7 Contoh Karya Ilmiah Remaja Berbagai Tema, Lengkap!
Farijihan Putri
•
24 October 2024
•
745
Warga Bimbingan, pernah gak sih kamu bingung cari contoh karya ilmiah remaja yang bisa kamu jadikan inspirasi buat tugas sekolah atau lomba?
Nah, kali ini MinDi bakal bantu kamu dengan kumpulan contoh karya ilmiah yang gak cuma lengkap, tapi juga beragam temanya! Mulai dari lingkungan, teknologi, sampai kesehatan, semuanya ada disini.
Siap-siap, kamu bakal punya banyak ide segar buat bikin karya ilmiah yang wow! Yuk, baca selengkapnya!
Apa itu Karya Ilmiah Remaja?
Sumber: Freepik
Karya ilmiah remaja adalah tulisan yang dibuat oleh pelajar untuk menyajikan hasil penelitian atau kajian yang didasarkan pada metode ilmiah.
Biasanya, karya ini mengangkat topik-topik yang relevan dengan dunia remaja, seperti lingkungan, teknologi, kesehatan, atau sosial.
Tujuannya adalah melatih kemampuan berpikir kritis dan analitis remaja, serta memecahkan masalah dengan pendekatan yang terstruktur dan berdasarkan data atau fakta yang bisa dipertanggungjawabkan.
Struktur karya ilmiah remaja umumnya terdiri dari pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan.
Dengan struktur ini, penulisan karya ilmiah menjadi lebih sistematis dan mudah dipahami.
Baca Juga: 8 Karakteristik Karya Ilmiah yang Tepat, Peneliti Wajib Tahu!
7 Contoh Karya Ilmiah Remaja
Sumber: Freepik
MinDi mau kasih kamu daftar 7 contoh karya ilmiah remaja berbagai tema. Dengan berbagai tema yang menarik, kamu bisa mengeksplorasi ide-ide yang relate banget dengan kehidupan sehari-hari.
Nah, biar makin paham, yuk kita lihat 7 contoh karya ilmiah remaja dengan tema berbeda dan struktur yang benar!
1. Judul: Pengaruh Media Sosial terhadap Prestasi Akademik Remaja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media sosial yang pesat di kalangan remaja membawa pengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Banyak remaja yang menggunakan media sosial sebagai sarana hiburan dan komunikasi, namun di sisi lain, ada kekhawatiran akan pengaruhnya terhadap prestasi akademik mereka. Penelitian ini bertujuan untuk memahami sejauh mana penggunaan media sosial berdampak pada prestasi akademik remaja. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana penggunaan media sosial mempengaruhi prestasi akademik remaja? 1.3 Tujuan Penelitian Mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan media sosial dengan prestasi akademik remaja. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan wawasan bagi siswa, guru, dan orang tua tentang pengaruh media sosial terhadap hasil belajar, serta menjadi acuan untuk manajemen waktu yang lebih baik. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosial Pembahasan mengenai definisi dan jenis-jenis media sosial yang sering digunakan oleh remaja. 2.2 Pengaruh Media Sosial terhadap Remaja Mengulas studi sebelumnya tentang dampak positif dan negatif media sosial terhadap perilaku dan pola pikir remaja. 2.3 Prestasi Akademik Penjelasan tentang definisi prestasi akademik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, termasuk pengaruh eksternal seperti penggunaan teknologi dan media sosial. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif kuantitatif untuk mengetahui hubungan antara durasi penggunaan media sosial dan prestasi akademik. 3.2 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA di wilayah Jakarta, dengan sampel 100 siswa yang diambil secara acak. 3.3 Instrumen Penelitian Kuesioner disebarkan untuk mengetahui intensitas penggunaan media sosial dan nilai akademik siswa. 3.4 Analisis Data Data dianalisis menggunakan regresi linear sederhana untuk mengetahui korelasi antara dua variabel tersebut. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Media Sosial terhadap Prestasi Akademik Dari hasil analisis, ditemukan bahwa ada hubungan negatif antara intensitas penggunaan media sosial dan prestasi akademik. Semakin sering siswa menggunakan media sosial, semakin rendah rata-rata nilai akademik mereka. 4.2 Pembahasan Diskusi mengenai alasan mengapa media sosial berpotensi menurunkan prestasi, seperti gangguan konsentrasi, manajemen waktu yang buruk, dan kurangnya fokus pada tugas-tugas sekolah. 4.3 Strategi Penggunaan Media Sosial yang Seimbang Diberikan beberapa saran agar siswa tetap bisa menggunakan media sosial tanpa mengorbankan prestasi akademik, seperti menetapkan waktu khusus untuk belajar dan mengurangi penggunaan media sosial saat jam pelajaran. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa media sosial dapat berdampak negatif pada prestasi akademik remaja jika tidak digunakan dengan bijak. Oleh karena itu, siswa perlu mengatur waktu penggunaan media sosial dengan baik agar tidak mengganggu proses belajar. Saran untuk pihak sekolah adalah mengadakan program edukasi tentang manajemen waktu yang efektif dalam menggunakan media sosial. |
