Iteration Penting dalam Proses Desain UX? Ini Alasannya

Farijihan Putri
•
10 October 2024
•
1324

Warga Bimbingan pernah kepikiran, mengapa iteration penting dalam proses mendesain UX? Mungkin kamu merasa, “Desainnya kan udah bagus, ngapain diulang-ulang lagi?” Eits, tunggu dulu, Warga Bimbingan!
Iterasi dalam desain UX itu bukan cuma soal mengulang-ulang, tapi lebih ke proses penyempurnaan. Bayangin, seperti masak resep baru, setelah dicicipi, pasti ada aja yang perlu disesuaikan biar rasanya makin pas, kan?
Nah, sama halnya dengan desain UX, proses iterasi membantu menemukan solusi terbaik yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Yuk, bahas lebih lanjut kenapa iterasi ini penting banget!
Apa Itu Iteration dalam UX Design?
Iteration dalam UX Design adalah proses mengulang tahap-tahap desain dengan tujuan memperbaiki dan menyempurnakan hasilnya.
Setelah sebuah desain diuji coba atau mendapatkan feedback dari pengguna, UX Designer akan kembali meninjau dan mengubah elemen-elemen tertentu untuk meningkatkan pengalaman pengguna.
Proses iterasi biasanya melibatkan pembuatan prototipe, pengujian dengan pengguna, menerima masukan, lalu melakukan revisi berdasarkan hasil tersebut.
Dengan iterasi, desain tidak hanya berhenti di konsep awal, tetapi terus berkembang dan diperbaiki.
Hal ini penting untuk menjaga agar produk digital tetap relevan dan mampu memberikan pengalaman terbaik bagi penggunanya.
Iterasi memungkinkan UX Designer untuk lebih responsif terhadap perubahan kebutuhan pengguna dan menemukan solusi yang lebih efektif.
Mengapa Iteration Penting dalam Proses Mendesain UX?
Sumber: Freepik
Dalam dunia UX Design, iterasi bukan sekadar proses tambahan yang bisa dilewatkan begitu saja.
Justru, iterasi ini adalah kunci untuk menghasilkan desain yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna.
Dengan melakukan iterasi, kamu bisa terus memperbaiki dan menyempurnakan desain agar hasil akhirnya lebih optimal. Yuk, lihat tujuh alasan kenapa iterasi ini begitu penting dalam proses mendesain UX!
1. Membantu Menemukan Masalah Sejak Dini
Iterasi memungkinkan kamu untuk menemukan masalah-masalah yang mungkin terlewat di tahap awal desain.
Saat desain diuji, kamu bisa melihat langsung area yang kurang berfungsi dengan baik. Daripada menunggu sampai produk final, lebih baik perbaiki sejak awal, kan?
2. Meningkatkan Pengalaman Pengguna
Setiap kali kamu melakukan iterasi, ada peluang untuk membuat desain yang lebih nyaman digunakan. Kamu bisa menyesuaikan elemen-elemen yang kurang intuitif atau membingungkan.
Semakin sering iterasi, semakin besar kemungkinan pengguna merasa puas dengan pengalaman yang mereka dapatkan.
3. Menguji Berbagai Solusi
Iterasi memberikan kesempatan untuk mencoba berbagai solusi desain sebelum menentukan yang terbaik.
Kamu bisa membuat beberapa versi desain, mengujinya, lalu melihat mana yang paling efektif. Nah, ini seperti punya lebih banyak peluru saat mencoba menembak target, peluang kena sasaran jadi lebih besar!
4. Menyesuaikan dengan Feedback Pengguna
Feedback dari pengguna seringkali memberikan insight berharga tentang apa yang bisa ditingkatkan. Dengan iterasi, kamu bisa langsung mengaplikasikan masukan tersebut ke dalam desain.
Hasilnya, produk yang kamu buat akan lebih sesuai dengan harapan pengguna.
5. Mengurangi Risiko Kesalahan di Produk Final
Iterasi membantu kamu meminimalkan kesalahan yang bisa saja muncul di produk akhir.
Setiap kali kamu memperbaiki desain berdasarkan pengujian, kamu mengurangi potensi bug atau masalah besar yang bisa muncul saat produk diluncurkan.
Ini bikin kamu nggak perlu menghabiskan waktu banyak untuk perbaikan setelah produk rilis.
6. Membuat Desain yang Lebih Fleksibel
Dengan iterasi, desainmu bisa lebih mudah menyesuaikan diri dengan perubahan kebutuhan atau tren.
