dibimbing.id - Apa Itu DFD? Definisi, Fungsi, Simbol & Contoh Lengkap

Apa Itu DFD? Definisi, Fungsi, Simbol & Contoh Lengkap

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

29 October 2024

60

Image Banner

Pernah bingung sama yang namanya Data Flow Diagram (DFD), Warga Bimbingan? Kayaknya sering banget deh bikin pusing, apalagi kalau kamu baru nyemplung di dunia IT.

Padahal, tanpa paham DFD, kamu bisa kesulitan ngelacak aliran data dalam sistem. Ujung-ujungnya, sistem jadi susah dimengerti, atau bahkan kamu salah langkah saat bikin aplikasi. Duh, pasti bete kan kalau udah kayak gitu?

Tapi tenang! Kali ini MinDi bakal ngupas tuntas apa itu DFD, fungsinya, simbol-simbolnya, dan tentunya contoh lengkap biar kamu nggak bingung lagi! Yuk, simak biar makin paham dan jago dalam memahami sistem!


Apa Itu DFD (Data Flow Diagram)?

Data Flow Diagram (DFD) adalah representasi visual yang digunakan untuk memetakan aliran data dalam sebuah sistem.

Dengan menggunakan DFD, kamu bisa melihat bagaimana data bergerak dari satu titik ke titik lain, siapa yang berperan dalam proses itu, dan apa saja yang terjadi di setiap langkahnya.

Bayangin DFD kayak “peta” yang nunjukin jalur-jalur aliran data, biar kamu nggak nyasar saat memahami cara kerja suatu sistem.

Dalam dunia pengembangan sistem, DFD ini super penting buat memastikan semua proses berjalan efisien, dan buat bantu kita lebih gampang mengidentifikasi masalah atau perbaikan yang dibutuhkan.

Baca juga : Cara Belajar Data Science: Panduan Lengkap untuk Pemula


Fungsi Data Flow Diagram (DFD)

Sumber : Canva

Jadi, Warga Bimbingan, kenapa sih DFD itu penting banget? Nah, DFD bukan sekadar diagram hiasan doang, lho! 

Fungsinya bener-bener krusial buat memahami gimana sistem bekerja secara keseluruhan. Yuk, MinDi kasih tau beberapa fungsi utama DFD yang bikin hidup kamu (dan sistem kamu) lebih teratur:


1. Memvisualisasikan aliran data 

DFD bikin kamu bisa lihat alur data dengan jelas, jadi nggak perlu pusing ngebayangin alirannya kayak peta harta karun.


2. Bantu komunikasi tim 

Biar nggak ada salah paham antara tim developer, analis, atau siapa pun yang terlibat. DFD bikin semua pihak ngerti apa yang lagi dibicarakan, kayak bahasa universal dalam pengembangan sistem.


3. Identifikasi masalah lebih cepat 

Dengan DFD, kamu bisa langsung tahu di mana letak masalah atau proses yang bikin ribet. Jadi, nggak perlu drama untuk cari-cari kesalahan.


4. Dokumentasi sistem yang jelas 

Ini penting banget! DFD bisa jadi referensi yang mudah dipahami semua orang, jadi kalau ada yang baru gabung di tim, mereka nggak perlu pusing adaptasi.

Baca juga : Langkah-Langkah Belajar Data Science Pemula 2025, Lengkap!


Simbol dalam DFD

Sumber : geeksforgeeks.org

Nah, kalau DFD itu ibarat bahasa, simbol-simbolnya adalah kata-kata yang bikin kamu bisa ‘ngomong’ dengan sistem. Tanpa ngerti simbol ini, kayak kamu baca peta tapi nggak tahu arah mata angin. Yuk, MinDi kenalin simbol-simbol wajib yang harus kamu pahami:


1. Proses (Lingkaran atau Elips) 

Simbol ini mewakili aktivitas atau pekerjaan yang ngolah data. Ibaratnya dapur, di sini data diolah jadi informasi yang siap dipakai. Intinya, semua yang penting terjadi di sini!


2. Aliran Data (Panah) 

Panah ini kayak kurir yang ngantar data dari satu tempat ke tempat lain. Dia nunjukin arah data berpindah, jadi kamu nggak bakal tersesat ngikutin alur informasinya.


3. Entitas Eksternal (Kotak) 

Kotak ini mewakili pihak luar yang kasih input atau terima output dari sistem. Bisa berupa orang, organisasi, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem kamu.


4. Penyimpanan Data (Dua Garis Paralel) 

Ini adalah tempat data ‘parkir’ sementara atau disimpan. Bayangin kayak gudang di mana semua informasi penting disimpen sebelum diolah lebih lanjut.

Nah, kalau kamu udah kenal dan paham simbol-simbol ini, dijamin deh perjalanan kamu memahami DFD bakal lebih mulus!

Baca juga : 10+ Data Engineer Tools Paling Populer dan Terbaik 2024


Jenis-Jenis DFD

Sumber : Canva

Nah, Warga Bimbingan, sekarang kita masuk ke jenis-jenis DFD. Jadi, DFD itu nggak cuma satu tipe doang, lho. 

Ada beberapa level yang masing-masing punya peran dan kedalaman detail yang beda. Yuk, MinDi kasih tau jenis DFD yang wajib kamu tahu:


1. DFD Kontekstual (Context Diagram) 

Ini versi paling sederhana, alias peta besar dari sistem kamu. Kamu cuma bakal lihat satu proses utama yang nunjukin keseluruhan aliran data, plus siapa aja entitas eksternal yang terlibat. Cocok banget buat gambaran umum!


