Apa itu Six Sigma? Simak Pengertian, Langkah & Tekniknya
Muthiatur Rohmah
•
10 May 2024
•
1034
Six sigma merupakan sebuah metodologi yang mengukur seberapa jauh suatu proses menyimpang dari kesempurnaan. Suatu proses yang dianalisis dengan six sigma hanya memiliki tingkat kegagalan sebesar 0,00034%. Hal ini berarti six sigma efektif menghilangkan catat dalam proses produksi.
Six sigma digunakan untuk apa? Dalam berbagai industri, banyak perusahaan yang telah menggunakan six sigma untuk membantu meningkatkan sistem produksi perusahaan dan mencegah kesalahan produk.
Penerapan six sigma pada berbagai perusahaan bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk, meningkatkan kepuasan pelanggan, mengurangi biaya, dan meningkatkan keuntungan.
Ingin tahu penjelasan lanjut mengenai Six sigma? Yuk simak penjelasan lengkap dan detailnya pada artikel ini, stay tune terus ya!
Apa itu Six Sigma?
Sebelum menjelajah lebih jauh, sebaiknya Sobat MinDi memahami apa itu Six sigma dengan jelas melalui beberapa pengertian berikut ini.
Menurut ASQ, Six Sigma adalah metodologi yang memberikan alat kepada perusahaan untuk meningkatkan kemampuan proses bisnis mereka.
Six sigma membantu meningkatkan kinerja dan mengurangi variasi proses produksi perusahaan, sehingga dapat mengurangi cacat dan meningkatkan keuntungan, moral karyawan, serta meningkatkan kualitas produk atau layanan.
Lebih lanjut dilansir dari Investopedia, Six Sigma adalah seperangkat teknik dan alat yang digunakan untuk meningkatkan proses bisnis. Metodologi ini diperkenalkan pada tahun 1986 oleh Bill Smith saat bekerja di Motorola.
Pada penerapannya, Six Sigma digunakan dalam mengukur statistik, analisis keuangan, dan manajemen proyek untuk mengidentifikasi serta mengurangi cacat dan kesalahan, meminimalkan variasi, dan meningkatkan kualitas serta efisiensi.
Penggunaan metodologi Six Sigma bertujuan untuk meningkatkan proses produksi dengan cara menurunkan jumlah cacat atau kesalahan mencapai tingkat yang hampir tidak bisa terdeteksi.
5 Langkah Melakukan Six Sigma
Lima langkah dalam melakukan Six Sigma, yang dikenal sebagai DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control). Berikut penjelasan masing-masing langkah tersebut.
1. Define (Mendefinisikan)
Langkah awal berarti mengidentifikasi masalah atau tujuan proyek secara jelas. Hal ini melibatkan pemahaman kebutuhan pelanggan dan pengidentifikasian proses yang perlu diperbaiki.
Alat yang biasa digunakan adalah Diagram Fishbone (Ishikawa), Diagram Pareto, dan Peta Proses. Proses define juga meliputi penetapan ruang lingkup proyek, menetapkan tim proyek, dan menyiapkan pernyataan masalah dan tujuan proyek.
2. Measure (Mengukur)
Langkah selanjutnya adalah measure yang bertujuan untuk mengukur proses saat ini untuk menetapkan baseline kinerja. Hal ini penting untuk menentukan seberapa parah masalah saat ini.
Pada tahap ini, pengukuran yang akurat dan konsisten diperlukan untuk analisis selanjutnya. Alat yang digunakan termasuk analisis kemampuan proses, peta kontrol, dan pengumpulan data.
3. Analyze (Menganalisis)
Langkah selanjutnya adalah analyze yang bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab dasar masalah atau cacat dalam proses. Pada tahap ini, teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Sebab Akar, Diagram Fishbone, dan Analisis Regresi.
Pada langkah ini, pengumpulan dan analisis data membantu menentukan hubungan antara variabel dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja proses.
4. Improve (Memperbaiki)
Setelah penyebab masalah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan solusi untuk menghilangkan penyebab tersebut dan membuat perbaikan substansial dalam proses.
Proses ini bisa melibatkan desain ulang proses, pengembangan dan implementasi solusi yang inovatif. Alat yang sering digunakan adalah brainstorming, pemikiran desain, dan eksperimen desain (Design of Experiments, DoE).
