Metode SDLC: Definisi, Cara Kerja, Fungsi, & Penerapannya

Siti Khadijah Azzukhruf Firdausi

•

01 July 2024

•

411

Image Banner

Di dunia pengembangan software, metode SDLC adalah salah satu teknik penting untuk memastikan proyek berjalan lancar dan berhasil.

Metode ini merupakan kerangka kerja yang dipakai untuk mengelola proses pengembangan software. Mulai dari perencanaan hingga pemeliharaan, semua tahapannya diatur dalam metode SDLC.

Untuk lebih lengkapnya, MinDi bakal jelaskan semuanya di bawah ini. Jadi, baca artikelnya sampai habis, ya!


Apa yang Dimaksud dengan SDLC?

SDLC atau software development life cycle adalah proses yang digunakan untuk menghasilkan perangkat lunak dengan kualitas tinggi dan biaya rendah. Ini juga dikerjakan dalam waktu sesingkat mungkin.

Dilansir dari Stackify, SDLC menyediakan alur fase yang terstruktur dengan baik untuk membantu organisasi memproduksi perangkat lunak berkualitas tinggi dengan cepat dan siap pakai di produksi.

Lebih lanjut, artikel GeeksforGeeks menyatakan bahwa SDLC memberikan rencana yang terstruktur untuk setiap tahap. Jadi, setiap fase pengembangan perangkat lunak dapat berjalan efisien.

Pada akhirnya, ini akan menghasilkan perangkat lunak yang sesuai dengan anggaran dan waktu yang telah ditentukan.

Dengan SDLC, proses pengembangan perangkat lunak menjadi lebih teratur dan dapat dikelola dengan baik.

Sebab, metode SDLC memastikan bahwa tiap kebutuhan dan harapan pengguna dapat terpenuhi dengan cara paling efisien dan efektif.


Bagaimana Cara kerja Metode SDLC?

Metode SDLC bekerja dengan menurunkan biaya pengembangan perangkat lunak. Ini dilakukan sambil meningkatkan kualitas dan mempercepat waktu produksi. 

SDLC mencapai tujuan ini dengan mengikuti rencana terstruktur. Tujuannya adalah untuk menghindari jebakan umum dalam proyek pengembangan perangkat lunak.

Stackify membagi cara kerja SDLC menjadi 8 bagian utama. Berikut MinDi berikan rangkuman tentang cara kerjanya di bawah ini:

  1. Evaluasi Sistem yang Ada: Identifikasi kekurangan sistem yang sudah ada.
  2. Menentukan Kebutuhan Sistem Baru: Kumpulkan dan definisikan kebutuhan dari pengguna dan pemangku kepentingan.
  3. Analisis dan Perencanaan: Rencanakan proyek pengembangan, termasuk anggaran dan jadwal.
  4. Desain: Buat desain arsitektur sistem yang mencakup model dan prototipe.
  5. Pengembangan: Tulis dan integrasikan kode sumber perangkat lunak.
  6. Pengujian: Uji perangkat lunak untuk memastikan berfungsi dengan baik dan bebas dari kesalahan.
  7. Penerapan: Pasang dan konfigurasi perangkat lunak di lingkungan produksi.
  8. Pemeliharaan: Perbaiki bug, perbarui fitur, dan pantau kinerja sistem.


Baca Juga: Software Engineer Versus Software Developer 


Apa Fungsi Metode SDLC?

Metode SDLC (Software Development Life Cycle) sangat penting karena memberikan kerangka kerja yang sistematis untuk mengelola pengembangan software. Berikut adalah beberapa fungsi utamanya:

  1. Meningkatkan Visibilitas Proses Pengembangan: Semua pemangku kepentingan dapat melihat setiap tahap proses pengembangan dengan jelas.
  2. Estimasi, Perencanaan, dan Penjadwalan yang Efisien: Memungkinkan estimasi yang akurat, perencanaan yang efektif, dan penjadwalan yang tepat.
  3. Manajemen Risiko yang Lebih Baik: Mengidentifikasi dan mengelola risiko lebih awal dalam proses pengembangan.
  4. Estimasi Biaya yang Akurat: Memberikan gambaran yang jelas tentang biaya pengembangan.
  5. Pengiriman Perangkat Lunak yang Sistematis: Mengembangkan dan mengirim perangkat lunak secara terstruktur dan berkualitas tinggi.
  6. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan: Memastikan perangkat lunak sesuai dengan harapan dan kebutuhan pengguna.


