dibimbing.id - 5 Tahapan Metode Waterfall untuk Pengelolaan Proyek

5 Tahapan Metode Waterfall untuk Pengelolaan Proyek

Farijihan Putri

23 January 2025

490

Image Banner

Tahapan metode Waterfall adalah pendekatan pengelolaan proyek yang sangat terstruktur dan sistematis, Warga Bimbingan!

Dengan pendekatan ini, setiap fase proyek harus selesai terlebih dahulu sebelum melangkah ke fase berikutnya, sehingga memudahkan tim untuk mengelola dan memantau kemajuan. 

MinDi sebelumnya sudah menulis artikel tentang apa itu metode Waterfall yang bisa kamu baca di sini. Sekarang, kita akan melihat lebih dalam mengenai 5 tahapan utama dalam metode Waterfall yang bisa membantu memastikan proyek berjalan dengan lancar. Yuk, simak!


5 Tahapan Metode Waterfall 


Sumber: Freepik

Metode Waterfall terdiri dari 5 tahapan yang saling berurutan dan sangat terstruktur untuk memastikan proyek berjalan dengan lancar. Berikut penjelasan tentang masing-masing tahapan tersebut. Simak, yuk!


1. Requirements Analysis (Analisis Kebutuhan)


Tahapan pertama adalah menganalisis dan mendokumentasikan semua kebutuhan yang diperlukan untuk proyek.

Pada tahap ini, tim akan bekerja sama dengan stakeholder untuk memahami dan merinci semua spesifikasi yang dibutuhkan. Semua informasi ini kemudian akan digunakan sebagai dasar untuk langkah-langkah berikutnya. 

Hasil dari tahap ini adalah dokumen kebutuhan yang jelas dan terperinci. Tanpa analisis kebutuhan yang mendalam, proyek bisa kehilangan arah atau mengarah ke kesalahan pengembangan.


2. Design (Perancangan)


Pada tahapan metode Waterfall ini, tim mulai merancang solusi berdasarkan kebutuhan yang telah dianalisis. Desain ini bisa berupa arsitektur sistem, desain antarmuka pengguna, atau alur kerja yang akan diterapkan. 

Desain yang baik akan mempermudah proses implementasi dan mengurangi risiko kesalahan. Semua keputusan desain dibuat dengan pertimbangan kebutuhan yang telah ditentukan sebelumnya. 

Dengan desain yang matang, tim dapat melangkah ke tahap berikutnya dengan keyakinan bahwa dasar-dasar sistem telah kokoh.


3. Implementation (Implementasi)


Di tahap implementasi, desain yang telah disetujui mulai diterjemahkan menjadi kode dan sistem nyata. Pengembang mulai menulis kode, membangun sistem, dan memastikan semua komponen berjalan sesuai dengan rencana. 

Setiap fitur yang dirancang akan diuji secara internal selama proses implementasi. Tim pengembang bekerja erat untuk memastikan sistem berfungsi dengan baik sesuai desain. Tahap ini merupakan inti dari pengembangan dan sangat penting untuk keberhasilan proyek.


4. Testing (Pengujian)


Setelah implementasi selesai, tahap berikutnya adalah pengujian untuk memastikan sistem berjalan sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan. 

Tim QA (Quality Assurance) akan melakukan serangkaian uji coba untuk mengidentifikasi dan memperbaiki bug atau kesalahan dalam sistem. Pengujian dilakukan untuk memastikan kualitas produk dan kinerja sistem secara keseluruhan. 

Jika ada masalah yang ditemukan, pengembang akan melakukan perbaikan sebelum produk dipersiapkan untuk dirilis. Tahap ini sangat krusial untuk menghindari masalah di kemudian hari.


5. Deployment & Maintenance (Deploy dan Pemeliharaan)


Setelah sistem diuji dan dinyatakan siap, tahapan metode Waterfall ini memasuki fase deployment atau penerapan ke lingkungan produksi. Di tahap ini, produk akan dipasang dan disiapkan untuk digunakan oleh pengguna akhir. 