2. Judul: Pengaruh Pola Makan Terhadap Kesehatan Mental Remaja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola makan memiliki peran penting dalam kesehatan fisik maupun mental. Namun, masih banyak remaja yang belum menyadari pentingnya konsumsi makanan sehat untuk mendukung kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan dan kesehatan mental pada remaja. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana pengaruh pola makan terhadap kesehatan mental remaja? 1.3 Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh pola makan yang seimbang terhadap kesehatan mental remaja. 1.4 Manfaat Penelitian Memberikan pemahaman kepada remaja dan orang tua mengenai pentingnya menjaga pola makan untuk kesehatan mental. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesehatan Mental Remaja Pembahasan mengenai definisi kesehatan mental dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 2.2 Pola Makan dan Nutrisi Seimbang Mengulas penelitian tentang pentingnya pola makan sehat dalam mendukung kesehatan fisik dan mental. 2.3 Hubungan Pola Makan dengan Kesehatan Mental Analisis teori dan penelitian yang menghubungkan kebiasaan makan dengan kesehatan mental. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan survei untuk mengetahui hubungan antara pola makan dan kesehatan mental remaja. 3.2 Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah siswa SMA di wilayah Jakarta, dengan sampel sebanyak 150 siswa. 3.3 Instrumen Penelitian Data dikumpulkan melalui kuesioner yang menilai kebiasaan makan dan kesehatan mental siswa. 3.4 Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linear untuk melihat korelasi antara pola makan dan kesehatan mental. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pola Makan terhadap Kesehatan Mental Remaja Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang seimbang memiliki dampak positif terhadap kesehatan mental remaja. Siswa dengan pola makan yang lebih sehat menunjukkan tingkat kecemasan yang lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang sering mengonsumsi makanan cepat saji. 4.2 Pembahasan Pembahasan mengenai pentingnya asupan nutrisi seimbang seperti sayuran, buah-buahan, dan protein untuk mendukung kesehatan mental. Kadar gula yang tinggi pada makanan cepat saji diketahui meningkatkan risiko depresi dan kecemasan pada remaja. 4.3 Strategi Penerapan Pola Makan Sehat Diberikan beberapa saran tentang bagaimana remaja bisa menerapkan pola makan sehat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dengan membawa bekal makanan bergizi ke sekolah dan mengurangi konsumsi makanan ringan yang tidak sehat. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pola makan yang sehat dan seimbang secara signifikan berpengaruh terhadap kesehatan mental remaja. Remaja yang memiliki kebiasaan makan yang baik cenderung lebih jarang mengalami gangguan kecemasan dan stres. 5.2 Saran Untuk remaja, disarankan untuk mulai memperhatikan pola makan mereka dengan mengonsumsi lebih banyak makanan sehat dan bergizi. Pihak sekolah dan orang tua juga diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai pentingnya nutrisi bagi kesehatan fisik dan mental. |
3. Judul: Efektivitas Kampanye Anti-Bullying di Sekolah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bullying menjadi salah satu masalah serius di lingkungan sekolah yang berdampak pada psikologis dan sosial siswa. Meskipun berbagai kampanye anti-bullying telah dilakukan, kasus bullying di beberapa sekolah masih tinggi. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa mengenai dampak buruk bullying dan menciptakan lingkungan sekolah yang aman. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas kampanye anti-bullying dalam mengurangi angka kejadian bullying di sekolah. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana efektivitas kampanye anti-bullying dalam menurunkan angka bullying di sekolah? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kampanye anti-bullying berhasil mengurangi perilaku bullying di sekolah serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung atau menghambat efektivitas kampanye ini. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan wawasan kepada pihak sekolah dan pembuat kebijakan tentang pentingnya kampanye anti-bullying serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk memperbaiki pelaksanaan kampanye tersebut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bullying Bullying didefinisikan sebagai tindakan agresi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang bertujuan untuk menyakiti atau menindas orang lain yang dianggap lebih lemah. Jenis-jenis bullying meliputi bullying fisik, verbal, sosial, dan siber. 