Go vs Java: Perbandingan Kinerja, Keunggulan, dan Penggunaan

Irhan Hisyam Dwi Nugroho
•
07 May 2025
•
50

Go vs Java adalah dua bahasa pemrograman yang sering dibandingkan di dunia teknologi. Keduanya memiliki kelebihan yang berbeda, tergantung pada jenis proyek yang sedang dikerjakan.
Menurut data yang dilansir dari Stack Overflow Developer Survey 2024, Java masih digunakan oleh lebih dari 9 juta pengembang aktif di seluruh dunia, sementara Go terus berkembang pesat, terutama dalam pengembangan aplikasi cloud dan microservices.
Di artikel ini, MinDi akan membahas kinerja, keunggulan, dan penggunaan keduanya agar kamu bisa memilih bahasa yang paling sesuai.
Baca juga : Panduan Lengkap Backend Developer Roadmap untuk Pemula 2025
Apa Itu Go dan Java?
Go adalah bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Google dengan fokus pada kesederhanaan dan efisiensi.
Dirancang untuk menangani aplikasi berskala besar, Go unggul dalam pengelolaan concurrency dan sangat cocok untuk microservices.
Sementara itu, Java adalah bahasa pemrograman yang sudah lama digunakan dan terkenal dengan kestabilan serta skalabilitasnya dalam aplikasi enterprise.
Java berjalan di JVM (Java Virtual Machine), yang memungkinkannya untuk dijalankan di berbagai platform tanpa perlu modifikasi kode.
Meskipun keduanya digunakan untuk tujuan yang berbeda, pemilihan antara Go dan Java tergantung pada jenis proyek dan kebutuhan teknis yang dihadapi.
Baca juga : 15 Website Belajar Coding Gratis Terbaik 2025 untuk Pemula
Go vs Java: Mana yang Lebih Baik?
Setelah memahami dasar Go vs Java, Warga Bimbingan, mari kita bandingkan keduanya lebih mendalam. Berikut beberapa faktor yang perlu kamu pertimbangkan untuk memilih yang terbaik:
1. Fokus dan Penggunaan
Go dirancang dengan fokus pada kesederhanaan dan efisiensi, terutama untuk aplikasi cloud-native dan microservices.
Go sangat ideal untuk pengembangan aplikasi dengan kebutuhan performa tinggi dan skalabilitas yang mudah, seperti server web dan sistem berbasis cloud.
Java, di sisi lain, lebih fokus pada aplikasi enterprise yang besar dan kompleks. Java banyak digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan kestabilan jangka panjang, cross-platform, dan sistem berskala besar yang mendukung berbagai fitur dan integrasi.
Kesimpulan:
Go lebih cocok untuk pengembangan aplikasi yang ringan dan efisien, sedangkan Java lebih cocok untuk aplikasi besar dan enterprise-level yang membutuhkan kestabilan dan dukungan jangka panjang.
2. Kinerja
Sumber: Canva
Go menawarkan kinerja yang lebih cepat karena kompilasi langsung ke machine code, yang membuatnya lebih efisien dalam aplikasi yang membutuhkan kecepatan tinggi.
Aplikasi yang dikembangkan menggunakan Go cenderung berjalan lebih cepat dan membutuhkan lebih sedikit waktu untuk diproses.
Java, meskipun sedikit lebih lambat karena dijalankan di JVM (Java Virtual Machine), tetap memiliki performa yang sangat baik dalam aplikasi yang lebih kompleks.
JVM memungkinkan aplikasi Java berjalan di berbagai platform tanpa modifikasi, meskipun dengan sedikit overhead dibandingkan Go.
Kesimpulan:
Go unggul dalam hal kecepatan dan efisiensi untuk aplikasi yang membutuhkan performa tinggi, sementara Java lebih cocok untuk aplikasi cross-platform meski dengan sedikit penurunan kinerja.
3. Manajemen Memori
Go memiliki keunggulan dalam penggunaan memori yang lebih efisien dan tidak memerlukan banyak sumber daya untuk menjalankan aplikasi.
Dengan garbage collection yang ringan, Go cocok untuk pengembangan aplikasi dengan memori terbatas dan kebutuhan skalabilitas tinggi.
Java, meskipun menggunakan lebih banyak memori dan memiliki overhead akibat penggunaan JVM, menawarkan pengelolaan memori yang lebih matang.
Garbage collection Java yang canggih membantu mengelola memori dalam aplikasi besar dan kompleks dengan lebih baik.
Kesimpulan:
Go lebih efisien dalam penggunaan memori, sementara Java lebih baik dalam pengelolaan memori untuk aplikasi besar dengan beban yang lebih berat.
Baca juga : Panduan Memilih Bootcamp Back-End Development Terbaik 2025
4. Concurrency
Go menggunakan coroutines yang ringan dan efisien, menjadikannya sangat cocok untuk aplikasi yang memerlukan concurrency atau eksekusi paralel.
Coroutines memungkinkan pengelolaan banyak tugas secara bersamaan dengan overhead yang lebih rendah, membuatnya ideal untuk aplikasi berbasis microservices.
Java menggunakan threads, yang lebih berat dan membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk mengelola concurrency.
Meskipun begitu, Java memiliki framework dan library yang kuat untuk mengelola concurrency, yang membuatnya efektif dalam aplikasi yang lebih besar dengan kebutuhan manajemen thread yang rumit.
Kesimpulan:
Go lebih unggul dalam hal concurrency berkat goroutines yang ringan, sementara Java lebih cocok untuk aplikasi besar yang memerlukan pengelolaan concurrency dengan threads yang lebih kompleks.
5. Ekosistem
