![Image Banner](https://dibimbing-cdn.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/1706237874630-Contoh-Benchmarking-Makanan.webp)
Kali ini MinDi akan ajak Sobat MinDi sekalian untuk bahas contoh benchmarking makanan nih!
Industri makanan bisa dibilang tidak akan pernah mati. Selama manusia masih hidup dan membutuhkan makanan, maka selama itu pula industri makanan akan tetap eksis.
Namun besarnya industri berbanding lurus dengan tingginya persaingan. Tak hanya bergantung pada rasa yang enak saja, perusahaan harus punya inovasi agar tidak ketinggalan tren makanan.
Benchmarking dalam Industri Makanan
Benchmarking dalam industri makanan adalah suatu pendekatan strategis yang melibatkan perbandingan kinerja suatu perusahaan dengan pesaing atau pemimpin industri. Tujuannya supaya perusahaan bisa mendapatkan inspirasi dari perusahaan tersebut.
Dalam konteks ini, melakukan benchmarking dapat membantu perusahaan memperbaiki operasional, meningkatkan kualitas produk, hingga merespons tren pasar dengan lebih efektif.
Benchmarking makanan dapat difokuskan pada standar kualitas. Perusahaan dapat membandingkan produk mereka dengan pesaing untuk memastikan bahwa rasa, kesegaran bahan, dan presentasi memenuhi atau bahkan melampaui standar industri.
Dengan cara ini, benchmarking membantu dalam mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan formulasi produk dan menciptakan pengalaman kuliner yang konsisten.
Selanjutnya, inovasi dan perluasan menu juga menjadi fokus benchmarking. Dengan memahami apa yang sukses di kalangan pesaing atau di pasar internasional, perusahaan dapat menciptakan menu yang menarik dan sesuai dengan selera konsumen.
Terakhir, benchmarking membantu dalam memahami efisiensi biaya dalam rantai pasokan. Analisis terhadap strategi pesaing dalam manajemen rantai pasokan. Mulai dari pengadaan hingga distribusi bisa membantu perusahaan mengidentifikasi cara untuk mengurangi biaya supaya lebih efisien.
Dengan benchmarking, perusahaan dalam industri makanan dapat memanfaatkannya sebagai alat untuk meningkatkan kualitas, mengikuti tren, dan meningkatkan efisiensi operasional.
Contoh Benchmarking Makanan
Berikut ini contoh benchmarking makanan yang MinDi temukan:
a.Kasus 1: Standar Kualitas di Waralaba Makanan Cepat Saji
Salah satu contoh konkret dari penerapan standar kualitas di waralaba makanan cepat saji dapat dilihat dalam pendekatan yang diambil oleh perusahaan global yaitu McDonald's.
McDonald's telah lama menjadi pionir dalam menjaga dan meningkatkan standar kualitasnya, yang menjadi salah satu elemen kunci kesuksesannya di seluruh dunia.
Pertama-tama, McDonald's terus-menerus melakukan benchmarking terhadap produk-produknya, terutama burger ikoniknya, dengan pesaing utama dalam industri makanan cepat saji.
Mereka membandingkan faktor-faktor kritis seperti rasa, presentasi dan konsistensi kualitas untuk memastikan bahwa setiap produk yang disajikan memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
Misalnya, mereka dapat membandingkan waktu memasak daging, komposisi saus, atau krispyness kentang goreng dengan standar industri.
Selain itu, McDonald's juga menjalankan program pelatihan yang ketat untuk stafnya. Mereka memastikan bahwa setiap karyawan memahami standar kualitas yang tinggi yang harus dijaga dalam setiap langkah proses memasak dan penyajian.
Hal ini mencakup kebersihan, keamanan pangan, dan tata cara penyajian, semuanya disesuaikan dengan standar global yang diterapkan oleh perusahaan.
McDonald's juga terus melakukan inovasi dalam menu mereka, memperkenalkan produk baru berdasarkan hasil benchmarking terhadap tren pasar dan menganalisis respons konsumen terhadap produk sejenis di pesaing mereka.
Dengan pendekatan ini, McDonald's berhasil menciptakan standar kualitas dan memberikan inspirasi bagi industri makanan cepat saji.
Perusahaan-perusahaan dalam industri ini sering melihat pada McDonald's sebagai contoh dalam menjaga kualitas, keamanan pangan, dan inovasi.
Sehingga McDonald’s bisa menjadi salah satu rujukan utama dalam benchmarking untuk mencapai standar kualitas tertinggi.
Kasus 2: Inovasi dan Perluasan Menu
Aspek penting dalam industri makanan adalah inovasi dan perluasan menu untuk menjawab perubahan selera konsumen dan tren pasar.
Sebuah contoh nyata dari keberhasilan dalam inovasi dan perluasan menu dapat ditemukan dalam strategi yang diadopsi oleh Starbucks, perusahaan kopi global yang telah menjadi pelopor dalam merespons berbagai selera konsumen.
