ISO 31000 Risk Management: Panduan Implementasi Standar Manajemen Risiko Global

Farijihan Putri
•
29 August 2025
•
1024

ISO 31000 risk management jadi penting banget buat organisasi yang pengen bertahan di tengah ketidakpastian global. Sayangnya, banyak perusahaan yang masih jalankan manajemen risiko secara reaktif.
Padahal menurut studi, penerapan ISO 31000 bisa menurunkan insiden risiko signifikan hingga 40%, bahkan menyelamatkan korporasi raksasa dari kerugian jutaan dolar karena serangan siber.
Di artikel ini, MinDi bakal kupas tuntas: apa itu ISO 31000, manfaatnya, dan cara implementasi praktis agar kamu siap menjadi pionir manajemen risiko.
Kalau kamu serius upgrade skill HR di area risk, Bootcamp Risk Management dibimbing.id siap bantu.
Baca Juga: Bootcamp Dibimbing Apa Saja? Cek Bidang Sesuai Minatmu!
Apa Itu ISO 31000 Risk Management?
ISO 31000 risk management adalah standar internasional yang dikembangkan oleh International Organization for Standardization (ISO) untuk memberikan prinsip dan panduan dalam mengelola risiko.
Standar ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2009 dan diperbarui pada 2018 agar lebih relevan dengan tantangan global. Tujuan utama ISO 31000 membantu organisasi dari berbagai sektor, baik swasta maupun publik, menghadapi risiko yang melekat dalam setiap aktivitasnya.
Walaupun sifatnya generik, standar ini tidak bertujuan menyeragamkan sistem manajemen risiko antar organisasi, melainkan memberikan kerangka yang fleksibel sesuai kebutuhan masing-masing.
Di dalamnya, ISO 31000 menyediakan prinsip, kerangka kerja, dan proses manajemen risiko yang bisa dijadikan acuan. Selain itu, ISO 31000 juga membantu memastikan strategi pengelolaan risiko benar-benar mendukung pencapaian tujuan organisasi.
Prinsip-Prinsip ISO 31000
Saatnya MinDi bedah prinsip-prinsip dasar yang menjadi fondasi dari standar ISO 31000. Yuk, simak!
1. Memberikan Nilai Tambah dan Melindungi Nilai Organisasi
Prinsip ini berfokus pada dua hal utama, yaitu meningkatkan kapabilitas perusahaan untuk memanfaatkan peluang, sekaligus melindungi aset dari dampak buruk.
2. Bagian Terpadu dari Seluruh Proses Organisasi
Manajemen risiko harus menjadi bagian yang melekat di setiap proses kerja, bukan sekadar tanggung jawab satu departemen saja. Prinsip iso 31000 risk management ini menegaskan bahwa setiap individu di perusahaan memiliki peran dalam mengelola risiko.
3. Bagian dari Pengambilan Keputusan
Setiap pilihan keputusan memiliki risiko tersendiri, penting untuk selalu mempertimbangkan unsur risiko dari setiap alternatif. Perusahaan perlu melihat ketersediaan sumber daya dan toleransi risiko sebelum membuat keputusan.
4. Secara Khusus Menangani Ketidakpastian
Setiap organisasi pasti menghadapi ketidakpastian, dan manajemen risiko hadir untuk membantu mengurangi hal itu. Melalui proses ini, ketidakpastian diukur sehingga dampaknya bisa dipahami dan ditangani dengan tepat.
5. Sistematis, Terstruktur, dan Tepat Waktu
Manajemen risiko harus dijalankan secara konsisten dan terintegrasi di seluruh organisasi. Untuk mendukungnya, diperlukan risk governance yang jelas agar peran dan tanggung jawab setiap unit kerja terdefinisi dengan baik.
6. Berdasarkan Informasi Terbaik yang Tersedia
Penerapan iso 31000 risk management harus didukung oleh informasi yang relevan, terpercaya, dan tepat waktu. Tanpa adanya data terbaik, program manajemen risiko bisa jadi tidak tepat sasaran.
