dibimbing.id - UX Writing vs Copywriting, Mana Karier yang Lebih Menjanjikan?

UX Writing vs Copywriting, Mana Karier yang Lebih Menjanjikan?

Farijihan Putri

28 October 2022

5998

Image Banner

Catatan Redaksi:

Artikel ini pertama kali diterbitkan pada Oktober 2022 dan diperbarui pada 7 November 2025 untuk memastikan informasi tetap akurat dan relevan.

Warga Bimbingan tertarik untuk berkarier di bidang kepenulisan, terutama UX writing dan copywriting? UX writing vs copywriting memang sering bikin bingung buat yang mau mulai berkarier di dunia konten digital. 

Data dari Cognitive Market Research memprediksi pasar layanan desain UX global bakal tembus USD 17,423 juta di tahun 2025, sementara pasar copywriting menurut Coherent Market Insights diproyeksikan mencapai USD 29,28 miliar di periode yang sama. 

Meski angka pasar copywriting lebih besar, pertumbuhan UX writing justru lebih cepat dengan CAGR 10.4% dibanding copywriting yang 7.6%.

Nah, MinDi bakal bantu kamu bedah kedua profesi ini biar bisa pilih jalur karier yang paling sesuai passion dan prospeknya. Buat kamu yang tertarik mendalami UX writing, Bootcamp UI/UX Design dibimbing.id solusi tepat buat belajar langsung dari praktisi berpengalaman.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Kursus UI/UX Terbaik yang Wajib Dicoba


Apa Itu UX Writing?

UX writing adalah proses menulis teks antarmuka yang memandu pengguna dalam menggunakan produk digital. Ketika menggunakan aplikasi dan menemui pesan error yang membingungkan, UX writing bertugas menyederhanakan bahasa teknis menjadi kalimat yang mudah dipahami pengguna. 

Teks mikro seperti label tombol, petunjuk formulir, atau pesan konfirmasi menjadi tanggung jawab UX writer. Fokus utamanya adalah menciptakan alur interaksi yang natural dan bebas hambatan. Setiap kata dipilih untuk memandu pengguna menyelesaikan tugas dengan percaya diri.

Baca Juga: Panduan Memilih Bootcamp UI/UX yang Tepat untuk Karier


Apa Itu Copywriting?

Sumber: Freepik

Copywriting merupakan teknik menulis konten pemasaran yang bertujuan membujuk audiens untuk mengambil tindakan. Scroll media sosial lalu menemukan headline "Diskon 50% Hanya Hari Ini!" yang membuat ingin segera klik? Itulah copywriting dalam aksinya. 

Kata-kata disusun untuk memengaruhi emosi dan mendorong tindakan spesifik dari pembaca. Copywriter mengubah fitur produk menjadi manfaat konkret yang langsung terasa bagi kehidupan sehari-hari. 

Hasilnya, audiens tidak hanya membaca tapi juga tergerak untuk membeli, mendaftar, atau berlangganan.

Baca Juga: 15 Jenis Headline Copywriting dan Contoh yang Efektif


Perbedaan UX Writing vs Copywriting

Warga Bimbingan, setelah paham definisi masing-masing, sekarang yuk kupas tuntas perbedaan mendasar antara UX writing dan copywriting!


1. Tujuan Utama

UX writing berfokus pada memandu pengguna melalui produk atau layanan agar pengalaman mereka lancar dan nyaman. Sebaliknya, copywriting bertujuan untuk mendorong tindakan spesifik, seperti membeli atau berlangganan, dengan cara membujuk.

Contoh UX writing: tombol "Mulai" yang membantu pengguna memulai, pesan kesalahan yang memberitahukan kesalahan input. Sementara itu, contoh copywriting bisa kamu temui di iklan "Beli Sekarang dan Dapatkan Diskon 50%" yang mendorong tindakan pembelian.


2. Fokus

Fokus UX writing adalah menciptakan pengalaman yang efektif dengan mengatasi masalah yang mungkin muncul selama interaksi pengguna dengan produk. 

Di sisi lain, copywriting lebih terfokus pada penjualan, persuasi, dan pemasaran untuk menarik perhatian audiens dan mengonversinya menjadi pelanggan. 

Contoh UX writing: instruksi onboarding yang memandu pengguna baru saat pertama kali menggunakan aplikasi. Sedangkan contoh copywriting, bisa kamu lihat pada landing page produk yang mempromosikan fitur unggulan untuk meningkatkan konversi penjualan.


3. Gaya Penulisan

Sumber: Freepik

Gaya penulisan UX writing cenderung jelas, ringkas, dan biasanya bersifat percakapan, seolah memberikan instruksi yang mudah dipahami. Sebaliknya, copywriting lebih persuasif, kreatif, dan penuh daya tarik untuk menarik perhatian audiens. 

Dalam perbandingan UX writing vs copywriting, UX writing menggunakan kalimat seperti "Masukkan alamat email Anda untuk melanjutkan" di formulir pendaftaran, sedangkan copywriting lebih ke kalimat "Bergabunglah sekarang dan dapatkan hadiah menarik!" untuk menarik minat pengguna.


4. Pendekatan

UX writing bekerja erat dengan desainer dan developer untuk memastikan teks terintegrasi dengan desain dan berfungsi baik secara teknis. Sementara itu, copywriting berkolaborasi lebih dengan tim pemasaran untuk mencapai tujuan komersial. 

Contoh UX writing: tooltip yang muncul saat pengguna mengarahkan kursor ke kolom input, memberikan penjelasan tentang cara mengisi. 