5. Control (Mengendalikan)
Langkah terakhir adalah memastikan perbaikan yang dibuat berkelanjutan dan proses tetap pada tingkat kinerja baru yang telah ditingkatkan. Proses ini meliputi implementasi kontrol proses, seperti peta kontrol, dan rencana respon yang dipersiapkan untuk potensi variabilitas di masa mendatang.
Selain itu, dokumentasi proses yang diperbarui, pelatihan untuk karyawan, dan transisi proyek ke manajemen biasa juga dilakukan untuk memastikan keberlanjutan perbaikan.
Contoh Kasus Six Sigma
Penasaran mengenai penerapan six sigma pada perusahaan secara real? Yuk simak contoh kasus six sigma pada beberapa perusahaan ternama berikut ini.
Berikut ini adalah contoh penerapan metodologi Six Sigma di dua perusahaan yang berbeda, Microsoft dan Ventura County:
1. Microsoft
Microsoft telah menerapkan Six Sigma untuk meningkatkan berbagai proses internal dan peningkatan kualitas produknya. Salah satu contoh yang menonjol adalah penggunaan Six Sigma dalam proses pengembangan perangkat lunak mereka.
Melalui langkah Six Sigma, Microsoft mengidentifikasi bahwa banyak kesalahan dalam kode perangkat lunak yang dikembangkan bisa diminimalkan dengan memperbaiki proses pengembangan.
Berikut adalah langkah Six Sigma pada perusahaan microsoft.
Define: Microsoft mendefinisikan tujuannya untuk mengurangi bug dalam perangkat lunak dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Measure: Mereka mengukur tingkat kegagalan dan bug dalam rilis perangkat lunak sebelumnya untuk menetapkan baseline.
Analyze: Tim Six Sigma Microsoft menganalisis data tersebut dan menemukan bahwa kesalahan sering terjadi karena kurangnya komunikasi antara tim pengembang dan tester.
Improve: Microsoft memperkenalkan praktek pengembangan baru yang mempromosikan komunikasi dan kerja tim yang lebih baik, serta memperbaiki proses pengujian dan validasi.
Control: Untuk memastikan bahwa perbaikan adalah berkelanjutan, Microsoft mengimplementasikan sistem review kode baru dan sesi debriefing reguler antar tim.
2. Ventura County
Di sektor publik, Ventura County di California menerapkan Six Sigma untuk meningkatkan efisiensi pelayanan publiknya.
Salah satu kasus penerapannya adalah di Departemen Layanan Kesehatan Ventura County, yang fokus pada pengurangan waktu tunggu dan peningkatan kualitas layanan kesehatan.
Berikut adalah langkah penerapan Six Sigma pada Ventura County
Define: Departemen mendefinisikan tujuan untuk mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan akses ke layanan kesehatan.
Measure: Mereka mengukur waktu tunggu saat ini dan tingkat kepuasan pasien di beberapa klinik.
Analyze: Analisis menunjukkan bahwa penjadwalan yang tidak efisien dan proses administrasi yang panjang merupakan penyebab utama penundaan.
Improve: Ventura County menerapkan sistem penjadwalan baru yang lebih efisien, dan menyederhanakan prosedur administratifnya.
Control: Mereka kemudian memasang dasbor waktu real-time dan sistem umpan balik untuk memonitor kinerja dan memastikan bahwa perbaikan dipertahankan.
Pada kedua kasus ini, Six Sigma membantu dalam mengidentifikasi masalah dan menemukan solusi, serta memastikan perbaikan berkelanjutan dan efektif dalam jangka panjang.
Baca Juga: Basic Product: Pengertian & Contohnya
Tipe-Tipe Sertifikasi Six Sigma
Six Sigma tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang, individu yang memiliki keahlian dalam menerapkan metodologi Six Sigma dalam proses produksi perusahaan, harus memiliki sertifikasi sebagai bentuk pengakuan dan kredibilitas mereka.
Sertifikasi Six Sigma ini memiliki beberapa tingkatan layaknya karate yang diibarkatkan dalam bentuk sabuk. Apa saja tipe sertifikasi Six Sigma yang perlu Sobat MinDi pahami? Yuk simak penjelasannya berikut ini.
