dibimbing.id - 5 Contoh Negosiasi Bisnis Sukses di Dunia, Yuk Pelajari!

5 Contoh Negosiasi Bisnis Sukses di Dunia, Yuk Pelajari!

Siti Khadijah Azzukhruf Firdausi

•

22 May 2024

•

300

Image Banner

Negosiasi bisnis adalah kunci dari kesepakatan dalam suatu usaha, baik dalam skala besar maupun kecil. Dalam persaingan kompetitif industri bisnis, kemampuan untuk bernegosiasi dengan baik bisa menentukan kesuksesan atau kegagalan sebuah perusahaan.


Nah, kalau Anda mau belajar mengembangkan keahlian ini, memulai dengan eksplorasi contoh negosiasi bisnis bisa jadi langkah awal yang bagus. 


Untuk membantu Anda mempelajarinya, kali ini, MinDi sudah siapkan 5 contoh negosiasi bisnis dari beberapa bisnis besar di dunia. Penasaran apa saja contohnya? Yuk, simak di bawah ini!



5 Contoh Negosiasi Bisnis oleh Perusahaan Terkenal di Dunia



Negosiasi merupakan elemen kunci dalam dunia bisnis yang bisa menentukan kesuksesan atau kegagalan suatu perusahaan Supaya Anda bisa lebih paham mengenai pendekatan negosiasi yang paling tepat, berikut MinDi sediakan beberapa contoh suksesnya:.


1. Akuisisi YouTube oleh Google (2006)



Sumber: Adobe Stock


Pada tahun 2006, Google membuat langkah strategis yang mengubah lanskap internet dengan mengakuisisi YouTube. Akuisisi ini bukan hanya salah satu kesepakatan terbesar di industri teknologi, tetapi juga menjadi titik balik dalam sejarah media digital. 


Dengan menggabungkan kekuatan teknologi pencarian Google dan popularitas YouTube, kedua perusahaan ini berhasil menciptakan kolaborasi yang mengubah cara kita mengonsumsi dan berbagi konten video di seluruh dunia.


Mari kita telusuri lebih dalam proses negosiasi yang membawa kedua perusahaan ini bersatu.


Latar Belakang:


YouTube adalah platform yang didirikan pada Februari 2005. YouTube adalah salah satu aplikasi yang cukup cepat dalam menjadi salah satu platform berbagi video paling populer di dunia. 


Maka dari itu, Google melihat potensi besar di dalamnya untuk meningkatkan konten video di internet dan mengukuhkan posisinya dalam layanan pencarian.



Negosiasi:


Pada tahun 2006, Google memulai negosiasi dengan pendiri YouTube. Setelah serangkaian pertemuan, Google berhasil mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi YouTube seharga $1,65 miliar dalam bentuk saham.



Keberhasilan:


Negosiasi ini sukses karena kedua belah pihak memiliki tujuan yang sejalan. YouTube membutuhkan dukungan finansial dan teknis untuk tumbuh, sementara Google ingin memperkuat portofolio kontennya. 


Akuisisi ini sekarang dianggap sebagai salah satu keputusan terbaik dalam sejarah teknologi.



Strategi:


Google menggunakan pendekatan kolaboratif yakni menawarkan saham sebagai bentuk pembayaran. Pendekatan ini menunjukkan kepercayaan pada nilai masa depan YouTube. Ini menciptakan situasi win-win bagi kedua belah pihak.



2. Kerjasama Apple dan Nike untuk Nike+ (2006)



Sumber: Wikipedia


Pada tahun 2006, Apple dan Nike menjalin kerjasama inovatif yang melahirkan Nike+. Kolaborasi ini menggabungkan keahlian Apple dalam teknologi dan desain dengan keunggulan Nike di bidang olahraga dan kebugaran. 


Melalui kerjasama strategis ini, kedua perusahaan tidak hanya memperkuat posisi mereka di pasar. Akan tetapi, ini juga mengubah pengalaman olahraga dan kebugaran bagi jutaan pengguna di seluruh dunia. 

Mari kita simak lebih jauh bagaimana kerjasama ini terjalin dan dampaknya terhadap industri teknologi dan olahraga!


Latar Belakang:


Nike ingin memasuki pasar teknologi dengan cara yang menarik bagi pelari, sementara Apple mencari cara untuk memperluas ekosistem iPodnya.



Negosiasi:


Perusahaan bekerja sama untuk menciptakan Nike+. Ini sebuah sistem yang memungkinkan pelari melacak kinerja mereka dengan menghubungkan sepatu Nike dengan iPod. Proses negosiasi melibatkan diskusi intensif tentang teknologi, branding, dan berbagi keuntungan.



