dibimbing.id - Integrasi UI/UX dalam Agile Development, Panduan Lengkapnya!

Integrasi UI/UX dalam Agile Development, Panduan Lengkapnya!

Siti Khadijah Azzukhruf Firdausi

25 March 2024

575

Image Banner

Pengembangan produk untuk memenuhi kebutuhan teknis serta menciptakan pengalaman menyenangkan buat pengguna adalah tantangan bagi setiap pengembang dan desainer. Integrasi UI/UX dalam agile development adalah pendekatan sesuai untuk mengatasi ini.


Dengan metode tersebut, pengembang dan desainer bisa menciptakan produk yang inovatif bagi pengguna. Untuk lebih lengkapnya, baca artikel ini sampai habis ya!



Apa yang Dimaksud dengan Agile Development?


Agile development adalah sebuah metodologi pengembangan perangkat lunak. Metode ini berfokus pada pengiriman cepat, fleksibilitas, dan kolaborasi tim yang erat. 


Dibandingkan dengan pendekatan tradisional, agile memungkinkan tim untuk beradaptasi dengan perubahan lebih cepat dan efisien.


Lebih lanjut, agile development adalah metode yang sering kali digunakan di industri perangkat lunak. Hal ini karena kemampuannya untuk meningkatkan kecepatan pengiriman, mengoptimalkan kualitas produk, dan memaksimalkan kepuasan pelanggan.



Prinsip-Prinsip Agile Development


Ada beberapa prinsip dalam agile development yang wajib diterapkan agar bisa bekerja lebih cepat dan efisien. Berikut adalah beberapa prinsip utama dari agile development:



1. Iterasi Cepat dan Adaptif


Agile memecah proses pengembangan menjadi serangkaian siklus pendek atau sprint. Pada serangkaian tersebut, fitur-fitur baru dikembangkan, diuji, dan dirilis dalam waktu yang relatif singkat. 


Hal tersebut memungkinkan tim untuk secara berkelanjutan mengevaluasi arah proyek. Lalu, tim juga bisa membuat penyesuaian yang diperlukan berdasarkan umpan balik dari pengguna atau stakeholders.



2. Kolaborasi Tim dan Komunikasi


Metodologi ini menekankan pada kerja tim dan kolaborasi antara semua anggota tim. Ini termasuk pengembang, desainer, manajer proyek, dan klien. Komunikasi yang efektif dan kerja sama dianggap kunci untuk menghasilkan hasil terbaik.



3. Fokus Pada Kebutuhan Pelanggan


Agile mengutamakan kepuasan pelanggan melalui pengiriman produk yang berkelanjutan dan berkualitas. 


Tim agile sering kali melibatkan pengguna akhir atau pelanggan dalam proses pengembangan untuk mendapatkan umpan balik langsung. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa produk akhir memenuhi ekspektasi mereka.



4. Responsif terhadap Perubahan


Salah satu keunggulan utama agile adalah kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan dengan cepat. Hal ini berlaku pada perubahan kebutuhan pelanggan, pasar, atau teknologi. Tim agile harus siap untuk memodifikasi rencana dan prioritas untuk mengakomodasi perubahan tersebut.



5. Penekanan Pada Kualitas Teknis


Agile juga menekankan pentingnya kualitas teknis dan desain yang baik. Praktik yang digunakan antara lain pengembangan berbasis tes (Test-Driven Development), refactoring kode, dan integrasi berkelanjutan. Praktik tersebut membantu menjaga kualitas kode tinggi selama siklus pengembangan.



6. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Produk yang Berfungsi


Dalam agile, kemajuan diukur berdasarkan jumlah produk atau fitur yang berhasil dikembangkan dan diuji. Ini tidak dilakukan berdasarkan aktivitas tradisional seperti dokumentasi atau jumlah jam kerja.


Baca Juga: Proses Desain UI/UX: Contoh Workflow dari Riset sampai Pengujian





Bagaimana Cara Integrasi UI/UX dalam Agile Development?


Integrasi UI/UX dalam agile development memerlukan pendekatan yang berfokus pada kolaborasi, fleksibilitas, dan iterasi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa desain UI dan UX berkembang seiring dengan fitur dan fungsi produk.