Go memiliki ekosistem yang terus berkembang meski lebih kecil dibandingkan dengan Java. Go sangat cocok untuk aplikasi modern yang mengutamakan kecepatan pengembangan dan efisiensi dalam pengelolaan microservices serta cloud-native applications.
Java memiliki ekosistem yang lebih besar dan matang, dengan banyak framework dan library yang mendukung aplikasi berbasis enterprise.
Ekosistem Java sangat lengkap dan menyediakan berbagai alat yang diperlukan untuk mengembangkan aplikasi besar dan kompleks dengan berbagai integrasi.
Kesimpulan:
Go memiliki ekosistem yang berkembang pesat dan cocok untuk aplikasi modern, sementara Java unggul dalam hal dukungan ekosistem yang lebih besar dan lebih matang untuk aplikasi enterprise.
6. Pemrograman Berorientasi Objek (OOP)
Sumber: Canva
Go mendukung paradigma pemrograman prosedural dan dapat menyimulasi OOP menggunakan structs dan interfaces.
Meskipun tidak sepenuhnya berorientasi objek, Go menawarkan fleksibilitas dalam mendekati pengembangan aplikasi dengan cara yang lebih sederhana.
Java adalah bahasa pemrograman berorientasi objek yang kuat, mendukung konsep seperti inheritance, polymorphism, dan abstraction.
Java memungkinkan pengembang untuk membangun aplikasi yang lebih terstruktur dan kompleks dengan menggunakan fitur OOP secara penuh.
Kesimpulan:
Go lebih fokus pada pemrograman prosedural dan lebih sederhana, sementara Java lebih mendalam dalam paradigma OOP dan cocok untuk aplikasi yang membutuhkan struktur lebih kompleks.
Baca juga : Panduan Golang Array: Konsep, Implementasi & Contoh Script
7. Kompleksitas dan Pembelajaran
Go sangat mudah dipelajari dengan sintaks yang sederhana dan tidak memiliki banyak aturan kompleks.
Hal ini menjadikan Go pilihan yang baik bagi pemula yang ingin memulai karir di dunia pemrograman atau pengembangan aplikasi yang cepat.
Java, di sisi lain, memiliki sintaks yang lebih kompleks dan memerlukan pemahaman yang lebih dalam mengenai konsep-konsep OOP.
Meskipun demikian, bagi mereka yang ingin mengembangkan aplikasi berskala besar atau enterprise, Java memberikan banyak sekali fitur dan fleksibilitas.
Kesimpulan:
Go lebih mudah dipelajari dan digunakan dengan sintaks sederhana, sementara Java lebih kompleks dan membutuhkan pemahaman yang kuat dalam konsep OOP.
Baca juga : Apa Itu Golang Clean Code Architecture dan Manfaatnya
8. Penggunaan yang Ideal
Go ideal untuk aplikasi microservices, aplikasi berbasis cloud, dan sistem-sistem dengan beban ringan hingga menengah.
Go sangat baik digunakan dalam pengembangan aplikasi yang memerlukan kecepatan tinggi dan efisiensi dengan kode yang bersih dan mudah dipelihara.
Java adalah pilihan yang lebih baik untuk aplikasi enterprise, aplikasi web berskala besar, dan aplikasi desktop yang membutuhkan kestabilan jangka panjang dan dukungan dari berbagai vendor serta komunitas besar.
Java tetap menjadi bahasa utama dalam pengembangan aplikasi yang sangat besar dan kompleks.
Kesimpulan:
Go lebih ideal untuk aplikasi ringan hingga menengah dengan kebutuhan efisiensi tinggi, sementara Java cocok untuk aplikasi besar dan enterprise dengan dukungan yang matang.
Berikut adalah tabel perbandingan Go vs Java yang merangkum keunggulan dan kekurangan masing-masing:
Aspek | Go | Java |
Fokus dan Penggunaan | Cloud-native, microservices, aplikasi ringan | Aplikasi enterprise, aplikasi besar, dan robust |
Kinerja | Lebih cepat, langsung ke machine code | Lebih lambat, dijalankan di JVM |
Manajemen Memori | Lebih efisien, ringan dalam penggunaan memori | Lebih banyak memori, overhead dari JVM |
Concurrency | Coroutines yang ringan dan efisien | Threads yang lebih berat dan memerlukan sumber daya lebih banyak |
Ekosistem | Ekosistem yang berkembang, lebih kecil | Ekosistem besar, banyak framework dan library |
Pemrograman OOP | Prosedural, dapat disimulasi dengan structs | Full OOP, mendukung inheritance dan polymorphism |
Kompleksitas | Mudah dipelajari, sintaks sederhana | Lebih kompleks, membutuhkan pemahaman OOP |
Penggunaan Ideal | Microservices, aplikasi berbasis cloud | Aplikasi enterprise, aplikasi desktop besar |
Ingin Jadi Back-End Developer Profesional?
Setelah memahami perbandingan Go vs Java, kini saatnya memanfaatkan pengetahuan ini untuk menguasai pengembangan aplikasi back-end yang efisien dan scalable!
Yuk, ikuti Bootcamp Back-End Developer di dibimbing.id! Di sini, kamu akan mempelajari penggunaan bahasa pemrograman seperti Go dan Java untuk membangun aplikasi server, database, dan API yang handal.
Belajar langsung dari mentor berpengalaman dengan kurikulum aplikatif dan praktis yang membantumu menguasai keterampilan back-end yang dibutuhkan industri.
Dengan lebih dari 840+ hiring partner dan tingkat keberhasilan alumni 96%, peluang kariermu di dunia IT semakin terbuka lebar!
Jadi, tunggu apa lagi? Hubungi kami di sini dan Daftar sekarang di sini untuk mulai perjalananmu menjadi seorang Back-End Developer profesional. #BimbingSampeJadi!
Referensi
Tags

Irhan Hisyam Dwi Nugroho
Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.