dibimbing.id - 7 Contoh Karya Ilmiah Tentang Pendidikan yang Baik & Benar

7 Contoh Karya Ilmiah Tentang Pendidikan yang Baik & Benar

Farijihan Putri

•

24 October 2024

•

767

Image Banner

Warga Bimbingan, pernah bingung nyari inspirasi buat bikin karya ilmiah tentang pendidikan? Tenang, MinDi punya contoh karya ilmiah tentang pendidikan sebagai solusi buat kamu!

Di artikel ini, MinDi bakal kasih 7 contoh karya ilmiah tentang pendidikan yang nggak cuma lengkap, tapi juga disusun dengan struktur yang baik dan benar. 

Kamu bisa langsung dapet gambaran jelas buat bikin karya ilmiah yang keren dan berkualitas. Siap? Yuk, kita mulai!


Apa itu Karya Ilmiah Tentang Pendidikan?

Sumber: Freepik

Karya ilmiah tentang pendidikan adalah tulisan formal yang membahas berbagai isu atau topik dalam dunia pendidikan, seperti metode pengajaran, kualitas belajar, atau kebijakan pendidikan. 

Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menyampaikan hasil penelitian atau analisis yang berdasarkan data dan fakta, sehingga dapat memberikan solusi atau wawasan baru tentang pendidikan. 

Strukturnya biasanya terdiri dari Pendahuluan (latar belakang dan tujuan), Tinjauan Pustaka (teori dan penelitian terkait), Metode Penelitian (cara penelitian dilakukan), Hasil dan Pembahasan (temuan dari penelitian), serta Kesimpulan dan Saran (ringkasan hasil dan rekomendasi). 

Selain itu, biasanya kamu juga perlu mencantumkan daftar pustaka yang memuat semua sumber rujukan yang kamu gunakan.

Baca Juga: 10 Cara Membuat Karya Ilmiah Profesional, Pasti Dosen Kagum!


7 Contoh Karya Ilmiah Tentang Pendidikan

Sumber: Freepik

Warga Bimbingan udah nggak sabar mau tahu contoh karya ilmiah tentang pendidikan? Yuk, simak 7 contohnya yang udah MinDi siapin di bawah ini!


1. Judul: Pengaruh Metode Pembelajaran Aktif terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses belajar mengajar di sekolah dasar memegang peran penting dalam pembentukan fondasi pendidikan siswa. Selama ini, metode pembelajaran konvensional sering kali dianggap kurang efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, pembelajaran aktif mulai diterapkan sebagai alternatif yang lebih interaktif dan melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran aktif terhadap hasil belajar siswa sekolah dasar.


1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh metode pembelajaran aktif terhadap hasil belajar siswa sekolah dasar?


Apakah penerapan metode pembelajaran aktif lebih efektif dibandingkan dengan metode konvensional dalam meningkatkan hasil belajar?


1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana metode pembelajaran aktif berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sekolah dasar serta membandingkan efektivitasnya dengan metode pembelajaran konvensional.


1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan metode pembelajaran yang lebih efektif di sekolah dasar, khususnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi acuan bagi guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metode Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif adalah metode yang menekankan pada keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran. Siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi juga berpartisipasi aktif melalui diskusi, kerja kelompok, dan kegiatan praktis. Tujuannya adalah agar siswa lebih memahami materi yang diajarkan dan mampu menerapkannya secara langsung.


2.2 Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa adalah indikator keberhasilan proses pembelajaran, yang diukur dari pencapaian akademik siswa berdasarkan nilai ujian atau tugas. Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk metode pembelajaran yang digunakan, lingkungan belajar, dan motivasi siswa.


2.3 Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran aktif memiliki dampak positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran cenderung memiliki pemahaman yang lebih baik dan mampu menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh secara lebih efektif.


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain eksperimen untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran aktif terhadap hasil belajar siswa sekolah dasar.


3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 di SD X, dengan sampel sebanyak 60 siswa yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama menggunakan metode pembelajaran aktif, sedangkan kelompok kedua menggunakan metode pembelajaran konvensional.


