Apa itu Open Source? Arti, Cara Kerja, Contoh & Plus Minus
Muthiatur Rohmah
•
12 July 2024
•
672
Perlu Sobat MinDi ketahui bahwa, pengembangan perangkat lunak dibagi menjadi dua jenis, open source dan closed sure. Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang pengembangan perangkat lunak open source.
Lantas apa itu? Open source adalah model pengembangan perangkat lunak di mana kode sumbernya tersedia secara bebas untuk diakses, digunakan, diubah, dan didistribusikan oleh siapa saja.
Open source membuat transparansi dan keamanan pengembangan perangkat lunak yang lebih baik, dan mendorong komunitas global untuk bekerja sama dalam menciptakan solusi yang lebih efisien dan kuat.
Penasaran mengenai apa itu open source lebih lanjut? Apa saja contoh aplikasi open source? Bagaimana cara kerja open source? Apa saja kelebihan dan kekurangannya? Yuk simak pembahasan lengkapnya pada artikel ini.
Apa itu Open Source?
Tunggu dulu Sobat MinDi, sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai open source, pertama-tama yuk pahami dulu apa itu open source melalui beberapa pengertian berikut ini.
Dikutip dari IBM, Open source adalah jenis perangkat lunak yang dikembangkan secara kolaboratif oleh komunitas global, di mana kode sumbernya tersedia secara bebas untuk siapa saja.
Dengan software open source, berarti siapa pun bisa menggunakan, memeriksa, mengubah, dan mendistribusikan perangkat lunak ini tanpa biaya.
Berbeda dengan perangkat lunak proprietary seperti Microsoft Word atau Adobe Illustrator, yang dijual oleh pembuatnya dan tidak boleh diubah atau didistribusikan ulang oleh pengguna.
Open source menekankan kerjasama, transparansi, dan pembaruan yang sering dari berbagai kontributor, memungkinkan inovasi yang cepat dan perbaikan terus-menerus.
Sejarah Perkembangan Open Source
Sejarah perkembangan open source dimulai pada tahun 1980-an dengan gerakan perangkat lunak bebas yang dipelopori oleh Richard Stallman dan proyek GNU.
Tujuan gerakan ini untuk menciptakan perangkat lunak yang bisa digunakan, dimodifikasi, dan didistribusikan secara bebas oleh siapa saja.
Pada tahun 1991, Linus Torvalds merilis kernel Linux, yang kemudian menjadi salah satu contoh paling sukses dari perangkat lunak open source.
Pada akhir 1990-an, istilah "open source" mulai digunakan untuk lebih menekankan manfaat praktis dari kolaborasi terbuka dalam pengembangan perangkat lunak, menghindari konotasi politik dari istilah "perangkat lunak bebas".
Sejak itu, open source telah berkembang pesat dan menjadi dasar bagi banyak teknologi penting, seperti web server Apache, sistem operasi Android, dan berbagai platform pengembangan seperti GitHub.
Dukungan dari perusahaan besar seperti IBM, Google, dan Microsoft telah membantu memperkuat posisi open source sebagai model pengembangan perangkat lunak utama di dunia teknologi modern.
Perbedaan Open Source dan Closed Source
Di awal artikel sudah MinDi singgung mengenai jenis pengembangan perangkat lunak, yaitu open source dan closed source. Lantas apa saja perbedaan open source dan closed source? Yuk simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Open Source
Perangkat lunak open source adalah jenis perangkat lunak yang kode sumbernya tersedia secara bebas untuk diakses, digunakan, diubah, dan didistribusikan oleh siapa saja. Model pengembangan ini memungkinkan kolaborasi terbuka dari berbagai individu dan organisasi di seluruh dunia.
Open source sering kali didistribusikan tanpa biaya, dan pengguna dapat berkontribusi pada pengembangan perangkat lunak tersebut dengan menambahkan fitur baru, memperbaiki bug, atau meningkatkan kinerjanya.
