Menerapkan CAPTCHA atau One-Time Password (OTP) saat melakukan transaksi atau perubahan data penting dapat membantu mencegah serangan CSRF.
Autentikasi tambahan ini memastikan bahwa setiap tindakan sensitif dilakukan oleh pengguna yang sah, bukan oleh skrip otomatis atau peretas. Langkah ini memberikan lapisan keamanan ekstra dan mempersulit upaya eksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Baca juga : Threat Hunting: Arti, Pentingnya, Teknik, dan Manfaatnya
Lindungi Data dari Serangan Siber dengan Bootcamp Cyber Security!
Setelah memahami CSRF Adalah: Pengertian, Cara Kerja, dan Pencegahannya, kini saatnya meningkatkan keterampilan keamanan siber agar terhindar dari serangan seperti CSRF, phishing, dan eksploitasi data lainnya.
Yuk, ikuti Bootcamp Cyber Security di dibimbing.id! Di sini, kamu akan belajar cara mengenali, mencegah, dan menangani ancaman siber dengan pendekatan praktis. Program ini mencakup materi tentang keamanan jaringan, penetration testing, serta perlindungan terhadap serangan CSRF dan berbagai teknik hacking lainnya.
Dengan lebih dari 840+ hiring partner dan tingkat keberhasilan alumni 96%, peluang kariermu di dunia IT semakin terbuka lebar! Bootcamp ini dirancang untuk membekali peserta dengan keterampilan nyata yang dibutuhkan industri, serta studi kasus dari dunia kerja.
Jangan biarkan akun dan data pribadimu rentan terhadap ancaman digital! Daftar sekarang di sini dan mulai perjalananmu menjadi Cyber Security Specialist! #BimbingSampeJadi
Referensi
- Cross-site request forgery (CSRF) - PortSwigger [Buka]
Tags

Irhan Hisyam Dwi Nugroho
Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.