Contoh copywriting: slogan produk "Nikmati Segarnya, Rasakan Bedanya!" yang bekerja untuk meningkatkan kesadaran merek dan penjualan.


5. Pengaruh terhadap Pengguna

UX writing lebih berfokus pada menciptakan pengalaman yang memudahkan pengguna dalam berinteraksi dengan produk atau layanan. Tujuan utamanya membuat setiap langkah pengguna sesederhana dan sejelas mungkin. 

Sebaliknya, copywriting berusaha membangun hubungan emosional dengan audiens, menarik mereka dengan pesan yang menggugah dan relevan. 

Contoh UX writing: pesan konfirmasi seperti "Pendaftaran Anda berhasil!" yang memberikan rasa puas kepada pengguna setelah melakukan tindakan. 

Sedangkan contoh copywriting: kampanye email yang menonjolkan rasa urgensi, seperti "Hanya hari ini! Dapatkan diskon besar!" untuk mendorong keputusan cepat dari audiens.

Berikut adalah tabel perbandingan yang telah MinDi sederhanakan dengan highlight perbedaannya:

Aspect

UX Writing

Copywriting

Tujuan Utama

Memandu pengguna melalui produk atau layanan agar pengalaman lancar dan nyaman.

Mendorong tindakan spesifik seperti membeli atau berlangganan.

Fokus

Pengalaman pengguna dan penyelesaian masalah.

Penjualan, persuasi, dan pemasaran.

Gaya Penulisan

Jelas, ringkas, dan percakapan.

Persuasif, kreatif, dan menarik perhatian.

Pendekatan

Berkolaborasi dengan desainer dan developer untuk memastikan teks terintegrasi dengan desain.

Bekerja dengan tim pemasaran untuk mencapai tujuan komersial.

Pengaruh terhadap Pengguna

Fokus pada memudahkan interaksi pengguna dengan produk atau layanan.

Membangun hubungan emosional dan mendorong keputusan cepat.


Baca Juga: UI/UX Design Intern: Tugas & Cara Magang Lewat Dibimbing


UX Writing vs Copywriting: Mana yang Cocok untukmu?

Warga Bimbingan udah paham kan perbedaan UX writing dan copywriting? Jika kamu bingung memilih antara UX writing atau copywriting, pertimbangkan minatmu terhadap teknologi dan desain produk. 

Kalau kamu tertarik untuk berkolaborasi dengan tim desain dan teknis untuk menciptakan pengalaman pengguna yang lancar, UX writing mungkin lebih cocok untukmu.

Sebaliknya, jika kamu lebih suka menulis konten yang bertujuan untuk mempengaruhi audiens dan mendorong mereka bertindak, seperti membeli atau mendaftar, copywriting bisa menjadi pilihan yang lebih tepat. 

Beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan:

  1. UX Writing cocok jika kamu tertarik dengan desain produk dan berkolaborasi dengan tim teknis.
  2. Copywriting lebih tepat jika kamu suka menulis untuk tujuan pemasaran dan persuasi.

Selain itu, kamu juga bisa mempertimbangkan jenis kolaborasi yang ingin kamu lakukan. UX Writing biasanya lebih banyak bekerja dengan desainer dan developer untuk memastikan teks yang ditulis terintegrasi dengan baik dalam desain produk. 

Sementara itu, copywriting lebih berfokus pada kerja sama dengan tim pemasaran untuk menciptakan konten yang dapat meningkatkan penjualan. Jadi, pilihlah berdasarkan minat dan tujuan karier yang paling sesuai dengan kepribadian dan minatmu!

Baca Juga: Kursus Sistem Informasi untuk UI/UX Designer Pemula


Sudah Menentukan Pilihanmu?

Perdebatan UX writing vs copywriting mana yang lebih menjanjikan sebenarnya tergantung passion dan strength kamu. 

UX writing cocok buat yang suka problem solving dan mikirin detail user experience, sementara copywriting pas buat yang jago mainin kata-kata buat persuasi. Yang jelas, kedua skill ini sama-sama dibutuhkan di dunia digital dan punya masa depan cerah!

Nah, buat kamu yang tertarik mendalami UX writing dan UI/UX design, Bootcamp UI/UX Design dibimbing.id solusinya!

Kamu bakal dapet gratis mengulang kelas, 35+ Live Class dan 20+ Extra Video Learning, whiteboarding buat persiapan karier, 3 Real Case dari company & 15+ project buat portfolio, dan 2 bulan magang di hiring company. Ditambah 1-on-1 unlimited session, 840+ hiring partner untuk penyaluran kerja, dan 96% alumni udah kerja!

Kamu punya pertanyaan, "Kalau background non-design, bisa ikut bootcamp ini nggak?" atau "Magang 2 bulan di hiring company itu paid atau unpaid?", konsultasi gratis sekarang di sini deh! Yuk, wujudkan karier impianmu di UI/UX design bersama dibimbing.id yang pasti #BimbingSampeJadi!


Referensi

  1. UX writing vs copywriting [Buka]
  2. UX Writing vs Copywriting: What’s the Difference? [Buka]
  3. What’s the difference between UX writing and copywriting? [Buka]
  4. UX Writer vs Copywriter: What’s the Difference? [Buka]
  5. 50+ Powerful UX Statistics To Impress Stakeholders 2025 [Buka]
  6. User Experience - UX Design Services Market Report 2025 (Global Edition) [Buka]

Share

Author Image

Farijihan Putri

Farijihan is a passionate Content Writer with 3 years of experience in crafting compelling content, optimizing for SEO, and developing creative strategies for various brands and industries.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!