Keberhasilan:


Kolaborasi ini sukses besar dan terus berkembang. Hal ini menunjukkan sinergi yang kuat antara kedua merek dalam memadukan teknologi dan olahraga.



Strategi:


Kedua perusahaan menerapkan strategi kemitraan strategis dengan fokus pada menciptakan nilai tambah bagi konsumen melalui inovasi bersama. Selain itu, mereka berbagi keuntungan dan risiko secara adil.


Baca Juga: Decision Making: Definisi, Tujuan, Manfaat, & Cara Melatih




3. Disney dan Pixar Merger (2006)



Sumber: VectorSeek


Pada tahun 2006, dunia animasi mengalami perubahan besar dengan terjadinya merger antara Disney dan Pixar. Mari kita lihat lebih dekat proses negosiasi yang membawa dua studio animasi ternama ini bersatu!


Latar Belakang:


Pixar yang dikenal dengan film-film animasi sukses seperti "Toy Story" dan "Finding Nemo", membutuhkan sumber daya lebih besar untuk terus berinovasi. Di sisi lain, Disney ingin memperkuat portofolio animasinya yang tengah lesu.



Negosiasi:


Bob Iger, CEO Disney saat itu, melihat potensi besar dalam mengakuisisi Pixar. Setelah negosiasi yang panjang, Disney setuju untuk membeli Pixar seharga $7,4 miliar dalam bentuk saham.



Keberhasilan:


Akuisisi ini dianggap sangat sukses karena menggabungkan kreativitas Pixar dengan kekuatan distribusi dan pemasaran Disney. Hasilnya adalah serangkaian film animasi sukses dan inovatif yang terus mendominasi box office.



Strategi:


Disney menggunakan strategi sinergi dengan mengintegrasikan kekuatan masing-masing perusahaan. Tujuannya adalah untuk menciptakan nilai tambah yang lebih besar bersama-sama dibandingkan jika berdiri sendiri.



4. Amazon dan Whole Foods (2017)



Sumber: Wikipedia


Pada tahun 2017, Amazon membuat gebrakan besar di industri ritel dengan mengakuisisi Whole Foods. Langkah ini menandai masuknya Amazon ke dalam sektor ritel fisik dan mengubah dinamika pasar makanan organik dan segar. 


Akuisisi ini memungkinkan Amazon untuk memperluas jangkauan bisnisnya. Ini dilakukan melalui penggabungan keunggulan teknologi dan logistiknya dengan reputasi Whole Foods dalam menyediakan produk-produk berkualitas tinggi. 


Mari kita telaah lebih dalam proses negosiasi yang terjadi serta dampaknya terhadap strategi bisnis Amazon dan industri ritel secara keseluruhan!


Latar Belakang:


Amazon ingin memperluas kehadirannya dalam industri ritel fisik dan mengakses pasar bahan makanan. Sementara Whole Foods, membutuhkan dukungan untuk bersaing dengan pesaing yang lebih besar.



Negosiasi:


Setelah serangkaian pertemuan strategis, Amazon mengakuisisi Whole Foods seharga 13,7 miliar. Negosiasi melibatkan diskusi tentang harga, strategi integrasi, dan masa depan bisnis.



Keberhasilan:


Akuisisi ini memungkinkan Amazon memperluas ekosistemnya ke pasar bahan makanan. Selain itu, Amazon juga jadi bisa memberikan pengalaman belanja yang lebih terintegrasi kepada pelanggan dan meningkatkan efisiensi operasional Whole Foods.



Strategi:


Amazon menggunakan strategi ekspansi vertikal dengan memasuki pasar baru yang terkait. Lalu, Amazon juga memanfaatkan sinergi antara operasi ritel fisik dan e-commerce mereka.



5. Merger Vodafone dan Mannesmann (1999)



Sumber: Alamy


Pada tahun 1999, industri telekomunikasi global menyaksikan salah satu merger terbesar dan paling bersejarah dengan bersatunya Vodafone dan Mannesmann. 


Penggabungan kedua perusahaan ini menunjukkan bagaimana strategi negosiasi yang kuat dapat menghasilkan sinergi yang signifikan. Ini juga menunjukkan bagaiman negosiasi bisnis bisa memperluas jaringan dan meningkatkan kapasitas inovasi. 


Mari kita kaji lebih mendalam tentang proses negosiasi ini dan dampaknya terhadap perkembangan industri telekomunikasi global!