2.2 Dampak Bullying terhadap Siswa Bullying memiliki dampak yang serius terhadap kesehatan mental dan fisik korban. Korban bullying sering mengalami kecemasan, depresi, penurunan prestasi akademik, serta rendahnya rasa percaya diri. Dampak jangka panjangnya dapat mempengaruhi kehidupan sosial dan emosional korban di masa depan. 2.3 Kampanye Anti-Bullying di Sekolah Kampanye anti-bullying adalah usaha yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan kesadaran siswa, guru, dan orang tua tentang pentingnya mencegah bullying. Kampanye ini melibatkan berbagai kegiatan seperti seminar, diskusi kelompok, dan pemasangan poster tentang bahaya bullying. 2.4 Teori Perubahan Sikap Penelitian ini menggunakan teori perubahan sikap yang menyatakan bahwa kampanye dapat mempengaruhi pola pikir individu melalui penyampaian informasi, penguatan nilai-nilai positif, dan dorongan untuk berperilaku sesuai norma. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk mengukur dampak kampanye anti-bullying di sekolah. Penelitian ini berfokus pada perubahan jumlah kasus bullying sebelum dan sesudah kampanye dilakukan. 3.2 Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah siswa kelas 7 hingga kelas 9 di SMP X, dengan sampel sebanyak 100 siswa yang dipilih secara acak. Selain itu, guru dan konselor sekolah juga dilibatkan sebagai narasumber dalam wawancara. 3.3 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang berisi pertanyaan tentang persepsi siswa terhadap bullying dan efektivitas kampanye anti-bullying. Selain itu, wawancara semi-terstruktur dilakukan untuk mendapatkan data dari pihak sekolah. 3.4 Pengumpulan Data Data dikumpulkan melalui survei kuesioner yang disebarkan kepada siswa dan wawancara dengan guru. Data tentang jumlah kasus bullying sebelum dan sesudah kampanye juga diperoleh dari laporan sekolah. 3.5 Analisis Data Data dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif untuk melihat perubahan jumlah kasus bullying, serta analisis kualitatif untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kampanye. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perubahan Jumlah Kasus Bullying Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan jumlah kasus bullying sebesar 30% setelah kampanye anti-bullying dilaksanakan selama tiga bulan. Data ini diperoleh dari laporan sekolah dan hasil survei terhadap siswa. Ini menunjukkan bahwa kampanye tersebut memberikan dampak yang positif dalam mengurangi perilaku bullying. 4.2 Persepsi Siswa Terhadap Kampanye Anti-Bullying Sebagian besar siswa yang menjadi responden menyatakan bahwa kampanye anti-bullying memberikan informasi yang berguna dan membantu mereka memahami dampak buruk bullying. Mereka juga merasa lebih percaya diri untuk melaporkan tindakan bullying setelah mengikuti kegiatan kampanye. 4.3 Faktor Pendukung dan Penghambat Kampanye Faktor pendukung yang ditemukan dalam penelitian ini adalah keterlibatan aktif seluruh pihak sekolah, dari siswa hingga guru, serta metode kampanye yang interaktif seperti diskusi kelompok dan drama. Namun, beberapa hambatan seperti kurangnya partisipasi dari orang tua dan minimnya dana untuk kegiatan kampanye juga ditemukan. 4.4 Pembahasan Temuan ini sejalan dengan teori perubahan sikap, yang menyatakan bahwa perubahan perilaku dapat terjadi ketika individu diberi informasi yang jelas dan relevan. Penurunan jumlah kasus bullying membuktikan bahwa kampanye ini mampu mempengaruhi sikap siswa terhadap bullying. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kampanye anti-bullying di SMP X terbukti efektif dalam mengurangi jumlah kasus bullying. Penurunan ini didukung oleh keterlibatan aktif siswa dan guru, serta metode kampanye yang interaktif dan edukatif. Namun, partisipasi orang tua masih perlu ditingkatkan untuk hasil yang lebih optimal. 5.2 Saran Untuk meningkatkan efektivitas kampanye anti-bullying di masa depan, sekolah diharapkan dapat melibatkan orang tua secara lebih aktif dalam program-program kampanye. Selain itu, alokasi anggaran untuk kampanye harus diperbesar agar lebih banyak kegiatan edukatif yang bisa dilaksanakan. Pihak sekolah juga bisa mempertimbangkan untuk menjadikan kampanye ini sebagai program tahunan yang berkelanjutan. |
