dibimbing.id - Customer Lifetime Value: Arti, Manfaat, Rumus, Contoh, & Tips

Customer Lifetime Value: Arti, Manfaat, Rumus, Contoh, & Tips

Farijihan Putri

14 April 2025

445

Image Banner

Customer lifetime value (CLV) adalah salah satu indikator penting buat kamu yang mau ngerancang strategi digital marketing yang lebih tajam dan efisien. Buat Warga Bimbingan, yang lagi ngulik cara mengelola customer agar loyal dan balik beli terus, konsep ini wajib banget dipahami.

Menurut riset klasik dari Harvard Business Review, meningkatkan retensi pelanggan sebesar 5% aja bisa ningkatin profit bisnis hingga 25–95% lho! Meskipun risetnya dirilis sejak 1990, data ini masih sering dikutip sampai sekarang karena terbukti relevan di berbagai industri modern.

Kenapa bisa segitunya efek loyalitas pelanggan terhadap profit? Di sinilah pentingnya kamu paham soal CLV, biar nggak asal jor-joran cari pelanggan baru, tapi juga tahu cara memaksimalkan nilai dari yang sudah ada.

Di artikel ini, kamu bakal diajak kenalan sama CLV mulai dari arti, manfaat, rumus, sampai contoh dan tips praktis biar bisa langsung kamu terapin. Oiya, kamu juga bisa belajar lebih lanjut dan menjadi ahli digital marketing di Bootcamp Digital Marketing dibimbing.id!

Baca Juga: Panduan Memilih Bootcamp Digital Marketing Terbaik


Apa itu Customer Lifetime Value?


Customer Lifetime Value (CLV) adalah perkiraan total pendapatan yang bisa didapatkan dari seorang pelanggan selama mereka berinteraksi dengan bisnis.

CLV membantu kamu memahami seberapa berharga pelanggan dalam jangka panjang, bukan hanya dari pembelian pertama mereka.

Dengan menghitung CLV, kamu bisa menentukan strategi pemasaran yang lebih efisien, karena ini memberikan gambaran tentang seberapa banyak yang bisa kamu investasikan untuk memperoleh dan mempertahankan pelanggan.

Singkatnya, semakin tinggi CLV, semakin besar potensi keuntungan dari setiap pelanggan yang kamu miliki.


Mengapa Customer Lifetime Value Penting?


Sumber: Freepik

CLV memberi wawasan penting untuk memahami seberapa berharga pelanggan kamu dalam jangka panjang. Berikut 3 manfaat utamanya.


1. Evaluasi Pelanggan


Customer lifetime value adalah alat yang bisa membantu kamu menilai kualitas pelanggan yang ada. Bila CLV tinggi, pelanggan tersebut memiliki potensi untuk memberikan keuntungan lebih besar dan berkelanjutan.

Hal ini memungkinkan kamu untuk fokus pada hubungan jangka panjang dan meningkatkan loyalitas pelanggan yang menguntungkan.


2. Strategi Pemasaran


Mengetahui CLV memberi kamu informasi yang cukup untuk merancang strategi pemasaran yang lebih efisien. Customer lifetime value adalah data yang sangat penting untuk menentukan berapa banyak biaya yang wajar dikeluarkan dalam akuisisi pelanggan.

Dengan begitu, kamu bisa menyesuaikan anggaran pemasaran untuk memperoleh pelanggan yang bisa memberikan keuntungan maksimal.


3. Pengambilan Keputusan


CLV memberikan dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan bisnis. Informasi mengenai CLV membantu menentukan apakah perlu fokus lebih pada memperoleh pelanggan baru atau mempertahankan yang sudah ada.

Keputusan ini lebih tepat karena didasarkan pada nilai jangka panjang, bukan hanya transaksi sesaat.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Bootcamp Digital Marketing Terbaik


Rumus Customer Lifetime Value


Untuk menghitung Customer Lifetime Value, ada beberapa komponen yang harus diperhatikan. Berikut rumus umumnya:

CLV = Average Order Value (AOV) × Average Purchase Frequency Rate (APFR) × Customer Lifespan (years)

Dimana:

  1. Average Order Value (AOV) adalah rata-rata uang yang dibelanjakan pelanggan dalam satu transaksi. Misalnya, jika pelanggan menghabiskan Rp100.000 setiap kali berbelanja.
  2. Average Purchase Frequency Rate (APFR) adalah berapa kali pelanggan melakukan pembelian dalam periode tertentu (misalnya per tahun). Contohnya, jika pelanggan berbelanja 10 kali dalam setahun, maka APFR-nya adalah 10.
  3. Customer Lifespan (years) adalah berapa lama rata-rata pelanggan berhubungan dengan bisnis tersebut. Misalnya, jika pelanggan biasanya berbelanja selama 3 tahun, maka Customer Lifespan-nya adalah 3.


