Memahami Apa Itu AMP, Cara Kerja, dan Tujuannya

Nadia L Kamila

•

05 October 2023

•

621

Image Banner

Ketika menjelajahi internet melalui smartphone atau tablet, mungkin Sobat MinDi pernah melihat simbol petir kecil di samping beberapa hasil pencarian. Simbol tanda petir ini merupakan tanda dari halaman AMP atau Accelerated Mobile Pages

Lalu, apa sebenarnya AMP itu? Bagaimana cara kerjanya? Mengapa halaman web menggunakan format ini? Artikel ini akan membahas semua yang perlu kamu ketahui tentang AMP.


AMP adalah? Latar Belakang dan Pengertiannya


Latar belakang dari lahirnya AMP adalah sebagai respons dari kebutuhan pengguna internet yang kini lebih banyak mengakses konten melalui perangkat mobile. Banyak situs web yang dirancang untuk desktop memiliki waktu pemuatan yang lambat saat diakses melalui perangkat mobile. 


Waktu pemuatan yang lambat ini bisa disebabkan oleh berbagai alasan. Mulai dari ukuran file yang besar, banyaknya iklan, serta penggunaan script yang berat. Padahal alasan orang membuka web lewat mobile, mereka menginginkan kepraktisan dan tentunya kecepatan. 


Sehingga ketika sebuah halaman web lambat untuk dibuka, banyak pengguna yang merasa frustrasi dan memilih untuk meninggalkan situs tersebut. Hal ini tentunya merugikan pemilik situs, terutama bagi mereka yang mengandalkan lalu lintas web untuk bisnis atau monetisasi.


Oleh karena itu, pada Oktober 2015 Accelerated Mobile Pages atau AMP dirilis sebagai solusi dari permasalahan tersebut. Inisiatif ini diperkenalkan untuk meningkatkan kecepatan pemuatan halaman web pada perangkat mobile dan memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik.


AMP adalah proyek sumber terbuka yang bertujuan untuk membuat halaman web memuat lebih cepat di perangkat seluler. Dengan kata lain, AMP adalah cara bagi pengembang web untuk membangun halaman yang dioptimalkan untuk memuat dengan segera, khususnya di perangkat mobile.


Dengan latar belakang inilah AMP diperkenalkan dan segera diterima dengan baik oleh banyak webmaster dan pemilik situs, yang melihatnya sebagai solusi untuk meningkatkan performa situs mereka di perangkat mobile.


Tujuan AMP


1. Meningkatkan Kecepatan


Mengoptimalkan konten agar dapat dimuat dengan cepat, khususnya di perangkat mobile.


2. Mengurangi Bounce Rate


Dengan kecepatan yang lebih baik, pengguna cenderung lebih lama menghabiskan waktu di situs, mengurangi kemungkinan mereka meninggalkan situs dengan cepat.


3. Meningkatkan Pengalaman Pengguna


Memberikan tampilan yang responsif, konten yang dimuat dengan cepat, dan interaksi yang mulus bagi pengguna.


4. Mendukung Monetisasi


Meskipun AMP mengoptimalkan halaman, tetap memberikan ruang bagi iklan yang dioptimalkan dan tidak mengganggu pengalaman pengguna.


Bagaimana Cara Kerja AMP?


Sebelum masuk ke inti pembahasan, coba kamu bayangkan AMP sebagai sebuah tim yang bekerja keras di balik layar untuk memastikan pertunjukan yang kamu tonton (dalam hal ini, situs web yang dikunjungi) berjalan dengan lancar dan cepat. 


Nah, untuk memahami bagaimana 'tim' ini bekerja, mari MinDi bakal ulas langkah-langkahnya di bawah ini. 


HTML Khusus


AMP memiliki versi HTML sendiri yang disebut "AMP HTML". Ini mirip dengan bahasa yang biasa digunakan untuk membuat situs web, namun telah disederhanakan dan dioptimalkan. Misalnya, untuk menampilkan gambar, bukan menggunakan tag <img> biasa, AMP menggunakan <amp-img>. Dengan perubahan sederhana ini, AMP memastikan gambar dimuat dengan cara yang lebih cepat.


Batasan pada JavaScript


JavaScript adalah bahasa pemrograman yang sering digunakan untuk menambahkan fitur dinamis pada situs web. Namun, terlalu banyak JavaScript bisa memperlambat situs. Oleh karena itu, AMP membatasi penggunaannya. AMP memiliki perpustakaan JavaScript sendiri yang dioptimalkan untuk kecepatan. Jadi, fitur dinamis tetap ada, tetapi tanpa memperlambat pemuatan halaman.


