Mengenal Lebih Dalam Tentang Client Server
Anisa Fitri Maulida
•
08 November 2023
•
1147
MinDi yakin bahwa semua Sobat MinDi yang membaca artikel ini, pasti selalu menggunakan internet setiap hari, betul? Bahkan pada saat mengakses artikel ini, Anda pun butuh internet dan sistem lainnya untuk sampai di sini. Client server adalah salah satu contoh sistem yang selalu digunakan baik disadari maupun tidak disadari, untuk mengakses situs ini.
Bagi Sobat MinDi yang belum pernah mendengar istilah tersebut, mungkin akan merasa bingung dengan istilah sistem ini. Tapi, jangan khawatir! Bersama MinDi, mari kita kenali client server bersama-sama.
Apa Itu Client Server?
Sebelum Anda mengenal definisi client server, perlu diketahui bahwa client server akan berhubungan dengan dua faktor; client dan server. Dalam artikel ini, client dan server akan menjadi kunci utama yang membuat proses client server ini terjadi.
Lalu, siapa client dan server ini? Jadi, client merupakan komputer, perangkat atau aplikasi yang mengirimkan permintaan informasi atau layanan kepada server. Client adalah pihak yang aktif meminta, seperti saat kita menggunakan browser untuk membuka sebuah situs web. Pada kasus ini, browser adalah client yang meminta halaman web dari server.
Selanjutnya, siapa itu server? Server adalah komputer atau sistem yang bertanggung jawab untuk menerima permintaan dari client, memprosesnya, dan mengirimkan respons balik. Sebagai contoh, ketika Anda membuka sebuah situs web, server web tersebut adalah yang menyediakan konten situs untuk ditampilkan di browser Anda.
Dengan kata lain, client adalah "penanya" atau "peminta", sementara server adalah "penjawab" atau "pemberi". Dalam interaksi ini, server umumnya memiliki sumber daya, baik itu data atau aplikasi, yang dibutuhkan oleh client.
Pertanyaannya, mengapa sistem komputer harus mengabulkan permintaan client? Apa fungsi dari dikabulkannya permintaan tersebut dan apa fungsi dari client server sebenarnya?
Fungsi Client Server
Melalui definisi yang ada, kita jadi tahu bahwa client server adalah sistem berperan penting dalam mengalokasikan tanggung jawab antara server dengan client. Tapi, untuk apa sebenarnya? Berikut ini adalah sejumlah fungsi kunci dari model client server:
1. Pemisahan Tanggung Jawab
Dengan memisahkan client dan server, sistem bisa lebih modular. Client biasanya bertanggung jawab untuk tampilan dan interaksi pengguna, sedangkan server menangani logika bisnis, pemrosesan data, dan penyimpanan.
2. Efisiensi Sumber Daya
Server biasanya dikonfigurasi untuk menangani beban kerja yang berat dan dapat melayani banyak client sekaligus. Hal ini memungkinkan sumber daya (seperti basis data atau aplikasi) untuk digunakan dan diakses oleh banyak pengguna tanpa perlu duplikasi.
3. Skalabilitas
Jika beban kerja meningkat, server dapat ditingkatkan (dalam hal perangkat keras atau perangkat lunak) atau dapat ditambahkan server tambahan tanpa mengganggu client.
4. Keseragaman Akses
Semua client, meskipun mungkin berbeda dalam hal perangkat keras atau sistem operasi, mereka tetap dapat mengakses server dengan cara yang sama. Asalkan, mereka menggunakan protokol dan antarmuka yang sama.
5. Pengelolaan Data Terpusat
Dengan model client server, data dapat disimpan di lokasi terpusat (di server), memudahkan backup, pemulihan, pembaruan, dan manajemen data secara keseluruhan.
6. Keamanan
Keamanan dapat ditingkatkan karena kontrol akses, otentikasi, dan otorisasi umumnya dikelola di server. Sistem ini memudahkan administrasi keamanan dan melindungi data dan sumber daya dari akses yang tidak sah.
7. Manajemen Aplikasi
Pembaruan dan perubahan aplikasi dapat dilakukan di server tanpa harus memodifikasi setiap client. Hal ini ditetapkan, untuk memudahkan proses pembaruan dan pemeliharaan.
8. Efisiensi Jaringan
Dengan adanya komunikasi antara client dan server, transmisi data dapat dioptimalkan sehingga mengurangi beban jaringan.
Dari semua fungsi tersebut, kita bisa simpulkan bahwa kehadiran client server adalah sangat penting. Terlebih lagi, untuk membantu penyebaran informasi agar client tetap mendapatkan apa yang diinginkan. Tinggal tuliskan apa yang dibutuhkan, maka sistem akan bekerja. Seperti apa langkahnya?
