dibimbing.id - User Journey Map Adalah Kunci Sukses Strategi UX, Mengapa?

User Journey Map Adalah Kunci Sukses Strategi UX, Mengapa?

Nadia L Kamila

30 October 2023

2299

Image Banner

User Journey Map adalah salah satu dokumen yang mempermudah pekerjaan UX desainer. Dokumen ini juga menjadi salah satu hal yang menentukan apakah strategi desain produk berhasil atau tidak.

Jika Sobat MinDi tertarik untuk menjadi seorang UX desainer atau sedang membuat sebuah produk digital, maka artikel ini MinDi siapkan spesial untuk kamu


Apa Itu User Journey Map?


User Journey Map adalah cara yang dapat dilakukan oleh seorang UX Desainer untuk menggambarkan tahapan atau proses yang dilalui oleh pengguna saat menggunakan produk mereka.

User Journey Map ini seperti peta yang menggambarkan setiap langkah, emosi, dan interaksi pengguna mulai dari pertama kali mereka mengetahui produk milikmu, menggunakan produk, hingga mengakhiri interaksi.

Misalnya kamu memiliki toko online, User Journey Map akan menggambarkan bagaimana awal mula pelanggan menemukan toko, bagaimana mereka memilih produk, proses pemesanan, hingga mereka menerima produk tersebut.


Contoh Jelas dari Gambaran User Journey Map


contoh user journey


Gambar ini menunjukkan contoh User Journey Map. Zona A menggambarkan the lens yang diartikan sebagai perspektif atau sudut pandang. Kemudian Zona B menggambarkan alur pengalaman pengguna. Sementara Zona C menggambarkan insight yang didapat dari user journey map tersebut.


Manfaat User Journey Map


User Journey Map adalah hal yang penting bagi UX Desainer. Berikut ini manfaat yang diperoleh UX Desainer dari keberadaan User Journey Map


1. Mengembangkan Empati


Dengan memahami perjalanan pengguna secara detail, UX Desainer dapat merasakan apa yang dirasakan oleh pengguna, membangun empati dan mendalami kebutuhan serta harapan mereka.


2. Panduan Desain yang Fokus


User Journey Map menyoroti area yang memiliki pengaruh dalam interaksi pengguna. Hal ini membantu UX Desainer saat menentukan fitur atau elemen desain apa yang harus diberi perhatian lebih.


3. Mengidentifikasi Titik Masalah


User Journey Map memungkinkan UX Desainer untuk melihat sebelah mana bagian produk yang memungkinkan pengguna menghadapi hambatan atau kesulitan. Sehingga, desainer dapat merancang solusi atau perbaikan yang tepat.


4. Membantu Pengujian


Saat melakukan pengujian pengguna, User Journey Map bisa digunakan sebagai referensi untuk memastikan aspek-aspek desain yang vital dalam pengalaman pengguna telah diperiksa dengan seksama.


5. Komunikasi dengan Tim Lain


User Journey Map memudahkan UX Desainer untuk berkomunikasi dengan tim lain, seperti pengembang atau pemasar, agar mereka juga memahami perspektif pengguna.


6. Membantu Prioritas Tugas


Dengan mengetahui titik-titik penting dalam perjalanan pengguna, UX Desainer bisa menentukan prioritas tugas dan fitur apa yang harus dikembangkan atau ditingkatkan terlebih dahulu.


Komponen yang Ada dalam User Journey Map


Isi dari User Journey Map bisa bervariasi tergantung kebutuhan dan konteks. Namun beberapa komponen dasar yang seringkali dimasukkan dalam User Journey Map adalah:


1. Persona Pengguna


Profil dari pengguna yang mewakili segmen target. Ini mencakup detail seperti nama, umur, pekerjaan, dan karakteristik lain yang relevan.


2. Fase Perjalanan


Tahapan-tahapan yang dilewati pengguna saat berinteraksi dengan produk atau layanan. Contoh: Kesadaran, Pertimbangan, Keputusan, Penggunaan, dan Advokasi.


3. Titik Kontak (Touchpoints)


Spesifik tempat atau momen dimana pengguna berinteraksi dengan produk atau layanan, seperti kunjungan situs web, panggilan ke layanan pelanggan, atau penggunaan aplikasi.


4. Emosi dan Perasaan


Bagaimana perasaan atau emosi pengguna di setiap titik kontak atau tahapan. Ini bisa digambarkan dalam bentuk ikon, kata-kata, atau grafik.


5. Peluang dan Hambatan


Area di mana pengguna mungkin menemui kesulitan atau hambatan, serta peluang untuk meningkatkan pengalaman mereka.


6. Kanalisasi


Media atau saluran yang digunakan oleh pengguna di setiap tahap, seperti media sosial, email, aplikasi, dll.


7. Aksi dan Motivasi


Apa yang dilakukan pengguna di setiap tahap dan apa yang mendorong mereka untuk melakukannya.