4. Judul: Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar Alternatif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah plastik merupakan salah satu masalah lingkungan terbesar di dunia. Plastik yang sulit terurai menyebabkan penumpukan sampah yang merusak ekosistem dan mencemari lingkungan. Seiring dengan meningkatnya konsumsi plastik, diperlukan solusi untuk mengurangi dampak negatifnya. Salah satu cara yang inovatif adalah memanfaatkan sampah plastik sebagai bahan bakar alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi proses pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan dan efisien. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana cara memanfaatkan sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan? Seberapa efektif teknologi pengolahan sampah plastik dalam menghasilkan bahan bakar? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami proses pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif dan mengevaluasi efisiensi teknologi yang digunakan dalam proses tersebut. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi pengurangan sampah plastik dan penyediaan energi alternatif yang ramah lingkungan. Hasil penelitian juga dapat menjadi acuan bagi pemerintah dan industri dalam mengembangkan teknologi pengolahan sampah plastik. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sampah Plastik Sampah plastik adalah limbah yang berasal dari produk berbahan plastik yang sudah tidak digunakan lagi. Plastik memiliki sifat yang sulit terurai secara alami, sehingga menjadi salah satu penyebab utama pencemaran lingkungan. 2.2 Bahan Bakar Alternatif Bahan bakar alternatif adalah sumber energi yang dihasilkan dari bahan-bahan selain fosil, seperti biofuel, energi surya, dan bahan bakar dari limbah. Salah satu inovasi terbaru adalah memanfaatkan sampah plastik untuk diubah menjadi bahan bakar. 2.3 Teknologi Pengolahan Sampah Plastik Salah satu metode yang umum digunakan dalam pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar adalah pirolisis. Pirolisis adalah proses pemanasan sampah plastik pada suhu tinggi tanpa oksigen, yang menghasilkan produk berupa bahan bakar cair, gas, dan padatan. 2.4 Penelitian Sebelumnya Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa teknologi pirolisis memiliki potensi yang besar dalam menghasilkan bahan bakar dari sampah plastik. Penelitian ini akan mengevaluasi lebih lanjut efektivitas teknologi tersebut dalam skala kecil maupun industri. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk mengevaluasi teknologi pirolisis dalam pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif. 3.2 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah sampah plastik yang dihasilkan dari rumah tangga di wilayah Jakarta, dengan sampel yang diambil secara acak sebanyak 50 kg plastik dari beberapa sumber. 3.3 Instrumen Penelitian Data dikumpulkan melalui observasi langsung terhadap proses pirolisis, serta wawancara dengan pakar lingkungan dan tenaga teknis yang mengelola proses tersebut. 3.4 Prosedur Pengolahan Data Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif untuk mengevaluasi hasil pirolisis, serta analisis kualitatif untuk memahami dampak teknologi ini terhadap lingkungan. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pirolisis Sampah Plastik Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pirolisis dapat mengubah 50 kg sampah plastik menjadi 35 liter bahan bakar cair. Proses ini dilakukan pada suhu sekitar 400 derajat Celsius dalam kondisi tanpa oksigen. Bahan bakar cair yang dihasilkan memiliki kualitas yang setara dengan bahan bakar fosil. 4.2 Efisiensi Teknologi Pirolisis Teknologi pirolisis terbukti efisien dalam mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif. Hasil bahan bakar cair cukup stabil dan dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel setelah melalui proses penyaringan sederhana. 4.3 Dampak Lingkungan Penggunaan teknologi ini tidak hanya mengurangi jumlah sampah plastik di lingkungan, tetapi juga membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Proses pirolisis juga menghasilkan emisi gas yang relatif rendah dibandingkan dengan proses pembakaran sampah plastik. 4.4 Pembahasan Teknologi pirolisis memiliki potensi besar sebagai solusi pengelolaan sampah plastik sekaligus sebagai sumber energi alternatif. Namun, investasi awal untuk teknologi ini masih cukup tinggi, sehingga diperlukan dukungan dari pemerintah dan sektor industri untuk pengembangannya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan bahwa sampah plastik dapat dimanfaatkan secara efektif menjadi bahan bakar alternatif melalui proses pirolisis. Teknologi ini terbukti efisien dan ramah lingkungan, dengan hasil bahan bakar yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan bakar fosil. Proses ini juga berpotensi menjadi solusi untuk mengurangi pencemaran plastik di lingkungan. 5.2 Saran Diperlukan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah plastik secara tepat. Pemerintah juga diharapkan dapat memberikan insentif bagi industri yang ingin mengembangkan teknologi pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar. Penelitian lanjutan juga perlu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi proses dan menekan biaya produksi. |
