dibimbing.id - SDLC: Pengertian, Kelebihan, Tahapan, Jenis, dan Contoh

SDLC: Pengertian, Kelebihan, Tahapan, Jenis, dan Contoh

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

•

01 July 2024

•

1496

Image Banner

Pernah denger tentang SDLC? Software Development Life Cycle adalah rangkaian tahapan penting dalam membangun software—fundamental banget buat kamu yang pengen jadi jagoan di bidang pengembangan perangkat lunak.

SDLC punya banyak kelebihan, seperti bikin proyek lebih terstruktur, tapi juga ada kekurangannya, seperti bisa terasa kaku dan memakan waktu. Di artikel ini, MinDi bakal jelasin semua sisi SDLC dengan cara yang gampang dipahami.

Selain itu, ada berbagai metode SDLC yang bisa dipilih sesuai kebutuhan proyek. Yuk, kita bahas tuntas tahapan, jenis, dan contoh penerapannya biar kamu makin siap terjun ke dunia pengembangan software!


Apa itu SDLC?


SDLC (Software Development Life Cycle) adalah rangkaian tahapan yang harus dilalui dalam proses pengembangan perangkat lunak, mulai dari ide awal hingga software siap digunakan dan dipelihara. 

SDLC memastikan bahwa setiap aspek pengembangan—mulai dari analisis kebutuhan, desain, pengkodean, hingga pengujian—dilakukan dengan cara yang sistematis dan efisien.

Setiap tahapan dalam SDLC berperan penting untuk menciptakan software yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Mulai dari merencanakan fitur, mengembangkan kode, hingga memastikan aplikasi berfungsi tanpa bug, SDLC menjamin semua itu terkoordinasi dengan baik.

Kalau kamu pernah menikmati aplikasi yang lancar dan minim masalah, atau merasakan pengalaman pengguna yang mulus, bisa jadi itu hasil dari penerapan SDLC yang rapi di balik layar pengembangan software.

Baca Juga : 5 Contoh Soal Kalkulus dan Jawaban Lengkap untuk Pemula


Kelebihan dan Kekurangan SDLC


Sumber: Canva

Setelah tahu apa itu SDLC, sekarang saatnya kita bahas kelebihan dan kekurangannya, ya! Seperti halnya superhero, SDLC punya kekuatan yang luar biasa, tapi juga beberapa kelemahan yang perlu kamu waspadai. Yuk, kita lihat lebih detail:


Kelebihan SDLC:


SDLC memiliki banyak kelebihan yang bisa membantu membuat proses pengembangan software lebih terkontrol dan efisien. Berikut beberapa kelebihannya:


1. Proyek Lebih Terstruktur


SDLC memberikan panduan yang jelas dan tahapan yang terdefinisi dengan baik, dari awal hingga akhir. Hal ini membantu tim pengembang untuk tetap fokus dan memastikan tidak ada aspek yang terlewat selama proses pengembangan.


2. Meminimalkan Risiko


Dengan adanya analisis dan perencanaan yang matang di setiap tahap, SDLC memungkinkan pengembang untuk mengidentifikasi potensi masalah lebih awal. Ini membuat risiko kesalahan atau kegagalan bisa ditekan seminimal mungkin.


3. Meningkatkan Kualitas Software


SDLC menekankan pentingnya pengujian yang menyeluruh dan dokumentasi yang lengkap. Ini menjamin bahwa software yang dihasilkan tidak hanya fungsional, tetapi juga bebas dari bug dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.


4. Pemeliharaan yang Lebih Mudah


Karena setiap tahapan pengembangan terdokumentasi dengan rapi, pemeliharaan software di masa depan jadi lebih mudah. Tim pengembang dapat dengan cepat memahami struktur dan kode yang ada, sehingga perbaikan atau pembaruan bisa dilakukan lebih efisien.


Kekurangan SDLC:


Meskipun SDLC menawarkan banyak manfaat, ada juga beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa kekurangannya:


1. Waktu yang Lama


Beberapa model SDLC, seperti Waterfall, membutuhkan waktu yang lama karena setiap tahapan harus diselesaikan secara berurutan dan tidak bisa dimulai sebelum tahap sebelumnya selesai. Ini bisa membuat proses pengembangan terasa lambat, terutama pada proyek yang butuh kecepatan.


2. Kurang Fleksibel


Karena tahapan SDLC biasanya sudah sangat terstruktur, perubahan di tengah jalan bisa jadi sangat sulit dan memakan waktu. Jika ada perubahan mendadak dalam kebutuhan proyek, SDLC yang kaku bisa menghambat atau bahkan merusak alur pengembangan yang sudah berjalan.


