dibimbing.id - Yuk Belajar Memanfaatkan Psikologi Warna dalam Desain UI/UX!

Yuk Belajar Memanfaatkan Psikologi Warna dalam Desain UI/UX!

Nadia L Kamila

04 December 2023

4110

Image Banner

Terkadang UI desainer membutuhkan waktu lama untuk menentukan warna dari desain aplikasi yang ia kerjakan. Hal ini wajar karena psikologi warna dalam desain memiliki pengaruh besar bagi penggunanya.

Sobat MinDi tentu sangat familiar dengan logo Facebook yang berwarna biru tua, logo WhatsApp yang berwarna hijau, hingga logo Dibimbing.id yang menggunakan warna biru muda. Mengapa brand memilih warna tertentu untuk identitas mereka? Yuk kita bahas dalam artikel ini.


Mengenal Psikologi Warna


Psikologi warna adalah bidang yang mempelajari bagaimana warna dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku manusia. Dalam desain, pemilihan warna dapat sangat mempengaruhi bagaimana sebuah produk, merek, atau karya seni dapat diterima oleh khalayak umum.


Terdapat beberapa aspek utama dari psikologi warna yang perlu Sobat MinDi pahami sebagai berikut: 


1. Warna dan Emosi


Sebuah warna bisa membangkitkan emosi tertentu. Misalnya, warna merah seringkali dikaitkan dengan energi, kekuatan, dan gairah. Warna biru digambarkan bisa menimbulkan perasaan tenang dan kepercayaan.


2. Konteks Budaya


Warna bisa memiliki makna yang berbeda-beda tergantung pada konteks budaya. Misalnya, warna putih dianggap sebagai warna duka di beberapa budaya Asia, sementara di banyak negara Barat, warna putih dikaitkan dengan kesucian dan perdamaian.


3. Perhatian dan Fokus


Warna-warna cerah seperti kuning atau oranye dapat menarik perhatian dan sering digunakan untuk menonjolkan elemen penting dalam sebuah desain.


4. Konsistensi Merek


Warna merupakan elemen penting dalam identitas merek. Warna yang konsisten dan mudah diingat dapat membantu audiens untuk mengenal merek. Kamu pasti ingat bahwa logo BCA berwarna biru, sedang logo McDonalds berwarna merah dan kuning.


5. Harmoni dan Kontras


Penggunaan harmoni dan kontras dari sebuah warna bisa membuat sebuah desain menjadi nyaman dan menyenangkan untuk dilihat. Komposisi warna yang baik dapat menyeimbangkan elemen visual dan menciptakan tampilan yang serasi.


6. Aksesibilitas


Terakhir, penting untuk mempertimbangkan bagaimana kombinasi warna dapat mempengaruhi aksesibilitas, khususnya untuk pengguna dengan gangguan penglihatan seperti buta warna.

Secara keseluruhan, seorang desainer wajib memiliki pemahaman yang baik tentang psikologi warna, agar ia mampu membuat desain yang efektif dan diterima oleh khalayak. 

Materi mengenai psikologi warna dalam desain ini akan kamu pelajari dalam Bootcamp UIUX/Product Digital dari Dibimbing.id. So, buat Sobat MinDi yang masih bingung bagaimana memilih atau menentukan warna desain yang tepat bisa mengikuti Bootcamp ini.


Fungsi Psikologi Warna dalam Desain UI/UX


Dalam praktik desain UI/UX, warna memiliki beberapa fungsi penting yang langsung mempengaruhi keefektifan dan pengalaman pengguna. 

Oleh karena itu, seorang desainer produk tak hanya memiliki sense yang bagus tentang kombinasi warna, namun juga harus memperhatikan beberapa fungsi di bawah ini:


1. Meningkatkan Navigasi dan Usabilitas


Warna digunakan untuk membedakan dan menyoroti elemen navigasi utama seperti tombol, menu, dan link. 

Contohnya, tombol tindakan sering diberi warna yang mencolok untuk menarik perhatian pengguna, seperti warna hijau untuk "Simpan" atau warna merah untuk "Hapus". 

Perbedaan warna ini akan membantu pengguna menemukan mana elemen yang bisa diklik dan memahami apa fungsinya dengan cepat.


2. Mendukung Identitas dan Branding


Warna yang konsisten dan sesuai dengan identitas merek meningkatkan pengenalan dan kesan pertama pengguna terhadap suatu aplikasi atau website. 

Misalnya Facebook menggunakan warna biru yang konsisten sebagai logonya, sehingga menciptakan identitas merek yang kuat dan mudah dikenali.


3. Memberikan Umpan Balik dan Status


Warna digunakan untuk memberikan umpan balik instan atas tindakan pengguna. Misalnya, warna hijau sering digunakan untuk menunjukkan keberhasilan atau konfirmasi, sedangkan merah untuk error atau peringatan. 

Perbedaan warna yang kontras dan konsisten ini sangat membantu pengguna untuk memahami bagaimana respon sistem terhadap interaksi mereka.


4. Mendorong Tindakan Pengguna


Warna dapat digunakan untuk mendorong pengguna melakukan tindakan tertentu. Contohnya, tombol "Beli Sekarang" atau "Daftar" sering dibuat dengan warna yang menonjol untuk menarik pengguna melakukan tindakan pembelian atau pendaftaran.