Contoh Customer Lifetime Value


Farhan adalah pelanggan setia di sebuah toko online. Dalam satu kali belanja, ia menghabiskan rata-rata Rp150.000 (Average Order Value).

Dalam setahun, ia melakukan pembelian 12 kali (Average Purchase Frequency Rate = 12). Rata-rata pelanggan seperti Farhan terus berbelanja selama 2 tahun (Customer Lifespan).

Maka perhitungannya:

CLV = Rp150.000 × 12 × 2 = Rp3.600.000

Artinya, customer lifetime value adalah Rp3.600.000. Hal ini menunjukkan potensi pemasukan yang bisa dihasilkan dari satu pelanggan seperti Farhan selama ia berinteraksi dengan brand tersebut.


5 Tips Meningkatkan Customer Lifetime Value


Sumber: Freepik

Punya pelanggan loyal bukan cuma soal sering beli, tapi juga seberapa besar nilai yang mereka hasilkan sepanjang waktu. Yuk, maksimalkan hubungan jangka panjang ini lewat 5 tips berikut!


1. Bangun Hubungan yang Personal


Customer lifetime value adalah cerminan dari seberapa besar dan kuatnya relasi kamu dengan pelanggan.

Memberi sentuhan personal seperti ucapan ulang tahun atau rekomendasi produk berbasis histori pembelian bisa bikin pelanggan merasa dihargai. Akibatnya, mereka lebih mungkin terus berinteraksi dan membeli produk kamu.


2. Tawarkan Program Loyalti yang Menarik


Program loyalti bukan sekadar gimmick, tapi strategi jitu untuk bikin pelanggan betah. Berikan reward poin, cashback, atau diskon spesial untuk pembelian berulang. Pelanggan akan merasa diuntungkan dan kembali bertransaksi.


3. Perhatikan Kualitas Layanan Pelanggan


Respons cepat, sopan, dan solutif bisa bikin pelanggan betah banget. Pengalaman positif saat komplain ditangani pun bisa jadi momen yang memperkuat loyalitas. Pelanggan yang puas lebih cenderung merekomendasikan bisnismu ke orang lain.


4. Gunakan Data untuk Personalisasi Penawaran


Customer lifetime value adalah alat bantu penting untuk memetakan kebiasaan pelanggan secara lebih presisi.

Data seperti histori belanja atau waktu favorit pelanggan belanja bisa kamu pakai buat bikin promosi yang lebih tepat sasaran. Pelanggan merasa produk kamu ngerti banget apa yang mereka butuhkan.


5. Lakukan Follow-Up Setelah Pembelian


Follow-up bukan cuma tentang mengecek apakah barang sudah sampai, tapi juga peluang buat kasih upsell atau diskon pembelian berikutnya.

Komunikasi pasca-transaksi bisa memperpanjang siklus belanja pelanggan. Perlakuan ini bikin mereka merasa nggak cuma sekadar angka dalam laporan penjualan.

Baca Juga: Berapa Harga Bootcamp Digital Marketing? Ini Biayanya


Siap Memaksimalkan Customer Lifetime Value dan Menaikkan Omzet?


Customer lifetime value adalah kunci penting untuk membangun bisnis yang berkelanjutan dan profit jangka panjang. Kalau kamu ingin belajar cara optimalkan CLV langsung dari praktisi ahli, yuk gabung Bootcamp Digital Marketing dibimbing.id!

Di program ini, kamu bakal dibekali silabus terlengkap, praktik nyata buat portofolio, gratis mengulang kelas, dan terbukti 96% alumni udah berhasil kerja bareng 840+ hiring partner.

Warga Bimbingan masih punya pertanyaan seperti “Apakah aku bisa ikut bootcamp meski belum punya background marketing?” atau “Gimana sistem belajarnya, full online atau hybrid?”, jangan ragu konsultasi gratis di sini. dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi


Referensi


  1. Zero Defections: Quality Comes to Services [Buka]

Share

Author Image

Farijihan Putri

Farijihan is a passionate Content Writer with 3 years of experience in crafting compelling content, optimizing for SEO, and developing creative strategies for various brands and industries.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!