dibimbing.id - 3 Metode Deploy Website Beserta Kelebihan dan Kekurangannya

3 Metode Deploy Website Beserta Kelebihan dan Kekurangannya

Nadia L Kamila

•

02 November 2023

•

11265

Image Banner

Setelah proses pengembangan web selesai, saatnya developer melakukan deployment web agar dapat digunakan oleh user. Ada beberapa metode deploy website yang akan MinDi bahas dalam artikel ini.


Pengertian Deploy Website


Pada proses pengembangan sebuah website, awalnya developer bekerja di  ekosistem atau lingkungan pengembangan internal yang tidak bisa diakses oleh orang luar. 

Setelah proses pengembangan website selesai dan hendak dirilis supaya bisa diakses oleh banyak orang, maka  developer perlu memindahkan atau mengunggah file-file tersebut ke sebuah server.

Server ini adalah komputer khusus yang selalu aktif dan terhubung ke internet, siap melayani permintaan dari pengguna yang ingin mengunjungi website.

Proses pemindahan file dari lingkungan pengembangan ke server inilah yang disebut dengan deploy website. 

Saat website sudah di deploy, maka alamat website akan mengarah ke server tersebut sehingga siapa pun di seluruh dunia dapat mengakses dan melihat konten website tersebut.

Gambaran proses deploy ini bisa diibaratkan seperti kamu telah menyelesaikan sebuah lukisan di kamar kamu. Tapi, supaya banyak orang bisa melihat dan mengaguminya, kamu perlu memajangnya di galeri. 

Dalam hal ini, 'memajang di galeri' mirip dengan proses deploy website. Kamu memindahkan karyamu dari tempat pribadi ke tempat publik agar bisa dinikmati banyak orang.

Kamu bisa mempelajari lebih lanjut tentang deploy website sekaligus bagaimana membuat tampilan website yang apik melalui Bootcamp Frontend Web Development Dibimbing. 

Bootcamp ini cocok untuk tech enthusiast, dimana kamu akan belajar mengenai pengembangan web menggunakan HTML, CSS, Bootstrap, Redux, React atau Next js.


3 Metode Deploy Website


Ada beberapa metode deploy website, namun yang paling sering digunakan adalah metode manual, otomatis, dan metode kontainer yang akan MinDi bahas selanjutnya.


Metode Deploy Website Manual


Deploy web manual adalah proses di mana developer mengunggah atau memindahkan file-file website dari komputer pribadi atau lingkungan pengembangan ke server hosting secara langsung. 

Proses pemindahan ini melalui alat seperti FTP (File Transfer Protocol), SFTP, atau bahkan dengan cara meng-copy langsung ke direktori server jika sang developer memiliki akses fisik.

Terdapat beberapa kelebihan deploy web manual seperti: 

  1. Kontrol Penuh: developer memiliki kendali penuh atas file apa yang diterbitkan dan kapan. Ini memungkinkan kamu untuk melakukan perubahan spesifik atau pembaruan parsial.

  2. Sederhana: Tidak memerlukan setup khusus atau alat tambahan. Sebagai contoh, dengan FTP, kamu hanya memerlukan software seperti FileZilla dan akses ke server.

  3. Pemahaman Mendalam: Melakukan deploy secara manual dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang struktur dan file website.

Akan tetapi ada beberapa kekurangan deploy web manual yang perlu dipertimbangkan seperti:

  1. Rentan Kesalahan: Manusia bisa salah. Bisa jadi lupa mengunggah file tertentu atau mengunggah versi file yang salah. Kesalahan ini bisa berdampak pada fungsi keseluruhan website.

  2. Tidak Efisien: Jika website memiliki banyak file atau memerlukan pembaruan reguler, proses manual ini bisa menjadi sangat memakan waktu.

  3. Kurang Aman: Menggunakan FTP tanpa enkripsi (misalnya, bukan SFTP) dapat memaparkan data ke risiko, terutama jika dilakukan melalui jaringan yang tidak aman.

  4. Tidak Ada Otomatisasi: Tidak ada proses otomatis untuk memastikan semua langkah diterapkan dengan benar setiap kali, seperti pengujian otomatis atau pemberitahuan jika ada masalah.


Metode Deploy Website Otomatis


Deploy web otomatis adalah proses di mana perubahan pada kode atau konten website secara otomatis diterapkan atau diterbitkan ke server produksi tanpa intervensi manusia. 

Proses ini biasanya diintegrasikan dengan sistem kontrol versi seperti Git. Alat seperti Jenkins, GitLab CI/CD, dan GitHub Actions memungkinkan otomatisasi deploy setiap kali ada perubahan pada repositori kode.

Melakukan deploy web otomatis memiliki beberapa kelebihan seperti:

  1. Konsistensi: Dengan otomatisasi, setiap deploy dilakukan dengan cara yang sama, mengurangi risiko kesalahan manusia.

  2. Efisiensi: Tidak perlu menghabiskan waktu untuk melakukan deploy secara manual setiap kali ada perubahan; sistem akan melakukannya untuk kamu.

