dibimbing.id - Mengenal Strategi Penetapan harga dan Contoh Pricing Strategy

Mengenal Strategi Penetapan harga dan Contoh Pricing Strategy

Nadia L Kamila

•

31 December 2023

•

83

Image Banner

Pricing Strategy adalah cara menentukan harga produk yang tepat. Sementara contoh pricing strategy adalah seperti saat perusahaan maskapai memberikan harga pesawat yang berbeda tergantung high season atau low season. 

Menentukan harga adalah salah satu tanggung jawab seorang product manager beserta timnya. Tak boleh sekedar memberi harga yang penting tidak rugi, tapi harga juga harus mencerminkan value dari barang atau jasa yang dijual. 


Mengenal Pricing Strategy


Pricing strategy adalah pendekatan dalam menentukan harga produk atau layanan yang supaya tercapai keseimbangan antara nilai yang diberikan produk, kebutuhan pasar dan tujuan bisnis perusahaan. 

Seorang product manager harus memahami karakteristik unik sebuah produk, diferensiasi dari pesaing, dan nilai yang dihadirkan kepada pelanggan. Mereka mempertimbangkan faktor-faktor seperti permintaan pasar, struktur biaya dan siklus hidup produk sehingga mampu merancang strategi harga yang efektif.

Agar Sobat MinDi lebih tergambar, MinDi akan berikan beberapa contoh pricing strategy sesuai jenisnya. 

Tapi sebelum itu, ada kabar gembira buat kamu yang ingin meniti karir menjadi product manager atau project manager karena Dibimbing sudah membuka Bootcamp Product and Project Development. Kamu akan diajari step by step tentang skill apa saja yang harus dimiliki oleh seorang project manager.


Jenis dan Contoh Pricing Strategy


Contoh pricing strategy adalah hal yang harus dipelajari supaya Sobat MinDi lebih tergambar dan mampu memilih strategi mana yang cocok untuk produk yang sedang dikerjakan.


1. Cost Even Pricing


Cost-Even Pricing bertujuan menutupi semua biaya produksi sehingga perusahaan tidak mengalami keuntungan atau kerugian. Sehingga, harga yang ditetapkan harus setara dengan biaya total yang dikeluarkan untuk memproduksi dan mendistribusikan produk atau layanan.

Sebuah restoran menetapkan harga makanan dan minuman sedemikian rupa sehingga jumlah pendapatan dari penjualan dapat menutupi semua biaya operasional. Biaya operasional ini termasuk bahan baku, upah karyawan, biaya overhead hingga sewa tempat usaha. 

Dengan demikian, restoran tersebut tidak menghasilkan keuntungan ekstra, tetapi setidaknya dapat menjaga agar tidak mengalami kerugian.

Strategi ini umum ditemukan di restoran atau kafe yang fokus pada penyajian makanan dengan harga terjangkau dan suasana santai.

Restoran dengan Cost-Even Pricing lebih mengutamakan pelayanan yang efisien dan nilai yang baik bagi pelanggan. Mereka berusaha untuk mempertahankan biaya produksi yang rendah sehingga dapat menawarkan harga yang bersaing di pasar. 

Oleh karena itu, restoran semacam ini sering kali menyajikan hidangan yang sederhana dan terjangkau, mengakomodasi segmen pasar yang mencari makanan yang lezat tanpa harus mengeluarkan biaya yang tinggi.




2. Demand Based Pricing


Demand Pricing adalah pendekatan penetapan harga yang berfokus pada tingkat permintaan pelanggan. Harga ditetapkan berdasarkan seberapa banyak konsumen bersedia membayar untuk suatu produk atau layanan. 

Maskapai penerbangan sering menggunakan model harga ini, di mana harga tiket pesawat bervariasi berdasarkan faktor-faktor seperti musim, hari dalam seminggu, waktu pemesanan, dan tingkat permintaan pada waktu tertentu. 

Selama musim liburan atau periode sibuk, harga tiket mungkin lebih tinggi karena permintaan yang tinggi. Sebaliknya, pada saat-saat dengan permintaan yang lebih rendah, harga dapat lebih terjangkau.

Strategi ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati agar tidak mengakibatkan kerugian finansial. Maskapai akan memastikan bahwa diskon atau harga rendah masih dapat menutupi biaya produksi dan memberikan keuntungan yang wajar.


3. Competition Based Pricing


Competition-Based Pricing menetapkan harga suatu produk atau layanan berdasarkan harga yang ditetapkan oleh pesaing di pasar. Perusahaan menyesuaikan harga mereka agar sejajar atau bersaing dengan pesaing di industri yang sama. 

Tujuannya adalah untuk mempertahankan daya saing dan memastikan bahwa harga yang ditawarkan tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan dengan pesaing.

