dibimbing.id - Tone of Voice: Pengertian, Manfaat, Tipe & Tips Membuatnya

Tone of Voice: Pengertian, Manfaat, Tipe & Tips Membuatnya

Farijihan Putri

โ€ข

11 July 2024

โ€ข

541

Image Banner

Pernahkah Sobat MinDi merasa terkesan dengan cara sebuah brand berkomunikasi dengan audiensnya? Bukan hanya oleh informasi yang disampaikan, tetapi juga oleh bagaimana cara menyampaikannya? 

Tone of voice adalah elemen kunci dalam komunikasi bisnis yang seringkali menjadi pembeda antara brand yang diingat dan yang terlupakan.

Nah, kamu ingin memikat audiens dengan tone of voice yang efektif, tapi bingung mulai darimana? Artikel ini punya jawabannya!

Kamu sudah siap mengubah cara brand berkomunikasi dan menciptakan hubungan yang lebih mendalam dengan audiens? Simak artikel ini, yuk!


Apa Itu Tone of Voice?

Dilansir Semrush.com, tone of voice adalah cara seseorang berbicara kepada orang lain. 

Hal ini mencakup pilihan kata, volume, nada, dan kecepatan pesan, yang dapat memengaruhi bagaimana pendengar mempersepsikan dan merespons pembicara.

Sementara dalam konteks bisnis, tone of voice adalah cara brand berkomunikasi melalui kata-kata dan gaya bahasa yang digunakan di semua saluran komunikasi. 

Hal ini mencerminkan kepribadian dan nilai brand, serta membantu membangun hubungan dan persepsi yang diinginkan dengan audiens.


7 Manfaat Tone of Voice Bagi Brand

Seberapa penting tone of voice bagi sebuah brand? MinDi telah merangkum 7 manfaat utamanya di bawah ini, mari pelajari!


1. Membangun Brand Identity yang Kuat

Tone of voice adalah cara berbicara atau 'suara' yang kamu gunakan dalam semua komunikasi brand. Kondisi tersebut seperti memberikan kepribadian kepada brand

Ketika kamu konsisten dengan tone of voice yang unik, audiens akan lebih mudah mengenali dan mengingat brand kamu. 

Misalnya, apakah brand kamu fun dan penuh semangat atau lebih serius dan profesional? Identitas yang kuat ini akan membuat brand kamu menonjol di tengah keramaian.


2. Meningkatkan Keterlibatan dengan Audiens

Dengan tone of voice yang menarik dan relevan, kamu bisa membuat audiens merasa lebih terhubung dengan brand.

Misalnya, jika kamu menggunakan bahasa yang friendly dan relatable, audiens akan merasa lebih dekat dan nyaman berinteraksi dengan kamu. 

Hal ini bisa meningkatkan engagement di media sosial, website, atau bahkan dalam layanan pelanggan. Keterlibatan yang tinggi ini penting untuk membangun hubungan jangka panjang dengan audiens.


3. Membedakan dari Kompetitor

Di persaingan yang ketat, memiliki tone of voice yang khas bisa menjadi pembeda utama. Audiens akan lebih mudah mengidentifikasi dan memilih brand kamu di antara sekian banyak pilihan yang ada. 

Bayangkan jika semua brand berbicara dengan cara yang sama, pasti membosankan, kan? Tone of voice yang unik membuat brand kamu lebih memorable dan standout di benak audiens.


4. Membangun Customer Loyalty

Tone of voice yang konsisten dan autentik bisa meningkatkan rasa percaya audiens terhadap brand kamu. Ketika audiens merasa bahwa kamu jujur dan bisa diandalkan, mereka cenderung akan lebih percaya dan loyal. 

Misalnya, jika kamu selalu menggunakan tone of voice yang transparan dan penuh empati, audiens akan merasa dihargai dan lebih mudah mempercayai brand

Customer loyalty ini sangat berharga karena mereka akan cenderung kembali dan bahkan merekomendasikan brand kamu kepada orang lain.


5. Mengkomunikasikan Nilai Brand

Melalui tone of voice, kamu bisa menyampaikan nilai-nilai yang dianut oleh brand. Misalnya, jika brand berfokus pada keberlanjutan, kamu bisa menggunakan tone of voice yang mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan. 

Hal ini penting untuk menunjukkan kepada audiens apa yang brand kamu perjuangkan dan percaya. 

