5 Contoh Aplikasi Creative Thinking untuk Pemecahan Masalah

Siti Khadijah Azzukhruf Firdausi
•
18 April 2024
•
206

Dalam menghadapi tantangan dan masalah, creative thinking adalah cara yang tepat untuk menemukan solusi efektif dan efisien. Oleh sebab itu, mengeksplorasi contoh creative thinking dari berbagai aplikasinya adalah hal yang penting.
Dengan melihat berbagai contohnya, Anda bisa mengembangkan keahlian berpikir kreatif dan membuka potensi solusi yang inovatif. Tertarik untuk lihat contohnya? Baca artikel ini sampai habis ya!
5 Contoh Aplikasi Creative Thinking
Sumber: Freepik
1. Brainstorming
Pertama, contoh creative thinking adalah brainstorming. Ini adalah teknik kelompok di mana anggota tim bekerja bersama untuk menghasilkan sejumlah besar ide secara spontan mengenai suatu masalah tertentu.
Tujuan utama adalah untuk mendorong partisipasi penuh dari semua anggota. Lalu, ini juga bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin ide di tahap awal tanpa adanya kritik.
Dalam lingkungan profesional, brainstorming juga kerap kali digunakan. Misalnya, di sebuah agensi periklanan, tim kreatif mengadakan sesi brainstorming untuk mengembangkan konsep baru untuk kampanye klien.
Dalam sesi ini, setiap anggota diundang untuk menyumbang ide tanpa adanya rasa takut akan dikritik. Pada akhirnya, proses ini akan menghasilkan berbagai konsep kreatif dan inovatif.
2. Mind Mapping
Contoh creative thinking berikutnya adalah mind mapping. Ini adalah metode visualisasi ide yang membantu dalam mengorganisir informasi secara hierarkis dan menciptakan hubungan antar konsep.
Ini sering digunakan untuk memfasilitasi brainstorming, perencanaan, dan analisis kompleks.
Contoh penggunaannya misalnya seorang manajer proyek menggunakan mind mapping untuk merencanakan peluncuran produk baru. Mind map ini akan mencakup segala hal dari logistik produksi hingga strategi pemasaran dan penjualan.
Pada akhirnya, alat visual ini membantu memperjelas tugas-tugas yang harus diselesaikan. Ini juga berguna untuk memfasilitasi distribusi tugas kepada anggota tim yang berbeda.
3. Problem Reversal
Problem reversal adalah teknik di mana masalah dilihat dari perspektif yang berlawanan. Ini sering kali membantu dalam mengidentifikasi solusi yang tidak konvensional dengan merumuskan ulang masalah atau melihat dari sudut pandang berbeda.
Misalnya, dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi, sebuah perusahaan teknologi membalikkan masalah mereka dengan bertanya, "Bagaimana jika kita memperlambat proses produksi?"
Pertanyaan ini memicu diskusi yang mengarah pada pengidentifikasian kecepatan berlebihan sebagai penyebab utama kesalahan produksi. Dengan begitu, mereka memutuskan untuk mengoptimalkan kecepatan tanpa mengorbankan kualitas.
4. Analogical Thinking
Berikutnya adalah analogical thinking. Ini adalah proses mengambil informasi atau ide dari satu konteks dan mengaplikasikannya ke yang lainnya. Ini adalah cara untuk memecahkan masalah dengan membuat analogi atau paralelisme dengan situasi lain yang serupa.
Misalnya, di perusahaan konsultan manajemen, seorang konsultan menggunakan analogical thinking untuk membantu klien dalam industri ritel. Dia membandingkan toko ritel dengan sebuah teater.
Lalu, di setiap aspek toko (layout, musik, pencahayaan) harus diatur untuk memaksimalkan pengalaman pelanggan. Analogi ini membantu klien untuk merevitalisasi pendekatan mereka terhadap pengalaman pelanggan dan meningkatkan penjualan.
Baca Juga: Pelatihan Perusahaan: Investasi Strategis Bagi Pertumbuhan Perusahaan
5. SCAMPER
Contoh creative thinking terakhir adalah SCAMPER. Ini adalah akronim yang berdiri dari Substitute, Combine, Adapt, Modify, Put to another use, Eliminate, dan Reverse.
SCAMPER adalah teknik kreatif untuk memikirkan cara-cara untuk mengubah produk atau layanan yang ada agar lebih baik.
Contohnya bisa dilihat di departemen riset dan pengembangan sebuah perusahaan elektronik. Di contoh itu, tim menggunakan teknik SCAMPER untuk mengevaluasi produk existing dan mengeksplorasi potensi inovasi.
Dari teknik ini, mereka mempertimbangkan untuk mengganti bahan dengan alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Lalu, menggabungkan fitur dari dua produk yang berbeda untuk membuat satu produk baru. Kemudian, mereka mengeliminasi fitur yang tidak sering digunakan untuk menurunkan biaya produksi.
Itulah beberapa contoh creative thinking. Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa creative thinking di lingkungan profesional bisa menghasilkan solusi efektif dan inovatif serta hasil yang superior.
Apabila ingin melatih soft skill karyawan, termasuk berpikir kreatif, Anda bisa ikuti corporate training dibimbing.id. Dengan mengikuti program ini, tim Anda bisa bertumbuh dan berkembang sesuai tujuan perusahaan.
Selain itu, program ini bersifat fleksibel. Jadi, Anda bisa menyesuaikan pelatihan yang paling tepat sesuai kebutuhan perusahaan.
Tunggu apalagi? Yuk segera konsultasikan perusahaan Anda di sini! Jangan khawatir, dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi skill dan potensi karyawan Anda.
Tags

Siti Khadijah Azzukhruf Firdausi
Khadijah adalah SEO Content Writer di Dibimbing dengan pengalaman menulis konten selama kurang lebih setahun. Sebagai lulusan Bahasa dan Sastra Inggris yang berminat tinggi di digital marketing, Khadijah aktif berbagi pandangan tentang industri ini. Berbagai topik yang dieksplorasinya mencakup digital marketing, project management, data science, web development, dan career preparation.