Pemuatan Bertahap (Lazy Loading)


Salah satu trik AMP adalah dengan "lazy loading". Ini berarti bahwa elemen-elemen di sebuah halaman, seperti gambar, hanya akan dimuat saat benar-benar dibutuhkan. Ini memastikan bagian awal halaman dimuat super cepat, sementara sisanya diunduh saat diperlukan.


Optimasi Konten Statis

AMP bekerja sama dengan penyedia layanan cache (seperti Google) untuk menyimpan versi teroptimasi dari halaman webiste. Jadi, ketika seseorang mengklik halaman AMP sebuah website dari hasil pencarian Google, mereka sebenarnya mendapatkan versi halaman yang sudah disimpan dan dioptimalkan, yang dimuat dengan sangat cepat.


Prioritasi Elemen Penting

AMP tahu mana yang harus dimuat lebih dulu. Misalnya, teks artikel mungkin akan dimuat sebelum komentar atau iklan, karena itu yang paling ingin dibaca oleh pengguna.


Singkatnya, AMP bekerja dengan mengoptimalkan berbagai aspek situs web untuk memastikan konten dapat dimuat dengan secepat kilat, memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi pengguna. Semua ini dilakukan tanpa mengorbankan tampilan atau fungsi dasar situs website yang ada.


Sobat MinDi juga bisa loh praktek langsung menerapkan AMP ke website yang kamu punya. Jika masih bingung, kamu bisa banget join program Bootcamp Digital Marketing dari Dibimbing.


Dalam bootcamp ini, kamu bakal difasilitasi dengan real case project tentang Digital Marketing secara umum dan AMP secara khusus. Jadi tak hanya menguasai teori, tapi juga praktek secara langsung!


Macam-Macam AMP


Kini AMP adalah sebuah sistem yang telah berkembang menjadi beberapa jenis berbeda untuk memenuhi kebutuhan spesifik berbagai platform dan jenis konten. Berikut adalah macam-macam AMP yang umumnya dikenal:


1. AMP HTML


Ini adalah dasar dari semua jenis AMP. AMP HTML hampir mirip dengan HTML biasa, tetapi dengan beberapa aturan khusus. Ada beberapa elemen khusus yang ditambahkan (seperti <amp-img> untuk gambar), dan beberapa elemen tradisional yang dibatasi untuk meningkatkan kecepatan pemuatan.


2. AMP JS


Ini adalah perpustakaan JavaScript khusus yang digunakan oleh AMP. Fungsinya adalah untuk memastikan konten web dimuat dengan cepat dan efisien. AMP JS mengatur cara konten dimuat di halaman, seperti memastikan teks muncul sebelum gambar atau iklan.


3. AMP Cache


Ini adalah komponen yang memastikan halaman AMP sebuah website disimpan dalam 'gudang' khusus sehingga dapat diakses dengan cepat ketika seseorang ingin melihatnya. Google memiliki versi cache-nya sendiri yang disebut "Google AMP Cache", yang otomatis menyimpan dan mengirim versi halaman yang dioptimalkan kepada pengguna.


4. AMP Stories


Diperkenalkan sebagai bagian dari AMP, AMP Stories memberikan format konten yang lebih visual dan imersif, mirip dengan Instagram atau Snapchat stories. Ini memungkinkan pembuat konten untuk membuat cerita visual yang menarik dengan teks, gambar, dan video.


Dengan beragam jenis AMP ini, pembuat situs web memiliki banyak pilihan untuk menyajikan konten mereka dengan cara yang cepat dan menarik bagi pengguna. Tujuannya selalu sama: memberikan pengalaman terbaik untuk pengguna dengan kecepatan pemuatan yang super cepat.


Kelebihan AMP


1. Kecepatan Tinggi


AMP memastikan halaman web dimuat dengan cepat, memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi pengguna.


2. Posisi Teratas di Google

Google cenderung memberikan prioritas kepada halaman AMP dalam hasil pencariannya, khususnya di perangkat mobile, sehingga meningkatkan visibilitas situs.

3. Konsumsi Data Rendah


Karena halaman dioptimalkan, konsumsi data saat mengakses situs berbasis AMP cenderung lebih hemat.


4. Desain Responsif


Halaman AMP secara otomatis disesuaikan dengan ukuran layar perangkat, baik itu ponsel, tablet, atau desktop.


