dibimbing.id - Interaction Design: Definisi, Dimensi, hingga Prinsip

Interaction Design: Definisi, Dimensi, hingga Prinsip

Farijihan Putri

•

05 September 2024

•

3416

Image Banner

Warga Bimbingan, pernah nggak kamu ngalamin aplikasi yang tampilannya keren, tapi pas dipakai bikin pusing? Itu tandanya ada yang salah di bagian interaction design!

Banyak orang sering fokus ke visual, tapi lupa kalau interaksi pengguna juga nggak kalah penting. 

Nah, biar pengalaman pengguna makin mulus dan menyenangkan, MinDi mau bahas apa itu Interaction Design. Siap? Let’s dive in!


Apa Itu Interaction Design?

Interaction Design itu bisa dibilang seni dan ilmu mengatur gimana pengguna berinteraksi dengan produk digital, kayak aplikasi atau website.

Jadi, bayangin gini: saat kamu klik tombol, geser layar, atau isi form, itu semua bagian dari interaction design.

Tujuannya? Biar setiap interaksi yang kamu lakukan jadi simpel, intuitif, dan nggak bikin frustasi. Jadi, kalau aplikasi atau website terasa "klik-klik aja enak," itu tandanya interaction design-nya oke banget.

Nah, di balik itu semua, desainer interaction juga harus mikirin detail kecil kayak gimana animasi tombol muncul, feedback yang dikasih pas user berinteraksi, atau flow pengguna dari satu halaman ke halaman lain.

Intinya, interaction design nggak cuma soal bikin tombol bagus, tapi juga gimana bikin pengalaman pengguna terasa lancar dan memuaskan.


Dimensi Interaction Design


Sumber: Freepik

Udah paham kan, Warga Bimbingan, soal apa itu Interaction Design? Sekarang, MinDi masuk ke pembahasan yang lebih seru: dimensi-dimensinya!

Yup, ternyata interaction design itu nggak cuma soal tampilan, tapi ada lima dimensi yang saling berkaitan untuk menciptakan pengalaman pengguna yang optimal. Yuk, bahas satu per satu biar kamu makin paham!


1D: Words

Dimensi pertama adalah words, alias teks atau kata-kata yang dipakai di aplikasi atau website. Kata-kata ini harus jelas, singkat, dan langsung menyampaikan maksud.

Jangan sampai pengguna kebingungan gara-gara kata-kata yang terlalu rumit atau nggak relevan. Intinya, less is more, tapi tetap efektif.


2D: Visual Representations

Ini soal elemen visual seperti ikon, gambar, dan tata letak. Dimensi ini penting buat memperjelas informasi dan membantu pengguna memahami fungsi dari tiap elemen di layar.

Jadi, visual yang kamu pakai harus intuitif dan mendukung teks yang ada.


3D: Physical Objects or Space

Kalau kamu pakai perangkat tertentu, kayak mouse, layar sentuh, atau keyboard, semua ini masuk ke dalam dimensi fisik.

Interaction designer harus memastikan interaksi antara fisik dan digital berjalan mulus. Misalnya, tombol harus cukup besar untuk diklik di layar kecil seperti smartphone.


4D: Time

Dimensi keempat ini ngomongin soal waktu. Yup, elemen-elemen yang bergerak seperti animasi atau video adalah bagian dari interaction design

Kamu harus ngatur waktu transisi dan respons aplikasi biar nggak bikin pengguna nunggu lama atau malah kebingungan karena gerakannya terlalu cepat.


5D: Behaviour

Terakhir, dimensi behaviour. Ini tentang bagaimana elemen-elemen tadi (kata-kata, visual, objek fisik, dan waktu) berperilaku saat pengguna berinteraksi.

Jadi, gimana respons aplikasi ketika tombol diklik? Apa ada animasi? Atau bagaimana aplikasi memberikan feedback saat user melakukan aksi tertentu?

Baca Juga: Responsive Design: Definisi, Esensi, Prinsip, & Cara Buat


Prinsip Interaction Design


Sumber: Freepik

Setelah Warga Bimbingan ngerti tentang dimensi-dimensi Interaction Design, sekarang saatnya masuk ke bagian yang nggak kalah penting: prinsip-prinsip yang bikin desain interaksi kamu jadi lebih baik. 

Bayangin aja, semua elemen dan dimensi udah oke, tapi tanpa prinsip yang tepat, bisa-bisa interaksi pengguna malah jadi nggak nyaman. Yuk, bahas beberapa prinsip penting yang harus kamu kuasai!


