Memahami Teknik Validasi Silang k-Fold dalam Machine Learning

Nadia L Kamila

•

09 November 2023

•

1352

Image Banner

Teknik validasi silang K-Fold adalah salah satu dari model validasi untuk memastikan model mampu membuat prediksi akurat pada kumpulan data baru. 

MinDi akan menjelaskan lebih lanjut tentang teknik ini, jadi stay tune hingga artikel habis ya!


Apa Itu Teknik Validasi Silang K-Fold?


Teknik validasi silang k-fold merupakan suatu metode evaluasi model pembelajaran mesin yang dilakukan untuk memastikan bahwa model dapat bekerja dengan baik pada data yang digunakan selama proses pelatihan dan juga pada data baru yang belum pernah dilihat sebelumnya. 

Teknik validasi ini seperti ujian untuk model yang kita kembangkan, supaya kita bisa yakin bahwa model itu pintar secara umum, bukan hanya pintar mengingat jawaban dari latihannya saja.

Dengan menggunakan teknik ini, kita membagi keseluruhan data yang kita miliki menjadi 'k' kelompok yang seimbang atau "fold". Angka 'k' ini biasanya adalah 5 atau 10, tapi bisa disesuaikan tergantung pada jumlah data yang kita miliki. 

Setiap kelompok ini nantinya akan mendapat giliran untuk menjadi data uji, sementara kelompok-kelompok lainnya akan menjadi data latih.

Proses ini berjalan dalam 'k' putaran. Pada setiap putaran, satu kelompok yang berbeda akan diambil sebagai data uji, dan 'k-1' kelompok sisanya digunakan untuk melatih model. 

Model tersebut lalu diuji menggunakan data uji untuk melihat seberapa baik ia dapat melakukan prediksi atau klasifikasi. 

Kinerja model pada setiap putaran direkam, dan pada akhir proses, kita mengambil rata-rata dari semua hasil tersebut untuk mendapatkan gambaran keseluruhan tentang seberapa baik model kita.

Menggunakan teknik validasi silang k-fold memastikan bahwa evaluasi kinerja model kita tidak bergantung pada satu set data uji yang mungkin secara kebetulan mudah atau sulit untuk model tersebut. 


Langkah Menerapkan Teknik validasi silang K-Fold


Untuk menerapkan teknik validasi silang k-fold dalam pembelajaran mesin, Sobat MinDi perlu mengikuti langkah-langkah berikut:


1. Memilih Nilai ‘k’


Pertama-tama, tentukan nilai ‘k’ yang akan digunakan. Nilai ini menandakan berapa banyak kelompok (fold) yang akan kita buat dari data yang kita miliki. 

Umumnya, nilai ‘k’ yang sering digunakan adalah 5 atau 10 karena angka-angka ini cenderung memberikan hasil evaluasi yang baik dan stabil.


2. Pembagian Data


Bagi keseluruhan data menjadi 'k' bagian yang seimbang. Artinya, jika kita memiliki 100 sampel data dan kita memilih k=5, maka kita akan memiliki 5 kelompok data dengan masing-masing berisi 20 sampel.


3. Proses Iterasi


Mulailah iterasi atau pengulangan sebanyak ‘k’ kali. Pada setiap iterasi, pilih satu kelompok secara berurutan untuk dijadikan sebagai data uji (test set) dan gabungkan 'k-1' kelompok lainnya untuk dijadikan sebagai data latih (training set).


4. Pelatihan Model


Lakukan pelatihan (training) model menggunakan data latih yang sudah kita konsolidasikan. Pastikan model tersebut mempelajari pola-pola dari data latih tersebut.


5. Evaluasi Model


Setelah model dilatih, gunakan data uji yang dipilih sebelumnya untuk mengevaluasi kinerja model. Catat hasil evaluasi tersebut, misalnya akurasi, presisi, recall, atau metrik lain yang relevan dengan masalah yang ingin dipecahkan.


6. Ulangi Proses


Ulangi langkah 3 sampai 5 untuk setiap kelompok data sampai semua kelompok telah digunakan sebagai data uji.


7. Hitung Rata-Rata Kinerja


Setelah semua iterasi selesai, hitung rata-rata dari hasil evaluasi yang telah dicatat. Rata-rata ini akan memberikan indikasi yang lebih baik mengenai kinerja model secara umum.


8. Analisis Hasil


Analisis hasil-hasil yang didapatkan untuk setiap fold dan rata-rata kinerja keseluruhan. Lihat di mana model mungkin tidak berkinerja baik dan pertimbangkan untuk melakukan penyesuaian atau optimasi lebih lanjut.

Dengan menerapkan teknik validasi silang k-fold ini, dapat mengurangi risiko model yang overfit dan memperoleh estimasi kinerja model yang lebih bisa diandalkan dalam menghadapi data baru yang sebenarnya.

Jika Sobat MinDi masih bingung dengan teknik validasi silang K-Fold ini, yuk ikuti Bootcamp Data Science dari Dibimbing untuk belajar lebih lanjut mengenai teknik validasi silang dan praktek penggunannya. 


Tantangan dalam Menggunakan Validasi Silang k-Fold


Selain memahami bagaimana langkah penerapan teknik K-Fold, Sobat MinDi juga perlu mengetahui beberapa tantangan berikut agar teknik ini berjalan dengan baik:


1. Waktu dan Sumber Daya Komputasi


Validasi silang k-fold membutuhkan pelatihan model yang berulang sebanyak 'k' kali. Ini berarti waktu yang dibutuhkan untuk proses validasi akan meningkat secara signifikan, terutama jika dataset yang digunakan besar dan model yang dikembangkan kompleks. 