7. Disesuaikan dengan Kebutuhan Organisasi
Setiap individu dan perusahaan memiliki karakteristik dan risiko yang unik. Oleh sebab itu, sistem manajemen risiko harus diadaptasi dan disesuaikan dengan keadaan serta tujuan spesifik masing-masing.
8. Mempertimbangkan Faktor Budaya dan Manusia
Faktor budaya, persepsi, dan kapabilitas manusia sangat penting untuk diperhatikan. Penerapan manajemen risiko sangat bergantung pada sumber daya manusia dalam sebuah organisasi.
9. Transparan dan Inklusif
Informasi mengenai risiko tidak boleh disembunyikan atau dilebih-lebihkan. Prinsip ini mengharuskan seluruh bagian organisasi dilibatkan secara transparan dalam setiap proses manajemen risiko.
10. Dinamis, Berulang, dan Responsif Terhadap Perubahan
Manajemen risiko harus diimplementasikan secara konsisten dan berulang, serta responsif terhadap perubahan internal dan eksternal. Proses monitoring dan review menjadi kunci untuk memastikan hal ini.
11. Memfasilitasi Perbaikan Sinambung dan Peningkatan Organisasi
Keberadaan manajemen risiko harus selalu diperbaiki dari waktu ke waktu sesuai perkembangan konteks. Prinsip iso 31000 risk management ini memastikan adanya perbaikan yang berkelanjutan.
Baca Juga: Supply Chain Risk Management: Definisi, Contoh & Strategi
Proses Manajemen Risiko dalam ISO 31000
Kalau tadi MinDi udah bahas gambaran besar ISO 31000 risk management, sekarang saatnya ke bagian prosesnya.
Secara umum, ada 3 proses utama yang wajib dijalankan, ditambah 2 proses pendukung biar hasilnya makin efektif. Yuk, bedah satu-satu!
1. Penetapan Konteks (Establishing the Context)
Langkah awal adalah menetapkan konteks supaya organisasi punya gambaran jelas tentang tujuan, lingkungan kerja, sampai siapa aja stakeholder yang terlibat.
Hal ini membantu memahami sifat dan kompleksitas risiko sejak awal.
- Konteks internal: mencakup struktur, budaya, dan faktor internal lain yang bisa memengaruhi tujuan organisasi.
- Konteks eksternal: meliputi pesaing, regulasi, tren teknologi, sampai kondisi pasar yang bisa berdampak pada organisasi.
- Konteks manajemen risiko: melihat bagaimana risk management diterapkan saat ini dan rencana penerapannya di masa depan.
- Kriteria risiko: menetapkan parameter bersama sebagai acuan dalam menilai risiko.
2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Setelah konteks jelas, tahap berikutnya adalah melakukan penilaian risiko. Pada tahap ini, ISO 31000 risk management menekankan pentingnya identifikasi, analisis, dan evaluasi risiko secara sistematis.
- Identifikasi risiko: menemukan risiko yang mungkin menghambat pencapaian tujuan organisasi.
- Analisis risiko: menilai kemungkinan terjadinya risiko dan dampaknya bagi organisasi.
- Evaluasi risiko: membandingkan hasil analisis dengan kriteria risiko untuk menentukan langkah penanganan.
3. Penanganan Risiko (Risk Treatment)
Kalau risiko sudah dinilai, organisasi perlu menentukan cara mengatasinya. Ada empat pendekatan yang bisa dipilih tergantung situasi.
- Menghindari risiko (risk avoidance): menghentikan aktivitas yang berisiko tinggi.
- Mitigasi risiko (risk reduction): mengurangi kemungkinan atau dampak terjadinya risiko.
- Transfer risiko (risk sharing): mengalihkan risiko ke pihak ketiga, misalnya lewat asuransi.
- Menerima risiko (risk acceptance): menyadari dan menerima risiko tertentu sebagai bagian dari strategi.
