dibimbing.id - Manajemen Konflik: Definisi, Peran, Keahlian, & Contohnya

Manajemen Konflik: Definisi, Peran, Keahlian, & Contohnya

Siti Khadijah Azzukhruf Firdausi

โ€ข

16 May 2024

โ€ข

1104

Image Banner

Anda seorang leader yang sedang menghadapi konflik dalam tim? Mempelajari dan menguasai manajemen konflik adalah kuncinya. Keahlian ini sangat berfungsi untuk meredakan ketegangan serta menciptakan harmoni di tempat kerja.


Bukan hanya untuk menyelesaikan masalah, manajemen konflik adalah aspek penting guna membangun hubungan lebih baik dan meningkatkan produktivitas tim. Penasaran skill apa yang dibutuhkan untuk mengelola konflik dalam tim?


Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!



Apa Itu Manajemen Konflik?



Dalam keseharian, Anda mungkin beberapa kali dihadapi oleh masalah dengan orang lain, anggota keluarga, atau rekan kerja. Dalam kasus ini, manajemen konflik berkaitan dengan cara Anda menangani perselisihan atau ketidaksetujuan.


Mengutip dari peopleHum, manajemen konflik adalah praktik untuk mengenali dan mengelola konflik dengan bijaksana, adil, dan efisien. Proses manajemen konflik menangani ketidakcocokan atau perselisihan yang muncul dari perbedaan pendapat hingga tujuan.


Apabila konflik terjadi di tempat kerja, penyelesaiannya penting dilakukan oleh orang-orang yang memahami masalah atau penanganannya. Ini akan lebih baik lagi jika dilakukan oleh seorang pemimpin tim. 


Maka dari itu, seorang leader baiknya mempelajari manajemen konflik sebelum memimpin timnya sendiri.




Mengapa Leader Perlu Memiliki Skill Manajemen Konflik?



Sumber: Freepik


Dengan memiliki skill manajemen konflik, seorang leader bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik. Lewat keahlian ini, mereka juga bisa memastikan setiap anggota tim merasa dihargai dan didukung.


Selain itu, keahlian dalam mengelola masalah bisa membawa berbagai manfaat bagi tempa kerja. Beberapa manfaat tersebut antara lain:



Kinerja Tim Lebih Optimal


Ketika konflik dikelola dengan baik, tim dapat lebih fokus pada tugas mereka dan tidak terganggu oleh masalah antarpribadi. Ini dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas tim secara keseluruhan.



Keterlibatan Tim Lebih Baik


Seorang leader yang mampu menangani konflik dengan baik dapat menciptakan lingkungan lebih kolaboratif dan mendukung. Ini mendorong anggota tim untuk lebih aktif berpartisipasi dan memberikan kontribusi mereka.



Meningkatkan Pengalaman Karyawan


Manajemen konflik yang efektif dapat meningkatkan pengalaman karyawan. Ketika karyawan merasa didengar, dihargai, dan dihormati, mereka cenderung merasa lebih puas dan termotivasi dalam pekerjaan mereka.



Budaya dan Lingkungan Kerja yang Positif


Manajemen konflik membantu menciptakan budaya kerja yang positif. Ini bisa menciptakan kondisi di mana komunikasi terbuka, saling menghormati, dan kolaborasi menjadi nilai yang dijunjung tinggi.



Komunikasi yang Lebih Baik



Melalui manajemen konflik, leader dapat mendorong komunikasi yang terbuka dan jujur. Hal ini pada akhirnya bisa membantu mencegah kesalahpahaman dan miskomunikasi di antara anggota tim.


Baca Juga: 9 Cara Mengatasi Konflik dalam Organisasi Secara Efektif





Skill yang Diperlukan untuk Manajemen Konflik



Sumber: Freepik


Sekarang Sobat MinDi tahu betapa pentingnya manajemen konflik, kan? Untuk menerapkan keahlian ini, Anda mungkin perlu mengembangkan beberapa keahlian. Penasaran apa saja keahlian yang dibutuhkan untuk manajemen konflik?


Simak daftar keahliannya di bawah ini!


Active Listening



Mengutip pendapat John Graham, mendengarkan secara aktif adalah kemampuan untuk memahami dengan jelas apa yang dikatakan oleh klien, kolega, atau mitra tanpa menyela. Ini adalah keterampilan pertama dan terpenting untuk dikembangkan.


Membiarkan pihak lain mengungkapkan kekhawatiran mereka sepenuhnya membuat mereka merasa didengar. Hal ini tentunya bisa meredakan sebagian besar ketegangan.