Hal ini juga berdampak pada penggunaan sumber daya komputasi yang lebih besar, yang bisa menjadi masalah jika ada keterbatasan hardware atau anggaran.


2. Pemilihan Nilai 'k' yang Tepat


Menentukan berapa banyak fold (nilai 'k') yang akan digunakan memengaruhi keseimbangan antara bias dan varians dalam estimasi performa model. 

Nilai 'k' yang terlalu kecil mungkin tidak cukup untuk memberikan validasi yang akurat, sedangkan nilai 'k' yang terlalu besar dapat mengakibatkan estimasi yang memiliki varians tinggi. 

Menemukan nilai 'k' yang optimal sering kali membutuhkan eksperimen dan pengujian tambahan.


3. Distribusi Data yang Tidak Merata


Jika dataset memiliki distribusi kelas yang tidak seimbang atau fitur-fitur dengan distribusi yang berat sebelah, maka fold-fold yang dibuat mungkin tidak merepresentasikan populasi asli dengan baik. 

Distribusi yang tidak rata bisa menyebabkan model yang divalidasi memiliki performa yang berbeda-beda tergantung pada fold mana yang digunakan, yang bisa menyesatkan interpretasi atas performa model tersebut.


4. Pengelolaan Leakage Data


Ada potensi untuk terjadinya leakage data, yaitu ketika informasi dari data uji 'bocor' ke dalam proses pelatihan. 

Hal ini sering terjadi ketika preprocessing data dilakukan sebelum pembagian fold dan tidak dilakukan secara independen di setiap fold. 

Ini bisa mengakibatkan overestimasi performa model karena model sebenarnya telah 'melihat' sebagian dari data uji selama proses pelatihan.


Contoh Kasus Menggunakan Validasi Silang K-Fold


Agar Sobat MinDi lebih memahami bagaimana implementasi validasi silang k-fold ini, MinDi akan coba berikan contoh kasus pengembangan model klasifikasi untuk memprediksi apakah email tertentu adalah spam atau bukan.

Simak langkah-langkah yang dilakukan dengan cermat~


Langkah 1: Persiapan Data


Kumpulkan dataset yang terdiri dari email-email yang telah diklasifikasikan sebagai spam atau bukan spam. Misalnya 5000 email dengan fitur-fitur seperti frekuensi kata kunci tertentu, panjang email, penggunaan huruf kapital, dan lainnya.


Langkah 2: Pemilihan Model


Kita memutuskan untuk menggunakan model Naive Bayes. Model ini adalah sering dipilih untuk klasifikasi teks karena kesederhanaannya dan performa yang baik pada tugas-tugas seperti ini.


Langkah 3: Penyiapan k-Fold Cross-Validation


Kita memilih untuk menggunakan 10-fold cross-validation. Artinya dataset akan dibagi menjadi 10 bagian yang hampir sama besar. Model akan dilatih pada 9 bagian dan diuji pada 1 bagian yang tersisa, dan proses ini akan diulang sehingga setiap bagian telah digunakan sebagai data uji.


Langkah 4: Pelaksanaan k-Fold Cross-Validation


Untuk setiap fold:

  1. Pisahkan dataset menjadi data latih dan data uji.

  2. Latih model Naive Bayes pada data latih.

  3. Validasi model pada data uji untuk mengumpulkan metrik performa seperti akurasi, precision, dan recall.


Langkah 5: Evaluasi Hasil


Setelah model telah dilatih dan divalidasi pada semua fold, hitung rata-rata dari metrik performa yang didapat dari setiap fold. Rata-rata ini memberikan estimasi yang lebih robust tentang bagaimana model akan berperforma pada data yang belum pernah dilihat sebelumnya.


Langkah 6: Penyempurnaan Model


Berdasarkan hasil validasi silang, kita mungkin perlu menyesuaikan model, seperti dengan menyesuaikan fitur yang digunakan atau parameter dari model Naive Bayes. Setelah itu, kita bisa melakukan k-fold cross-validation lagi untuk melihat apakah perubahan tersebut meningkatkan performa model.


Langkah 7: Kesimpulan


Dengan hasil akhir validasi silang k-fold, kita dapat membuat keputusan yang lebih tepat tentang kesiapan model untuk diterapkan dalam sistem filter spam yang sesungguhnya.

Nah, semoga dengan artikel ini Sobat MinDi bisa memahami salah satu teknik validasi silang dalam model pembelajaran mesin yaitu teknik K-Fold.

Selain teknik K-Fold, masih ada beberapa cara untuk memvalidasi silang sebuah pembelajaran mesin. Sobat MinDi bisa mempelajari semuanya lebih mendalam dengan mengikuti Bootcamp Data Science dari Dibimbing.

Jika kamu punya ketertarikan dengan data science tapi masih bingung harus belajar dari mana, maka mengikuti Bootcamp dari Dibimbing ini menjadi pilihan yang tepat karena akan mendapatkan bimbingan langsung dari praktisi sekaligus ahli data science.

Segera daftar dan mulai perjalanan karir menjadi data scientist yuk!



Share

Author Image

Nadia L Kamila

Nadia adalah seorang penulis yang berfokus pada pengembangan dan peningkatan keterampilan di tempat kerja. Ia punya passion yang tinggi dalam memberikan konten-konten edukatif terutama di topik-topik seperti carreer preparation dan digital marketing.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!