3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis untuk mengukur hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan metode pembelajaran. Selain itu, observasi juga dilakukan untuk melihat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.


3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama, tes awal diberikan kepada kedua kelompok untuk mengetahui hasil belajar sebelum intervensi. Kemudian, kelompok pertama diberi pembelajaran dengan metode aktif, sementara kelompok kedua tetap menggunakan metode konvensional. Setelah itu, tes akhir diberikan untuk membandingkan hasil belajar setelah intervensi.


3.5 Analisis Data

Data dianalisis menggunakan uji t untuk membandingkan rata-rata hasil belajar antara kedua kelompok. Uji statistik ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan signifikan antara kelompok yang menggunakan metode pembelajaran aktif dengan kelompok yang menggunakan metode konvensional.


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar menggunakan metode pembelajaran aktif memiliki rata-rata nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar menggunakan metode konvensional. Rata-rata hasil belajar kelompok pembelajaran aktif adalah 85, sedangkan kelompok pembelajaran konvensional adalah 75.


4.2 Analisis Data

Hasil uji t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran aktif dengan metode pembelajaran konvensional. Nilai p < 0.05 menunjukkan bahwa metode pembelajaran aktif secara signifikan lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar.


4.3 Pembahasan

Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa metode pembelajaran aktif dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar, sehingga mereka lebih memahami materi yang diajarkan. Siswa yang berpartisipasi aktif dalam diskusi dan kegiatan praktis cenderung lebih mampu mengingat dan menerapkan materi pelajaran dibandingkan dengan siswa yang hanya mendengarkan penjelasan secara pasif.


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran aktif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa sekolah dasar. Siswa yang belajar menggunakan metode pembelajaran aktif menunjukkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional.


5.2 Saran

Guru di sekolah dasar disarankan untuk lebih sering menggunakan metode pembelajaran aktif dalam proses belajar mengajar, terutama untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan memperbaiki hasil belajar. Selain itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat dampak jangka panjang metode ini terhadap perkembangan keterampilan siswa di berbagai mata pelajaran.


2. Judul: Efektivitas Penggunaan Teknologi Digital dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam dunia pendidikan. Dengan adanya berbagai platform pembelajaran online, aplikasi edukasi, dan media interaktif, siswa kini memiliki akses lebih mudah terhadap sumber belajar yang beragam. Namun, penggunaan teknologi digital dalam pendidikan juga menimbulkan pertanyaan, apakah teknologi ini mampu meningkatkan motivasi belajar siswa? Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas penggunaan teknologi digital dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.


1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana efektivitas penggunaan teknologi digital dalam meningkatkan motivasi belajar siswa?


Apa saja faktor yang mempengaruhi efektivitas teknologi digital dalam pembelajaran?


1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan teknologi digital dapat meningkatkan motivasi belajar siswa serta faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran.


1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada guru dan institusi pendidikan mengenai efektivitas teknologi digital dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi referensi bagi pengembangan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan menyenangkan.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teknologi Digital dalam Pendidikan

Teknologi digital mencakup berbagai perangkat dan platform yang digunakan untuk memfasilitasi proses pembelajaran. Contoh teknologi ini antara lain e-learning, aplikasi pembelajaran, video interaktif, dan platform kolaborasi daring yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri atau dalam kelompok.


2.2 Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar adalah dorongan yang membuat siswa bersemangat dan tekun dalam belajar. Motivasi belajar dapat dibedakan menjadi motivasi intrinsik, yang berasal dari keinginan dalam diri siswa untuk memahami materi, dan motivasi ekstrinsik, yang muncul karena faktor luar seperti nilai atau penghargaan.


2.3 Pengaruh Teknologi terhadap Motivasi Belajar

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan teknologi digital yang tepat dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa cenderung lebih tertarik dan antusias belajar ketika mereka menggunakan perangkat yang mereka kenal dan sukai, seperti aplikasi belajar atau video edukasi interaktif.


2.4 Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa teknologi digital dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan cara yang lebih interaktif dan menyenangkan. Namun, faktor seperti kualitas konten, aksesibilitas, dan bimbingan dari guru juga memainkan peran penting dalam keberhasilan penerapan teknologi ini.