Cara Kerja Client Server
Sumber: Serverwatch.com
Cara kerja model client server berlangsung dalam sebuah proses komunikasi antara client dan server. Berikut adalah langkah-langkah dari cara kerja model tersebut:
Permintaan dari Client
Proses dimulai ketika client mengirimkan permintaan (request) kepada server. Permintaan ini bisa berupa akses ke sebuah file, permintaan informasi dari database, permintaan untuk menjalankan sebuah aplikasi, dan lain-lain.
Penerimaan di Server
Setelah menerima permintaan dari client, server akan memproses permintaan tersebut. Server akan mengecek data yang diminta, menjalankan aplikasi yang diperlukan atau melakukan aksi lain sesuai dengan permintaan.
Proses di Server
Setelah memahami apa yang diminta oleh client, server akan mengambil, mengolah, atau menyiapkan data atau layanan yang dibutuhkan. Misalnya, jika client meminta sebuah halaman web, server akan mengambil halaman tersebut dari tempat penyimpanannya.
Pengiriman Respon ke Client
Setelah data atau layanan siap, server akan mengirimkannya kembali sebagai respon kepada client.
Penerimaan oleh Client
Client akan menerima data atau layanan yang dikirimkan oleh server dan menampilkannya kepada pengguna. Misalnya, jika Anda meminta untuk membuka sebuah situs web, browser Anda (sebagai client) akan menampilkan halaman web tersebut setelah menerima data dari server.
Setelah memahami bagaimana proses komunikasi berlangsung dalam model client server, penting pula untuk mengenali berbagai jenis jaringan client server itu sendiri. Seperti halnya cara kerjanya yang efisien, beragam jenis jaringan client server diciptakan untuk memenuhi kebutuhan spesifik dan memberikan solusi optimal bagi berbagai skenario penggunaan.
Jenis Client Center
Jenis-jenis client server mengacu pada konfigurasi atau arsitektur sistem, yang menentukan bagaimana pemrosesan data dan tugas-tugas lainnya didistribusikan antara client dan server.
Setiap jenis memiliki karakteristik, kelebihan, dan kekurangannya masing-masing. Pemilihan jenis client server biasanya didasarkan pada kebutuhan spesifik, skala sistem, dan sumber daya yang tersedia. Lantas, apa saja jenisnya?
1. Fat Client dan Thin Server
Fat Client: Merujuk pada sistem di mana client melakukan sebagian besar pemrosesan data. Biasanya, client memiliki sumber daya (misalnya, CPU atau memori) yang lebih untuk menjalankan aplikasi secara efisien.
Thin Server: Server hanya menyediakan layanan minimal, seringkali terbatas pada penyimpanan dan pengiriman data sesuai permintaan client.
2. Thin Client dan Fat Server
Thin Client: Client di sini memiliki fungsi terbatas dan hanya bertugas menampilkan informasi atau antarmuka pengguna. Ia bergantung pada server untuk pemrosesan data.
Fat Server: Server bertanggung jawab atas sebagian besar pemrosesan dan logika bisnis. Fat Server akan membantu dalam manajemen sumber daya dan keamanan data karena semua data diproses di satu tempat.
3. Peer-to-Peer (P2P)
Dalam model ini, tidak ada perbedaan yang jelas antara client dan server. Setiap node dalam jaringan dapat berfungsi sebagai client atau server, tergantung pada apa yang dibutuhkan pada waktu tertentu.
Biasanya digunakan dalam jaringan berbagi file, di mana setiap komputer memiliki akses ke file pada komputer lain.
4. Hybrid Client-Server
Menggabungkan berbagai elemen dari model lain untuk mencapai keseimbangan antara beban kerja client dan server. Bisa jadi solusi untuk sistem yang membutuhkan skalabilitas dan fleksibilitas tinggi.
5. One Tier Architecture
Semua operasi, dari antarmuka pengguna, logika aplikasi, hingga penyimpanan data, terjadi di satu mesin. Tidak efisien untuk lingkungan berskala besar, tetapi mungkin cocok untuk aplikasi sederhana atau penggunaan pribadi.
6. Two Tier Architecture
Client mengelola presentasi data dan interaksi pengguna, sementara server menangani basis data dan permintaan terkait. Cocok untuk aplikasi yang tidak memerlukan banyak interaksi antar sistem atau komponen tambahan.
