Apa itu Product Backlog? Simak Definisi & Penjelasan Umumnya!
Muthiatur Rohmah
•
16 August 2024
•
1663
Halo Warga Bimbingan! Kamu pernah dengar tentang istilah product backlog dalam pengembangan produk?
Pernah kebayang gimana caranya tim pengembang mengatur semua fitur, perbaikan, dan ide-ide keren buat produk? Nah, itulah fungsi product backlog!
Product backlog adalah daftar prioritas berisi semua fitur, perubahan, perbaikan, dan kebutuhan lain yang harus diselesaikan dalam pengembangan produk.
Dengan product backlog, tim bisa mengatur prioritas, sehingga tau mana yang harus dikerjain duluan. Jadi, nggak ada lagi tuh kelupaan fitur penting atau ide brilian yang nggak kesampaian!
Penasaran mengenai apa itu product backlog lebih lanjut? Yuk simak penjelasan lengkapnya pada artikel ini.
Apa itu Product Backlog?
Nah Warga Bimbingan, sebelum kita lanjut membahas tentang product backlog lebih lanjut, sebagai langkah awal, yuk pahami apa yang dimaksud dengan product backlog melalui beberapa pengertian berikut ini.
Product backlog adalah daftar dinamis berisi semua tugas, fitur, dan perbaikan yang diprioritaskan untuk pengembangan produk.
Setiap kali developer dapet ide fitur baru, nemu bug yang perlu dibenerin, atau dengerin masukan dari user, semuanya masuk ke dalam product backlog ini.
Ini bukan sekedar daftar biasa, tapi lebih kayak peta jalan buat tim pengembang, agar mereka tau apa saja yang harus dikerjakan dan mana yang paling penting buat diselesaikan duluan.
Product backlog terus berubah seiring waktu. Fitur atau tugas yang dulunya dianggap penting, bisa jadi geser prioritasnya karena ada hal lain yang lebih mendesak. Makanya, product backlog ini selalu di-review dan di-update agar tetap relevan sama kebutuhan bisnis dan user.
Intinya, product backlog membantu tim tetap fokus dan on track, jadi nggak ada tuh fitur atau perbaikan penting yang kelewat. Tanpa product backlog, proses pengembangan produk bisa jadi berantakan dan nggak terarah!
Mengapa Product Backlog Penting dalam Pengembangan Produk?
Jika Warga Bimbingan bekerja di bidang pengembangan produk, pasti tau pentingnya product backlog.
Product backlog seperti jantungnya proses pengembangan, dan tanpa ini, bisa-bisa tim kamu malah kebingungan sendiri. Nah, biar makin paham kenapa product backlog itu penting, yuk simak penjelasan MinDi berikut ini.
1. Prioritas yang Jelas
Product backlog bikin tim kamu tahu mana yang harus dikerjain duluan. Dengan prioritas yang jelas, tim nggak bakal buang-buang waktu ngerjain hal yang nggak penting dulu. Jadi, fitur atau perbaikan yang paling penting buat user bisa langsung dikerjain dan selesai tepat waktu.
2. Fleksibel dan Adaptif
Dalam pengembangan produk, perubahan itu pasti. Dengan product backlog, kamu bisa terus nge-review dan nge-update daftar tugas sesuai dengan kebutuhan terkini. Jadi, kalau ada perubahan prioritas atau ide baru yang muncul, tim bisa langsung menyesuaikan tanpa harus ngacak-ngacak rencana yang sudah ada.
3. Semua Orang Tetap Sinkron
Product backlog ngasih panduan yang jelas buat semua orang di tim. Ini bikin semua orang tahu apa yang lagi dikerjain dan apa yang bakal dikerjain selanjutnya. Jadi, nggak ada lagi tuh yang namanya salah paham atau kebingungan soal apa yang harus dilakukan.
4. Memastikan Nilai Bisnis Terpenuhi
Dengan product backlog, tim bisa fokus ngerjain hal-hal yang beneran ngasih nilai buat bisnis dan user. Kamu bisa pastiin kalau setiap tugas atau fitur yang ada di backlog bener-bener selaras sama tujuan bisnis dan kebutuhan user, jadi produk kamu bisa terus relevan dan berharga di mata mereka.