Hal ini bermanfaat dalam memastikan bahwa produk akhir berfungsi baik serta menyenangkan dan intuitif bagi pengguna. Berikut adalah langkah-langkah untuk mengintegrasikan UI/UX dalam agile development:



1. Sertakan Tim UI/UX Sejak Awal


Cara integrasi UI/UX dalam agile development yang pertama adalah menyertakan tim UI/UX sejak awal. Pastikan bahwa tim UI/UX terlibat dalam proyek dari awal, bukan setelah fitur dan fungsi telah dikembangkan. 


Hal tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa desain dan pengalaman pengguna dipertimbangkan sejak awal proses pengembangan.



2. Prioritaskan Backlog Berdasarkan UI/UX


Berikutnya, integrasikan tugas UI/UX ke dalam product backlog. Pastikan bahwa item backlog mencerminkan kebutuhan fungsional dan UI/UX dengan baik. Kemudian, prioritaskan item berdasarkan nilai bagi pengguna serta ketergantungan teknis.



3. Iterasi Desain Bersamaan dengan Pengembangan


Selanjutnya, integrasi UI/UX dalam agile development adalah iterasi desain bersamaan dengan pengembangan. Kembangkan UI/UX dalam sprint yang sama dengan pengembangan fitur. 


Hal ini memungkinkan desain dan kode untuk berkembang secara bersamaan. Secara keseluruhan, ini bisa memudahkan penyesuaian berdasarkan umpan balik.



4. Melakukan Pengujian UX secara Berkala


Berikutnya adalah melakukan pengujian pengguna (user testing) secara rutin. Ini dapat dilakukan melalui prototype, wireframe, atau versi awal dari fitur yang sedang dikembangkan. 


Pada tahap ini, umpan balik pengguna sangat penting untuk memandu iterasi desain dan pengembangan selanjutnya.



5. Kolaborasi dan Komunikasi yang Efektif


Cara integrasi UI/UX dalam agile development berikutnya adalah kolaborasi dan komunikasi efektif. Pastikan untuk menciptakan fasilitasi komunikasi yang kuat antara tim UI/UX dan pengembangan. 


Kamu bisa menggunakan alat manajemen proyek, stand-up meetings, dan sesi review bersama. Tujuannya adalah untuk memastikan semua pihak memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan dan prioritas.


Baca Juga: Metode Perancangan UI/UX untuk Menunjang Pengalaman Pengguna



6. Fleksibel dan Terbuka terhadap Perubahan


Berikutnya, kamu harus siap untuk beradaptasi dengan perubahan. Pasalnya, agile berfokus pada adaptasi dan respons terhadap perubahan. 


Hal tersebut tentunya juga berlaku untuk desain UI/UX. Jadi, jangan takut untuk mengubah desain berdasarkan umpan balik pengguna atau kendala teknis.



7. Gunakan Prototyping dan Wireframing


Cara integrasi UI/UX dalam agile development terakhir adalah menggunakan prototyping dan wireframing. Penggunaannya bertujuan untuk melakukan eksplorasi dan validasi desain dengan cepat sebelum pengembangan penuh. 


Hal tersebut memungkinkan tim untuk melakukan eksperimen dengan ide-ide desain. Selain itu, mereka juga bisa mendapatkan umpan balik tanpa perlu investasi waktu dan sumber daya yang besar.



Itulah strategi yang bisa kamu terapkan dalam integrasi UI/UX dalam agile development. Setelah mempelajari ini, apakah kamu tertarik untuk menggali ini lebih dalam lagi?


Apabila tertarik, MinDi rekomendasikan kamu untuk ikut Bootcamp UI/UX Design Dibimbing.id. Lewat program ini, kamu bisa belajar semua hal tentang UI/UX design.


Kamu bisa belajar teori dasar, tools penunjang, hingga praktik dengan real-case project. Di samping itu, pembelajarannya dilengkapi dengan kurikulum beginner-friendly.


Jadi, kamu yang baru belajar atau beralih karir juga tidak akan kesulitan dalam mengikuti pembelajarannya. Menarik kan? Yuk, segera gabung dan kembangkan skills-mu bareng Dibimbing.id!






Share

Author Image

Siti Khadijah Azzukhruf Firdausi

Khadijah adalah SEO Content Writer di Dibimbing dengan pengalaman menulis konten selama kurang lebih setahun. Sebagai lulusan Bahasa dan Sastra Inggris yang berminat tinggi di digital marketing, Khadijah aktif berbagi pandangan tentang industri ini. Berbagai topik yang dieksplorasinya mencakup digital marketing, project management, data science, web development, dan career preparation.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!