Contoh populer dari perangkat lunak open source termasuk sistem operasi Linux, web server Apache, dan platform pengembangan web WordPress.
Closed Source
Perangkat lunak closed source, atau proprietary, adalah perangkat lunak yang dikembangkan dan dimiliki oleh satu perusahaan atau individu, yang tidak membagikan kode sumbernya kepada publik.
Pengguna biasanya harus membeli lisensi untuk menggunakan perangkat lunak ini, dan mereka tidak diizinkan untuk mengubah atau mendistribusikan ulang perangkat lunak tersebut.
Perusahaan pemilik memiliki kontrol penuh atas pengembangan, pembaruan, dan distribusi perangkat lunak.
Contoh perangkat lunak closed source termasuk Microsoft Windows, Microsoft Office, dan Adobe Photoshop.
Perbedaan utama antara open source dan closed source terletak pada aksesibilitas dan kontrol kode sumbernya. Kedua model memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan pilihan antara keduanya tergantung pada kebutuhan, tujuan, dan preferensi pengguna.
Bagaimana Cara Kerja Open Source?
Open source bekerja dengan cara membuat kode sumber perangkat lunak tersedia secara bebas bagi siapa saja yang ingin menggunakannya.
Pengembang di seluruh dunia dapat mengunduh, memeriksa, dan mengubah kode tersebut untuk menambah fitur baru, memperbaiki bug, atau meningkatkan kinerja.
Semua perubahan ini biasanya dibagikan kembali ke komunitas sehingga orang lain juga bisa mendapatkan manfaatnya. Proses ini mendorong kolaborasi terbuka dan inovasi, karena setiap orang bisa berkontribusi dan saling belajar.
Dengan demikian, open source memungkinkan pengembangan perangkat lunak yang lebih cepat dan lebih baik melalui upaya bersama dari banyak kontributor.
Contoh Aplikasi Open Source yang Terkenal dan Populer
Sobat MinDi ingin tahu apa saja contoh aplikasi open source yang terkenal dan populer? Yuk simak penjelasannya berikut ini.
1. Linux
Linux adalah sistem operasi open source yang menjadi dasar bagi banyak distribusi (distro) seperti Ubuntu, Fedora, dan Debian. Dikenal karena stabilitas dan keamanannya, Linux digunakan secara luas di server, superkomputer, dan perangkat IoT.
Sistem operasi ini memungkinkan pengguna untuk mengubah dan mendistribusikan ulang kode sumbernya, sehingga mendorong inovasi dan kolaborasi global.
2. Mozilla Firefox
Mozilla Firefox adalah browser web open source yang dikembangkan oleh Mozilla Foundation. Firefox dikenal karena kecepatan, keamanan, dan dukungan kuat terhadap privasi pengguna.
Kode sumber Firefox dapat diakses, dimodifikasi, dan didistribusikan oleh siapa saja, yang memungkinkan komunitas untuk berkontribusi pada pengembangan fitur-fitur baru dan perbaikan bug.
3. Apache HTTP Server
Apache HTTP Server, atau sering disebut Apache, adalah salah satu web server open source paling populer di dunia. Dikembangkan oleh Apache Software Foundation, Apache digunakan untuk meng-host sebagian besar situs web di internet.
Kode sumbernya yang terbuka memungkinkan administrator sistem dan pengembang web untuk mengkustomisasi dan meningkatkan fungsionalitas server sesuai kebutuhan mereka.
4. WordPress
WordPress adalah platform pengelolaan konten (CMS) open source yang digunakan oleh jutaan situs web, mulai dari blog pribadi hingga situs e-commerce besar.
Dikembangkan oleh komunitas global, WordPress menawarkan fleksibilitas tinggi dengan berbagai tema dan plugin yang dapat disesuaikan.
Kode sumbernya yang terbuka memungkinkan pengembang untuk memperluas fungsionalitas dan menyesuaikan platform sesuai kebutuhan spesifik.