5. Judul: Dampak Pembelajaran Online terhadap Motivasi Belajar Remaja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pandemi COVID-19 telah membawa perubahan besar dalam sistem pendidikan, salah satunya dengan diterapkannya pembelajaran online. Metode ini dianggap sebagai solusi agar proses belajar mengajar tetap berjalan meski dilakukan dari rumah. Namun, pembelajaran online juga menimbulkan berbagai tantangan, khususnya dalam hal motivasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak pembelajaran online terhadap motivasi belajar remaja selama masa pandemi. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana dampak pembelajaran online terhadap motivasi belajar remaja? Apa saja faktor yang mempengaruhi perubahan motivasi belajar selama pembelajaran online? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak positif maupun negatif dari pembelajaran online terhadap motivasi belajar remaja serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi motivasi mereka selama mengikuti pembelajaran online. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada sekolah, guru, dan orang tua mengenai pengaruh pembelajaran online terhadap motivasi belajar siswa, sehingga dapat diambil langkah-langkah untuk menjaga atau meningkatkan motivasi tersebut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Online Pembelajaran online adalah sistem pendidikan yang dilakukan melalui jaringan internet, memungkinkan siswa untuk belajar dari mana saja dengan bantuan teknologi digital. Platform seperti Zoom, Google Classroom, dan LMS (Learning Management System) digunakan sebagai sarana utama untuk interaksi guru dan siswa. 2.2 Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi intrinsik, yaitu keinginan belajar karena ketertarikan pada materi, dan motivasi ekstrinsik, seperti dorongan mendapatkan nilai tinggi atau pujian dari orang tua. 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar antara lain lingkungan belajar, dukungan dari orang tua, interaksi dengan guru, serta ketersediaan fasilitas pendukung seperti perangkat elektronik dan koneksi internet. 2.4 Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa pembelajaran online dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa secara signifikan, baik secara positif maupun negatif, tergantung pada metode pengajaran dan kondisi lingkungan belajar. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei untuk mengetahui dampak pembelajaran online terhadap motivasi belajar remaja. 3.2 Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah siswa SMA kelas 10 hingga kelas 12 di sekolah X, dengan sampel sebanyak 150 siswa yang dipilih secara acak. 3.3 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai motivasi belajar siswa sebelum dan selama mengikuti pembelajaran online. Selain itu, wawancara semi-terstruktur dilakukan dengan beberapa siswa dan guru untuk memperdalam analisis. 3.4 Pengumpulan Data Data dikumpulkan melalui survei kuesioner yang disebarkan secara online, serta wawancara dengan siswa dan guru. Data kemudian dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif untuk melihat perubahan motivasi belajar. 3.5 Analisis Data Data dianalisis dengan menggunakan regresi linier sederhana untuk melihat hubungan antara durasi pembelajaran online dan motivasi belajar siswa. Hasil wawancara dianalisis secara kualitatif untuk menggali faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Dampak Positif Pembelajaran Online terhadap Motivasi Belajar Hasil penelitian menunjukkan bahwa 35% siswa merasa lebih termotivasi dalam belajar saat menggunakan metode online. Hal ini disebabkan oleh fleksibilitas waktu belajar dan penggunaan teknologi yang menarik, seperti video interaktif dan game edukasi. Selain itu, siswa juga merasa lebih mandiri dalam mengatur waktu belajar mereka. 4.2 Dampak Negatif Pembelajaran Online terhadap Motivasi Belajar Namun, 65% siswa melaporkan penurunan motivasi belajar selama pembelajaran online. Faktor utama yang menyebabkan penurunan motivasi ini adalah kurangnya interaksi langsung dengan guru dan teman-teman, gangguan dari lingkungan rumah, serta masalah teknis seperti koneksi internet yang tidak stabil. Siswa juga mengaku kesulitan untuk fokus dalam jangka waktu yang lama di depan layar. 4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Beberapa faktor yang memengaruhi motivasi belajar siswa selama pembelajaran online antara lain ketersediaan perangkat yang memadai, dukungan dari orang tua, serta interaksi yang efektif dengan guru. Siswa yang mendapatkan dukungan penuh dari keluarga cenderung memiliki motivasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar dalam kondisi lingkungan yang kurang kondusif. 4.4 Pembahasan Hasil penelitian ini sejalan dengan teori motivasi yang menyatakan bahwa lingkungan belajar dan interaksi sosial sangat mempengaruhi motivasi siswa. Meskipun pembelajaran online menawarkan fleksibilitas, kurangnya interaksi langsung dan gangguan di rumah menjadi tantangan besar bagi motivasi belajar remaja. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pembelajaran online memiliki dampak yang beragam terhadap motivasi belajar remaja. Meskipun beberapa siswa merasa lebih termotivasi karena fleksibilitas dan penggunaan teknologi yang menarik, sebagian besar siswa mengalami penurunan motivasi akibat kurangnya interaksi sosial dan gangguan dari lingkungan rumah. Faktor utama yang memengaruhi motivasi belajar selama pembelajaran online adalah ketersediaan perangkat pendukung, interaksi dengan guru, serta dukungan dari orang tua. 5.2 Saran Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa selama pembelajaran online, sekolah diharapkan dapat menyediakan program pendampingan dan bimbingan secara rutin. Guru juga diharapkan menggunakan metode pembelajaran yang lebih interaktif agar siswa tetap termotivasi. Orang tua sebaiknya memberikan dukungan penuh kepada anak-anak mereka dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif di rumah. Selain itu, pemerintah dan penyedia layanan internet diharapkan dapat meningkatkan akses internet yang merata agar tidak ada siswa yang tertinggal. |
6. Judul: Pengaruh Kebiasaan Bermain Game Online terhadap Konsentrasi Belajar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi digital telah membawa dampak yang besar terhadap kehidupan remaja, termasuk dalam hal bermain game online. Aktivitas ini telah menjadi salah satu hiburan utama bagi remaja di seluruh dunia, namun di sisi lain, muncul kekhawatiran mengenai pengaruh game online terhadap konsentrasi belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh kebiasaan bermain game online terhadap konsentrasi belajar siswa, mengingat pentingnya konsentrasi dalam mendukung prestasi akademik. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana pengaruh kebiasaan bermain game online terhadap konsentrasi belajar siswa? Apakah durasi bermain game online memengaruhi tingkat konsentrasi dalam proses belajar? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kebiasaan bermain game online memengaruhi konsentrasi belajar siswa serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi hubungan antara kedua variabel tersebut. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada siswa, guru, dan orang tua mengenai dampak dari kebiasaan bermain game online terhadap konsentrasi belajar. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi dasar untuk menentukan strategi yang tepat dalam mengatur waktu bermain game dan belajar. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Game Online Game online adalah jenis permainan digital yang dapat dimainkan oleh satu atau lebih pemain melalui internet. Permainan ini menawarkan berbagai macam genre dan fitur yang menarik bagi remaja, namun juga memiliki potensi adiktif yang dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari. 2.2 Konsentrasi Belajar Konsentrasi belajar adalah kemampuan seseorang untuk memusatkan perhatian secara penuh pada materi pelajaran atau aktivitas belajar dalam jangka waktu tertentu. Konsentrasi belajar sangat penting dalam mencapai hasil akademik yang optimal, karena berkaitan dengan daya serap informasi. 2.3 Pengaruh Game Online terhadap Psikologi Remaja Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kebiasaan bermain game online dapat memengaruhi aspek psikologis remaja, seperti kecanduan, penurunan konsentrasi, dan perubahan perilaku sosial. Namun, di sisi lain, game juga dapat membantu melatih keterampilan tertentu seperti pemecahan masalah dan kerja sama tim. 2.4 Penelitian Sebelumnya Beberapa penelitian menunjukkan bahwa durasi bermain game yang berlebihan dapat berdampak negatif terhadap konsentrasi belajar, sementara penelitian lain menemukan bahwa bermain game dengan durasi yang wajar dapat memberikan efek positif dalam mengasah keterampilan kognitif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei untuk mengukur pengaruh kebiasaan bermain game online terhadap konsentrasi belajar siswa. 3.2 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP di sekolah X, dengan sampel sebanyak 120 siswa yang dipilih secara acak. Siswa yang dijadikan sampel memiliki kebiasaan bermain game online dengan durasi yang bervariasi setiap harinya. 3.3 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi pertanyaan tentang frekuensi dan durasi bermain game online serta tingkat konsentrasi belajar siswa selama mengikuti pelajaran. 3.4 Pengumpulan Data Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan secara langsung kepada siswa. Selain itu, dilakukan wawancara dengan beberapa guru untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai perubahan perilaku siswa di kelas. 