7. Three Tier Architecture
Menambahkan lapisan di antara client dan server (sering disebut 'middleware') yang menangani logika bisnis dan komunikasi antara dua lapisan lainnya. Meningkatkan organisasi dan pemisahan tugas, membuat pengembangan dan pemeliharaan lebih terstruktur.
8. N-Tier or Multi-Tier Architecture
Pembagian lebih lanjut dari tanggung jawab pemrosesan ke beberapa lapisan. Ini bisa meliputi lapisan terpisah untuk aplikasi web, aplikasi bisnis, dan basis data. Solusi untuk aplikasi atau layanan berskala besar dengan kebutuhan yang kompleks dan dinamis.
Baca Juga: Efisiensi Penggunaan Teknologi dengan Monitoring Jaringan yang Efektif
Perlu Sobat MinDi ketahui, bahwa setiap jenis arsitektur client server memiliki tempatnya sendiri tergantung pada kebutuhan aplikasi, jumlah pengguna, keamanan, dan faktor lainnya.
Dengan memahami berbagai jenis client server, pengembang dan arsitek IT dapat merancang dan memilih model yang paling efisien dan efektif untuk infrastruktur dan aplikasi mereka. Tidak hanya itu, tentunya masih ada alasan lain mengapa hal tersebut penting untuk diperhatikan.
Mengapa Kita Wajib Mengetahui Jenis Client Center?
Memperhatikan jenis-jenis client server sangatlah penting. Karena, pilihan arsitektur client server mempengaruhi berbagai aspek dalam pengembangan, pengoperasian, dan pemeliharaan sistem. Berikut beberapa alasan mengapa kita perlu memperhatikan jenis-jenis client server:
Kinerja dan Efisiensi:
Setiap jenis arsitektur memiliki kelebihan dan kekurangan dalam hal kinerja. Memilih model yang tepat dapat memaksimalkan kecepatan, responsivitas, dan efisiensi sistem, sesuai dengan kebutuhan spesifik.
Skalabilitas
Seiring pertumbuhan organisasi atau peningkatan jumlah pengguna, sistem mungkin perlu menangani beban kerja yang lebih besar. Arsitektur yang benar dapat memudahkan peningkatan kapasitas tanpa harus mengubah seluruh infrastruktur.
Keamanan
Berdasarkan model yang dipilih, data dan informasi penting mungkin berada di sisi client atau server. Keputusan ini mempengaruhi strategi keamanan yang diterapkan.
Biaya
Beberapa model mungkin memerlukan investasi awal yang lebih besar, sedangkan yang lain mungkin lebih ekonomis dalam jangka pendek tetapi memerlukan biaya pemeliharaan yang lebih tinggi.
Kemudahan Pemeliharaan
Sebuah model client center dengan pemisahan tugas yang jelas antara client dan server, dapat memudahkan dalam hal pemeliharaan, pembaruan atau perubahan lainnya pada sistem.
Fleksibilitas
Dengan memahami jenis-jenis client server, perusahaan memiliki kebebasan untuk mengadaptasi dan mengubah model sesuai dengan perubahan kebutuhan atau teknologi.
Memahami dan memilih jenis-jenis client server yang tepat bukan hanya soal teknologi tetapi juga strategi bisnis. Oleh karena itu, keputusan ini seharusnya melibatkan berbagai stakeholder dalam organisasi, termasuk tim IT, manajemen, dan pengguna akhir.
Maka dari itu, para karyawan perusahaan harus mengenal setidaknya dasar dari client server ini agar tidak salah pilih jenis yang sesuai. Untuk mengenal client server lebih dalam lagi, MinDi bisa merekomendasikan kamu untuk tidak hanya membaca artikel ini, melainkan mengikuti pelatihan Corporate Training dari dibimbing.id.
Di sana, Anda dan para karyawan bisa belajar bersama para mentor terpilih yang sudah berpengalaman lebih dari tiga tahun di bidang yang sama. Anda bisa menggunakan waktu tersebut untuk belajar serta berdiskusi dengan mentor, berdasarkan kondisi perusahaan saat ini.
Tidak perlu khawatir akan jadwal yang bentrok, sebab di pelatihan ini, Anda yang akan membentuk jadwal sendiri. Gunakan jadwal tersebut, untuk bisa meraup ilmu sebanyak-banyaknya. Dengan begitu, Anda juga bisa memperoleh banyak keuntungan dari client server.
Keuntungan Menggunakan Client Server
Menggunakan model client server menawarkan berbagai keuntungan, baik dari segi teknis maupun operasional. Berikut adalah beberapa keuntungan utama dari penerapan model client server:
1. Pusat Data Terpusat
Dengan model client server, data disimpan di lokasi pusat (server) yang memudahkan manajemen, pemeliharaan, dan backup. Selain itu, bisa juga meningkatkan integritas data karena data tidak tersebar di banyak lokasi.
