Prototype Design Thinking: Definisi, Jenis, & Keuntungan

Siti Khadijah Azzukhruf Firdausi

•

12 April 2024

•

208

Image Banner

Prototype design thinking adalah tahapan penting dalam proses desain UI/UX. Pasalnya, ini merupakan model atau draft produk yang memungkinkan desainer untuk menjalin konsumen dengan pengguna dan stakeholder.


Lebih lanjut, ini adalah sebuah proses yang penting untuk memahami dan merespons kebutuhan nyata dengan cara kreatif dan efisien. Tertarik untuk mempelajarinya? Baca artikel ini sampai habis ya!\



Apa yang Dimaksud dengan Prototype Design Thinking?


Sumber: Freepik


Prototype design thinking adalah proses penciptaan model awal, sampel, atau rilis dari produk, layanan, atau sistem. Tujuannya adalah untuk menguji konsep atau proses dalam skenario dunia nyata. 


Dengan membangun dan menguji prototype, tim desain dapat menjelajahi ide-ide dan mengidentifikasi masalah dalam desain awal. Selain itu, mereka juga bisa memahami kebutuhan pengguna dan mendapatkan umpan balik untuk iterasi berikutnya.


Secara keseluruhan, prototype design thinking berguna untuk menyajikan ide dengan cara yang bisa dilihat, disentuh, atau dialami. Hal tersebut memungkinkan desainer untuk mengkomunikasikan ide mereka dengan pengguna dan stakeholder secara efektif.



Jenis - Jenis Prototyping dalam Design Thinking


Dalam praktik design thinking, prototyping bisa berbentuk sangat beragam. Bentuknya tergantung pada tujuan pengujian, sumber daya yang tersedia, dan tahap pengembangan produk atau layanan. 


Berikut ini adalah beberapa jenis prototyping yang sering digunakan dalam proses design thinking:


1. Low-Fidelity Prototypes


Prototype low-fidelity (lo-fi) adalah versi sangat sederhana dari produk atau layanan yang biasanya cepat dan murah untuk dibuat. Mereka bisa berupa sketsa, storyboard, atau mockup dari kertas.


Tujuan penggunaan model ini adalah untuk: 


  • Mengeksplorasi dan menyampaikan ide-ide awal.

  • Memfasilitasi diskusi awal dengan tim dan pengguna.

  • Mengidentifikasi konsep dasar dan arah desain.



2. High-Fidelity Prototypes


Prototype high-fidelity (hi-fi) lebih dekat dengan produk akhir baik dalam tampilan maupun fungsionalitas. Mereka bisa berupa model digital interaktif atau produk fisik yang bekerja.


Model ini digunakan dengan tujuan:


  • Menguji interaksi pengguna yang spesifik, estetika, dan detail teknis.

  • Mendapatkan umpan balik yang lebih akurat dari pengguna.



3. Digital Prototypes


Prototype digital adalah model interaktif yang dibuat menggunakan perangkat lunak desain. Ini bisa berupa website, aplikasi, atau sistem interaktif lainnya.


Model ini digunakan untuk menguji fungsi, usability, dan pengalaman pengguna dalam konteks produk digital.



4. Physical Prototypes


Prototype fisik adalah model nyata yang dibuat dari bahan seperti kertas, karton, plastik, atau bahkan logam. Bahan yang digunakan tergantung pada produk.


Tujuan model ini digunakan adalah untuk menguji ergonomi, fitur fisik, dan interaksi pengguna dengan produk nyata.



5. Paper Prototypes


Paper prototypes adalah representasi fisik dari produk yang dibuat dari kertas atau karton. Ini sering digunakan dalam desain antarmuka pengguna.


Umumnya, model ini digunakan untuk menguji layout, desain antarmuka, dan alur kerja dengan biaya yang sangat rendah.


Baca Juga: 5 Metode Prototype dan 5 Jenis-jenis Prototype, Terlengkap!



6. Storyboards


Storyboard adalah serangkaian gambar atau sketsa yang menceritakan cerita tentang bagaimana produk atau layanan digunakan. Tujuannya adalah untuk menjelaskan dan menguji skenario penggunaan produk, layanan, atau fitur baru.



7. Role-playing


Role-playing adalah simulasi aktivitas penggunaan produk atau layanan. Ini dimana orang berperan sebagai pengguna dan lainnya sebagai sistem atau produk.


Tujuannya adalah untuk mendapatkan wawasan tentang pengalaman pengguna dan bagaimana interaksi dengan produk atau layanan dapat berlangsung dalam situasi nyata.



Keuntungan Prototype Design Thinking


Prototyping merupakan komponen inti dari proses design thinking. Hal ini memberikan sejumlah keuntungan substansial bagi tim desain dan pengembangan produk atau layanan. 


Berikut ini adalah beberapa keuntungan utama dari penerapan prototyping dalam design thinking:


  • Pengujian dan Validasi Ide: Memungkinkan tim untuk menguji ide dalam kondisi nyata sebelum komitmen penuh.

  • Pengurangan Risiko: Mengidentifikasi masalah desain dan penggunaan awal untuk menghindari biaya tinggi di kemudian hari.

  • Umpan Balik Langsung: Memberi kesempatan untuk mendapatkan masukan dari pengguna dan stakeholder. Ini bisa meningkatkan relevansi produk.

  • Mendorong Kolaborasi: Membantu tim lintas fungsi berkolaborasi dan berkomunikasi ide dengan lebih efektif.

  • Iterasi Cepat: Memfasilitasi pengembangan iteratif. Pada akhirnya, ini akan mempercepat proses inovasi dan penyesuaian.

  • Pemahaman Pengguna: Meningkatkan empati dan pemahaman terhadap kebutuhan serta keinginan pengguna.

  • Kesempatan Eksplorasi: Membuka ruang untuk eksplorasi kreatif tanpa batasan solusi akhir yang kaku.

  • Kejelasan Konsep: Membantu menjelaskan dan menyempurnakan konsep produk atau layanan untuk semua pihak yang terlibat.

  • Menghemat Waktu dan Biaya: Dengan mengidentifikasi potensi masalah lebih awal, prototyping dapat menghemat waktu dan biaya pengembangan.


Baca Juga: 14 Rekomendasi Aplikasi Membuat Prototype Desain UI/UX



Itulah pembahasan lengkap mengenai prototype design thinking. Dengan proses ini, desainer dapat menciptakan produk yang menjadi solusi bagi pengguna.


Secara keseluruhan, prototype design thinking adalah fondasi dari pembuatan desain yang inovatif dan solutif.


Apabila tertarik untuk belajar lebih banyak lagi, MinDi sarankan kamu untuk ikut Bootcamp UI/UX Design Dibimbing.id. Lewat program ini, kamu bisa belajar teori dasar UI/UX hingga praktik dengan real-case study.


Program ini dirancang dengan kurikulum beginner-friendly. Jadi, pemula atau para career-switcher yang baru belajar juga tidak akan kesulitan mengikuti pembelajarannya.


So, tunggu apa lagi? Segera daftar dan kembangkan keahlianmu di UI/UX bareng Dibimbing.id! Apapun tujuannya, MinDi siap #BimbingSampaiJadi karir impianmu.





Share

Author Image

Siti Khadijah Azzukhruf Firdausi

Khadijah adalah SEO Content Writer di Dibimbing dengan pengalaman menulis konten selama kurang lebih setahun. Sebagai lulusan Bahasa dan Sastra Inggris yang berminat tinggi di digital marketing, Khadijah aktif berbagi pandangan tentang industri ini. Berbagai topik yang dieksplorasinya mencakup digital marketing, project management, data science, web development, dan career preparation.