Pengertian BEP: Manfaat, Rumus, Cara Menghitung, & Contoh

Farijihan Putri
•
14 April 2025
•
164

BEP adalah titik impas dimana total pendapatan sama persis dengan total biaya, sehingga bisnis tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.
Buat Warga Bimbingan yang sedang mendalami bidang business development, memahami Break Even Point (BEP) sangat penting untuk merancang strategi bisnis yang efektif.
Menurut data dari Jurnal Politeknik Negeri Bandung, sebuah UMKM mencapai BEP saat penjualan sebesar Rp5.466.406 dengan jumlah produk sebanyak 456 unit. Contoh ini menunjukkan betapa pentingnya perhitungan BEP dalam menentukan volume penjualan minimum agar usaha tidak merugi..
Dalam artikel ini, MinDi akan membahas manfaat BEP, rumus perhitungannya, cara menghitung, dan contoh aplikasinya dalam dunia nyata. Yuk, pelajari bersama konsep dasar yang satu ini!
Baca Juga: Panduan Memilih Bootcamp Business Development Terbaik
Apa itu BEP?
Break Even Point (BEP) adalah titik di mana total pendapatan dan total biaya operasional suatu bisnis berada di level yang sama, alias kamu nggak untung, tapi juga nggak rugi.
Nah, BEP ini penting banget buat Warga Bimbingan yang lagi merintis usaha atau belajar business development, karena dari sinilah kamu bisa tahu seberapa banyak produk harus dijual atau berapa besar omzet yang harus dicapai supaya bisnis bisa mulai menghasilkan laba.
Jadi, sebelum mikirin cuan besar-besaran, pastiin dulu kamu tahu di titik mana bisnismu bisa balik modal, ya!
Manfaat BEP
Sumber: Freepik
Manfaat memahami BEP gak cuma sebatas tahu kapan bisnis balik modal, tapi juga bantu kamu mengambil keputusan yang lebih strategis. Berikut 3 manfaatnya.
1. Memprediksi Waktu Balik Modal
Pertama, kamu bisa memperkirakan kapan modal awal yang sudah dikeluarkan akan kembali. Perhitungan ini penting untuk menyusun strategi penjualan dan budgeting secara lebih terencana. Kamu bisa fokus ke langkah-langkah yang bikin bisnismu segera masuk fase profit.
2. Memperbaiki Manajemen Bisnis
Selanjutnya, BEP adalah alat bantu yang efektif buat mengevaluasi performa usaha kamu. Lewat analisis BEP, kamu bisa mengidentifikasi apakah biaya produksi terlalu tinggi atau penjualan belum optimal. Strategi bisnis pun bisa diatur ulang agar lebih rapi dan terarah.
3. Meningkatkan Efisiensi
Sebagai tambahan, BEP juga bisa menjadi acuan untuk menilai proses mana yang boros dan perlu disempurnakan. Biaya yang tidak penting bisa ditekan, sementara sumber daya yang ada dapat dimaksimalkan. Alhasil, operasional bisnis pun berjalan lebih efisien tanpa banyak pemborosan.
Rumus BEP
Warga Bimbingan, BEP itu bisa kamu hitung dalam dua bentuk, yaitu berdasarkan unit atau dalam bentuk nominal (rupiah), tergantung dari kebutuhan analisismu. Berikut rumusnya:
- BEP Unit
BEP Unit = Total Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)
Rumus ini digunakan untuk mengetahui berapa banyak unit produk yang harus dijual agar balik modal.
- BEP Nominal
BEP Nominal = Total Biaya Tetap / (1 – (Biaya Variabel per Unit / Harga Jual per Unit))
Rumus ini dipakai untuk menghitung nilai penjualan dalam rupiah yang dibutuhkan agar bisnis tidak rugi.
Baca Juga: Materi Business Development: Panduan Sukses Kembangkan Bisnis
Cara Menghitung BEP
Berikut penjelasan cara menghitung BEP yang mudah dipahami, biar Warga Bimbingan bisa langsung praktik ke bisnismu sendiri.
1. Tentukan Total Biaya Tetap (Fixed Cost)
BEP adalah alat bantu untuk mengetahui kapan usaha kamu mulai balik modal, jadi langkah pertama adalah menentukan biaya tetap. Biaya tetap ini adalah pengeluaran yang jumlahnya tidak berubah meskipun kamu memproduksi lebih banyak barang.
Contohnya seperti sewa tempat, gaji karyawan tetap, atau biaya listrik bulanan. Biaya tetap ini penting dihitung di awal agar kamu punya dasar yang kuat untuk kalkulasi berikutnya.
2. Hitung Biaya Variabel Per Unit
Biaya variabel berubah tergantung jumlah produk yang kamu buat. Semakin banyak produksi, makin besar biaya variabel yang dibutuhkan.
Misalnya biaya bahan baku, ongkos produksi, atau kemasan per produk. Pastikan kamu hitung semua komponen kecil biar gak ada yang terlewat dan hasil perhitungannya akurat.
3. Tentukan Harga Jual Per Unit Produk
BEP adalah indikator yang bantu kamu tahu apakah harga jual produk sudah cukup menutup semua biaya. Oleh karena itu, pastikan harga jualnya realistis dan konsisten selama periode yang dihitung.
Harga ini akan menjadi acuan utama buat tahu seberapa besar margin keuntungan per unit. Jangan asal pasang harga tanpa mempertimbangkan biaya dan target pasar.