Metode SDLC Terdiri dari Apa Saja?

Metode SDLC terdiri dari beragam model yang digunakan untuk mengelola proses pengembangan software. Dilansir dari GeeksforGeeks, ada sekitar 50 model SDLC yang dipakai.

Tapi, dalam artikel ini, MinDi akan kasih 6 model yang paling populer dan sering digunakan. Berikut adalah beberapa model SDLC yang paling populer dan sering dipakai:


1. Waterfall Model

Model dasar dari siklus hidup pengembangan perangkat lunak. Modelnya cukup sederhana dan mudah digunakan. Berikut detailnya:

  1. Cara Kerja: Setiap tahap harus diselesaikan sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya. Tahapan tidak dapat diubah setelah selesai.
  2. Kelebihan: Struktur yang sederhana dan hasil yang nyata pada setiap tahap.
  3. Kekurangan: Kurang fleksibel dan tidak dapat beradaptasi dengan perubahan setelah tahap selesai.


2. Agile Model

Model ini dirancang untuk beradaptasi dengan cepat terhadap permintaan yang berubah. Berikut adalah informasinya:

  1. Cara Kerja: Menggunakan iterasi pendek yang disebut sprint. Ini dilakukan dengan feedback dan penyesuaian yang cepat di setiap siklus.
  2. Kelebihan: Fleksibel dan memungkinkan penyelesaian proyek dengan cepat.
  3. Kekurangan: Memerlukan kolaborasi tim yang intensif dan komunikasi yang kontinu.


3. Iterative Model

Model ini bisa menghasilkan versi semi-dikembangkan yang dapat digunakan di setiap siklus. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:

  1. Cara Kerja: Setiap siklus menambahkan beberapa persyaratan baru ke perangkat lunak. Ini dilakukan hingga akhirnya semua persyaratan terpenuhi.
  2. Kelebihan: Dapat melihat hasil sebagian di setiap iterasi dan memperbaiki kesalahan lebih awal.
  3. Kekurangan: Memerlukan manajemen dan perencanaan yang baik untuk setiap iterasi.


4. Spiral Model

Ini merupakan model SDLC yang mendukung penanganan risiko dengan baik. Berikut adalah informasi detailnya:

  1. Cara Kerja: Setiap loop dalam struktur spiral menunjukkan fase yang berbeda. Lalu, jumlah loop tergantung pada jenis proyek.
  2. Kelebihan: Fokus pada manajemen risiko dan iterasi berkelanjutan.
  3. Kekurangan: Kompleks dan memerlukan keahlian dalam manajemen risiko.


5. V-Shaped Model

Model ini dilakukan secara berurutan dalam bentuk V. Ini dikerjakan dengan setiap tahap pengembangan diikuti oleh tahap pengujian. Berikut adalah detailnya:

  1. Cara Kerja: Setelah setiap fase pengembangan, ada fase pengujian terkait sebelum melanjutkan ke fase berikutnya.
  2. Kelebihan: Mengintegrasikan pengujian di setiap tahap, memastikan kualitas sejak awal.
  3. Kekurangan: Kurang fleksibel terhadap perubahan selama pengembangan.


6. Big Bang Model

Ini merupakan pendekatan informal dan tidak terstruktur untuk pengembangan perangkat lunak. Berikut adalah informasi detailnya:

  1. Cara Kerja: Tidak ada perencanaan, dokumentasi, atau fase yang terdefinisi dengan baik.
  2. Kelebihan: Sederhana dan cocok untuk proyek kecil atau eksperimen.
  3. Kekurangan: Risiko tinggi, sulit dikendalikan, dan kurang cocok untuk proyek besar.


Apa Saja Langkah Penerapan Metode SDLC?

