Apa Itu Metode Scrum? Peran, Tahapan, Manfaat dan Contoh Kasus
Irhan Hisyam Dwi Nugroho
•
16 February 2024
•
2919
Metode Scrum sering bikin bingung, ya Warga Bimbingan? Terutama buat kamu yang baru terjun ke dunia manajemen proyek Agile.
Masalahnya, tanpa memahami metode Scrum dengan benar, kamu bisa kehilangan arah dalam mengelola tim, dan hasil proyek jadi nggak sesuai harapan. Wah, pasti bikin repot, kan?
Tenang, kali ini MinDi akan bahas tuntas apa itu metode Scrum, mulai dari peran-perannya, tahapan yang harus dilalui, hingga manfaat dan contoh kasus biar kamu lebih paham cara kerjanya.
Yuk, simak artikel ini supaya proyekmu berjalan lebih efektif dan terstruktur!
Apa Itu Metode Scrum?
Metode Scrum adalah kerangka kerja yang digunakan untuk membantu tim bekerja lebih efektif dan terstruktur dalam mengembangkan produk atau menyelesaikan proyek.
Kerangka kerja ini melibatkan pembagian proyek ke dalam tahapan-tahapan pendek yang disebut sprint, di mana setiap tahap punya tujuan dan evaluasinya sendiri untuk memastikan tim tetap fokus dan cepat beradaptasi.
Bayangkan ini seperti strategi kerja kolaboratif yang "memecah" pekerjaan besar menjadi langkah-langkah kecil, sehingga tim bisa mengukur progres secara berkala dan menyesuaikan arah jika dibutuhkan.
Dalam konteks Agile, metode Scrum memungkinkan tim untuk lebih lincah dalam merespons perubahan, memastikan setiap anggota tim punya peran jelas, dan proyek berjalan sesuai tujuan.
Baca juga : Apa itu Daily Scrum? Simak Pengertian, Manfaat & Tipsnya
Peranan dalam Metode Scrum
Sumber : Canva
Dalam metode Scrum, setiap anggota tim punya peran yang spesifik dan penting untuk memastikan proyek berjalan sesuai rencana.
Masing-masing punya tanggung jawab unik untuk menjaga ritme dan kualitas proyek. Yuk, kenalan dengan tiga peran utama dalam Scrum!
1. Product Owner
Product Owner adalah "pemegang arah" dalam tim Scrum. Dia yang bertanggung jawab memastikan produk yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pengguna dan tujuan bisnis.
Product Owner mengelola product backlog—daftar fitur dan perubahan yang diinginkan—dan menentukan prioritasnya.
Misalnya, dalam proyek pengembangan aplikasi e-commerce, Product Owner akan memastikan fitur-fitur utama, seperti pembayaran dan katalog produk, mendapat perhatian terlebih dulu agar produk bisa segera digunakan dan memenuhi harapan pelanggan.
2. Scrum Master
Scrum Master berperan sebagai "penghubung dan penjaga proses." Dia memastikan tim bekerja sesuai prinsip Scrum dan mengatasi hambatan yang bisa mengganggu kelancaran sprint.
Scrum Master juga bertanggung jawab mengadakan rapat harian (daily stand-ups) dan mendukung tim dalam menjalankan proses dengan optimal.
Sebagai contoh, jika dalam pengembangan aplikasi ada kendala teknis yang memperlambat tim, Scrum Master akan membantu mencari solusi atau memastikan kendala tersebut cepat terselesaikan tanpa mengganggu jadwal sprint.
3. Development Team
Development Team adalah "mesin utama" dalam Scrum, yaitu anggota yang langsung bekerja mengembangkan produk.
Mereka terdiri dari profesional dengan berbagai keahlian, seperti programmer, desainer, dan QA tester, yang bersama-sama menyelesaikan tugas yang ada dalam sprint.
Dalam proyek aplikasi e-commerce, Development Team akan membuat fitur-fitur seperti halaman pencarian produk, keranjang belanja, dan pembayaran. Mereka yang melakukan pekerjaan teknis agar produk bisa berjalan dan sesuai ekspektasi Product Owner.