Secara teratur, Starbucks mencari inspirasi dari variasi menu yang sukses di kedai kopi lain atau produk-produk unik yang mendapat sambutan positif di pasar internasional.
Misalnya, melihat keberhasilan minuman es krim kopi atau minuman plant based, Starbucks dapat mengadaptasi dan mengintegrasikan konsep serupa ke dalam menu mereka.
Starbucks juga mengutamakan inovasi dalam produk mereka. Mereka tidak hanya memperkenalkan minuman kopi baru secara berkala, tetapi juga berinovasi dalam kategori makanan.
Contohnya adalah penambahan pilihan makanan ringan sehat dan cocok dengan tren gaya hidup sehat yang semakin berkembang di kalangan konsumen. Makanan sehat ini seperti mencakup opsi sarapan sehat, makanan bebas gluten, dan variasi produk rendah kalori.
Perusahaan dalam industri makanan lainnya seringkali menaruh perhatian pada strategi inovasi dan perluasan menu Starbucks sebagai inspirasi.
Starbucks dianggap sebagai model dalam menggabungkan keberanian untuk mencoba hal baru dengan kepekaan terhadap keinginan konsumen.
Melalui inovasi dan perluasan menu, Starbucks terus mempertahankan daya tariknya dan memimpin dalam membentuk selera konsumen global.
Kasus 3: Efisiensi Biaya dalam Manajemen Rantai Pasokan
Contoh benchmarking makanan selanjutnya adalah kasus efisiensi biaya dalam manajemen rantai pasokan.
Efisiensi biaya menjadi aspek kritis dalam industri makanan yang dapat membedakan apakah perusahaan bisa tetap berjalan atau mengalami kesulitan operasional.
Salah satu perusahaan yang sering dijadikan inspirasi dalam mencapai efisiensi biaya tertinggi adalah Walmart, sebuah raksasa ritel yang juga memasarkan produk makanan.
Walmart dikenal karena pendekatan mereka yang inovatif terhadap manajemen rantai pasokan yang bertujuan untuk mengurangi biaya operasional.
Salah satu langkah efektif yang diambil oleh Walmart adalah penerapan sistem teknologi informasi canggih yang memungkinkan pemantauan real-time terhadap persediaan di seluruh rantai pasokan.
Dengan sistem ini, mereka dapat mengidentifikasi dan mengelola persediaan secara efisien, mengurangi risiko kelebihan stok atau kekurangan stok yang dapat berdampak negatif pada biaya.
Walmart juga membentuk kemitraan yang kuat dengan pemasok makanan lokal sehingga bisa mendapatkan keuntungan dari diskon volume, efisiensi dalam pengangkutan, dan visibilitas dalam rantai pasokan mereka.
Selain itu, Walmart mempraktikkan konsep distribusi pusat yang sangat efisien.
Dengan memiliki pusat distribusi terpusat yang besar dan terhubung dengan toko-toko di seluruh dunia, mereka dapat mengurangi biaya pengangkutan dan memastikan distribusi yang efisien ke toko-toko mereka.
Pendekatan ini tidak hanya memangkas biaya logistik tetapi juga mengurangi jejak karbon, mencerminkan tanggung jawab lingkungan perusahaan.
Banyak perusahaan yang cenderung mengambil inspirasi dari strategi manajemen rantai pasokan yang efisien yang diterapkan oleh Walmart.
Kemampuan Walmart dalam mengintegrasikan teknologi, bernegosiasi dengan pemasok, dan merampingkan distribusi dapat menjadi model yang memberikan panduan bagi perusahaan lain.
Dalam era ketatnya persaingan global, efisiensi biaya yang cermat dalam rantai pasokan dapat menjadi kunci keberhasilan jangka panjang bagi perusahaan dalam industri makanan.
Tiga kasus di atas adalah contoh benchmarking makanan dari perusahaan besar. Proses ini menghasilkan perusahaan yang selanjutnya menjadi inspirasi pula pada perusahaan makanan lainnya.
Nah, Sobat MinDi harus memahami bahwa benchmarking merupakan salah satu tanggung jawab seorang product manager. Dimana ia memiliki kendali dalam sleuruh proses pengembangan produk, termasuk benchmarking ini.
Jika kamu penasaran dengan tanggung jawab product manager lainnya, kamu bisa mengikuti Bootcamp Product and Project Development dari dibimbing.id
Bootcamp ini adalah program pelatihan intensif selama 5,5 bulan yang berfokus pada kemampuan manajemen produk & pengembangan produk. Dibimbing juga menyediakan layanan career preparation dan kesempatan untuk langsung direkrut oleh perusahaan partner setelah selesai mengikuti bootcamp.
Klik di sini untuk mendaftar dan mendapatkan informasi lebih lanjut ya!
Tags