Cara Audit Laporan Keuangan: Panduan Lengkap untuk Pemula

Farijihan Putri
•
08 August 2025
•
137

Saat dengar kata audit, mungkin yang terlintas di pikiran kamu adalah tumpukan angka yang bikin pusing. Padahal, proses ini jauh lebih menarik dan krusial, lho!
Buat Warga Bimbingan yang tertarik menjadi auditor atau switch career ke bidang audit, maupun sekadar ingin tahu, yuk pelajari cara audit laporan keuangan yang benar. Proses ini sebenarnya bisa kamu pahami dengan mudah, kok.
Artikel ini akan menjadi panduan lengkap buat kamu para pemula. MinDi akan bedah tuntas tahapan audit, mulai dari perencanaan sampai penerbitan laporan. Yuk, mulai!
Baca Juga: Apa itu Audit Pajak? Pahami Jenis, Dokumen, & Prosedurnya
Memahami Prinsip Dasar Audit Laporan Keuangan
Prinsip dasar audit laporan keuangan adalah fondasi yang harus dipegang teguh oleh setiap auditor. Pertama, auditor harus memiliki sikap independensi, yaitu tidak memiliki hubungan atau kepentingan pribadi dengan perusahaan yang diaudit.
Selain itu, auditor juga harus bersikap objektivitas dalam menilai laporan keuangan, artinya penilaian harus didasarkan pada bukti yang kuat, bukan pada opini atau asumsi.
Terakhir, auditor wajib memiliki skeptisisme profesional, yaitu sikap selalu kritis dan mempertanyakan bukti yang ada, serta tidak mudah menerima informasi begitu saja.
Dengan memegang teguh ketiga prinsip ini, proses audit dapat berjalan dengan adil, jujur, dan menghasilkan laporan yang kredibel.
7 Cara Audit Laporan Keuangan yang Efektif
Sumber: Freepik
Dalam praktiknya, cara audit laporan keuangan yang efektif melibatkan beberapa tahapan yang terstruktur dan sistematis. Berikut 7 langkah cara audit laporan keuangan yang efektif.
1. Perencanaan dan Penerimaan Perikatan Audit
Tahap pertama adalah kesepakatan antara auditor dan perusahaan mengenai ruang lingkup audit. Kesepakatan ini dituangkan dalam surat perikatan audit.
Pada tahap ini, auditor juga akan menilai apakah perusahaan tersebut memenuhi kriteria yang ditetapkan dan merencanakan pendekatan audit yang paling tepat. Semua ini dilakukan agar proses audit berjalan sesuai standar.
2. Penilaian Risiko dan Pemahaman Bisnis
Setelah perikatan disetujui, auditor akan memahami bisnis perusahaan, industri, serta risiko yang ada. Tahap ini penting untuk mengidentifikasi area yang berpotensi memiliki kesalahan signifikan.
Berdasarkan pemahaman ini, auditor dapat menyusun strategi audit yang lebih terfokus, ini adalah inti dari cara audit laporan keuangan yang efektif. Penilaian risiko yang matang akan menghemat waktu dan sumber daya.
3. Pengujian Pengendalian Internal
Selanjutnya, auditor akan menguji efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan. Pengendalian internal yang kuat menandakan risiko kecurangan atau kesalahan dalam laporan keuangan lebih rendah.
Pengujian ini membantu auditor menentukan seberapa banyak pengujian detail yang perlu dilakukan pada tahap selanjutnya. Pengujian ini dilakukan dengan memeriksa apakah prosedur perusahaan sudah ditaati.
4. Pengujian Substantif
Setelah pengujian pengendalian, auditor akan melakukan pengujian substantif untuk memverifikasi keakuratan saldo akun di laporan keuangan. Proses ini melibatkan konfirmasi saldo kas, piutang, dan utang.
Nah, ini adalah tahap krusial dalam cara audit laporan keuangan untuk menemukan salah saji material. Proses ini memastikan angka-angka yang disajikan benar-benar valid.
5. Klarifikasi dan Penyusunan Kesimpulan
Pada tahap ini, auditor akan mengumpulkan dan meninjau semua bukti yang ada. Jika ada temuan atau ketidaksesuaian, auditor akan mengklarifikasinya dengan pihak manajemen perusahaan.
Semua temuan ini kemudian akan disimpulkan untuk menentukan opini audit. Tahap ini adalah momen untuk meyakinkan bahwa setiap kesimpulan didukung oleh bukti yang kuat.