Baca juga : Job Analysis: Arti, Tujuan, Metode, Contoh, & Cara Terbaik
Tahapan Metode Scrum
Sumber : Scrum.org
Dalam metode Scrum, setiap proyek dibagi ke dalam tahapan-tahapan yang terstruktur dan berurutan. Tujuannya? Biar tim bisa terus mengevaluasi progres dan melakukan perbaikan di setiap tahap. Yuk, kita bahas satu per satu!
1. Product Backlog
Product Backlog adalah daftar semua fitur, perubahan, dan perbaikan yang diinginkan untuk produk. Ini seperti "daftar belanja" kebutuhan proyek yang disusun oleh Product Owner berdasarkan prioritas.
Misalnya, kalau tim mengembangkan aplikasi belanja online, product backlog mungkin berisi fitur utama seperti daftar produk, sistem pembayaran, dan halaman profil pengguna.
2. Sprint Planning
Sprint Planning adalah rapat awal untuk menetapkan tujuan dan tugas-tugas yang akan dikerjakan selama sprint berikutnya. Di sini, tim menentukan fitur mana yang akan diprioritaskan dari product backlog dan memecahnya menjadi tugas-tugas yang lebih kecil.
Contohnya, dalam proyek aplikasi, tim bisa memilih untuk fokus pada fitur “keranjang belanja” dalam satu sprint, dan menguraikan tugas-tugas seperti desain tampilan keranjang atau integrasi dengan sistem pembayaran.
3. Sprint
Sprint adalah periode waktu tertentu, biasanya antara satu hingga empat minggu, di mana tim bekerja secara intensif untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sudah ditetapkan dalam sprint planning.
Sprint adalah "jantung" dari metode Scrum, di mana tim bekerja secara kolaboratif untuk mencapai hasil nyata dalam waktu singkat. Misalnya, dalam satu sprint, tim bisa mengerjakan fitur pencarian produk hingga bisa diuji dan dipakai oleh pengguna.
4. Sprint Review
Setelah sprint selesai, saatnya mengadakan Sprint Review, yaitu sesi untuk mempresentasikan hasil kerja sprint kepada pemangku kepentingan atau Product Owner.
Di sini, tim menunjukkan apa yang sudah dicapai, apakah ada fitur baru yang siap diuji, atau jika ada hal yang perlu diperbaiki.
Misalnya, tim mungkin menunjukkan bagaimana fitur keranjang belanja yang baru dikembangkan berfungsi dan meminta masukan dari pemangku kepentingan.
5. Retrospective Process
Setelah Sprint Review, tim melanjutkan dengan Retrospective, sesi evaluasi internal untuk membahas apa yang berjalan baik dan apa yang perlu diperbaiki dalam proses kerja.
Ini adalah momen bagi tim untuk refleksi dan mengidentifikasi cara agar bisa bekerja lebih efisien di sprint berikutnya.
Misalnya, tim mungkin menyadari bahwa koordinasi antar anggota tim masih perlu ditingkatkan atau mungkin alat-alat tertentu perlu dioptimalkan untuk mendukung produktivitas.
Baca juga : 10 Cara Menjadi Product Designer: Panduan Lengkap untuk Karier
Manfaat Metode Scrum
Sumber : Canva
Scrum membantu menciptakan alur kerja yang lebih efektif dan responsif, membuat tim lebih siap menghadapi tantangan dalam setiap proyek.
Yuk, simak beberapa manfaat utama dari penerapan Scrum!
1. Produk Lebih Cepat Rilis
Scrum memungkinkan tim untuk merilis produk dalam potongan-potongan yang fungsional, sehingga pengguna bisa mendapatkan manfaatnya lebih awal.
Proses ini mempercepat time-to-market, yang sangat penting di pasar yang kompetitif. Dengan adanya rilis bertahap, tim bisa menerima masukan lebih cepat dan melakukan perbaikan sesuai kebutuhan.