Contoh dari strategi ini seringkali ditemukan dalam industri smartphone. Jika sebuah perusahaan A meluncurkan smartphone dengan harga dan spesifikasi tertentu, maka perusahaan B akan menetapkan harga produknya sedikit di bawah atau di atas harga pesaing, tergantung pada faktor-faktor seperti fitur, kualitas hingga branding.


4. Dynamic Pricing


Dynamic pricing adalah strategi di mana harga suatu produk atau layanan disesuaikan berdasarkan berbagai faktor, seperti permintaan pasar, waktu, musim, atau tingkat persediaan. 

Contoh dari dynamic pricing dapat ditemukan dalam industri perjalanan dan hiburan. Berikut adalah beberapa contohnya:

  1. Hotel

Industri perhotelan juga sering menerapkan dynamic pricing. Harga kamar hotel dapat berubah berdasarkan tingkat pemesanan, hari dalam seminggu, musim, atau kejadian khusus di daerah tersebut. 

Hotel dapat menyesuaikan harga lebih tinggi selama periode high season atau acara besar di daerah tersebut.

  1. Tiket Acara dan Hiburan

Penjualan tiket konser, pertandingan olahraga atau pertunjukan teater bisa bervariasi berdasarkan lokasi duduk, tingkat permintaan atau kejadian khusus seperti pra-penjualan atau penjualan tiket last minute.

  1. E-commerce

Beberapa situs e-commerce menggunakan dynamic pricing untuk menyesuaikan harga produk berdasarkan perubahan harga pesaing, persediaan, atau perilaku pembeli secara online.

Dynamic pricing memberikan fleksibilitas kepada perusahaan untuk merespons perubahan pasar dan memaksimalkan keuntungan. 


5. Psychological Pricing


Psychological pricing adalah strategi penetapan harga yang dirancang untuk memanipulasi persepsi konsumen terhadap harga dengan menggunakan angka yang khusus atau taktik psikologis lainnya. 

Tujuan utamanya adalah menciptakan kesan tertentu di pikiran konsumen, seperti persepsi harga yang lebih rendah atau kesan nilai yang lebih tinggi. Berikut adalah beberapa taktik dan contoh dari psychological pricing:

  1. Harga yang Berakhir dengan Angka Ganjil

Produk di toko pakaian dijual seharga Rp 99.999. Meskipun hanya satu rupiah kurang dari Rp 100.000, harga tersebut dirancang untuk menciptakan persepsi bahwa produk tersebut lebih terjangkau.

  1. Persentase Diskon 

Toko elektronik mengadakan promosi dengan diskon 25% untuk produk tertentu. Persentase ini menciptakan kesan bahwa konsumen sedang mendapatkan penawaran istimewa.

  1. Referensi Harga

Toko online menampilkan produk dengan harga diskon dari Rp 1.500.000 menjadi Rp 999.000. Sehingga menciptakan kesan bahwa konsumen sedang menghemat Rp 501.000 dari harga "asli."

Strategi psychological pricing ini digunakan untuk memanipulasi persepsi konsumen terhadap harga dan dapat memberikan dampak psikologis yang signifikan dalam keputusan pembelian. Meskipun nominalnya kecil, strategi ini dapat mempengaruhi persepsi nilai dan memberikan dorongan psikologis kepada konsumen.


6. Value Based Pricing


Value-Based Pricing adalah strategi di mana harga suatu produk atau layanan ditetapkan berdasarkan nilai yang diberikan kepada pelanggan. 

Sebagian besar strategi Value-Based Pricing diarahkan pada segmen pasar premium dan konsumen yang cenderung menghargai nilai dan eksklusivitas. 

Produk dan layanan mewah seringkali memiliki harga yang jauh di atas rata-rata pasar, dan ini bisa jadi tidak sesuai dengan preferensi atau kemampuan pembelian semua konsumen.

Produk mewah seringkali mengeluarkan edisi terbatas, koleksi khusus, atau desain unik, yang semuanya menambah nilai kolektibilitas dan keunikan. 

Setiap strategi penetapan harga harus disesuaikan dengan sasaran pasar dan nilai yang dihargai oleh konsumen dalam segmen tersebut. 

Mempelajari contoh pricing strategy adalah salah satu bahasan dari materi Bootcamp Product and Project Management dari Dibimbing. Jika kamu tertarik menjadi project manager dan ingin mulai belajar dan membangun portofolio di bidang ini, maka segera daftarkan dirimu untuk mengikuti bootcamp ini ya!



Share

Author Image

Nadia L Kamila

Nadia adalah seorang penulis yang berfokus pada pengembangan dan peningkatan keterampilan di tempat kerja. Ia punya passion yang tinggi dalam memberikan konten-konten edukatif terutama di topik-topik seperti carreer preparation dan digital marketing.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!