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain survei untuk mengukur motivasi belajar siswa setelah menggunakan teknologi digital dalam pembelajaran.


3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 8 di SMP Y dengan sampel sebanyak 100 siswa. Siswa yang menjadi sampel telah menggunakan teknologi digital sebagai bagian dari pembelajaran selama satu semester.


3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dirancang untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan teknologi digital. Kuesioner ini berisi pertanyaan terkait minat, antusiasme, dan persepsi siswa terhadap pembelajaran berbasis teknologi.


3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada siswa sebelum penggunaan teknologi digital, kemudian dilakukan intervensi berupa penggunaan teknologi digital selama 6 minggu, di mana siswa menggunakan aplikasi pembelajaran dan video interaktif. Setelah intervensi, kuesioner kedua dibagikan untuk mengukur perubahan motivasi siswa.


3.5 Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji t untuk membandingkan tingkat motivasi siswa sebelum dan sesudah penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran. Uji statistik ini digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada motivasi belajar siswa.


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan dalam motivasi belajar siswa setelah penggunaan teknologi digital. Rata-rata motivasi siswa meningkat dari 70 sebelum intervensi menjadi 85 setelah intervensi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa merasa lebih termotivasi dan antusias dalam mengikuti pembelajaran ketika menggunakan teknologi digital.


4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa

Beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan motivasi siswa antara lain adalah keterlibatan aktif dalam pembelajaran, fleksibilitas dalam mengakses materi belajar, dan penggunaan aplikasi yang menarik secara visual. Siswa merasa lebih termotivasi ketika mereka dapat belajar dengan cara yang interaktif dan sesuai dengan minat mereka.


4.3 Analisis Data

Hasil uji t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi siswa sebelum dan sesudah penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran, dengan nilai p < 0.05. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan teknologi digital secara signifikan berpengaruh dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.


4.4 Pembahasan

Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa teknologi digital dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Siswa merasa lebih tertarik dan aktif dalam proses belajar ketika menggunakan teknologi yang sesuai dengan gaya belajar mereka. Namun, penting bagi guru untuk tetap memberikan bimbingan yang baik agar penggunaan teknologi dapat berjalan efektif dan tidak mengganggu fokus siswa.


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknologi digital memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan motivasi belajar siswa. Siswa yang menggunakan teknologi digital merasa lebih termotivasi dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran, dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional.


5.2 Saran

Guru disarankan untuk memanfaatkan teknologi digital dalam pembelajaran secara terarah, dengan tetap memperhatikan kualitas konten dan bimbingan terhadap siswa. Selain itu, pihak sekolah diharapkan dapat menyediakan fasilitas teknologi yang memadai agar siswa dapat mengakses teknologi digital dengan lebih mudah. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengkaji pengaruh teknologi digital terhadap aspek-aspek lain dari hasil belajar siswa.


3. Judul: Penerapan Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Pertama


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan karakter telah menjadi bagian penting dalam sistem pendidikan Indonesia, terutama dengan diberlakukannya Kurikulum 2013. Kurikulum ini mengintegrasikan pendidikan karakter dalam berbagai aspek pembelajaran, dengan tujuan membentuk siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki sikap, etika, dan moral yang baik. Namun, penerapan pendidikan karakter ini masih menghadapi berbagai tantangan di lapangan, seperti kurangnya pemahaman guru dan keterbatasan waktu dalam implementasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Pertama (SMP).


1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana penerapan pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Pertama?


Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan penerapan pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013?


1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pendidikan karakter diterapkan dalam Kurikulum 2013 di SMP serta faktor-faktor yang mendukung dan menghambat keberhasilannya.


1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada guru, kepala sekolah, dan pembuat kebijakan tentang pentingnya pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 serta memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas penerapan pendidikan karakter di sekolah.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah proses pembentukan sikap, moral, dan perilaku siswa melalui pembelajaran yang terintegrasi dengan nilai-nilai moral dan etika. Tujuannya adalah untuk membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kepribadian yang baik.