2. Kualitas Produk Terjaga
Setiap sprint diakhiri dengan evaluasi dan pengujian, memastikan bahwa kualitas produk tetap konsisten.
Tim bisa mendeteksi dan memperbaiki kesalahan sejak dini, sehingga mengurangi potensi masalah besar di akhir proyek. Pendekatan ini menjaga standar tinggi pada setiap tahapan pengembangan.
3. Produktivitas Tim Meningkat
Dengan fokus pada tugas-tugas prioritas dalam sprint, tim bisa bekerja lebih efisien tanpa terganggu oleh pekerjaan yang tidak mendesak.
Sprint yang terstruktur membantu tim tetap fokus pada tujuan yang jelas. Hasilnya, waktu dan sumber daya digunakan lebih optimal, meningkatkan produktivitas keseluruhan.
4. Biaya Proyek Lebih Hemat
Scrum memungkinkan tim mengidentifikasi hambatan dan masalah lebih awal, sehingga dapat diatasi sebelum berkembang menjadi kendala besar.
Hal ini membantu menghindari pengeluaran yang tidak perlu dan menjaga anggaran tetap terkontrol. Proyek berjalan lebih ekonomis, yang juga meningkatkan keuntungan jangka panjang.
5. Adaptasi yang Lebih Baik
Setiap sprint memberikan kesempatan bagi tim untuk belajar dari pengalaman dan siap beradaptasi dengan perubahan kebutuhan proyek.
Pendekatan ini memastikan proyek tetap relevan dan sesuai tujuan, meskipun ada perubahan di tengah jalan.
Baca juga : 6 Cara Menjadi Project Manager Sukses untuk Pemula
Contoh Kasus Penggunaan Metode Scrum
Sumber : Canva
Sebuah perusahaan e-commerce ingin meluncurkan aplikasi mobile untuk mempermudah pengalaman belanja pelanggan. Untuk itu, mereka menggunakan metode Scrum, yang fleksibel dan memungkinkan tim cepat menyesuaikan diri dengan masukan pengguna.
Pertama, Product Owner bersama tim menyusun product backlog yang berisi daftar fitur utama, seperti pencarian produk, keranjang belanja, dan sistem pembayaran.
Setelah prioritas ditentukan, tim mengadakan Sprint Planning dan memulai sprint pertama yang berlangsung dua minggu, fokus pada fitur pencarian produk dan halaman beranda. Setiap hari, tim mengadakan daily stand-up untuk memantau progres.
Pada akhir sprint, tim melakukan Sprint Review untuk menunjukkan hasil kepada pemangku kepentingan, menerima masukan, dan mencatat perbaikan untuk sprint berikutnya.
Dengan pendekatan ini, tim bisa mengembangkan aplikasi lebih cepat dan memastikan hasil sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Baca juga : Apa Itu PDCA? Arti, Manfaat, Tahapan, Contoh, & Tips
Siap Menerapkan Metode Scrum dalam Proyekmu?
Setelah memahami konsep dan tahapan Scrum, sekarang saatnya kamu terjun langsung dan mulai menerapkannya dalam proyek nyata.
Buat kamu yang mau lebih mendalami Product dan Project Management, yuk ikut Bootcamp Product and Project Management di dibimbing.id!
Di sini, kamu bisa belajar langsung dengan mentor berpengalaman, silabus terlengkap, praktik nyata untuk portofolio, dan tentu saja, gratis mengulang kelas.
Jangan khawatir soal karir, karena 90% alumni berhasil mendapatkan pekerjaan, dan dibimbing.id punya lebih dari 700+ hiring partner siap membantu penyaluran kerjamu.
Jika kamu punya pertanyaan seperti, “Gimana cara memulai implementasi Scrum?” atau “Apakah Scrum cocok buat proyek startup kecil?” jangan ragu untuk konsultasi gratis di sini. dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi!
Referensi:
Tags
Irhan Hisyam Dwi Nugroho
Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.