6. Penerbitan Laporan Audit
Sebagai langkah akhir, auditor akan menerbitkan laporan audit yang berisi opini profesional tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan.
Laporan ini merupakan hasil akhir dari seluruh proses, ini adalah bagian penting dari cara audit laporan keuangan yang dilakukan auditor. Laporan audit inilah yang akan menjadi landasan bagi para stakeholder.
7. Tindak Lanjut dan Rekomendasi
Proses audit tidak berhenti di laporan. Auditor juga akan memberikan rekomendasi kepada perusahaan untuk memperbaiki kelemahan dalam sistem pengendalian internal.
Tindak lanjut ini penting untuk memastikan perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan mencegah masalah serupa di masa depan. Rekomendasi ini adalah nilai tambah yang membantu perusahaan berkembang.
Baca Juga: Pentingnya Transparansi Laporan Keuangan dalam Bisnis & Contoh
Standar dan Dokumen yang Diperlukan dalam Audit
Dalam proses audit, auditor tidak bekerja tanpa panduan dan membutuhkan dokumen pendukung untuk menghasilkan laporan yang valid. Berikut penjelasannya!
1. Standar Audit yang Berlaku
Di Indonesia, audit harus mengacu pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). SPAP ini terdiri dari tiga bagian utama yang harus dipatuhi auditor.
2. Standar Umum
Aturan ini menekankan auditor harus memiliki keahlian dan pelatihan yang memadai. Selain itu, mereka wajib menjaga independensi dan menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dalam setiap tahap audit.
3. Standar Pekerjaan Lapangan
Standar yang kedua ini mengatur proses pelaksanaan audit. Mulai dari perencanaan yang matang, pengawasan tim, pemahaman pengendalian internal perusahaan, hingga pengumpulan bukti audit yang kompeten melalui berbagai cara, seperti inspeksi dan observasi.
4. Standar Pelaporan
Aturan ini fokus pada isi laporan audit yang akan diterbitkan. Laporan harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Selain itu, laporan wajib mengungkapkan adanya perubahan material dalam penerapan prinsip akuntansi dan diakhiri dengan opini auditor yang jelas.
5. Dokumen yang Diperlukan dalam Audit Keuangan
Untuk memastikan akurasi laporan, auditor akan meminta berbagai dokumen dari perusahaan. Beberapa dokumen utama yang harus disiapkan antara lain:
- Buku Besar dan Buku Pembantu: Dokumen ini berisi catatan akuntansi harian, seperti penjualan, pembelian, dan transaksi kas.
- Laporan Keuangan Lengkap: Laporan ini mencakup laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.
- Dokumen Bank: Semua laporan bank, slip penyetoran, dan buku cek diperlukan untuk merekonsiliasi transaksi kas perusahaan.
- Faktur dan Bukti Transaksi: Faktur penjualan, pembelian, kuitansi, dan bukti transaksi lain harus disediakan sebagai dukungan angka-angka di laporan keuangan.
- Jadwal Utang dan Piutang: Dokumen ini berisi daftar utang dan piutang perusahaan, yang digunakan auditor untuk memverifikasi kewajaran saldo.
- Dokumen Gaji dan Karyawan: Auditor memerlukan catatan penggajian dan slip gaji untuk memastikan pengeluaran terkait karyawan telah dicatat dengan benar.
- Laporan Rekonsiliasi Bank: Laporan ini membantu auditor mencocokkan saldo kas perusahaan dengan saldo di bank.
- Daftar Aset Tetap: Dokumen ini mencantumkan semua aset tetap yang dimiliki perusahaan, seperti bangunan dan peralatan.
Baca Juga: Kenali Audit Perusahaan, Jenis, Dokumen, hingga Prosesnya
Waktunya Jadi Auditor Andal bareng dibimbing.id!
Kamu sudah memahami setiap tahapan dalam cara audit laporan keuangan dan dokumen apa saja yang diperlukan. Kini saatnya mengubah pengetahuan teorimu menjadi keahlian praktis.
Di Bootcamp Audit dibimbing.id, kamu akan belajar langsung dari mentor berpengalaman dengan silabus terlengkap, praktik nyata untuk portofolio, dan bisa mengulang kelas gratis. Ada juga 840+ hiring partner yang siap membantumu meraih pekerjaan impian.
Punya pertanyaan seperti, "Apakah materi bootcamp ini cocok untuk pemula yang tidak punya background akuntansi?" atau "Bagaimana peluang karier auditor setelah lulus dari bootcamp?" Konsultasi gratis aja di sini! dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi Auditor profesional!
Tags