2.2 Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dirancang oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kompetensi akademik dan non-akademik siswa. Salah satu elemen penting dalam kurikulum ini adalah integrasi pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran.


2.3 Penerapan Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013

Dalam Kurikulum 2013, pendidikan karakter diterapkan melalui pembelajaran tematik, di mana setiap mata pelajaran diharapkan untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan etika yang relevan dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa. Selain itu, pendidikan karakter juga disisipkan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan program bimbingan konseling.


2.4 Penelitian Sebelumnya

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penerapan pendidikan karakter di sekolah dapat meningkatkan perilaku positif siswa, seperti disiplin, tanggung jawab, dan empati. Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada partisipasi aktif guru dan dukungan dari seluruh lingkungan sekolah.


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian ini berfokus pada penerapan pendidikan karakter di SMP X, dengan tujuan untuk menggali informasi mendalam mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam aspek pendidikan karakter.


3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah guru dan siswa di SMP X. Sampel yang digunakan adalah 5 guru yang mengajar di berbagai mata pelajaran serta 20 siswa yang dipilih secara acak.


3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dengan guru dan siswa, serta observasi langsung dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Selain itu, dokumen terkait seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) juga dianalisis untuk melihat bagaimana pendidikan karakter diintegrasikan.


3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui wawancara dengan guru dan siswa mengenai pengalaman mereka dalam penerapan pendidikan karakter. Observasi dilakukan selama proses belajar mengajar untuk melihat langsung bagaimana nilai-nilai karakter diajarkan. Dokumen RPP juga dianalisis untuk melihat strategi yang digunakan guru dalam mengintegrasikan pendidikan karakter.


3.5 Analisis Data

Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan metode analisis tematik, di mana tema-tema utama mengenai penerapan pendidikan karakter diidentifikasi dan dianalisis. Hasil wawancara dan observasi digunakan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai keberhasilan dan tantangan dalam penerapan pendidikan karakter.


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penerapan Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013 di SMP X

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan karakter di SMP X telah diterapkan melalui berbagai aktivitas pembelajaran. Guru berperan aktif dalam mengintegrasikan nilai-nilai seperti disiplin, kerja sama, dan tanggung jawab dalam setiap mata pelajaran. Selain itu, pendidikan karakter juga diberikan melalui program ekstrakurikuler dan kegiatan sosial di sekolah.


4.2 Tantangan dalam Penerapan Pendidikan Karakter

Meskipun penerapan pendidikan karakter sudah berjalan, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh guru, seperti keterbatasan waktu dalam menyampaikan materi karakter karena padatnya kurikulum akademik. Selain itu, beberapa guru merasa kurang mendapatkan pelatihan yang memadai mengenai bagaimana mengintegrasikan pendidikan karakter secara efektif dalam pembelajaran.


4.3 Faktor-faktor Pendukung Penerapan Pendidikan Karakter

Beberapa faktor yang mendukung keberhasilan penerapan pendidikan karakter antara lain adalah komitmen dari pihak sekolah, partisipasi aktif guru, serta dukungan dari orang tua. Guru yang terlatih dengan baik dalam menerapkan nilai-nilai karakter mampu mengajarkan siswa dengan cara yang lebih menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.


4.4 Pembahasan

Penerapan pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 di SMP X berjalan dengan baik, meskipun masih terdapat beberapa kendala. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa keberhasilan pendidikan karakter sangat dipengaruhi oleh keterlibatan semua pihak, mulai dari guru, siswa, hingga orang tua. Dukungan yang berkelanjutan dari pihak sekolah juga diperlukan untuk menjaga konsistensi penerapan pendidikan karakter.


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 di SMP X telah diterapkan melalui berbagai aktivitas pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler. Guru memiliki peran penting dalam menyampaikan nilai-nilai karakter kepada siswa. Meskipun terdapat tantangan seperti keterbatasan waktu dan kurangnya pelatihan, komitmen dari pihak sekolah dan dukungan dari orang tua telah membantu keberhasilan penerapan pendidikan karakter di sekolah ini.