Apabila ingin memastikan kejelasan, Anda bisa tanyakan pertanyaan setelah orang tersebut selesai berbicara. Hindari ejekan atau olokan saat menanggapi pertanyaan dari lawan bicara. Pastikan untuk tidak melontarkan lelucon di situasi yang tidak tepat.


Dengan mendengarkan secara aktif, ini bisa menunjukkan bahwa Anda menghargai apa yang mereka katakan dan memahami pikirannya. Diam dan mendengarkan juga bisa membuat Anda belajar perspektif baru dari individu lain untuk kelola konflik kedepannya.



Komunikasi


Komunikasi yang efektif adalah kunci dalam manajemen konflik. Seorang leader harus mampu menyampaikan pemikiran dan kekhawatiran mereka dengan jelas. Ini juga harus dilakukan sambil terbuka pada umpan balik dan perspektif yang berbeda.


Komunikasi nonverbal juga memainkan peran penting. Contohnya adalah bahasa tubuh dan nada suara. Situasi bisa jadi lebih buruk apabila Anda duduk dengan tangan silang atau berekspresi kesal saat lawan bicara menjelaskan masalah mereka.


Dengan berkomunikasi secara efektif, Anda memastikan bahwa semua pihak memahami sudut pandang satu sama lain dan dapat bekerja menuju solusi menguntungkan.





Kolaborasi


Dilansir dari Indeed, kolaborasi adalah keterampilan penting dalam manajemen konflik. Dengan pengalaman berkolaborasi, Anda akan merasa lebih nyaman bekerja dengan orang lain dalam menyelesaikan masalah serta menemukan solusi untuk maju bersama.



Assertivenes



Terakhir adalah ketegasan. Ini berkaitan dengan kemampuan untuk menyatakan pikiran dan kebutuhan Anda secara tegas namun tetap hormat. Artinya, Anda bisa mengatakan โ€˜tidakโ€™ tanpa rasa bersalah serta berdiri teguh pada pendapat pribadi tanpa meremehkan orang lain.


Keahlian ini membantu menjaga keseimbangan antara memenuhi kebutuhan pribadi serta menghormati keperluan orang lain.



Contoh Konflik yang Sering Terjadi di Kantor





Sumber: Freepik


Konflik di tempat kerja adalah hal umum yang terjadi dan biasanya muncul dari perbedaan personal, gaya kerja bervariasi, dan hubungan manajerial. Konflik tersebut biasanya bisa mempengaruhi tim dan departemen.


Pengaruhnya bisa berupa pemecatan, pengunduran diri, dan absensi. Selain itu, konflik juga dapat menciptakan beban keuangan yang signifikan bagi perusahaan. Misalnya, biaya wawancara dan perekrutan yang tidak terduga, atau penurunan produktivitas kerja.


Maka dari itu, mengidentifikasi konflik di tempat kerja sangat penting dalam memaksimalkan produktivitas bisnis dan menjaga atmosfer yang sehat. 


Supaya Sobat MinDi bisa mencegah atau menangani konflik dengan baik, MinDi akan kasih beberapa contoh masalah yang terjadi di kantor. Berikut adalah empat konflik yang sering terjadi di kantor serta cara penanganannya:



Interpersonal Konflik


Konflik interpersonal sering kali terjadi ketika dua orang atau lebih memiliki kepribadian yang sulit untuk bekerja sama. Berikut contoh detailnya:


Konflik: Anda punya kolega yang dikenal sebelum bekerja di perusahaan yang sama sekarang. Di perusahaan baru ini, Anda harus bertemu dan bekerja sama lagi setiap hari. Dalam kasus ini, ketidaksepakatan masa lalu bisa kembali muncul dan mempengaruhi kinerja profesional Anda.


Solusi: Menggunakan mediator profesional atau pihak netral untuk membantu menyelesaikan masalah. Lewat mediator, percakapan bisa difasilitasi dengan baik. Selain itu, mediator juga berperan untuk memastikan kedua belah pihak bekerja menuju solusi yang potensial.




Perbedaan Value Personal dengan Perusahaan


Terkadang, karyawan mungkin merasa bahwa nilai-nilai pribadi mereka tidak sejalan dengan nilai-nilai perusahaan. Dalam situasi ini, konflik mungkin saja muncul. Berikut adalah contohnya:

Konflik: Anda sebagai karyawan merasa bahwa perusahaan terlalu berfokus pada keuntungan dibandingkan kesejahteraan karyawan.


