dibimbing.id - Memahami Rumus OEE: Cara Menghitung hingga Contohnya

Memahami Rumus OEE: Cara Menghitung hingga Contohnya

Farijihan Putri

12 July 2025

894

Image Banner

Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah metode pengukuran efisiensi mesin produksi untuk mengetahui seberapa baik performa suatu proses manufaktur. Rumus OEE adalah kunci buat tahu seberapa efisien proses produksi di dunia nyata.

Buat Warga Bimbingan yang lagi kepo sama dunia manufaktur atau pengen switch karier ke ranah Supply Chain Management, paham OEE itu penting banget. Nah, perusahaan besar pakai metrik ini buat ukur performa mesin dan proses. Kamu bisa langsung nyambung pas ngobrol soal efisiensi atau target produksi.



Nah, di artikel ini, MinDi akan ngajak kamu kenalan sama rumus OEE, cara hitungnya, dan contoh nyata biar kamu makin paham. Siap upgrade skill dan makin pede masuk supply chain? Let’s go!


Baca Juga: Panduan Memilih Bootcamp Supply Chain Management Terbaik 2025


Apa Itu Overall Equipment Effectiveness (OEE)?


Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah metrik yang digunakan untuk mengukur seberapa efisien dan efektif suatu mesin atau peralatan produksi dalam menjalankan proses manufaktur.


OEE menilai tiga komponen utama: Availability (ketersediaan waktu operasi), Performance (kecepatan kerja mesin dibanding standar), dan Quality (jumlah produk baik tanpa cacat). Nilai OEE dinyatakan dalam persentase, dengan skor 100% menunjukkan operasi yang sempurna tanpa gangguan, lambat, atau cacat.


Metrik ini sangat penting untuk mengidentifikasi potensi perbaikan dalam sistem produksi dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.


Apa Saja Komponen OEE?


Tadi udah MinDi singgung, komponen utama dalam pengukuran efisiensi mesin menggunakan OEE ada tiga. Simak penjelasannya lengkapnya!


1. Availability (Ketersediaan)


Komponen ini menghitung seberapa besar waktu mesin benar-benar digunakan dibandingkan waktu yang direncanakan.


Downtime seperti setup mesin, perbaikan, atau gangguan teknis akan mengurangi skor availability. Semakin tinggi nilai ketersediaannya, semakin optimal waktu produksi yang dimanfaatkan.


2. Performance (Performa)


Di bagian ini, kecepatan kerja mesin aktual dibandingkan dengan kecepatan idealnya. Rumus OEE memasukkan faktor ini untuk melihat apakah mesin bekerja secara efisien selama waktu operasionalnya. Perlambatan yang terjadi akibat mesin aus atau proses yang kurang optimal akan berdampak pada turunnya nilai performa.


3. Quality (Kualitas)


Komponen terakhir ini fokus pada hasil produksi yang memenuhi standar kualitas. Persentase produk baik dibandingkan total output menunjukkan seberapa besar potensi kerugian akibat cacat produksi. Bila angka quality tinggi, artinya proses berjalan dengan minim waste atau perbaikan.


Baca Juga: Rumus EOQ, Cara Menghitung, hingga Contoh Kasusnya


Rumus EOO dan Cara Menghitungnya



Sumber: Freepik


Secara sederhana, rumus OEE dihitung dengan mengalikan tiga komponen utama: Availability, Performance, dan Quality. Masing-masing komponen dinyatakan dalam persentase, lalu hasil akhirnya juga berbentuk persentase. Semakin tinggi nilai OEE, semakin efisien proses produksi berjalan.


Rumus OEE


OEE = Availability × Performance × Quality


Agar lebih jelas, berikut cara menghitung masing-masing komponen:

  1. Availability = (Waktu Operasi / Waktu Produksi Terjadwal) × 100%
  2. Performance = (Output Aktual × Waktu Ideal) / Waktu Operasi × 100%
  3. Quality = (Jumlah Produk Baik / Total Output) × 100%


Contohnya, jika availability 90%, performance 85%, dan quality 95%, maka OEE = 90% × 85% × 95% = 72.675%

Nilai inilah yang menjadi indikator seberapa efektif mesin dan proses produksi kamu berjalan sehari-hari.


Contoh Perhitungan OEE


Bayangin kamu punya sebuah mesin produksi yang dijadwalkan beroperasi selama 8 jam (480 menit) per hari. Dalam satu hari, mesin sempat mengalami downtime selama 60 menit, menghasilkan 360 unit produk, dengan 30 unit diantaranya cacat. Waktu ideal untuk memproduksi 1 unit adalah 1 menit. Yuk, hitung nilai OEE-nya!


1. Hitung Availability

  1. Waktu Operasi = 480 menit – 60 menit = 420 menit
  2. Availability = (420 / 480) × 100% = 87.5%


2. Hitung Performance

  1. Output Ideal = 420 menit / 1 menit per unit = 420 unit
  2. Performance = (360 / 420) × 100% = 85.7%
  3. Catatan: Rumus OEE menggunakan output aktual dibandingkan dengan output ideal berdasarkan waktu operasi.


3. Hitung Quality

  1. Produk Baik = 360 – 30 = 330 unit
  2. Quality = (330 / 360) × 100% = 91.7%


4. Hitung OEE

OEE = 87.5% × 85.7% × 91.7% ≈ 68.8%


Dari hasil diatas, OEE mesin tersebut adalah 68.8%, artinya masih ada ruang perbaikan dalam efisiensi operasional, baik dari sisi downtime, kecepatan produksi, maupun kualitas hasil.



Baca Juga: Memahami Rumus Reorder Point dan Contoh Perhitungannya


Yuk, Terapin Rumus EOO dalam Bisnis!


Sekarang Warga Bimbingan udah paham cara kerja rumus OEE dan manfaatnya dalam meningkatkan efisiensi produksi. Supaya makin siap menghadapi tantangan di dunia supply chain, kamu bisa ikut Bootcamp Supply Chain Management bareng mentor berpengalaman di Dibimbing!


Silabusnya super lengkap dan update sesuai kebutuhan industri, ada praktik langsung untuk bangun portofolio, bisa gratis mengulang kelas, dan terbukti 96% alumni sukses dapat kerja lewat 840+ hiring partner.


Kamu punya pertanyaan seperti, "Gimana cara implementasi OEE di lini produksi kecil?" atau "Apakah saya harus punya background teknik dulu buat belajar supply chain?" konsultasi gratis di sini. dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi profesional supply chain yang kompeten!


Referensi

  1. OEE Calculation [Buka]
  2. How to Calculate OEE – Formulas & Examples [Buka]
Author Image

Farijihan Putri

Farijihan is a passionate Content Writer with 3 years of experience in crafting compelling content, optimizing for SEO, and developing creative strategies for various brands and industries.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!