2. DFD Level 1 

Nah, di sini kamu mulai masuk ke detail yang lebih mendalam. DFD Level 1 bakal ngeluarin proses-proses yang ada di sistem kamu secara rinci. Kayak kamu buka satu-satu apa aja langkah-langkah di dalam sistem itu dan gimana data bergerak di tiap tahap.


3. DFD Level 2 

Ini nih, level pamungkas buat yang pengen tahu semua detail sampai akar-akarnya! Di DFD Level 2, tiap proses dari Level 1 dipecah lagi jadi subproses yang lebih kecil. 

Jadi, kalau di Level 1 kamu lihat gambaran dari proses utama, di Level 2 kamu bisa lihat proses-proses kecil yang terjadi di dalamnya. Super detail dan cocok buat kamu yang mau analisis lebih dalam!

Dengan ketiga level ini, kamu bisa sesuaikan analisis kamu, mau lihat dari jauh, agak dekat, atau super detail. Tinggal pilih sesuai kebutuhan, dan siap deh jadi ahli DFD!

Baca juga : Data Engineer Jurusan Apa? Temukan Pilihan Jurusan yang Tepat


Cara Membuat Data Flow Diagram (DFD)

Sumber : Canva

Sekarang, Warga Bimbingan, saatnya kita bahas gimana caranya bikin Data Flow Diagram (DFD) yang kece! Bikin DFD itu sebenernya nggak ribet kok, asal kamu tahu langkah-langkahnya. 

Ibaratnya kayak lagi masak resep baru, asal bahan-bahan dan step-nya bener, hasilnya pasti mantap. Yuk, MinDi kasih tau cara bikin DFD yang gampang dipahami:


1. Identifikasi Proses Utama  

Langkah pertama, kamu harus tentuin dulu proses-proses utama yang ada di sistem kamu. Ini penting banget, karena proses inilah yang nanti jadi “inti” dari DFD kamu. Bayangin kayak kamu nyari tokoh utama di film—tanpa mereka, ceritanya nggak jalan!


2. Identifikasi Entitas Eksternal 

Nah, setelah proses utama, sekarang cari tahu siapa aja entitas eksternal yang terlibat. Bisa pelanggan, supplier, atau siapa aja yang berinteraksi dengan sistem. Intinya, entitas eksternal ini adalah pihak yang kasih input atau terima output dari sistem kamu.


3. Identifikasi Aliran Data 

Langkah selanjutnya, tentuin aliran datanya. Data apa aja yang bergerak? Dari mana ke mana? Ini kayak ngikutin perjalanan paket dari kurir, kamu harus tahu data itu berangkat dari mana dan sampai ke mana.


4. Buat Diagram Kontekstual (Context Diagram) 

Setelah semua info terkumpul, sekarang saatnya bikin DFD kontekstual. Gambaran besarnya dulu ya, Warga Bimbingan! Di sini kamu cuma gambarin satu proses utama dan aliran data dari entitas eksternal ke sistem. Ini kayak nge-zoom out biar kelihatan gambaran umumnya.


5. Buat Level Detail (Level 1 dan 2) 

Setelah context diagram jadi, lanjut ke DFD Level 1. Di sini kamu pecah proses utama tadi jadi beberapa proses kecil. Kalau masih kurang detail, kamu bisa lanjut ke DFD Level 2, buat nge-zoom-in lagi ke proses-proses yang lebih kecil di dalam sistem.


6. Cek dan Revisi 

Terakhir, jangan lupa dicek dulu! Pastikan semua aliran data udah bener, nggak ada yang nyasar. Kalau ada yang kurang, revisi aja. Kayak lagi ngerjain skripsi, harus dicek berkali-kali biar hasilnya sempurna!

Baca juga : Data Engineer Adalah: Tugas, Skill, Tools, & Prospek Kerja


Contoh Penerapan DFD

Kalau Warga Bimbingan masih bingung sama penjelasan yang udah MinDi sampaikan, tenang aja! 

MinDi punya beberapa contoh tambahan yang berhubungan dengan Data Flow Diagram biar makin paham. Yuk, lanjut simak!

Contoh DFD Level 0 SI Penjualan

Ilustrasi di atas adalah contoh DFD level 1 yang menggambarkan bagaimana alur data dalam sistem SI Penjualan Mapleway Healthy & Snack, lengkap dengan tiga data store yang terlibat.

Baca juga : Roadmap Belajar Data Engineer untuk Pemula, Panduan Lengkap


Ingin Jadi Data Scientist Profesional yang Dicari Banyak Perusahaan? Daftar Sekarang!

Warga Bimbingan, udah paham kan tentang Data Flow Diagram (DFD) dan gimana pentingnya memahami aliran data di sistem? Nah, kalau kamu merasa tertarik lebih dalam soal data dan pengen upgrade skill kamu di bidang data science, MinDi punya kabar baik nih!

Yuk, gabung di Data Science Bootcamp dibimbing.id! Di sini kamu bakal belajar nggak cuma dari dasar, tapi sampai mahir dalam mengolah data dan membangun model yang bisa dipake buat portfolio karier kamu nanti. Asiknya lagi, dibimbing langsung oleh mentor-mentor berpengalaman, plus akses materi yang bisa kamu ulang kapan aja.

Dengan 700+ hiring partner dan 90% alumni yang udah sukses berkarier, kamu punya kesempatan besar buat jadi data scientist yang dicari banyak perusahaan. Jangan lewatkan peluang ini, ya! Daftar sekarang dan siapkan dirimu jadi bagian dari alumni sukses kami.

Masih ragu? Yuk, konsultasi gratis dulu disini. #BimbingSampeJadi

Referensi:

  1. What is DFD(Data Flow Diagram)? [Buka]
  2. What is a Data Flow Diagram [Buka]

Share

Author Image

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!