3.5 Analisis Data Data dianalisis dengan menggunakan regresi linier untuk melihat hubungan antara durasi bermain game online dengan tingkat konsentrasi belajar siswa. Hasil wawancara dianalisis secara kualitatif untuk memperkaya hasil penelitian. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Durasi Bermain Game Online dan Konsentrasi Belajar Hasil penelitian menunjukkan bahwa 60% siswa yang bermain game online lebih dari 3 jam per hari mengalami penurunan konsentrasi saat belajar. Siswa dalam kelompok ini cenderung lebih mudah teralihkan perhatiannya selama proses belajar mengajar, dibandingkan dengan siswa yang bermain game kurang dari 1 jam per hari. 4.2 Persepsi Siswa terhadap Dampak Bermain Game Online Sebagian besar siswa menyatakan bahwa mereka merasa kesulitan untuk fokus pada pelajaran setelah bermain game dalam waktu lama. Beberapa siswa juga melaporkan merasa lelah secara mental dan fisik, yang mempengaruhi daya konsentrasi mereka saat belajar. 4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengaruh Game Online terhadap Konsentrasi Beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan antara kebiasaan bermain game online dan konsentrasi belajar termasuk durasi bermain, jenis permainan yang dimainkan, serta manajemen waktu yang diterapkan oleh siswa. Siswa yang mampu mengatur waktu dengan baik cenderung tidak mengalami penurunan konsentrasi yang signifikan meskipun bermain game secara teratur. 4.4 Pembahasan Temuan ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa durasi bermain game yang berlebihan dapat memengaruhi kemampuan siswa untuk fokus pada pelajaran. Namun, game yang dimainkan dengan durasi yang wajar dan terkontrol dapat memiliki dampak yang minimal terhadap konsentrasi. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan bahwa kebiasaan bermain game online memiliki pengaruh yang signifikan terhadap konsentrasi belajar siswa, terutama jika durasi bermain melebihi 3 jam per hari. Siswa yang bermain game dengan durasi yang lebih lama cenderung mengalami penurunan konsentrasi dan kesulitan untuk fokus saat belajar. Namun, pengaruh ini dapat diminimalkan dengan pengaturan waktu yang baik dan pemilihan jenis permainan yang tepat. 5.2 Saran Orang tua dan guru perlu bekerja sama untuk memantau durasi bermain game online siswa serta membantu mereka mengelola waktu antara bermain game dan belajar. Selain itu, siswa disarankan untuk membatasi waktu bermain game agar tidak mengganggu aktivitas belajar mereka. Penelitian lanjutan diharapkan dapat dilakukan untuk mengeksplorasi lebih dalam tentang jenis permainan yang mungkin memberikan dampak positif pada perkembangan kognitif siswa. |
7. Judul: Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Tingkat Kedisiplinan Siswa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan sekolah memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan perilaku siswa, termasuk dalam hal kedisiplinan. Kedisiplinan yang baik sangat penting untuk mendukung tercapainya prestasi akademik dan menciptakan suasana belajar yang kondusif. Namun, tidak semua sekolah berhasil menciptakan lingkungan yang mendorong siswa untuk berperilaku disiplin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah terhadap tingkat kedisiplinan siswa. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana pengaruh lingkungan sekolah terhadap tingkat kedisiplinan siswa? Apa saja faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa di sekolah? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh lingkungan sekolah terhadap tingkat kedisiplinan siswa serta faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam membentuk perilaku disiplin di sekolah. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan kepada pihak sekolah dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kedisiplinan siswa serta memberikan wawasan kepada orang tua dan guru tentang pentingnya peran lingkungan dalam pembentukan karakter. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah adalah segala hal yang ada di sekitar siswa selama mereka berada di sekolah, mulai dari fasilitas fisik, interaksi sosial, hingga budaya sekolah. Lingkungan yang mendukung harus mencakup fasilitas yang baik, aturan yang jelas, serta hubungan yang positif antara siswa, guru, dan staf sekolah. 2.2 Kedisiplinan Siswa Kedisiplinan siswa mencakup kepatuhan terhadap aturan sekolah, ketepatan waktu, dan tanggung jawab dalam mengikuti proses belajar. Siswa yang disiplin biasanya menunjukkan sikap yang patuh, tanggung jawab, serta memiliki kebiasaan yang baik dalam mengikuti aturan sekolah. 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa di sekolah meliputi peran guru, pengawasan dari pihak sekolah, hubungan antar siswa, serta dukungan dari lingkungan keluarga. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kedisiplinan siswa dipengaruhi oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. 