5. GIMP (GNU Image Manipulation Program)
GIMP adalah perangkat lunak pengeditan gambar open source yang sering digunakan sebagai alternatif gratis untuk Adobe Photoshop. GIMP menawarkan berbagai alat dan fitur untuk manipulasi gambar, pembuatan grafik, dan desain.
Kode sumber GIMP yang terbuka memungkinkan pengguna untuk menambahkan plugin, menyesuaikan antarmuka, dan berkontribusi pada pengembangan fitur baru.
Dengan berbagai aplikasi open source ini, kita dapat melihat bagaimana model pengembangan terbuka mendorong inovasi, kolaborasi, dan aksesibilitas di dunia teknologi.
Baca Juga: Apa itu OLAP? Pengertian, Fungsi, Jenis & Penerapannya
Kelebihan Open Source
Sobat MinDi ingin menggunakan software open source dalam aktivitas kamu? Yuk simak beberapa kelebihan open source berikut ini.
Dikutip dari stratoflow, berikut adalah beberapa kelebihan open source yang perlu Sobat MinDi pahami.
1. Biaya Efektif
Salah satu keuntungan utama dari perangkat lunak open source adalah biaya yang lebih rendah. Karena kode sumber tersedia secara gratis, perusahaan dan individu tidak perlu membayar lisensi mahal untuk menggunakan perangkat lunak tersebut.
Ini mengurangi biaya total kepemilikan, terutama bagi usaha kecil dan menengah yang mungkin memiliki anggaran terbatas.
2. Skalabilitas
Perangkat lunak open source biasanya dirancang dengan fleksibilitas yang memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan dan meningkatkan sistem sesuai kebutuhan mereka.
Ini berarti perusahaan dapat dengan mudah meningkatkan kapasitas atau menambahkan fitur baru seiring pertumbuhan bisnis mereka, tanpa dibatasi oleh keterbatasan perangkat lunak proprietary.
3. Peluncuran Produk yang Lebih Cepat
Dengan akses ke kode sumber yang sudah ada dan komunitas yang aktif, pengembang dapat mempercepat proses pengembangan dan peluncuran produk.
Mereka dapat memanfaatkan modul yang sudah dikembangkan oleh komunitas, mengurangi waktu dan usaha yang diperlukan untuk membangun fitur dari awal. Ini memungkinkan perusahaan untuk membawa produk ke pasar lebih cepat.
4. Tidak Terkunci oleh Vendor
Open source memberikan kebebasan kepada pengguna untuk memilih dan mengubah perangkat lunak sesuai keinginan tanpa tergantung pada satu vendor. Ini menghindari situasi di mana perusahaan terkunci oleh solusi vendor yang mahal dan sulit untuk ditinggalkan.
Dengan open source, perusahaan memiliki kontrol penuh atas perangkat lunak yang mereka gunakan dan dapat menghindari biaya tambahan atau keterbatasan yang diberlakukan oleh vendor.
5. Akses ke Basis Talenta yang Lebih Luas
Komunitas open source global terdiri dari banyak pengembang berbakat yang berkontribusi pada proyek open source. Ini memberikan akses ke basis talenta yang lebih luas dibandingkan dengan tim pengembang internal saja.
Perusahaan dapat memanfaatkan keahlian dan pengalaman komunitas ini untuk mempercepat pengembangan, memperbaiki bug, dan menambahkan fitur baru, serta memastikan kualitas perangkat lunak yang lebih tinggi.
Dengan kelebihan-kelebihan ini, perangkat lunak open source menjadi pilihan yang menarik bagi banyak perusahaan.
Kekurangan Open Source
Tunggu dulu Sobat MinDi, sebelum memutuskan untuk menggunakan open source, yuk simak beberapa kekurangan open source yang dapat dijadikan bahan pertimbangan berikut ini.