5.2 Saran

Untuk meningkatkan efektivitas penerapan pendidikan karakter, sekolah diharapkan dapat memberikan lebih banyak pelatihan kepada guru mengenai metode pengajaran karakter yang efektif. Selain itu, perlu dilakukan penjadwalan yang lebih fleksibel agar guru memiliki waktu yang cukup untuk mengajarkan nilai-nilai karakter tanpa mengganggu materi akademik. Partisipasi orang tua juga perlu ditingkatkan untuk mendukung pembentukan karakter siswa di rumah.


4. Judul: Pengaruh Keterlibatan Orang Tua terhadap Prestasi Akademik Siswa Sekolah Menengah


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak memainkan peran penting dalam mendukung keberhasilan akademik siswa. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan dukungan aktif dari orang tua, baik dalam bentuk bimbingan belajar di rumah maupun keterlibatan dalam kegiatan sekolah, cenderung memiliki prestasi akademik yang lebih baik. Namun, di tengah kesibukan orang tua saat ini, keterlibatan mereka sering kali terbatas. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji sejauh mana keterlibatan orang tua berpengaruh terhadap prestasi akademik siswa sekolah menengah.


1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh keterlibatan orang tua terhadap prestasi akademik siswa sekolah menengah?


Apa saja bentuk keterlibatan orang tua yang memiliki dampak paling signifikan terhadap prestasi akademik siswa?


1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keterlibatan orang tua terhadap prestasi akademik siswa sekolah menengah, serta mengidentifikasi bentuk-bentuk keterlibatan orang tua yang paling berpengaruh.


1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada orang tua, guru, dan pihak sekolah tentang pentingnya keterlibatan orang tua dalam proses belajar anak serta memberikan rekomendasi tentang cara efektif untuk meningkatkan keterlibatan orang tua guna mendukung prestasi akademik siswa.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan

Keterlibatan orang tua dalam pendidikan mencakup berbagai bentuk partisipasi, mulai dari bimbingan belajar di rumah, kehadiran di kegiatan sekolah, komunikasi dengan guru, hingga memberikan motivasi dan dukungan emosional kepada anak. Bentuk-bentuk keterlibatan ini bertujuan untuk mendukung perkembangan akademik dan sosial anak.


2.2 Prestasi Akademik Siswa

Prestasi akademik siswa diukur berdasarkan pencapaian nilai dalam berbagai mata pelajaran di sekolah. Faktor-faktor yang memengaruhi prestasi akademik siswa mencakup kemampuan kognitif, motivasi, lingkungan belajar, serta dukungan dari keluarga, terutama keterlibatan orang tua.


2.3 Pengaruh Keterlibatan Orang Tua terhadap Prestasi Akademik

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua yang tinggi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, memperbaiki perilaku, dan mendorong siswa untuk mencapai prestasi akademik yang lebih baik. Sebaliknya, kurangnya keterlibatan orang tua sering kali berhubungan dengan rendahnya pencapaian akademik siswa.


2.4 Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa siswa yang orang tuanya secara aktif terlibat dalam proses pendidikan mereka, seperti membantu mengerjakan tugas atau menghadiri rapat sekolah, cenderung memiliki nilai akademik yang lebih tinggi. Namun, tingkat pengaruhnya dapat bervariasi tergantung pada bentuk keterlibatan dan faktor-faktor lainnya.


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei untuk mengukur pengaruh keterlibatan orang tua terhadap prestasi akademik siswa. Selain itu, analisis kualitatif juga dilakukan untuk mendalami bentuk keterlibatan orang tua yang paling signifikan.


3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 9 di SMP Z. Sampel yang digunakan sebanyak 100 siswa yang dipilih secara acak, beserta orang tua mereka. Penelitian ini juga melibatkan beberapa guru sebagai narasumber.


3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dibagikan kepada siswa dan orang tua untuk mengukur tingkat keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak. Selain itu, nilai akademik siswa diperoleh dari hasil rapor semester mereka.


3.4 Prosedur Penelitian

Data dikumpulkan dengan cara membagikan kuesioner kepada siswa dan orang tua mengenai bentuk keterlibatan orang tua dalam pendidikan. Selain itu, dilakukan wawancara dengan beberapa guru untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai pengaruh keterlibatan orang tua terhadap perilaku belajar siswa di sekolah.