5. Meningkatkan Keterbacaan dan Aksesibilitas


Kontras warna yang baik antara teks dan latar belakang penting untuk memastikan konten mudah dibaca. Desainer harus memastikan bahwa teks memiliki kontras yang cukup dengan latar belakangnya, terutama bagi pengguna dengan gangguan penglihatan.


6. Menciptakan Suasana yang Tepat


Warna dapat digunakan untuk menciptakan suasana yang sesuai dengan tujuan aplikasi atau website. Misalnya, aplikasi meditasi mungkin menggunakan warna biru atau hijau yang menenangkan untuk menciptakan suasana relaksasi.

Dalam praktiknya, penggunaan warna dalam desain UI/UX harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang, mempertimbangkan aspek fungsional, emosional, dan psikologis agar pengguna merasa nyaman. 


Tips Memilih Warna untuk Desain UI/UX


Dari bahasan di atas, tentunya Sobat MinDi sudah dapat memahami bagaimana warna bisa memberikan pengaruh penting ke dalam desain aplikasi maupun website yang kita buat.

Kali ini MinDi akan bantu kamu bagaimana tips memilih warna yang tepat untuk desain produkmu.


1. Pilih Warna Berdasarkan Tujuan dan Emosi yang Ingin Disampaikan


Warna memiliki kemampuan unik untuk membangkitkan emosi tertentu dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau tujuan produk. 

Misalnya aplikasi meditasi biasanya menggunakan desain berwarna hijau atau biru. Warna biru sendiri sering dikaitkan dengan ketenangan dan kejernihan pikiran, sementara hijau melambangkan kesegaran dan kesehatan. 

Penggunaan warna biru atau hijau mampu menciptakan suasana lingkungan yang mendukung untuk relaksasi dan meditasi. Warna ini juga mengundang pengguna untuk merasa lebih tenang dan terfokus.


2. Gunakan Warna yang Menciptakan Kontras Tinggi untuk Keterbacaan


Kontras tinggi antara teks dan latar belakangnya sangat penting untuk memastikan keterbacaan dan aksesibilitas. 

Misalnya pada formulir online yang menggunakan latar belakang putih dengan teks hitam. Kombinasi warna ini memberikan kontras yang jelas sehingga memudahkan pengguna untuk membaca dan menulis hal-hal yang dibutuhkan. 

Contoh lainnya seperti tombol submit yang diberi warna hijau atau biru yang mencolok untuk  memberikan sinyal intuitif bahwa tombol tersebut penting dan memerlukan tindakan.


3. Konsistensi Warna dengan Branding Merek


Konsistensi warna dengan branding merek sangat penting dalam membangun pengenalan dan kepercayaan merek. Bisa jadi kamu merombak desain sebuah aplikasi, tapi jangan sampai mengubah warna yang telah melekat dan menjadi identitas dari produk tersebut. 


4. Gunakan Warna untuk Memandu dan Mengarahkan Pengguna


Manfaatkan psikologi warna sebagai alat untuk memandu dan mengarahkan pengguna dalam interaksi mereka dengan produk. 

Misalnya kamu bisa memberikan warna merah untuk elemen peringatan atau kesalahan. Warna merah ini secara intuitif memberitahu pengguna tentang adanya masalah yang perlu diperhatikan. 

Sebaliknya gunakan warna hijau untuk pemberitahuan sukses atau konfirmasi tindakan. Warna ini memberikan umpan balik positif kepada pengguna bahwa tindakan mereka berhasil.


5. Jangan Berlebihan dalam Menggunakan Warna


Menggunakan terlalu banyak warna dalam desain UI/UX dapat menyebabkan kekacauan visual dan kebingungan. Desain dashboard yang memiliki terlalu banyak warna yang berbeda dapat membuat informasi sulit dipahami. 

Oleh karena itu gunakan palet warna yang terbatas dan harmonis agar membantu pengguna fokus dan memproses informasi yang ditampilkan.


Dengan memperhatikan aspek-aspek psikologi warna ini, maka seorang  desainer UI/UX bisa menciptakan produk yang tidak hanya enak dipandang tetapi juga fungsional dan intuitif bagi penggunanya. 

Nah, kamu telah mempelajari tentang bagaimana psikologi warna dalam desain mampu memengaruhi performa UI/UX yang dibuat. Semoga pembahasan kali ini bisa menambah pengetahuanmu ya!

Untuk Sobat MinDi yang ingin belajar lebih lanjut tentang UI/UX dan desain produk, Dibimbing.id memiliki program Bootcamp UIUX/Product Design yang bisa kamu ikuti. 

Program ini berlangsung secara online pada akhir pekan. Oleh karena itu, apapun kesibukanmu dan dimanapun kamu berada, kamu tetap bisa mengikuti pelajaran bersama para mentor Dibimbing.

Daftar dan dapatkan bonus kelas layanan persiapan karir dan kesempatan untuk menjalin relasi dengan para UI/UX expert sekarang juga!



Share

Author Image

Nadia L Kamila

Nadia adalah seorang penulis yang berfokus pada pengembangan dan peningkatan keterampilan di tempat kerja. Ia punya passion yang tinggi dalam memberikan konten-konten edukatif terutama di topik-topik seperti carreer preparation dan digital marketing.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!