4. Gunakan Rumus BEP sesuai Kebutuhan
Pilih rumus berdasarkan data yang kamu punya, apakah mau hitung unit atau nominal rupiah. Untuk unit, pakai rumus:
- BEP Unit = Total Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)
Untuk nominal, pakai rumus:
- BEP Nominal = Total Biaya Tetap / (1 – (Biaya Variabel per Unit / Harga Jual per Unit))
Dua rumus ini bisa bantu kamu ambil keputusan lebih tajam, apalagi kalau kamu lagi ngatur target penjualan.
5. Lakukan Perhitungan dan Analisis Hasilnya
Dari hasil perhitungan, kamu bisa tahu kapan bisnis mulai masuk fase untung. Kalau jumlah unit atau nominal penjualannya masih terasa berat, kamu bisa evaluasi biaya atau harga jual.
BEP bukan cuma angka, tapi sinyal penting untuk evaluasi strategi bisnis. Perhatikan juga fluktuasi pasar yang bisa memengaruhi harga dan biaya sewaktu-waktu.
Contoh BEP
Sumber: Freepik
Bayangin kamu punya bisnis minuman kekinian. Tiap cup kamu jual seharga Rp20.000,00 dan biaya variabel per cup (bahan baku, kemasan, dll) sekitar Rp8.000,00. Sementara itu, biaya tetap per bulan seperti sewa ruko, listrik, dan gaji karyawan tetap sebesar Rp12.000.000.
1. Menghitung BEP Unit
BEP Unit = Total Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)
BEP Unit = Rp12.000.000 / (Rp20.000 – Rp8.000)
BEP Unit = Rp12.000.000 / Rp12.000
BEP Unit = 1.000 cup
Artinya, kamu harus menjual 1.000 cup minuman per bulan supaya bisa balik modal.
2. Menghitung BEP Nominal
BEP Nominal = Total Biaya Tetap / (1 – (Biaya Variabel per Unit / Harga Jual per Unit))
BEP Nominal = Rp12.000.000 / (1 – (Rp8.000 / Rp20.000))
BEP Nominal = Rp12.000.000 / (1 – 0,4)
BEP Nominal = Rp12.000.000 / 0,6
BEP Nominal = Rp20.000.000
Berarti kamu harus punya total penjualan Rp20.000.000 dalam sebulan untuk menutup semua biaya operasional.
Gimana, Warga Bimbingan? Gak ribet, kan? Kalau kamu punya data bisnismu sendiri, kamu bisa pakai rumus ini biar bisa langsung tahu kapan usahamu mulai balik modal.
Baca Juga: 9 Cara Menjadi Business Development yang Sukses dan Dicari Perusahaan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi BEP
Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi perhitungan BEP dalam bisnis dan memahami masing-masing faktor ini bisa membantumu meraih titik balik modal lebih cepat.
1. Biaya Tetap
Biaya tetap punya pengaruh besar terhadap seberapa cepat kamu bisa mencapai BEP. Semakin tinggi biaya tetap, makin banyak unit yang harus kamu jual supaya bisa balik modal.
Itu sebabnya penting banget buat mengelola sewa, gaji tetap, dan biaya operasional lainnya supaya gak membebani.
2. Biaya Variabel
Biaya variabel per unit juga turut menentukan seberapa besar margin keuntungan. Kalau biaya bahan baku atau kemasan naik, otomatis margin semakin kecil dan titik BEP menjadi makin tinggi. Jadi, kamu perlu cari cara efisien buat menekan biaya ini tanpa mengorbankan kualitas produk.
3. Harga Jual Produk
Harga jual adalah senjata utama buat nutup semua biaya sekaligus cari untung. Semakin tinggi harga jual (kalau pasar bisa terima), maka BEP bisa dicapai lebih cepat. Tapi hati-hati, jangan asal menaikkan harga tanpa tahu daya beli dan ekspektasi target konsumenmu, ya!
4. Volume Penjualan
Volume penjualan secara langsung berpengaruh ke kecepatan kamu mencapai BEP. Kalau penjualan tinggi dan konsisten, kamu bisa menutup biaya tetap lebih cepat dan mulai menikmati keuntungan. Tapi kalau penjualan seret, BEP bisa makin jauh dan bikin arus kas menjadi ketat.
Baca Juga: 9 Skill Business Development Paling Penting untuk Dikuasai
Siap Hitung BEP dan Optimalkan Bisnis?
BEP adalah titik penting yang harus dipahami oleh setiap pebisnis untuk tahu kapan bisnis bisa balik modal dan mulai menghasilkan keuntungan. Kalau kamu mau belajar cara ngitung BEP sekaligus strategi pengembangan bisnis lainnya, langsung aja gabung ke Bootcamp Business Development dibimbing.id!
Kamu bakal belajar bareng mentor berpengalaman, silabusnya lengkap, praktek nyata buat bangun portofolio, gratis mengulang kelas, dan 96% alumni kami udah kerja. Bahkan ada 840+ hiring partner yang siap bantu kamu disalurkan ke dunia kerja.
Kamu punya pertanyaan seperti, “Apakah saya bisa ikut bootcamp ini kalau belum punya background bisnis?” atau “Nanti portofolio yang dibikin bisa dipakai buat apply kerja, nggak?” jangan ragu buat konsultasi gratis di sini. dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi
Referensi
- Perhitungan Break Even Point (BEP) dan Margin of Safety (MOS) Sebagai Alat Perencanaan Laba [Buka]
Tags