Kalau ada fitur baru yang perlu ditambahkan atau pengguna ingin sesuatu yang berbeda, kamu nggak perlu mulai dari nol lagi. Cukup iterasi, dan desainmu tetap up-to-date!
7. Memastikan Desain Berkembang Bersama Pengguna
Iterasi memastikan desainmu selalu relevan dengan perkembangan kebutuhan pengguna. Seiring waktu, kebutuhan pengguna bisa berubah, dan desain yang dulu bagus bisa jadi kurang sesuai.
Dengan terus melakukan iterasi, kamu bisa memastikan desainmu selalu siap menghadapi perubahan tersebut.
Baca Juga: Apa Itu User Research? Definisi, Tujuan, & Metode Lengkap
Kapan Waktu Terbaik Menggunakan Iteration?
Sumber: Freepik
Waktu terbaik untuk menggunakan iterasi dalam proses desain UX adalah setiap kali kamu mendapatkan feedback dari pengguna atau menemukan hal-hal yang perlu diperbaiki.
Misalnya, setelah melakukan user testing dan melihat bahwa pengguna kesulitan menemukan tombol penting, itu tandanya kamu harus segera iterasi.
Bayangkan seperti nge-gym: kamu gak bisa langsung dapat hasil maksimal hanya dari satu kali latihan, kan? Sama halnya dengan iterasi, kamu perlu terus mengasah desain sampai benar-benar "fit" untuk pengguna.
Selain itu, iterasi juga sangat penting dilakukan ketika ada perubahan besar dalam kebutuhan atau tujuan proyek.
Misalnya, kalau tiba-tiba ada permintaan fitur baru dari klien atau perubahan dalam target audiens, saat itulah iterasi bisa jadi penyelamat.
Dengan melakukan iterasi, kamu bisa memastikan desain tetap relevan dan sesuai dengan tujuan baru tanpa harus membuang semua kerja keras sebelumnya.
Ibaratnya, daripada harus bongkar rumah, kamu cukup renovasi sedikit supaya tetap nyaman dihuni!
Contoh Iteration dalam UX Design
Contoh iterasi dalam UX Design bisa dilihat ketika Warga B membuat prototipe aplikasi dan melakukan user testing.
Misalnya, kamu merancang tampilan awal sebuah aplikasi dengan beberapa fitur utama, lalu mengajak beberapa pengguna untuk mencoba versi prototipe tersebut.
Setelah mereka mencoba, ternyata banyak yang kebingungan menemukan tombol "Beli".
Nah, daripada langsung panik, kamu melakukan iterasi dengan memperbesar atau memindahkan tombol tersebut ke posisi yang lebih terlihat.
Setelah itu, kamu uji lagi dengan pengguna yang sama untuk melihat apakah perubahan tersebut mempermudah mereka.
Iterasi lainnya bisa terjadi saat aplikasi sudah dirilis dan kamu menerima masukan dari pengguna melalui ulasan atau data analitik.
Contohnya, banyak pengguna yang mengeluh kalau animasi transisi antara halaman terlalu lambat.
Di sini, kamu bisa melakukan iterasi dengan mempercepat animasinya atau bahkan mengubah gaya transisi yang lebih sederhana.
Ibaratnya, seperti memasak sup yang terlalu asin, kamu tinggal tambahkan air atau bahan lain, sampai rasanya pas.
Iterasi membantu kamu memastikan bahwa aplikasi selalu berkembang menjadi lebih baik berdasarkan masukan pengguna.
Baca Juga: 23 Aplikasi UI UX Design Terbaik & Terpopuler di 2025
Mau Belajar UX Design Lebih Lanjut?
Gimana, Warga Bimbingan, udah siap mendalami dunia UX Design lebih jauh? Yuk, gabung di Bootcamp UI/UX Design dibimbing.id!
Dalam program ini, kamu bakal belajar bareng mentor berpengalaman, dengan silabus terlengkap yang siap membimbing kamu dari dasar sampai mahir.
Plus, ada praktek nyata buat memperkaya portfoliomu dan fasilitas gratis mengulang kelas sampai kamu benar-benar paham.
Sudah ada 91% alumni yang berhasil mendapatkan pekerjaan, ditambah dengan lebih dari 700+ hiring partner siap membantu penyaluran kerja.
Kalo ada pertanyaan kayak, "Gimana cara bikin user flow yang efektif?" atau "Apa aja yang perlu dipelajari biar jago di UX Design?" jangan ragu konsultasi gratis di sini.
Dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi untuk bantu kamu mencapai impian jadi UX Designer profesional!
Referensi
Tags