1. Kurangnya Dukungan Resmi
Salah satu kekurangan utama perangkat lunak open source adalah sering kali tidak adanya dukungan resmi dari vendor. Meskipun ada komunitas yang aktif yang dapat memberikan bantuan, ini mungkin tidak sebanding dengan dukungan profesional dan terjamin yang disediakan oleh vendor perangkat lunak proprietary.
Bagi perusahaan yang membutuhkan bantuan segera atau memiliki kebutuhan teknis yang kompleks, ketiadaan dukungan resmi dapat menjadi masalah besar dan mengakibatkan waktu henti atau masalah yang tidak terselesaikan.
2. Potensi Risiko Keamanan
Karena kode sumber perangkat lunak open source tersedia secara publik, ini berarti siapa saja, termasuk individu dengan niat jahat, dapat memeriksanya dan menemukan kerentanan.
Jika komunitas tidak cukup cepat untuk menemukan dan memperbaiki celah keamanan, ini bisa dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, karena pengembangan dilakukan oleh berbagai kontributor, standar keamanan mungkin tidak konsisten, meningkatkan risiko terhadap serangan siber.
3. Tantangan Kompatibilitas dan Integrasi
Mengintegrasikan perangkat lunak open source dengan sistem dan aplikasi yang sudah ada bisa menjadi tantangan. Perangkat lunak open source mungkin tidak selalu kompatibel dengan perangkat lunak proprietary atau infrastruktur yang digunakan oleh organisasi.
Ini bisa memerlukan penyesuaian dan pengembangan tambahan untuk memastikan bahwa semua komponen sistem bekerja bersama dengan baik. Tantangan ini bisa memakan waktu dan sumber daya tambahan, yang mungkin tidak selalu tersedia.
Dengan memahami kekurangan-kekurangan open source, perusahaan dapat lebih siap dalam mengatasi tantangan yang mungkin timbul dan membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan kebutuhan dan kapasitas..
Baca Juga: Apa itu Business Analytics?Definisi, Tipe, Manfaat & Contoh
Tertarik Belajar Open Source? Yuk Ikuti Bootcamp Dibimbing.id
Sobat MinDi, itulah beberapa pembahasan mengenai open source, mulai dari pengertian, contoh hingga kekurangan dan kelebihannya. Sobat MinDi bisa memilih perangkat lunak open source ini karena fleksibilitasnya.
Kesimpulannya, Open source adalah model pengembangan perangkat lunak yang menawarkan fleksibilitas, kolaborasi, dan biaya rendah, namun memerlukan perhatian terhadap dukungan, keamanan, dan kompatibilitas.
Tertarik belajar open source lebih lanjut? Yuk ikuti Bootcamp Front-End Web Development, sebuah bootcamp terbaik dengan pembelajaran inovatif dan intensif. Bootcamp ini didampingi oleh mentor profesional dan terbaik yang bakal bantu kamu jadi Front-End sukses.
Belum memiliki pengalaman tentang coding sama sekali?
Tenang saja, dibimbing.id siap bimbing kamu mulai dari nol, dengan kurikulum terlengkap, update serta beginner friendly.
Sebanyak 94% alumni bootcamp dibimbing.id telah berhasil mendapatkan kerja sesuai bidang mereka. Nah, jangan khawatir nganggur setelah lulus bootcamp ya, dibimbing.id juga menyediakan job connect ke 570+ hiring partner khusus buat Sobat MinDi.
Tunggu apalagi? buruan konsultasi di sini, apapun tujuan karirmu dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi karir impianmu.
Reference:
Muthiatur Rohmah
Muthia adalah seorang Content Writer dengan kurang lebih satu tahun pengalaman. Muthia seorang lulusan Sastra Indonesia yang hobi menonton dan menulis. Sebagai SEO Content Writer Dibimbing, Ia telah menulis berbagai konten yang berkaitan dengan Human Resources, Business Intelligence, Web Development, Product Management dan Digital Marketing.