3. Terlalu Formal dan Kaku


Bagi tim yang lebih suka bekerja dengan metode yang fleksibel atau dengan siklus pengembangan yang cepat, SDLC bisa terasa terlalu rigid. Model SDLC yang lebih formal sering kali tidak cocok untuk proyek yang membutuhkan inovasi cepat dan penyesuaian berkelanjutan.


4. Butuh Banyak Sumber Daya


Karena prosesnya yang rinci dan melibatkan banyak tahapan, SDLC seringkali membutuhkan banyak waktu, tenaga, dan biaya. Tim pengembang harus bekerja dengan detail dan melakukan pengujian yang lebih sering, yang tentunya bisa meningkatkan biaya dan durasi proyek.

Baca Juga : Multi Stage Sampling: Definisi, Tahapan, dan Contohnya


7 Tahapan SDLC


Sumber: Canva

Proses SDLC terbagi menjadi tujuh tahapan utama yang membimbing setiap langkah dalam pengembangan software. 

Setiap tahap memiliki peran penting untuk memastikan software yang dihasilkan berkualitas tinggi dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Yuk, kita simak satu per satu tahapan-tahapan SDLC!


1. Perencanaan (Planning)


Di tahap awal ini, tim pengembang mengidentifikasi kebutuhan pengguna dan merencanakan alur pengembangan. 

Semua aspek proyek seperti anggaran, sumber daya, dan jadwal ditentukan agar pengembangan dapat berjalan lancar dan terkoordinasi.


2. Analisis Kebutuhan (System Analysis)


Pada tahap ini, kebutuhan dan tujuan sistem dianalisis secara mendalam. 

Pengembang bekerja sama dengan stakeholder untuk memastikan semua kebutuhan fungsional dan non-fungsional tercatat dengan jelas sebelum melangkah ke tahap desain.


3. Desain Sistem (System Design)


Setelah kebutuhan sistem teridentifikasi, tim mulai merancang arsitektur software, database, dan antarmuka pengguna. 

Desain yang matang di tahap ini akan memudahkan proses pengembangan dan pengujian di tahap berikutnya.


4. Pengkodean (Coding)


Di tahap ini, developer mulai menulis kode untuk membangun software berdasarkan desain yang telah dibuat. 

Pengkodean adalah inti dari pengembangan software dan harus dilakukan dengan hati-hati agar program berjalan dengan baik dan bebas dari bug.


5. Pengujian (Testing)


Setelah software selesai dikodekan, tahap pengujian dilakukan untuk memastikan aplikasi berfungsi sesuai harapan dan bebas dari kesalahan. 

Pengujian dilakukan dengan berbagai metode, seperti unit testing, integration testing, dan user acceptance testing (UAT).


6. Implementasi (Implementation)


Setelah lulus pengujian, software siap diterapkan di lingkungan pengguna atau sistem yang lebih besar. 

Tahap ini melibatkan peluncuran software ke produksi dan pelatihan pengguna agar mereka dapat memanfaatkan aplikasi dengan optimal.


7. Pemeliharaan (Maintenance)


Setelah software diimplementasikan, tahap pemeliharaan dimulai.

Pada tahap ini, pengembang memantau kinerja aplikasi dan melakukan pembaruan, perbaikan, atau penyesuaian berdasarkan feedback pengguna dan masalah yang muncul seiring waktu.

Baca Juga : Disproportionate Stratified Sampling: Arti & Cara Kerja


Jenis Metode SDLC


Sumber: Canva

Dalam dunia pengembangan software, ada berbagai metode SDLC yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan proyek dan tim. 

Yuk, kita lihat beberapa jenis metode SDLC yang paling populer!


1. Waterfall Model


Waterfall adalah metode SDLC klasik yang mengharuskan setiap tahap diselesaikan sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya. 

Model ini sangat terstruktur dan mudah dipahami, tetapi kekurangannya adalah kurang fleksibel jika ada perubahan kebutuhan di tengah jalan.


2. V-Model (Verification and Validation)


V-Model adalah perpanjangan dari model Waterfall, tetapi dengan fokus lebih pada pengujian. Di setiap tahap pengembangan, ada tahap pengujian yang terkait, sehingga memudahkan deteksi masalah lebih awal. 

Namun, seperti Waterfall, V-Model juga bisa terasa kaku dan tidak cocok untuk proyek yang membutuhkan perubahan cepat.


3. Incremental Model


Dalam metode ini, software dikembangkan secara bertahap, dengan setiap increment (penambahan fitur) diuji dan dirilis secara terpisah. 