Jadi, bisa dibilang product backlog itu kayak panduan hidup buat tim pengembang. Tanpa itu, proses pengembangan bisa berantakan dan nggak terarah, tapi dengan product backlog yang baik, tim kamu bisa tetap fokus, fleksibel, dan selalu on track!
Bagaimana Karakteristik Product Backlog yang Tepat?
Product backlog yang tepat itu punya beberapa karakteristik yang bikin tim kamu bisa kerja lebih efektif dan efisien. Penasaran apa saja karakteristik product backlog yang tepat? Simak penjelasannya berikut ini.
- Terstruktur dengan Baik: Semua item di backlog harus diurutkan berdasarkan prioritas, jadi tim tahu mana yang harus dikerjakan duluan.
- Jelas dan Spesifik: Setiap tugas atau fitur di backlog harus punya deskripsi yang detail, biar nggak ada kebingungan saat mulai dikerjakan.
- Fleksibel dan Dinamis: Backlog harus siap di-update kapan aja sesuai dengan perubahan kebutuhan atau feedback dari user.
- Transparan dan Bisa Diakses: Backlog harus bisa diakses semua orang di tim, jadi nggak ada yang ketinggalan info dan semua tetap sinkron.
Dengan karakteristik ini, product backlog bisa jadi alat yang powerful buat ngarahin tim ke arah yang benar dan bikin proses pengembangan produk jadi lebih lancar.
Baca Juga: Product Roadmap: Pengertian, Manfaat & Cara Membuatnya
Pengertian Product Backlog Refinement & Tipsnya
Product Backlog Refinement adalah sesi rutin yang diadakan oleh tim pengembang untuk mereview dan mengupdate product backlog. Tujuannya untuk memastikan semua item di backlog itu tetap relevan, jelas, dan prioritasnya pas.
Jadi, backlog kamu nggak cuma numpuk tugas yang nggak jelas, tapi beneran bisa dipakai buat ngarahin tim dalam pengembangan produk.
Nah, ini ada beberapa tips dari MinDi agar sesi product backlog refinement berjalan efektif:
1. Lakukan Secara Rutin
Jangan tunggu backlog kamu penuh dengan tugas yang nggak jelas! Lakukan sesi refinement ini secara rutin, misalnya seminggu sekali, biar backlog kamu tetap fresh dan up-to-date.
2. Libatkan Semua Tim
Jangan cuma satu atau dua orang aja yang ngurusin. Ajak semua anggota tim buat ikutan, karena mereka bisa ngasih insight penting yang mungkin kamu lewatkan.
Dengan melibatkan semua orang, kamu juga bisa memastikan bahwa semua paham dan sepakat dengan prioritas yang ditetapkan.
3. Fokus pada Prioritas
Saat refinement, pastiin kamu ngecek lagi prioritas dari setiap item di backlog. Mungkin ada tugas yang dulunya penting, tapi sekarang udah nggak relevan lagi.
Dengan nge-review prioritas, tim bisa fokus ngerjain hal-hal yang beneran penting buat user dan bisnis.
4. Perjelas Deskripsi Tugas
Kalau ada item di backlog yang masih kurang jelas, ini saatnya buat ngejelasin lebih detail. Tambahin informasi yang dibutuhin, seperti kriteria penyelesaian atau estimasi waktu pengerjaan, biar tim nggak bingung pas mulai ngerjain.
5. Pisahkan Tugas Besar Jadi Lebih Kecil
Kalau ada item yang terlalu besar atau kompleks, pecah jadi tugas-tugas yang lebih kecil dan mudah diatur. Ini bakal bikin tim lebih mudah ngerjainnya dan progress proyek bisa lebih terpantau.
Dengan tips-tips ini, product backlog akan lebih terstruktur, jelas, dan beneran bisa bantu tim buat deliver produk yang sesuai ekspektasi user dan bisnis.
Refinement itu kunci agar backlog nggak jadi tumpukan tugas saja, tapi jadi peta jalan yang bener-bener bisa diandalkan!
Siapa yang Bertanggung Jawab Mengatur dan Membuat Product Backlog?
Product Owner adalah orang yang bertanggung jawab utama dalam membuat dan mengatur backlog. Profesi ini yang nentuin apa aja yang harus masuk ke dalam backlog, mulai dari fitur-fitur baru, perbaikan, sampai ide-ide yang muncul dari feedback user. ]\
Selain itu, Product Owner juga yang memprioritaskan item-item di backlog, memastikan semua yang ada di daftar itu sejalan dengan tujuan bisnis dan kebutuhan user.