1. White Belt
White belt adalah tingkat pemula dalam Six Sigma. Individu dengan sabuk putih telah menerima beberapa instruksi dasar tentang Six Sigma, tetapi belum menjalani pelatihan formal atau program sertifikasi.
Mereka memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjadi anggota tim dalam proyek Six Sigma dan mendukung proyek-proyek yang lebih besar.
2. Yellow Belt
Yellow Belt dapat dicapai setelah beberapa sesi pelatihan. Tingkat ini lebih lanjut daripada Sabuk Putih dan memberikan pemahaman yang lebih dalam.
Individu yang memiliki sabuk kuning, dianggap mampu memimpin proyek-proyek kecil dan membantu manajer yang memegang sabuk yang lebih tinggi.
3. Green Belt
Dalam mencapai tingkat Green Belt, individu harus mengambil kursus yang lebih komprehensif. Ini adalah tingkat menengah dalam sistem sabuk Six Sigma.
Sertifikasi Green Belt mempersiapkan individu untuk menjadi pemimpin proyek dan mengelola proyek-proyek yang membutuhkan analisis statistik dan pemecahan masalah yang kompleks.
4. Black Belt
Setelah mencapai tingkat Sabuk Hijau, seseorang dapat melanjutkan ke sertifikasi Sabuk Hitam, yang merupakan tingkat lanjutan.
Black Belt mempersiapkan individu untuk peran kepemimpinan dalam proyek-proyek yang lebih besar dan lebih kompleks. Mereka memiliki kemampuan analisis mendalam dan diharapkan bisa mengawasi beberapa proyek atau inisiatif.
5. Master Black Belt dan Champion
Master Black Belt merupakan tingkat sertifikasi profesional, seorang Master Black Belt dianggap sebagai ahli dan pemimpin yang kuat dengan keterampilan pemecahan masalah yang luar biasa.
Mereka bertanggung jawab untuk strategi Six Sigma di tingkat perusahaan dan mentoring Black Belts.
Adapun seorang Champion adalah pemimpin Lean Six Sigma yang terlatih dalam memaksimalkan keuntungan melalui eliminasi pemborosan dan cacat. Mereka biasanya memiliki peran strategis dalam mengarahkan dan memprioritaskan proyek-proyek Six Sigma.
Setiap tingkat sertifikasi Six Sigma ini menuntut peningkatan dalam pengetahuan, keterampilan, dan tanggung jawab dalam menerapkan prinsip-prinsip Six Sigma pada proses produksi perusahaan.
Six Sigma menggunakan berbagai teknik untuk membantu meningkatkan proses, mengurangi variasi, dan mengeliminasi cacat. Lantas apa saja teknik Six Sigma yang umum digunakan? Simak jawabannya berikut ini.
1. Brainstorming
Dilansir dari Merriam Webster, Brainstorming adalah proses kreatif yang digunakan untuk menghasilkan ide atau solusi untuk masalah tertentu dalam setting kelompok.
Dalam konteks Six Sigma, brainstorming sering digunakan untuk mengidentifikasi penyebab potensial suatu masalah, mengembangkan solusi, atau mengidentifikasi peluang peningkatan.
Brainstorming membantu tim proyek untuk mengumpulkan berbagai perspektif dan pendekatan, memastikan bahwa semua kemungkinan telah dicoba sebelum memutuskan intervensi atau perbaikan.
2. Root Cause Analysis (Analisis Penyebab Akar)
Menurut Tableau, Root Cause Analysis (RCA) adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi penyebab dasar dari masalah atau kejadian. Dalam Six Sigma, teknik seperti "5 Whys" dan Diagram Fishbone (atau Diagram Ishikawa) sering digunakan untuk melakukan RCA.
RCA sangat penting dalam fase Analyze langkah Six Sigma, tim perlu memastikan bahwa teknik ini dapat mengatasi penyebab dasar dari masalah utama, bukan hanya gejalanya, untuk mencegah kejadian berulang.
3. The 5S System
Berdasarkan Lean Production, 5S adalah metode untuk mengatur tempat kerja yang berasal dari Jepang, meliputi lima langkah: Seiri (Sort), Seiton (Set in order), Seiso (Shine), Seiketsu (Standardize), dan Shitsuke (Sustain).
Dalam Six Sigma, 5S digunakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang bersih, terorganisir, dan efisien, yang memungkinkan proses berjalan lebih lancar dan mengurangi kemungkinan kesalahan atau cacat.
