dibimbing.id - Apa Itu Hazard Identification? Definisi, Jenis, dan Contoh

Apa Itu Hazard Identification? Definisi, Jenis, dan Contoh

Farijihan Putri

05 November 2025

98

Image Banner

Hazard identification merupakan pondasi utama buat kamu yang pengin terjun ke dunia K3 atau sekadar paham gimana cara kerja sistem keselamatan di perusahaan modern.

Banyak Warga Bimbingan yang masih bingung mengenali potensi bahaya sebelum terjadi kecelakaan kerja, padahal langkah ini adalah kunci utama menciptakan tempat kerja yang aman. 

Nah, MinDi bakal bantu kamu memahami konsep, jenis, dan contoh nyata penerapan hazard identification secara praktikal biar gak cuma sebatas teori. Setelah paham konsepnya, kamu bakal sadar skill ini bisa menjadi nilai value besar dalam karier di bidang HSE. 

Yuk, upgrade kemampuanmu bareng Bootcamp Health, Safety, and Environment (K3) dibimbing.id yang ngajarin dari nol sampai siap kerja lewat praktik langsung dan bimbingan mentor expert!

Baca Juga: 7 Rekomendasi Bootcamp HSE/K3 Terbaik di Indonesia


Apa Itu Hazard Identification?

Hazard identification adalah proses sistematis buat mengenali segala potensi bahaya yang bisa menimbulkan cedera, penyakit, atau kerugian di tempat kerja. Biasanya, proses ini dilakukan sebelum pekerjaan dimulai agar risiko bisa diantisipasi sejak awal.

Manfaatnya besar banget, mulai dari mencegah kecelakaan kerja, menjaga produktivitas tim, sampai menekan biaya operasional akibat insiden yang sebenarnya bisa dihindari. Selain itu, hazard identification juga membantu perusahaan membangun budaya kerja yang lebih peduli keselamatan. 

Menurut MinDi, hazard identification merupakan bentuk tanggung jawab moral buat melindungi diri sendiri dan orang lain. Sebab pada akhirnya, kerja aman bukan sekadar target perusahaan melainkan cermin profesionalitas kamu di dunia kerja.

Baca Juga: Cara Investigasi Kecelakaan Kerja, Panduan Lengkap 2026


Jenis-Jenis Hazard Identification

Sumber: Freepik

Jenis-jenis hazard identification penting banget dipahami biar kamu bisa tahu sumber risiko dari berbagai sisi. Berikut penjelasan lengkapnya, Warga Bimbingan!


1. Physical Hazards

Faktor bahaya fisik muncul dari kondisi lingkungan yang bisa membahayakan tubuh tanpa harus bersentuhan langsung. Contohnya seperti suhu ekstrem, paparan kebisingan, radiasi, getaran mesin, hingga pencahayaan yang kurang memadai di area kerja.


2. Chemical Hazards

Bahaya kimia terjadi saat pekerja terpapar bahan kimia dalam bentuk padat, cair, maupun gas. Kadang efeknya gak langsung terasa, tapi paparan jangka panjang bisa memicu gangguan pernapasan atau kerusakan organ dalam.


3. Biological Hazards

Sumber bahaya biologis muncul dari kontak dengan manusia, hewan, atau bahan infeksius. Pekerjaan di rumah sakit, laboratorium, atau lingkungan luar ruangan sering kali menghadapi risiko seperti virus, bakteri, darah, atau gigitan serangga.


4. Ergonomic Hazards

Aspek ergonomi berhubungan erat dengan posisi tubuh dan cara kerja sehari-hari. Postur duduk yang salah, meja kerja yang tidak sesuai tinggi badan, atau gerakan berulang bisa menimbulkan cedera otot dan nyeri punggung jangka panjang.


5. Safety Hazards

Bahaya keselamatan merupakan yang paling sering dijumpai di tempat kerja. Situasi seperti alat rusak, permukaan licin, atau instalasi listrik yang tidak aman bisa menyebabkan kecelakaan fatal bila tidak segera diantisipasi.


6. Psychological Hazards

Faktor psikologis semakin banyak berdampak pada kesejahteraan mental pekerja. Tekanan kerja berlebih, konflik antar rekan, atau budaya kerja yang toksik bisa memicu stres kronis dan menurunkan performa kerja secara signifikan.

Baca Juga: 10 Prospek Kerja K3 & Rincian Gaji: Jalan Pintas Karier Mapan


7 Cara Mengidentifikasi Hazard Identification

Sumber: Freepik

Dalam mengidentifikasi hazard identification Warga Bimbingan perlu sistematis dan konsisten. Supaya kamu bisa lebih paham, berikut 7 cara praktikal yang bisa diterapkan di berbagai lingkungan kerja.


1. Inspection

Langkah paling dasar adalah melakukan pemeriksaan menyeluruh di area kerja. Mulai dari kondisi mesin, peralatan, hingga tata letak ruang kerja. Misalnya, mengecek apakah kabel listrik terkelupas atau jalur evakuasi terhalang barang bisa membantu mencegah risiko cedera sejak awal.