4. Komunikasi dan Konsultasi
Supaya proses manajemen risiko nggak jalan sendiri, komunikasi dan konsultasi harus dilakukan di semua lini organisasi. Transparansi ini bikin semua stakeholder merasa dilibatkan dan mendukung jalannya risk management.
5. Monitoring dan Review
ISO 31000 risk management menekankan setiap implementasi harus dipantau dan dievaluasi secara berkala. Hasil monitoring ini bisa dipakai buat memperbaiki strategi ke depan biar lebih adaptif dan efektif.
Manfaat Implementasi ISO 31000 bagi Perusahaan
Implementasi ISO 31000 risk management nggak cuma soal menghindari kerugian, tapi juga membuka peluang buat perusahaan lebih siap menghadapi perubahan.
Dengan standar ini, organisasi bisa lebih terarah dalam mengelola risiko sekaligus meningkatkan kepercayaan stakeholder.
Berikut 7 manfaat utamanya:
- Membantu perusahaan mengidentifikasi risiko lebih cepat.
- Meningkatkan efektivitas proses pengambilan keputusan.
- Membuat operasional perusahaan lebih efisien.
- Meningkatkan kepercayaan stakeholder dan investor.
- Memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.
- Membantu perusahaan lebih adaptif terhadap perubahan pasar.
- Memberikan perlindungan terhadap reputasi perusahaan.
5 Tips Sukses Mengimplementasikan ISO 31000
Ada 5 tips praktis yang bisa kamu terapkan untuk mengimplementasikan ISO 31000 dengan sukses di perusahaan. Yuk, kepoin!
1. Dapatkan Komitmen dari Manajemen Puncak
Manajemen risiko akan berhasil jika dimulai dari level teratas perusahaan. Pastikan jajaran direksi dan manajemen senior memahami pentingnya hal ini, sehingga mereka bisa memberikan dukungan penuh dan alokasi sumber daya yang dibutuhkan.
2. Libatkan Semua Pihak
Manajemen risiko bukan hanya tugas satu orang atau satu tim saja. Libatkan seluruh karyawan dari berbagai departemen, karena merekalah yang paling memahami risiko di bidang kerja masing-masing.
3. Mulai dengan Sederhana
Jangan langsung membuat sistem yang terlalu rumit dan kaku. Mulailah dengan mengidentifikasi dan mengelola risiko di satu unit kerja, lalu kembangkan secara bertahap ke seluruh bagian organisasi.
4. Bangun Komunikasi Terbuka
Komunikasi yang transparan tentang risiko sangat penting untuk membangun kepercayaan. Sampaikan informasi tentang risiko secara jelas dan jujur agar semua orang tahu apa yang harus dihadapi dan bagaimana cara menanganinya.
5. Jadikan Proses Berkelanjutan
Manajemen risiko adalah proses yang terus-menerus, bukan proyek sekali selesai. Lakukan monitoring dan evaluasi secara rutin untuk beradaptasi dengan perubahan, sehingga program yang sudah ada bisa terus diperbaiki.
Baca Juga: Contoh Surat Lamaran Kerja Risk Analyst yang Menarik HR (2025)
Wujudkan Karier Impianmu di Bidang Risk Management bareng dibimbing.id!
Sudah siap untuk jadi ahli yang dicari perusahaan? Yuk, wujudkan impianmu di Bootcamp Risk Management dibimbing.id!
Siap-siap deh, belajar pake materi terlengkap dari mentor berpengalaman, 25+ weekly assignment untuk portofolio, dan gratis mengulang kelas.
Selain itu, kamu bisa mengerjakan Final Project berbasis studi kasus nyata, dan tersedia 840+ hiring partner yang siap membantumu mendapatkan pekerjaan setelah lulus.
Kalau masih ada pertanyaan, seperti:
- "Apakah saya yang tidak memiliki latar belakang manajemen risiko bisa ikut bootcamp ini?"
- "Bagaimana sistem pembayaran dan jadwal kelasnya?"
Konsultasi gratis aja di sini! dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi Risk Management Analyst!
Referensi
Tags