Meskipun PO yang pegang kendali utama, dia nggak kerja sendirian. Product Owner seringkali berkolaborasi dengan tim pengembang, stakeholder, dan kadang user untuk dapetin masukan yang bisa bantu nge-refine backlog secara terus-menerus.
Product Owner merupakan kaptennya backlog yang memastikan semuanya tetap on track dan relevan dengan perkembangan proyek.
Perbedaan Product Backlog dan Sprint Backlog
Product backlog dan sprint backlog adalah dua elemen penting dalam pengembangan produk, tapi mereka punya peran yang berbeda.
Penasaran mengenai perbedaan product backlog dan sprint backlog? Yuk simak perbedaaan antar keduanya berikut ini.
Product Backlog
Product backlog adalah daftar besar yang berisi semua fitur, perbaikan, dan tugas yang diinginkan untuk produk secara keseluruhan. Ini mencakup semua hal yang mungkin perlu dilakukan untuk mengembangkan produk, dan item-item di dalamnya diurutkan berdasarkan prioritas oleh Product Owner.
Product backlog itu dinamis dan selalu berubah, karena item-item baru bisa ditambahkan, dihapus, atau diprioritaskan ulang sesuai kebutuhan dan perkembangan proyek.
Sprint Backlog
Sprint backlog adalah subset dari product backlog yang dipilih untuk dikerjakan dalam satu sprint, yang biasanya berlangsung selama 1-4 minggu. Sprint backlog ini lebih fokus dan spesifik, berisi tugas-tugas yang tim pengembang komitmen untuk selesaikan dalam sprint tersebut.
Selama sprint, tim bekerja hanya pada item-item yang ada di sprint backlog, dan mereka punya tanggung jawab penuh untuk menyelesaikannya.
Jadi kesimpulannya, product backlog itu gambaran besar dari semua yang perlu dilakukan, sedangkan sprint backlog adalah rencana tindakan jangka pendek yang dipilih dari product backlog untuk direalisasikan dalam waktu yang lebih singkat.
Baca Juga: 10 Contoh Minimum Viable Product (MVP) Sukses & Terkenal 2024
Gimana, Sudah Paham Tentang Product Backlog dalam Pengembangan Produk?
Warga Bimbingan, itulah beberapa pembahasan mengenai product backlog mulai dari pengertian, pentingnya, karakteristik, hingga bedanya dengan sprint backlog.
Setelah membaca artikel ini, pasti kamu akan lebih paham tentang pentingnya product backlog dan bisa menggunakannya dengan baik dalam mengembangkan produk perusahaan.
Tertarik belajar product backlog hingga product development lebih lanjut? Ingin switch career sebagai product developer profesional? Bingung harus mulai dari mana?
Yuk ikuti bootcamp product and project management dibimbing.id. Bootcamp terbaik dengan pembelajaran inovatif dan intensif. Bootcamp ini didampingi oleh para mentor profesional dan berpengalaman di bidangnya, yang bakal bantu kamu jadi product developer yang sukses.
Belum memiliki pengalaman di bidang product dan project management sama sekali?
Tenang saja, dibimbing.id siap bimbing kamu mulai dari nol, dengan kurikulum terlengkap, update serta beginner friendly.
Sebanyak 94% alumni bootcamp dibimbing.id telah berhasil mendapatkan kerja sesuai bidang mereka. Nah, jangan khawatir nganggur setelah lulus bootcamp ya, dibimbing.id juga menyediakan job connect ke 700+ hiring partner khusus buat Warga Bimbingan.
Tunggu apalagi? buruan konsultasi GRATIS di sini, apapun tujuan karirmu dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi karir impianmu.
Tags
Muthiatur Rohmah
Muthia adalah seorang Content Writer dengan kurang lebih satu tahun pengalaman. Muthia seorang lulusan Sastra Indonesia yang hobi menonton dan menulis. Sebagai SEO Content Writer Dibimbing, Ia telah menulis berbagai konten yang berkaitan dengan Human Resources, Business Intelligence, Web Development, Product Management dan Digital Marketing.