2.4 Penelitian Sebelumnya Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa lingkungan sekolah yang positif, seperti adanya pengawasan yang baik dan hubungan yang harmonis antara guru dan siswa, memiliki dampak signifikan terhadap perilaku disiplin siswa. Lingkungan yang kurang mendukung, sebaliknya, dapat menyebabkan siswa menjadi kurang disiplin. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif untuk mengevaluasi pengaruh lingkungan sekolah terhadap tingkat kedisiplinan siswa. Data dikumpulkan melalui survei kuesioner yang disebarkan kepada siswa dan guru. 3.2 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 7 hingga kelas 9 di SMP Y. Sampel diambil secara acak sebanyak 100 siswa dari beberapa kelas berbeda. Selain itu, beberapa guru juga dilibatkan dalam penelitian ini untuk memberikan perspektif tambahan. 3.3 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi pertanyaan tentang persepsi siswa terhadap lingkungan sekolah dan tingkat kedisiplinan mereka. Data tambahan diperoleh melalui wawancara dengan guru untuk mendalami faktor-faktor yang memengaruhi kedisiplinan siswa. 3.4 Pengumpulan Data Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada siswa dan wawancara dengan guru. Data ini kemudian dianalisis untuk melihat hubungan antara variabel lingkungan sekolah dan kedisiplinan siswa. 3.5 Analisis Data Data dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif untuk menggambarkan distribusi variabel. Selain itu, analisis korelasi digunakan untuk melihat hubungan antara lingkungan sekolah dan kedisiplinan siswa. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Kedisiplinan Siswa Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kedisiplinan siswa. Siswa yang merasa lingkungan sekolah mereka mendukung, seperti adanya aturan yang jelas, pengawasan yang konsisten, dan hubungan yang baik dengan guru, cenderung menunjukkan tingkat kedisiplinan yang lebih tinggi. 4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Siswa Beberapa faktor yang ditemukan memengaruhi kedisiplinan siswa antara lain adalah peran guru sebagai pengawas dan pemberi contoh, interaksi sosial antar siswa, dan kebijakan sekolah yang tegas namun adil. Siswa yang merasa dihargai dan didukung oleh guru cenderung lebih disiplin dalam mengikuti aturan sekolah. 4.3 Peran Guru dan Staf Sekolah dalam Pembentukan Kedisiplinan Peran guru sangat penting dalam membentuk disiplin siswa. Guru yang tegas, adil, dan dekat dengan siswa mampu membangun hubungan yang positif, sehingga siswa lebih termotivasi untuk mengikuti aturan. Selain itu, kebijakan sekolah yang mendukung, seperti adanya program penghargaan bagi siswa yang disiplin, juga membantu meningkatkan kedisiplinan. 4.4 Pembahasan Temuan ini sejalan dengan teori pendidikan yang menyatakan bahwa lingkungan yang kondusif akan membentuk perilaku positif pada siswa. Hubungan yang harmonis antara siswa dan guru, serta adanya aturan yang jelas, memainkan peran penting dalam pembentukan karakter disiplin pada siswa. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Lingkungan sekolah terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat kedisiplinan siswa. Faktor-faktor seperti pengawasan dari guru, hubungan antar siswa, dan kebijakan sekolah yang jelas merupakan elemen penting dalam menciptakan kedisiplinan yang baik. Siswa yang berada di lingkungan sekolah yang mendukung cenderung lebih patuh terhadap aturan dan menunjukkan perilaku disiplin yang konsisten. 5.2 Saran Sekolah diharapkan dapat meningkatkan pengawasan dan pembinaan yang lebih baik kepada siswa dengan melibatkan guru dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif. Program-program sekolah yang mendukung kedisiplinan, seperti penghargaan bagi siswa disiplin, juga dapat diterapkan secara lebih intensif. Orang tua juga diharapkan ikut berperan dalam mendukung pembentukan karakter disiplin anak di rumah. |
Baca Juga: 130 + Contoh Judul Karya Ilmiah di Berbagai Bidang, Simak!
Siap Membuat Karya Ilmiah Remaja Sendiri?
Kalau kamu sudah siap untuk mulai bikin karya ilmiah remaja sendiri dan ingin memperkuat kemampuanmu untuk bersaing, yuk gabung di Program Career Preparation di dibimbing.id!
Di bootcamp ini, kamu akan dibimbing langsung oleh mentor-mentor profesional yang sudah ahli di bidangnya. Jadi, kamu bisa lebih percaya diri menghadapi tantangan karier.
Dengan dukungan Learning Management System (LMS) yang fleksibel, kamu bisa belajar dengan nyaman kapan aja dan di mana aja tanpa takut ketinggalan materi. Jadi, belajar makin asyik, kan?
Kalau ada pertanyaan kayak, "Gimana sih cara ngembangin skill yang tepat buat karier saya?" langsung aja konsultasi gratis di sini. dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi karier impian kamu!
Referensi
Tags