4. Benchmarking
Menurut ASQ, Benchmarking adalah proses membandingkan praktik bisnis dan kinerja proses dengan standar industri atau perusahaan terbaik untuk mengidentifikasi area di mana peningkatan bisa dilakukan.
Dalam Six Sigma, benchmarking digunakan untuk menetapkan tujuan kinerja berdasarkan praktik terbaik industri. Benchmarking berfungsi untuk mengembangkan solusi yang berorientasi pada standar kinerja tertinggi dan mendorong inovasi berkelanjutan.
Teknik-teknik ini membantu perusahaan dalam menerapkan Six Sigma untuk mencapai peningkatan kualitas dan efisiensi, dengan fokus pada pengurangan cacat dan peningkatan kepuasan pelanggan.
Baca Juga: Product Roadmap: Pengertian, Manfaat & Cara Membuatnya
Terapkan Six Sigma Agar Proses Produksi Perusahaan Berjalan Efektif
Sobat MinDi, itulah beberapa pembahasan mengenai Six Sigma mulai dari pengertian, langkah, contoh kasus hingga teknik Six Sigma yang bisa kamu terapkan. Six Sigma merupakan metodologi penting dan sangat berguna dalam proses produksi perusahaan.
Jika Sobat MinDi seorang product manager atau product development, memahami Six Sigma merupakan hal yang wajib untuk meningkatkan kualitas produk dan mencegah cacat produksi.
Tertarik belajar Six Sigma lebih lanjut? Ingin Switch career sebagai product manager yang sukses?
Yuk ikuti bootcamp product and project management dibimbing.id. Bootcamp terbaik dengan pembelajaran inovatif dan intensif. Bootcamp ini didampingi oleh para mentor profesional dan berpengalaman di bidangnya, yang bakal bantu kamu jadi project manager yang sukses.
Belum memiliki pengalaman di bidang product dan project management sama sekali?
Tenang saja, dibimbing.id siap bimbing kamu mulai dari nol, dengan kurikulum terlengkap, update serta beginner friendly.
Sebanyak 94% alumni bootcamp dibimbing.id telah berhasil mendapatkan kerja sesuai bidang mereka. Nah, jangan khawatir nganggur setelah lulus bootcamp ya, dibimbing.id juga menyediakan job connect ke 570+ hiring partner khusus buat Sobat MinDi.
Tunggu apalagi? buruan konsultasi di sini, apapun tujuan karirmu dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi karir impianmu.
FAQ Six Sigma
Siapa yang bisa mendapatkan sertifikasi Six Sigma?
Siapa saja yang tertarik untuk meningkatkan keterampilan manajemen kualitas dan pemecahan masalah mereka dapat mengejar sertifikasi Six Sigma. Ada berbagai tingkat sertifikasi: White Belt, Yellow Belt, Green Belt, Black Belt, dan Master Black Belt.
Apakah Six Sigma hanya berlaku untuk manufaktur?
Tidak, Six Sigma telah berhasil diterapkan di berbagai sektor, termasuk layanan kesehatan, keuangan, pemerintahan, teknologi, dan banyak lagi. Teknik ini dapat diadaptasi untuk hampir setiap jenis proses di berbagai industri.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menerapkan proyek Six Sigma?
Durasi proyek Six Sigma bisa bervariasi tergantung pada kompleksitas masalah dan proses yang ditangani. Proyek bisa berlangsung dari beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Apa itu Lean Six Sigma?
Lean Six Sigma adalah penggabungan dari dua metodologi peningkatan proses: Lean dan Six Sigma. Lean fokus pada pengurangan pemborosan, sedangkan Six Sigma fokus pada pengurangan variasi dan peningkatan kualitas. Gabungan metodologi ini bertujuan untuk memaksimalkan efisiensi operasional.
Reference:
Tags
Muthiatur Rohmah
Muthia adalah seorang Content Writer dengan kurang lebih satu tahun pengalaman. Muthia seorang lulusan Sastra Indonesia yang hobi menonton dan menulis. Sebagai SEO Content Writer Dibimbing, Ia telah menulis berbagai konten yang berkaitan dengan Human Resources, Business Intelligence, Web Development, Product Management dan Digital Marketing.