Namun, pekerjaan tidak berakhir di sini karena pemeliharaan berkelanjutan diperlukan untuk memperbaiki bug yang mungkin muncul, memperbarui fitur, atau menyesuaikan sistem dengan perubahan kebutuhan. 

Pemeliharaan ini memastikan sistem tetap relevan dan berfungsi dengan baik sepanjang waktu. Dengan pemeliharaan yang baik, proyek dapat terus memberikan nilai bagi pengguna.

Baca Juga: 5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Waterfall, Kamu Wajib Tahu!


3 Contoh Penerapan Metode Waterfall


Sumber: Freepik

Metode Waterfall banyak diterapkan di berbagai jenis proyek yang membutuhkan alur yang jelas dan terstruktur. Berikut 3 contoh penerapan metode Waterfall yang sering digunakan.


1. Pengembangan Perangkat Lunak


Di dunia pengembangan perangkat lunak, tahapan metode Waterfall digunakan untuk membuat aplikasi dengan proses yang terstruktur. Setiap fase dimulai dengan analisis kebutuhan, kemudian berlanjut ke desain, implementasi, pengujian, dan akhirnya deployment. 

Hal ini memudahkan tim untuk mengelola setiap tahapan secara mendetail tanpa ada tumpang tindih. Pengujian dilakukan setelah implementasi selesai, memastikan bahwa aplikasi bebas dari bug sebelum dipublikasikan.


2. Proyek Konstruksi


Metode Waterfall juga banyak digunakan dalam proyek konstruksi karena setiap tahapan harus diselesaikan secara berurutan. Pada tahapan metode Waterfall, mulai dari perencanaan desain, pengumpulan bahan, hingga pembangunan, semuanya dilakukan dengan detail dan terstruktur.

Semua pekerjaan diselesaikan dalam urutan yang jelas, tanpa perubahan besar selama proses berjalan. Dengan menggunakan Waterfall, semua pihak yang terlibat memiliki gambaran yang jelas tentang alur proyek dari awal hingga akhir.


3. Pengembangan Sistem Informasi Perusahaan


Penerapan metode Waterfall dalam pengembangan sistem informasi perusahaan sering dilakukan untuk memastikan setiap kebutuhan bisnis terpenuhi secara sistematis. 

Dimulai dari analisis kebutuhan, kemudian desain sistem, hingga implementasi, setiap tahapan dilakukan secara rinci. Hal ini memungkinkan manajer proyek dan tim IT untuk menjaga semua aspek proyek tetap pada jalurnya. 

Setiap modul diuji setelah selesai dibangun, untuk memastikan sistem berjalan dengan lancar dan memenuhi tujuan perusahaan.

Baca Juga: 11 Pelatihan & Sertifikasi Project Management Gratis


Siap Menerapkan Metode Waterfall dalam Proyekmu?


Sekarang kamu sudah memahami tahapan metode Waterfall dan bagaimana penerapannya dalam berbagai jenis proyek. Kalau kamu ingin lebih mendalami dan langsung mempraktekkan keterampilan ini, ayo ikut Bootcamp Product and Project Management dibimbing.id!

Kamu akan dibimbing oleh mentor berpengalaman dengan silabus terlengkap, serta praktek nyata untuk portofolio. Kamu juga bisa mengulang kelas secara gratis. Bahkan, 90% alumni sukses mendapatkan pekerjaan dan lebih dari 700+ hiring partner siap membantu penyaluran kerja. 

Kalau ada pertanyaan seperti, "Apakah saya akan dibantu saat membuat portofolio?" atau "Apa yang harus saya lakukan jika saya baru pertama kali belajar manajemen proyek?", jangan ragu konsultasi gratis di sini. dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi!


Referensi


  1. Waterfall Methodology: A Comprehensive Guide [Buka]

Share

Author Image

Farijihan Putri

Farijihan is a passionate Content Writer with 3 years of experience in crafting compelling content, optimizing for SEO, and developing creative strategies for various brands and industries.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!