  3. Integrasi dan Pengujian Otomatis: Banyak alat yang memungkinkan kamu untuk menjalankan pengujian otomatis sebelum deploy, memastikan bahwa kode baru tidak merusak apa pun.

  4. Pemberitahuan Otomatis: Jika ada masalah dengan deploy, kamu dan timmu dapat diberitahu secara otomatis.

  5. Catatan dan Audit: Kamu bisa melacak setiap deploy, siapa yang melakukannya, dan apa yang berubah, memudahkan proses audit atau pelacakan.

Dibalik segala kelebihan metode deploy website secara otomatis, ternyata ada beberapa kekurangannya seperti: 

  1. Setup Awal: Memerlukan waktu dan usaha untuk mengatur sistem otomatisasi deploy pada awalnya.

  2. Ketergantungan pada Alat: Jika ada masalah dengan alat otomatisasi atau jika alat tersebut down, bisa menghambat proses deploy.

  3. Kompleksitas Tambahan: Meskipun otomatis, kamu harus memastikan bahwa semua skenario telah diperhitungkan dalam proses otomatisasi.

  4. Risiko Otomatis: Jika ada kesalahan dalam kode dan tidak terdeteksi oleh pengujian otomatis, kesalahan tersebut akan otomatis diterbitkan ke produksi.

  5. Biaya: Beberapa alat otomatisasi mungkin memerlukan biaya, terutama saat digunakan untuk proyek skala besar dengan banyak fitur otomatisasi.

Namun, meski ada beberapa kekurangan, deploy web otomatis sangat membantu dalam meningkatkan efisiensi dan keandalan proses penerbitan website, terutama untuk tim pengembangan yang besar atau untuk proyek yang sering diperbarui.


Metode Deploy Menggunakan Kontainer (Docker & Kubernetes)


Dalam metode ini, aplikasi web dan seluruh dependensinya dikemas ke dalam kontainer. Kontainer ini bisa kamu bayangkan seperti kapsul yang memiliki segala sesuatu yang diperlukan aplikasi untuk berjalan, termasuk kode, runtime, sistem alat, pustaka, dan pengaturan. 

Kontainer dengan segala isinya ini kemudian dapat dengan mudah dipindahkan dan di deploy ke berbagai lingkungan termasuk server yang baru. Kelebihan dari metode ini adalah: 

  1. Konsistensi: Kontainer memastikan aplikasi berjalan sama di mana pun, menghilangkan masalah "berjalan di mesinku".

  2. Portabilitas: Kontainer dapat di-deploy ke berbagai platform dan lingkungan tanpa perubahan.

  3. Skalabilitas: Menggunakan alat seperti Kubernetes, kontainer dapat dengan mudah diskalakan naik atau turun sesuai dengan kebutuhan.

  4. Pengujian yang Mudah: Kamu bisa dengan cepat membuat instance dari aplikasi untuk pengujian.

  5. Isolasi: Aplikasi dalam kontainer berjalan terisolasi, sehingga lebih aman dan tidak mengganggu aplikasi lain.

Adapun kekurangan dari metode kontainer adalah: 

  1. Kurva Belajar: Menggunakan kontainer memerlukan pemahaman baru dan mungkin membingungkan bagi mereka yang baru pertama kali menggunakannya.

  2. Kompleksitas: Meskipun menyederhanakan banyak aspek, kontainer juga menambahkan lapisan kompleksitas ke dalam arsitektur aplikasi.

  3. Sumber Daya: Kontainer mungkin memerlukan sumber daya tambahan dari sistem, meskipun biasanya lebih ringan daripada mesin virtual tradisional.

  4. Keamanan: Kontainer harus diperbarui dan dipantau untuk memastikan bahwa tidak ada kerentanan keamanan.

Metode kontainer Ini adalah salah satu metode deploy yang modern dan banyak digunakan saat ini, terutama untuk aplikasi berskala besar atau yang memerlukan fleksibilitas dalam deployment dan skalabilitas.

Seorang developer perlu membertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode yang telah MinDi sampaikan di atas. Sehinga bisa menemukan metode deploy website yang paling cocok untuk situs yang sedang ia kembangkan. 

Deploy website sendiri merupakan salah satu aspek dari dunia web development. Jika Sobat MinDi tertarik mendalami lebih jauh tentang pembuatan website, mulai dari desain hingga implementasinya, yuk bergabung dalam Bootcamp Frontend Web Development Dibimbing. 

Dibimbing oleh mentor berpengalaman, kamu akan dipandu langkah demi langkah untuk menjadi ahli dalam web development. Jangan lewatkan kesempatan emas ini untuk meningkatkan keterampilanmu!



Share

Author Image

Nadia L Kamila

Nadia adalah seorang penulis yang berfokus pada pengembangan dan peningkatan keterampilan di tempat kerja. Ia punya passion yang tinggi dalam memberikan konten-konten edukatif terutama di topik-topik seperti carreer preparation dan digital marketing.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!