Ini memungkinkan pengembang untuk memberikan produk yang dapat digunakan lebih cepat, namun tetap mempertahankan kualitas karena setiap increment diuji secara menyeluruh.


4. Agile Model


Agile adalah metode yang paling fleksibel dan populer saat ini. Software dikembangkan dalam iterasi pendek (sprint), dan setiap sprint menghasilkan bagian fungsional dari produk. 

Model ini sangat cocok untuk proyek yang memiliki kebutuhan yang sering berubah, karena memungkinkan pengembang untuk menyesuaikan dengan cepat.


5. Spiral Model


Spiral menggabungkan elemen-elemen dari Waterfall dan Incremental dengan fokus pada analisis risiko. 

Proyek dibagi menjadi beberapa siklus, dan setiap siklus mengarah pada pengembangan yang lebih lanjut. Model ini sangat baik untuk proyek besar dan kompleks, namun bisa menjadi mahal dan memakan waktu.

Baca Juga : Rumus Cluster Random Sampling dan Contoh Penggunaannya


Contoh Penerapan SDLC


Sumber: Canva

SDLC (Software Development Life Cycle) adalah proses yang membantu pengembang membuat aplikasi secara terstruktur. Berikut adalah langkah-langkah penerapannya dalam pengembangan aplikasi mobile:


1. Perencanaan dan Analisis Kebutuhan


Pertama, tim mengumpulkan semua informasi tentang apa yang pelanggan butuhkan dari aplikasi belanja online. Fitur seperti pencarian produk, keranjang belanja, dan sistem pembayaran yang aman diidentifikasi. 

Setelah itu, tim melakukan analisis lebih lanjut untuk memahami kebutuhan teknis dan bisnis—misalnya, aplikasi harus memiliki kinerja yang cepat dan antarmuka yang mudah digunakan. Pada tahap ini, semua kebutuhan yang diinginkan dituangkan dalam dokumen yang jelas.


2. Desain dan Pengkodean


Dengan semua kebutuhan yang sudah tercatat, tim bergerak ke tahap desain. Di sini, tim merancang tampilan antarmuka (UI) dan menentukan bagaimana struktur data akan dikelola. 

Misalnya, desain database untuk menyimpan informasi produk dan transaksi. Setelah desain disetujui, tahap pengkodean dimulai. Developer menulis kode untuk setiap fitur yang direncanakan—mulai dari pencarian produk hingga integrasi dengan metode pembayaran.


3. Pengujian, Implementasi, dan Pemeliharaan


Setelah pengkodean selesai, aplikasi diuji untuk memastikan semua fitur berfungsi dengan baik. Pengujian ini mencakup uji coba fungsionalitas, keamanan, dan performa aplikasi. Setelah aplikasi lolos pengujian, aplikasi siap diluncurkan ke toko aplikasi untuk diunduh oleh pengguna. 

Namun, tugas tim pengembang belum selesai. Setelah aplikasi diimplementasikan, mereka akan terus memantau kinerjanya dan memperbarui aplikasi secara berkala, baik untuk memperbaiki bug atau menambahkan fitur baru berdasarkan feedback pengguna.

Baca Juga : Rumus Simple Random Sampling dan Contoh Penggunaannya


Yuk Ikuti Bootcamp Data Science di Dibimbing!


Warga Bimbingan, setelah memahami konsep SDLC, tahapan, dan jenis-jenis metodologi pengembangan sistem, kini saatnya kamu memperdalam keterampilan di dunia pengembangan sistem dan data!

Yuk, ikut Bootcamp Data Science di dibimbing.id! Pelajari langsung dari mentor berpengalaman dengan materi praktis mulai dari dasar hingga teknik lanjutan dalam pengolahan dan analisis data. Kamu juga akan memahami bagaimana SDLC diterapkan dalam proyek Data Science, mulai dari perencanaan hingga implementasi.

Dapatkan pengalaman langsung, bangun portofolio data science, dan siap menghadapi tantangan di industri teknologi dan data. Dengan lebih dari 700+ hiring partner, dibimbing.id telah membantu 90% alumni sukses berkarier di dunia data dan IT!

Jadi, tunggu apa lagi? Kalau masih ada pertanyaan, langsung hubungi kami di sini! Kami siap bantu kamu menjadi Data Scientist profesional. Gabung sekarang dan #BimbingSampeJadi Data Scientist Handal!


Referensi:


  1. Software Development Life Cycle (SDLC) [Buka]
  2. What is SDLC? - Software Development Lifecycle Explained [Buka]

Share

Author Image

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.

Hi!đź‘‹

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!