1. Konsistensi

Prinsip pertama adalah konsistensi. Bayangin kalau tiap halaman aplikasi punya gaya tombol dan navigasi yang beda-beda. Pasti bikin bingung, kan? 

Konsistensi dalam elemen seperti warna, font, atau tata letak bikin pengguna merasa familiar dan nyaman saat berinteraksi dengan aplikasi kamu.


2. Feedback yang Jelas

Setiap kali pengguna melakukan aksi, pastikan ada feedback yang jelas. Misalnya, kalau tombol diklik, kasih animasi atau perubahan warna biar mereka tahu aksinya berhasil.

Tanpa feedback, pengguna bisa bingung apakah interaksi mereka udah tereksekusi dengan benar atau belum.


3. Kontrol Pengguna

Prinsip ini ngomongin soal memberikan kontrol penuh ke pengguna. Misalnya, pastikan ada opsi undo atau redo, atau izinkan mereka membatalkan aksi yang salah. 

Ini penting biar pengguna nggak merasa terjebak atau frustrasi saat menggunakan aplikasi.


4. Simplicity (Kesederhanaan)

Kadang, less is more. Jangan buat desain yang terlalu ribet dan penuh elemen yang nggak perlu. Buatlah interaksi yang sederhana dan jelas, jadi pengguna bisa mencapai tujuan mereka tanpa harus berpikir keras.


5. Error Prevention

Sebisa mungkin, hindari pengguna melakukan kesalahan. Misalnya, gunakan form yang otomatis menandai kesalahan sebelum dikirim, atau konfirmasi ulang untuk tindakan penting. 

Prinsip ini bisa bikin pengalaman pengguna lebih aman dan bebas dari frustrasi.


Interaction Design Bagian dari User Experience Design?


Sumber: Freepik

Warga Bimbingan penasaran, emang iya Interaction Design bagian dari User Experience Design? Yup, Interaction Design itu bagian penting dari User Experience (UX) Design!

Bayangin gini, kalau UX Design adalah keseluruhan pengalaman pengguna saat pakai aplikasi atau website, maka Interaction Design fokus ke gimana cara pengguna berinteraksi dengan elemen-elemen yang ada.

Mulai dari klik tombol, geser layar, sampai animasi yang muncul, semuanya ditata di sini. Intinya, Interaction Design memastikan setiap aksi yang dilakukan pengguna itu mulus dan terasa intuitif.

Tapi, Interaction Design nggak kerja sendirian, lho. UX Design mencakup aspek yang lebih luas, kayak riset pengguna, arsitektur informasi, dan usability testing

Jadi, bisa dibilang Interaction Design adalah bagian dari "puzzle" besar UX Design yang bikin pengalaman pengguna nggak cuma enak dilihat, tapi juga enak dipakai!

Baca Juga: 15 Tools UI/UX Design Terbaik, Populer & Favorit Designer


Mau Belajar tentang Interaction Design?

Nah, Warga Bimbingan, udah paham kan betapa pentingnya Interaction Design dalam menciptakan pengalaman pengguna yang seru dan efektif? 

Kalau kamu mau belajar lebih dalam dan pengen jadi UI/UX Designer yang pro, langsung aja gabung di Bootcamp UI/UX Design dibimbing.id!

Kamu bakal belajar semua dasar interaction design, mulai dari teori hingga praktik, dengan mentor yang berpengalaman. Plus, ada gratis pengulangan kelas sampai kamu benar-benar menguasainya.

Nggak cuma itu, 91% alumni kami berhasil dapet kerja lewat penyaluran ke lebih dari 700+ hiring partners. Jadi, nggak perlu khawatir soal karier, ya! 

Kalau ada pertanyaan kayak "materinya apa aja?" atau "berapa lama durasinya?", jangan ragu buat konsultasi gratis dulu di sini. Tim dibimbing.id siap bantu #BimbingSampeJadi!


Referensi

  1. Interaction Design (IxD) [Buka]
  2. What is Interaction Design? [Buka]


Share

Author Image

Farijihan Putri

Farijihan is a passionate Content Writer with two years of experience in crafting compelling content, optimizing for SEO, and developing creative strategies for various brands and industries. As an SEO Content Writer Officer at dibimbing.id, she writes articles on topics such as Digital Marketing, Data Science, Golang, UI/UX Design, and English for Professionals.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!