2. Incident Investigation

Setiap kali terjadi insiden, sekecil apapun, harus ada proses investigasi untuk menemukan akar masalahnya. Analisis mendalam seperti ini membantu mengetahui apakah penyebabnya berasal dari alat, sistem kerja, atau kurangnya komunikasi antar tim.


3. Employee Feedback

Masukan dari karyawan sering menjadi “alarm” pertama munculnya potensi bahaya di tempat kerja. Supaya efektif, perusahaan perlu menciptakan budaya terbuka di mana setiap orang bebas melapor tanpa takut disalahkan atau diabaikan.


4. Job Analysis

Setiap jenis pekerjaan punya risiko unik yang perlu diurai satu per satu berdasarkan langkah kerjanya. Misalnya, dalam pekerjaan pengelasan, tahap pembersihan logam hingga proses pendinginan punya potensi bahaya berbeda yang wajib diidentifikasi secara spesifik.


5. Risk Assessment

Tahapan ini membantu menilai seberapa besar kemungkinan suatu bahaya bisa terjadi dan seberapa parah dampaknya. Contohnya, menilai risiko jatuh dari ketinggian memerlukan analisis mendalam tentang kondisi area kerja, alat pelindung, dan kebiasaan pekerja.


6. Continuous Improvement

Lingkungan kerja selalu berubah baik karena alat baru, proyek baru, maupun kebijakan baru. Makanya, proses identifikasi hazard harus terus diperbarui supaya tetap relevan dan bisa mengantisipasi risiko yang muncul di masa depan.


7. Training & Awareness Program

Pelatihan rutin bisa meningkatkan kesadaran pekerja terhadap potensi bahaya di sekitar mereka. Misalnya, program simulasi kebakaran atau pelatihan penggunaan APD membantu membentuk kebiasaan kerja yang lebih aman dan proaktif.


Contoh Hazard Identification

Hazard identification harus benar-benar diterapkan di lapangan untuk mencegah risiko kerja sejak awal. Biar lebih kebayang penerapannya, yuk lihat 3 contoh nyata di berbagai jenis pekerjaan berikut!


1. Pabrik Manufaktur

Dalam lingkungan produksi, potensi bahaya bisa muncul dari mesin berputar cepat, area licin karena oli, atau paparan suara bising berlebihan. Setiap operator wajib melakukan pengecekan rutin sebelum mesin dijalankan dan memastikan pelindung mesin terpasang sempurna. 

Selain itu, penggunaan alat pelindung telinga dan sepatu safety menjadi langkah preventif penting untuk menekan risiko kecelakaan.


2. Proyek Konstruksi

Area proyek memiliki risiko tinggi seperti jatuh dari ketinggian, tertimpa material berat, atau kesetrum saat instalasi listrik. Identifikasi bahaya dilakukan sejak tahap perencanaan. Misalnya dengan menandai area berisiko dan memastikan semua pekerja memakai harness sesuai standar. 

Prosedur keselamatan juga harus dikomunikasikan setiap pagi lewat toolbox meeting agar semua tim sadar akan potensi bahaya di lokasi.


3. Kantor atau Lingkungan Kerja Indoor

Meskipun terlihat aman, kantor juga bisa punya bahaya tersembunyi seperti posisi duduk yang salah, pencahayaan buruk, atau kabel yang berserakan di lantai. 

Risiko ergonomi seperti nyeri punggung dan kelelahan mata bisa dicegah lewat pengaturan meja kerja yang ergonomis dan pencahayaan yang cukup. Selain itu, edukasi karyawan tentang kebersihan area kerja turut membantu menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.

Baca Juga: Mengenal ISO 45001: Standar Global Sistem Manajemen K3


Siap Jadi Praktisi K3 Andal? Yuk, Mulai bareng Dibimbing!

Sekarang kamu udah paham kan, betapa krusialnya hazard identification dalam menjaga keselamatan kerja? Skill ini penting banget buat cegah risiko di lapangan.

Kalau kamu pengin upgrade kemampuan dan dapet sertifikasi resmi, MinDi rekomendasiin banget ikut Bootcamp Health, Safety, and Environment (K3) dibimbing.id!

Programnya super lengkap! Ada 38+ Live Classes & 3 Sesi Praktik, 15 Kompetensi Materi Tambahan, Weekly Assignment & Real Study Case buat bangun portfolio, plus Sertifikat Calon Ahli K3 Umum dari Kemnaker.

Kamu juga bisa gratis mengulang kelas serta dapet konsultasi 1-on-1 bareng Expert. Bahkan, 96% alumni udah kerja berkat dukungan ke 840+ hiring partner

Kalau kamu masih bingung “Apakah harus punya background teknik dulu?” atau “Gimana kalau belum kerja di bidang K3?”, tenang, kamu bisa konsultasi gratis di sini. Yuk, mulai langkah kariermu bareng dibimbing.id yang pasti siap #BimbingSampeJadi ahli K3!


Referensi

  1. Hazard Identification: Techniques, Types, and Best Practices [Buka]
  2. Hazard Identification: what is it? [Buka]

Tags

Share

Author Image

Farijihan Putri

Farijihan is a passionate Content Writer with 3 years of experience in crafting compelling content, optimizing for SEO, and developing creative strategies for various brands and industries.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!