5. Integrasi dengan Platform Lain


Banyak platform media sosial dan berita yang mendukung format AMP, memudahkan distribusi konten.


Kekurangan AMP


1. Keterbatasan Desain


Ada batasan dalam hal fitur dan desain yang bisa diterapkan. Hal ini bisa membuat halaman AMP terasa lebih sederhana dibandingkan versi non-AMP.


2. Tantangan Monetisasi

Meskipun AMP mendukung iklan, tetapi ada beberapa keterbatasan dalam jenis iklan dan cara mereka ditampilkan.

3. Ketergantungan pada Google


Sebagian besar lalu lintas AMP berasal dari Google, yang bisa menjadi masalah jika Anda ingin mengurangi ketergantungan Anda pada satu platform.


4. Pembaruan Terpisah

Jika Anda memutuskan untuk membuat versi AMP dari halaman Anda, Anda perlu memperbarui kedua versi (AMP dan non-AMP) secara terpisah jika ada perubahan konten.

5. Kompleksitas Tambahan


Meskipun AMP bertujuan untuk memudahkan, tetapi ada kebutuhan untuk memahami dan mengelola kode tambahan, yang mungkin memerlukan waktu dan sumber daya lebih.


Bagaimana Cara Menggunakan AMP

Berikut ini adalah langkah-langkah sederhana untuk mengaplikasikan AMP dalam sebuah situs website.


1. Pilih Platform yang Digunakan

Sebelum memulai, tentukan platform yang digunakan. Apakah menggunakan WordPress, Blogger, atau platform lain? Biasaya platform populer telah memiliki plugin atau ekstensi khusus untuk AMP yang memudahkan implementasi.

2. Mulai dengan AMP HTML


Cara kedua bisa mengganti beberapa elemen HTML biasa dengan versi AMPnya. Misalnya, gantilah <img> dengan <amp-img>. Ini mungkin memerlukan sedikit belajar, tetapi ada banyak panduan di internet yang bisa membantu.


3. Batasi JavaScript

AMP memiliki batasan ketat terhadap JavaScript dan hanya bisa menggunakan skrip JavaScript khusus AMP. Jadi, jika situs website saat ini memiliki banyak efek atau fitur yang menggunakan JavaScript, carilah alternatif atau membuang beberapa fungsi tersebut.

4. Gunakan CSS yang Efisien


Style CSS dari sebuah website harus kurang dari 50KB. Sehingga sebuah website harus mengoptimalkan atau mengurangi sejumlah style yang digunakan saat ini.


5. Validasi Halaman AMP


Sebelum meluncurkan halaman AMP, pastikan semuanya berfungsi dengan benar. Google menyediakan alat validasi AMP yang akan memeriksa halaman website berfungsi dengan benar dan memberi tahu jika ada masalah.


6. Tandai Halaman

Tambahkan tautan di halaman non-AMP yang mengarah ke versi AMP dan sebaliknya. Ini memungkinkan mesin pencari tahu bahwa sebuah website memiliki versi AMP dari halaman tersebut.


7. Integrasi dengan Google Analytics


Jika ingin melacak statistik dari halaman AMP dari sebuah website, pastikan untuk menambahkan kode pelacakan Google Analytics yang sesuai.


8. Perbarui Secara Berkala


Teknologi dan standar AMP terus berkembang. Pastikan untuk selalu memperbarui halaman AMP sesuai dengan standar terbaru untuk mendapatkan manfaat maksimal.


Dalam era digital saat ini, kecepatan dan kualitas konten menjadi kunci utama keberhasilan situs website. AMP adalah salah satu solusi untuk memastikan sebuah situs berjalan cepat dan responsif. Namun, memahami dan menerapkan AMP mungkin memerlukan pembelajaran yang lebih mendalam. 


Jika Sobat MinDi tertarik dan ingin menguasai AMP serta berbagai aspek lain dari digital marketing, yuk bergabung dengan bootcamp digital marketing dari Dibimbing. Tak hanya teori, kamu akan dipandu langsung oleh para ahli di bidangnya. 


Jadi tunggu apa lagi, optimalkan situs Anda dan kuasai dunia digital dengan Dibimbing!

Share

Author Image

Nadia L Kamila

Nadia adalah seorang penulis yang berfokus pada pengembangan dan peningkatan keterampilan di tempat kerja. Ia punya passion yang tinggi dalam memberikan konten-konten edukatif terutama di topik-topik seperti carreer preparation dan digital marketing.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!