Latar Belakang:


Vodafone adalah operator telekomunikasi Inggris yang ingin memperluas jangkauannya di pasar Eropa. Sementara itu, Mannesmann adalah perusahaan telekomunikasi Jerman yang memiliki aset berharga di pasar yang diinginkan Vodafone.



Negosiasi:


Vodafone memulai tawaran pengambilalihan yang awalnya ditolak oleh Mannesmann. Setelah beberapa bulan negosiasi intensif dan peningkatan tawaran, Vodafone berhasil mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi Mannesmann senilai $180 miliar. Hal ini menjadikannya salah satu merger terbesar dalam sejarah.



Keberhasilan:


Merger ini sukses karena memungkinkan Vodafone menjadi operator telekomunikasi terkemuka di Eropa. Hal ini memperluas cakupan pasar dan sumber daya mereka secara signifikan.



Strategi:


Vodafone menerapkan strategi penawaran publik yang agresif yang disertai dengan peningkatan tawaran dan pendekatan langsung kepada pemegang saham Mannesmann. Pendekatan ini bertujuan untuk memenangkan kesepakatan tersebut.



Kesimpulan



Itulah beberapa contoh negosiasi bisnis dari perusahaan besar di dunia. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan negosiasi bisnis adalah elemen krusial untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan dengan mitra bisnis. 


Untuk meningkatkan keterampilan negosiasi tim Anda, pertimbangkan untuk mendaftarkan perusahaan ke Corporate Training di Dibimbing.id. Dengan mengikuti pelatihan ini, tim Anda dapat mengembangkan soft skills yang diperlukan untuk kemajuan perusahaan.


Jangan tunda lagi! Tingkatkan kemampuan karyawan Anda dengan bergabung dalam program corporate training di Dibimbing!



FAQ (Frequently Asked Question)



1. Apa Itu Negosiasi Bisnis?


Negosiasi bisnis adalah proses di mana dua pihak atau lebih dengan kepentingan yang berbeda berkumpul untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Negosiasi ini bisa terjadi dalam berbagai konteks, seperti penjualan, kontrak, kemitraan, atau kerja sama.



2. Apa saja Tahap-Tahap dalam Negosiasi Bisnis?


Tahap-tahap dalam negosiasi bisnis meliputi:


  • Persiapan: Mengumpulkan informasi, menentukan tujuan, dan strategi.

  • Pembukaan: Memulai diskusi dengan memperkenalkan pihak dan menyampaikan tujuan.

  • Penawaran dan Tawar-Menawar: Mengajukan penawaran awal dan melakukan penyesuaian berdasarkan tanggapan.

  • Mencapai kesepakatan: Menyelesaikan detail dan mencapai kesepakatan yang disetujui oleh semua pihak.

  • Penutupan: Merumuskan kesepakatan dalam dokumen resmi dan menandatangani perjanjian.



3. Apa yang Harus Dipersiapkan Sebelum Negosiasi Bisnis?


Sebelum negosiasi bisnis, penting untuk:


  • Mengumpulkan Informasi: Mengetahui kebutuhan dan keinginan pihak lain, serta kondisi pasar.

  • Menentukan Tujuan: Menetapkan apa yang ingin dicapai dari negosiasi.

  • Membuat Strategi: Merencanakan pendekatan yang akan digunakan selama negosiasi.

  • Mempersiapkan Argumen: Menyiapkan poin-poin yang akan dibahas dan alasan mengapa pihak lain harus menerima penawaran Anda.



Referensi



  1. Sejarah YouTube, Diakuisisi Google Saat di Puncak Popularitas [Buka]

  2. Nike x Apple = Nike Plus [Buka]

  3. The Disney-Pixar Merger: A Deep Dive into One of the Biggest Corporate Mergers of All Time [Buka]

  4. Amazon Akuisisi Whole Foods, Sejumlah Peritel Lari ke Google [Buka]

  5. Vodafone Acquires Mannesmann in the Largest Acquistion in History [Buka]

Share

Author Image

Siti Khadijah Azzukhruf Firdausi

Khadijah adalah SEO Content Writer di Dibimbing dengan pengalaman menulis konten selama kurang lebih setahun. Sebagai lulusan Bahasa dan Sastra Inggris yang berminat tinggi di digital marketing, Khadijah aktif berbagi pandangan tentang industri ini. Berbagai topik yang dieksplorasinya mencakup digital marketing, project management, data science, web development, dan career preparation.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!