Solusi: Melakukan komunikasi secara terbuka. Leader perlu mendengarkan kekhawatiran karyawan dan mencari cara untuk menemukan titik temu yang memuaskan kedua belah pihak.




Tidak Memenuhi Ekspektasi Perusahaan


Konflik ini muncul ketika seorang karyawan tidak memenuhi ekspektasi yang ditetapkan oleh manajer atau perusahaan. 


Konflik: Seorang karyawan di departemen penggajian mulai menyerahkan laporan gaji terlambat. Pada akhirnya, ini bisa mengakibatkan karyawan lain menerima gaji mereka secara terlambat.


Solusi: Mendengarkan alasan pihak terlibat secara aktif. Manajer harus mendengarkan alasan karyawan tersebut dan mencari solusi bersama yang bisa memperbaiki kinerja tanpa mengabaikan kesejahteraan karyawan.




Perbedaan Pendapat antar Divisi


Konflik ini bisa terjadi ketika dua divisi memiliki pandangan yang berbeda mengenai bagaimana suatu proyek harus dijalankan. Berikut contohnya:


Konflik: Tim pemasaran dan penjualan mungkin tidak sepakat tentang strategi pemasaran yang terbaik untuk proyek tertentu.


Solusi: Memahami sudut pandang orang lain terlebih dahulu. Setiap pihak terlibat harus mau mencoba melihat situasi dari perspektif lawan dan dari sudut pandang pengamat netral. Ini membantu memahami dan menghargai pandangan masing-masing.


Baca Juga: 12 Cara Mengatasi Konflik Antar Karyawan Paling Efektif




Kesimpulan



Itulah pembahasan lengkap tentang manajemen konflik. Dengan menguasai manajemen konflik, Anda bisa meningkatkan produktivitas tim dan mengelola masalah secara bijaksana.


Tentunya, manajemen konflik tim yang efektif sangat dipengaruhi oleh leadership dari para pemimpin tim. Apabila ingin ciptakan pemimpin yang baik di perusahaan, MinDi sarankan untuk daftarkan organisasi Anda ke pelatihan leadership Corporate Training Dibimbing.id


Lewat program ini, Anda bisa memperkuat keterampilan manajemen konflik mereka dan berkembang sesuai dengan tujuan perusahaan. Selain itu, program ini juga memiliki materi leadership yang lengkap dan menawarkan fleksibilitas tinggi.


Jadi, Anda bisa menyesuaikan pelatihan sesuai dengan kebutuhan khusus perusahaan. 


Segera konsultasikan kebutuhan perusahaan Anda di sini! Apapun tujuannya, Dibimbing.id siap #BimbingSampaiJadi karyawan Anda untuk optimalkan skill dan potensi mereka!




FAQ (Frequently Asked Questions)



Bagaimana Cara Mengelola Konflik yang Sudah Muncul?



Mengelola konflik yang sudah muncul melibatkan mendengarkan dengan aktif, mengidentifikasi masalah inti, dan mencari solusi yang saling menguntungkan. 


Selain itu, Anda juga harus memastikan komunikasi yang jelas dan terbuka antara semua pihak terlibat.



Kapan Sebaiknya Melibatkan Pihak Eksternal dalam Penyelesaian Konflik?



Melibatkan pihak eksternal, seperti mediator atau konsultan HR, sebaiknya dilakukan ketika konflik sulit untuk diatasi secara internal. Anda juga bisa meminta bantuan HR ketika konflik tersebut telah mencapai tingkat yang tidak dapat ditangani oleh pihak internal.



Referensi


  1. What is Conflict Management [Buka]

  2. Conflict Management: A Crucial Skill for Effective Leadership [Buka]

  3. Conflict Management Skills: Definition, Examples, and Tips [Buka]

  4. 6 Workplace Conflict Examples with Useful Resolutions [Buka]

  5. 7 Successful Conflict Management Skills for Every Leader Needs to Know [Buka]

Share

Author Image

Siti Khadijah Azzukhruf Firdausi

Khadijah adalah SEO Content Writer di Dibimbing dengan pengalaman menulis konten selama kurang lebih setahun. Sebagai lulusan Bahasa dan Sastra Inggris yang berminat tinggi di digital marketing, Khadijah aktif berbagi pandangan tentang industri ini. Berbagai topik yang dieksplorasinya mencakup digital marketing, project management, data science, web development, dan career preparation.

Hi!๐Ÿ‘‹

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!