8.  Umpan Balik dan Kutipan


Tanggapan langsung atau kutipan dari pengguna yang bisa memberikan konteks atau nuansa lebih mendalam tentang pengalaman mereka.


9. Rekomendasi


Solusi atau saran untuk mengatasi hambatan dan meningkatkan pengalaman pengguna di masa depan.

Beberapa komponen yang telah MinDi sebutkan di atas bisa disesuaikan atau diperluas tergantung pada kebutuhan proyek dan kedalaman analisis yang diinginkan. 

Namun, kamu juga bisa menggabungkan seluruh komponen tersebut, supaya User Journey Map bisa memberikan gambaran yang komprehensif dan mendalam tentang pengalaman pengguna dari awal hingga akhir.

Kamu bisa mempelajari bagaimana membuat komponen user jouney map yang baik dengan mengikuti Bootcamp UIUX/Product Design Dibimbing. 

Ada banyak latihan praktek secara langsung yang akan kamu kerjakan, tapi jangan khawatir karena kamu akan dibimbing oleh praktisi yang telah berpengalaman di bidang produk desain.


Tipe User Journey Map


Setelah membahas komponen yang ada dalam user journey map, kali ini MinDi akan membahas bahwa user journey map terbagi menjadi dua tipe.


1. Retrospective Maps


Tipe pertama adalah retrospective yang berarti mengarah ke belakang atau melihat ke masa lalu. Dalam konteks User Journey Map, peta ini dibuat berdasarkan pengalaman pengguna sebenarnya yang sudah terjadi. 

Retrospective Maps mencerminkan apa yang telah dialami oleh pengguna saat berinteraksi dengan produk atau layanan. Sumbernya didasarkan pada data riil, wawancara, atau pengamatan. 

Tujuannya adalah untuk memahami dan menganalisis pengalaman pengguna yang sebenarnya agar UX desainer bisa mengetahui apa yang bekerja dengan baik dan apa yang mungkin perlu ditingkatkan.

Sebagai contoh, ada toko online yang ingin mengetahui mengapa penjualan mereka menurun di di kuartal terakhir. Untuk memahami hal ini, UX desainer mungkin akan menciptakan Retrospective Map berdasarkan data kunjungan situs, feedback pelanggan, dan hasil wawancara. 

Dengan peta ini, kamu bisa melihat di mana hambatan atau masalah yang terjadi dalam perjalanan belanja pengguna. Sumber data yang digunakan untuk membuat Retrospective Map termasuk data riil seperti analytics situs web, feedback pengguna, serta hasil wawancara atau survei.


2. Prospective Maps


Prospective berarti mengarah ke depan atau melihat ke masa depan. Peta jenis ini mencoba untuk memprediksi atau membayangkan bagaimana pengalaman pengguna mungkin terjadi di masa mendatang. 

Prospective Maps seringkali dibuat berdasarkan rencana atau strategi baru yang hendak diimplementasikan. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan dan merencanakan perubahan atau inovasi yang akan dilakukan.

Dengan kata lain, peta ini adalah representasi dari harapan mengenai bagaimana pengguna akan berinteraksi dan merasakan produk atau layanan di masa yang akan datang. 

Contoh toko online yang sama yang ingin meluncurkan fitur baru berupa rekomendasi produk berdasarkan kebiasaan belanja pengguna. 

Sebelum meluncurkan fitur tersebut, UX desainer akan membuat Prospective Map untuk memprediksi bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan fitur baru ini.

Prediksi ini membantu untuk memahami apa potensi hambatan dan bagaimana fitur ini bisa meningkatkan penjualan. Sumber data yang digunakan untuk adalah ide atau konsep produk/layanan baru, strategi bisnis yang direncanakan, dan hasil brainstorming tim.

Dengan demikian, Retrospective Maps memberi gambaran tentang apa yang sudah terjadi dalam pengalaman pengguna. Sementara Prospective Maps memberi gambaran tentang apa yang mungkin akan terjadi di masa depan berdasarkan perubahan atau inovasi yang direncanakan.

Nah, apakah Sobat MinDi sudah memahami bahwa user journey map adalah hal yang dibutukan UX desainer agar lebih memahami bagaimana produknya mampu memberikan solusi bagi penggunanya.

Untuk Sobat MinDi yang tertarik dengan bahasan ini dan punya cita-cita bekerja sebagai UX desainer, MinDi rekomendasikan Bootcamp UIUX/Product Design dari Dibimbing.

Kamu akan dibimbing bersama mentor dalam membuat desain aplikasi atau web yang mudah digunakan dan interaktif sesuai dengan kebutuhan pengguna atau berpusat pada pengguna mulai dari dasar. 

Jangan sampai kehabisan kuota, daftar sekarang ya!





Share

Author Image

Nadia L Kamila

Nadia adalah seorang penulis yang berfokus pada pengembangan dan peningkatan keterampilan di tempat kerja. Ia punya passion yang tinggi dalam memberikan konten-konten edukatif terutama di topik-topik seperti carreer preparation dan digital marketing.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!