Ketika nilai-nilai ini tersampaikan dengan baik, audiens yang memiliki nilai yang sama akan merasa lebih terhubung dan tertarik pada brand kamu.


6. Meningkatkan Pengalaman Pelanggan

Penggunaan tone of voice yang tepat bisa membuat pengalaman pelanggan menjadi lebih menyenangkan. 

Bayangkan jika kamu mendapatkan email dari sebuah brand dengan bahasa yang kaku dan formal, pasti kurang menyenangkan, kan? 

Sebaliknya, tone of voice yang friendly dan hangat bisa membuat pelanggan merasa lebih nyaman dan diperhatikan. 

Pengalaman positif ini bisa meningkatkan kepuasan pelanggan dan membuat mereka lebih mungkin untuk kembali.


7. Memperkuat Strategi Pemasaran

Tone of voice yang konsisten di semua saluran komunikasi membantu memperkuat pesan pemasaran kamu. Audiens akan lebih mudah memahami dan menerima pesan yang ingin kamu sampaikan. 

Misalnya, jika kamu selalu menggunakan tone of voice yang inspiratif dan motivasional, audiens akan terinspirasi oleh pesan-pesan kamu dan merasa lebih termotivasi untuk mengambil tindakan. 

Konsistensi ini juga membantu menciptakan pengalaman yang lebih kohesif dan menyatu bagi audiens.

Baca Juga: Strategi Pemasaran Media Sosial: Dari Definisi Hingga Cara


Tipe-Tipe Tone of Voice


Sumber: Freepik

Penasaran apa saja tipe tone of voice? MinDi telah merangkumnya di bawah ini khusus untukmu, loh!


Formal vs Casual

Tone of voice formal digunakan oleh brand yang ingin mencerminkan profesionalisme, kepercayaan, dan otoritas. Tipe ini sering ditemukan di industri keuangan, hukum, dan pemerintahan. 

Misalnya, "Kami menginformasikan bahwa pengajuan Anda telah disetujui. Harap menunggu informasi selanjutnya melalui email resmi kami." 

Sebaliknya, tone of voice casual cocok untuk brand yang ingin tampil lebih dekat dan ramah dengan audiensnya. Banyak digunakan oleh brand yang menyasar audiens muda atau yang bergerak di industri kreatif dan lifestyle

Contohnya, "Hai! Pengajuan kamu udah disetujui nih. Cek email kamu buat info selanjutnya, ya!"


Funny vs Serious

Tone of voice yang lucu digunakan untuk menciptakan suasana yang ringan dan menyenangkan, sering digunakan oleh brand yang ingin tampil playful dan menghibur audiensnya. 

Contoh: "Hei, kamu! Pengajuan kamu udah lolos, siap-siap deh buat info lanjutannya!"

Di sisi lain, tone of voice yang serius digunakan oleh brand yang ingin menunjukkan kredibilitas dan kepercayaan, terutama di situasi formal atau penting. 

Contohnya, "Dengan senang hati kami informasikan bahwa pengajuan Anda telah disetujui. Mohon periksa email Anda untuk informasi lebih lanjut."


Respectful vs Irreverent

Tone of voice yang penuh rasa hormat digunakan oleh brand yang ingin menunjukkan penghargaan dan sopan santun terhadap audiensnya. Tipe ini sering ditemukan dalam komunikasi bisnis dan pelayanan pelanggan. 

Contoh: "Kami dengan hormat menginformasikan bahwa pengajuan Anda telah disetujui. Terima kasih atas kesabaran Anda." 

Sebaliknya, tone of voice yang irreverent atau tidak sopan digunakan oleh brand yang ingin tampil lebih berani dan tak terduga, biasanya untuk menarik perhatian audiens yang lebih muda dan tidak konvensional. Contoh: "Yay, pengajuan kamu disetujui! Let's get this party started!"


Enthusiastic vs Matter-of-Fact

Tone of voice yang antusias digunakan untuk menunjukkan semangat dan kegembiraan, sering digunakan dalam kampanye pemasaran dan promosi produk

Contohnya: "Wah, kabar gembira! Pengajuan kamu berhasil, dan kami nggak sabar buat lanjutannya!" 

Sedangkan tone of voice yang matter-of-fact digunakan untuk menyampaikan informasi secara langsung dan tanpa embel-embel emosional, cocok untuk komunikasi internal atau dokumen teknis. 