Metode SDLC terdiri dari beberapa tahap. Tiap tahap memastikan pengembangan perangkat lunak berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan pengguna. Berikut adalah langkah-langkah penerapan metode SDLC:


1. Perencanaan dan Analisis Kebutuhan

Perencanaan melibatkan pengumpulan informasi dari pelanggan, survei pasar, dan masukan dari tim penjualan. Perencanaan yang baik membentuk dasar dari proyek.

Sementara analisis kebutuhan. penting untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan kebutuhan perangkat lunak. 

Ini dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh. Analisis ini menjadi dasar untuk tahap selanjutnya.


2. Penentuan Kebutuhan

Semua kebutuhan perangkat lunak ditentukan dan disetujui oleh pelanggan, analis pasar, dan pemangku kepentingan. Dokumen yang digunakan adalah Software Requirement Specification (SRS).


3. Perancangan Arsitektur

Berdasarkan SRS, berbagai desain arsitektur perangkat lunak dibuat dan didokumentasikan dalam Design Document Specification (DDS).

Desain ini kemudian dievaluasi oleh analis pasar dan pemangku kepentingan. Lalu, desain yang paling praktis akan dipilih untuk pengembangan.


4. Pengembangan Produk

Pengembang mulai menulis kode sumber perangkat lunak sesuai desain yang ditentukan dalam DDS. Mereka menggunakan alat pemrograman seperti compiler, interpreter, dan debugger. 

Bahasa pemrograman yang umum digunakan untuk ini termasuk C/C++, Python, dan Java.


5. Pengujian dan Integrasi Produk

Setelah pengembangan selesai, perangkat lunak diuji untuk memastikan tidak ada cacat dan berfungsi dengan baik. 

Pengujian dilakukan untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan yang mungkin ada. 

Dokumen, pelatihan, dan dukungan juga disiapkan untuk membantu pengguna memahami dan menggunakan perangkat lunak dengan benar.


6. Penerapan dan Pemeliharaan Produk

Setelah pengujian selesai, perangkat lunak dirilis secara bertahap sesuai strategi organisasi. Perangkat lunak diuji di lingkungan nyata untuk memastikan kinerjanya.

Setelah perangkat lunak diterapkan, perlu dilakukan pemeliharaan berkelanjutan. Ini bertujuan untuk memperbaiki bug, memperbarui fitur, dan memastikan kinerja yang optimal.


Kesimpulan

Itulah penjelasan mendalam mengenai apa itu metode SDLC (Software Development Life Cycle). Dapat disimpulkan bahwa SDLC adalah kerangka kerja penting dalam pengembangan perangkat lunak.

Kerangka kerja ini membantu memastikan setiap tahap dalam pengembangan perangkat lunak berjalan dengan lancar dan terstruktur.

Selain pemahaman tentang SDLC, memahami ilmu data juga bisa mempermudah pekerjaanmu. 

Kalau tertarik mempelajarinya, MinDi rekomendasikan kamu untuk ikut Bootcamp Data Science Dibimbing.id.

Di bootcamp ini, kamu akan belajar semua hal tentang data science bersama mentor ahli di industri. Kalau baru mulai pun, kamu tidak perlu khawatir karena pelajarannya dirancang beginner-friendly.

Selain itu, kamu juga akan mendapatkan pengalaman langsung melalui proyek-proyek nyata selama program berlangsung. 

Bukan hanya itu, kamu juga akan dijamin mendapatkan pekerjaan lewat koneksi ke lebih dari 500+ perusahaan

Jadi, segera daftarkan dirimu dan tingkatkan keahlian di bidang ilmu data dan machine learning bareng Dibimbing.id!


Referensi

  1. What Is SDLC? Understand the Software Development Life Cycle [Buka]
  2. Software Development Life Cycle (SDLC) [Buka]
  3. What is SDLC (Software Development Lifecycle)? [Buka]

Share

Author Image

Siti Khadijah Azzukhruf Firdausi

Khadijah adalah SEO Content Writer di Dibimbing dengan pengalaman menulis konten selama kurang lebih setahun. Sebagai lulusan Bahasa dan Sastra Inggris yang berminat tinggi di digital marketing, Khadijah aktif berbagi pandangan tentang industri ini. Berbagai topik yang dieksplorasinya mencakup digital marketing, project management, data science, web development, dan career preparation.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!