2. Efisiensi Sumber Daya
Server biasanya dilengkapi dengan sumber daya (seperti CPU, memori, dan penyimpanan) yang lebih kuat dan mampu menangani permintaan dari banyak client sekaligus, meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya.
3. Skalabilitas
Sistem berbasis client server mudah untuk diskalakan. Jika jumlah pengguna atau permintaan meningkat, Anda dapat menambah atau meningkatkan sumber daya pada server tanpa mengganggu operasi.
4. Keamanan Tinggi
Data yang terpusat di server, memungkinkan implementasi kontrol keamanan yang lebih ketat. Selain itu, pembaruan keamanan dan patch hanya perlu diterapkan di server, bukan di setiap perangkat client.
5. Akses Jarak Jauh
Client server membantu akses jarak jauh ke aplikasi dan data. Metode ini sangat berguna untuk organisasi dengan karyawan yang bekerja dari lokasi yang berbeda atau untuk mendukung operasi selama 24 jam.
6. Manajemen dan Pemeliharaan Mudah
Karena sebagian besar data dan aplikasi berada di server, pembaruan dan pemeliharaan menjadi lebih mudah dan cepat. Hal ini dapat mengurangi waktu henti dan meningkatkan produktivitas.
7. Dukungan Multi-platform
Client server sering mendukung berbagai jenis perangkat client, baik itu PC, laptop, ponsel cerdas atau tablet.
8. Ketersediaan Tinggi
Dengan infrastruktur yang tepat, server dapat dikonfigurasi untuk ketersediaan tinggi, memastikan layanan tetap online meskipun ada gangguan atau kegagalan.
9. Pengurangan Biaya Jangka Panjang
Walaupun investasi awal mungkin lebih tinggi, manfaat seperti manajemen yang lebih mudah, keamanan yang lebih baik, dan efisiensi sumber daya dapat mengurangi biaya operasional jangka panjang.
Baca Juga: Mengenal Pentingnya Belajar Cyber Security untuk Keamanan
Ada begitu banyak keuntungan yang bisa Anda dapatkan, jika Anda menggunakan client server dengan benar. Tapi, bagaimana cara mengelola client server agar tetap berjalan secara efisien?
Tips Mengelola Client Server
Mengelola infrastruktur client server membutuhkan perhatian khusus untuk memastikan sistem berfungsi dengan optimal dan aman. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu dalam mengelola client server:
Pemeliharaan Rutin
Seperti halnya perangkat keras, server perlu rutin diperiksa. Pemeliharaan rutin meliputi pembersihan cache, pembaruan perangkat lunak, dan pengecekan kesehatan komponen fisik.
Pembuatan Cadangan
Pastikan untuk melakukan backup data secara berkala. Bukan cuman untuk data yang ada di server, tetapi juga konfigurasi server agar pemulihan lebih cepat saat diperlukan.
Keamanan
Selalu perbarui perangkat lunak ke versi terbaru, terutama untuk software keamanan. Aktifkan firewall, gunakan perangkat lunak antivirus, dan pastikan semua akses ke server dilindungi oleh autentikasi yang kuat.
Pantau Performa
Gunakan alat pemantauan untuk melacak performa server. Alat ini akan membantu Anda, untuk mengetahui jika ada masalah sebelum menjadi serius dan mempengaruhi pengguna.
Optimasi Sumber Daya
Sesuaikan konfigurasi server berdasarkan beban kerja. Termasuk manajemen memori, alokasi CPU, dan pengaturan jaringan.
Pendidikan dan Pelatihan
Pastikan tim Anda selalu mendapatkan pelatihan terbaru mengenai teknologi client server, keamanan, dan best practices terkait.
Dengan memahami berbagai aspek yang telah kita bahas, kita dapat menyimpulkan bahwa client server adalah fondasi penting dalam dunia teknologi informasi saat ini. Teknologi ini memungkinkan organisasi dan individu untuk berinteraksi dan mengakses data dengan lebih efisien dan aman.
Perlu digaris bawahi untuk suatu bisnis, memanfaatkan client server adalah langkah tepat untuk mendapatkan data dengan aman. Ada juga banyak keuntungan, yang bisa didapatkan asal pengelolaannya dilakukan dengan benar. Dengan mengikuti kelas Corporate Training, Anda dan karyawan bisa mengenal client server dan cara menggunakannya dengan efektif.
Tags