Misalnya: "Pengajuan Anda telah disetujui. Silahkan cek email untuk informasi selanjutnya."

Baca Juga: Target Audience Adalah: Definisi dan Cara Mencarinya Untuk Pemula


7 Tips Mudah Menentukan Tone of Voice


Sumber: Freepik

Sobat MinDi masih bingung untuk menentukan tone of voice yang sesuai dengan brand? Tenang saja, berikut 7 tips yang bisa kamu terapkan!


1. Riset Audiens dengan Baik

Sebelum menentukan tone of voice, penting untuk memahami siapa audiens kamu. 

Apakah mereka anak muda yang energik, profesional yang serius, atau ibu rumah tangga yang santai? Dengan mengetahui demografi dan psikografi audiens, kamu bisa menentukan gaya bahasa yang paling sesuai dan efektif.


2. Tentukan Kepribadian Brand

Pikirkan brand Sobat MinDi sebagai seorang individu. Bagaimana kepribadian mereka? 

Apakah mereka ramah, lucu, serius, atau profesional? Kepribadian ini akan menjadi dasar dari tone of voice kamu. 

Buatlah daftar sifat-sifat yang mewakili brand dan gunakan itu sebagai panduan.


3. Konsisten di Semua Channel

Tone of voice harus konsisten di semua saluran komunikasi, baik itu media sosial, email, website, atau materi promosi lainnya. 

Konsistensi ini membantu membangun brand identity yang kuat dan memudahkan audiens mengenali brand di mana saja mereka berinteraksi denganmu.


4. Sesuaikan dengan Nilai dan Visi Brand

Tone of voice harus mencerminkan nilai dan visi brand kamu. Jika brand kamu mengedepankan inovasi, pastikan tone of voice modern dan forward-thinking. 

Jika brand kamu berfokus pada keberlanjutan, gunakan bahasa yang mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan.


5. Buat Panduan Tone of Voice

Untuk memastikan konsistensi, buat panduan tone of voice yang jelas. Panduan ini bisa berisi contoh kalimat, kata-kata yang sering digunakan, dan aturan dasar tentang cara berkomunikasi. 

Bagikan panduan ini kepada seluruh tim agar semua orang bisa mengikutinya.


6. Uji dan Evaluasi

Jangan takut untuk menguji tone of voice. Coba berbagai gaya bahasa dan lihat mana yang paling efektif dan mendapatkan respon positif dari audiens. 

Evaluasi hasilnya dan terus sesuaikan hingga kamu menemukan tone of voice yang paling cocok.


7. Fleksibel tapi Konsisten

Meskipun konsistensi penting, kamu juga perlu fleksibel. Situasi tertentu mungkin memerlukan penyesuaian pada tone of voice

Misalnya, komunikasi terkait krisis mungkin memerlukan nada yang lebih serius dan empatik dibandingkan dengan kampanye promosi yang biasanya lebih ceria.


Kuasai Tone of Voice di Bootcamp Digital Marketing Dibimbing.id!

Tone of voice adalah kunci untuk membangun komunikasi yang efektif dan menarik minat audiens. Namun, menciptakan dan menerapkan tone of voice yang konsisten dan tepat sasaran bukanlah hal yang mudah. 

Bootcamp Digital Marketing Dibimbing.id hadir untuk membantumu! Di bootcamp ini, kamu akan mempelajari semua yang perlu diketahui tentang tone of voice

Selain itu, kamu akan bertemu para ahli di bidang digital marketing dan copywriting yang memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam membantu bisnis meningkatkan komunikasi dengan audiens.

Daftar sekarang di sini dan mulai tingkatkan kemampuanmu ke level berikutnya! Dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi karir impianmu menjadi digital marketer dan copywriter yang andal dan profesional!


Referensi

1. How to Define Your Brandโ€™s Tone of Voice (+ Template) [Buka]

2. What Is Tone of Voice and Why Does It Matter? [Buka]


Share

Author Image

Farijihan Putri

Farijihan is a passionate Content Writer with two years of experience in crafting compelling content, optimizing for SEO, and developing creative strategies for various brands and industries. As an SEO Content Writer Officer at dibimbing.id, she writes articles on topics such as Digital Marketing, Data Science, Golang, UI/UX Design, and English for Professionals.

Hi!๐Ÿ‘‹

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!