3.5 Analisis Data

Data dianalisis menggunakan teknik regresi linier untuk melihat hubungan antara keterlibatan orang tua dan prestasi akademik siswa. Selain itu, analisis deskriptif digunakan untuk melihat bentuk keterlibatan orang tua yang paling sering dilakukan dan paling berdampak.


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Keterlibatan Orang Tua terhadap Prestasi Akademik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara keterlibatan orang tua dan prestasi akademik siswa. Siswa yang orang tuanya terlibat aktif dalam pendidikan mereka memiliki rata-rata nilai akademik yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang orang tuanya kurang terlibat. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai rata-rata dari 78 menjadi 85 pada siswa yang orang tuanya lebih sering terlibat.


4.2 Bentuk Keterlibatan Orang Tua yang Paling Berdampak

Bentuk keterlibatan orang tua yang paling berdampak adalah bimbingan belajar di rumah dan komunikasi rutin dengan guru. Orang tua yang membantu anak mereka mengerjakan tugas dan memantau perkembangan akademik anak cenderung lebih berhasil dalam meningkatkan prestasi akademik anak-anak mereka.


4.3 Tantangan dalam Meningkatkan Keterlibatan Orang Tua

Meskipun keterlibatan orang tua berpengaruh positif terhadap prestasi akademik, masih terdapat beberapa tantangan yang dihadapi, seperti keterbatasan waktu orang tua yang bekerja dan kurangnya pemahaman orang tua tentang pentingnya peran mereka dalam pendidikan anak. Beberapa orang tua juga merasa bahwa tanggung jawab mendidik anak sepenuhnya ada di tangan guru.


4.4 Pembahasan

Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua sangat penting dalam mendukung prestasi akademik siswa. Meskipun terdapat tantangan dalam pelaksanaannya, upaya untuk meningkatkan keterlibatan orang tua dapat memberikan hasil yang signifikan terhadap keberhasilan akademik siswa.


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa keterlibatan orang tua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi akademik siswa sekolah menengah. Bentuk keterlibatan yang paling berdampak adalah bimbingan belajar di rumah dan komunikasi rutin dengan guru. Meskipun terdapat tantangan dalam meningkatkan keterlibatan orang tua, upaya untuk melibatkan mereka secara aktif dalam pendidikan anak akan membawa dampak positif terhadap prestasi siswa.


5.2 Saran

Pihak sekolah diharapkan dapat lebih proaktif dalam melibatkan orang tua dalam kegiatan pendidikan anak. Program-program seperti pertemuan orang tua-guru yang lebih rutin dan pelatihan bagi orang tua tentang cara mendukung anak di rumah dapat meningkatkan keterlibatan mereka. Selain itu, perlu adanya kesadaran dari orang tua bahwa pendidikan anak merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah dan keluarga.


5. Judul: Analisis Dampak Pembelajaran Online terhadap Kedisiplinan Siswa Selama Pandemi COVID-19


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pandemi COVID-19 telah memaksa sistem pendidikan global untuk beralih ke metode pembelajaran online. Dengan terbatasnya akses ke ruang kelas fisik, pembelajaran online menjadi solusi utama untuk menjaga kelangsungan pendidikan. Namun, transisi ini menimbulkan tantangan baru, termasuk dalam hal kedisiplinan siswa. Kedisiplinan dalam pembelajaran online mencakup kehadiran, ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas, serta tanggung jawab dalam mengikuti kelas secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pembelajaran online terhadap kedisiplinan siswa selama pandemi COVID-19.


1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana dampak pembelajaran online terhadap kedisiplinan siswa selama pandemi COVID-19?


Apa saja faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa dalam pembelajaran online?


1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembelajaran online terhadap kedisiplinan siswa selama pandemi serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa dalam pembelajaran daring.


1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada guru, sekolah, dan orang tua tentang pentingnya kedisiplinan dalam pembelajaran online serta memberikan solusi untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dalam situasi pembelajaran daring.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Online

Pembelajaran online adalah proses belajar mengajar yang dilakukan melalui internet menggunakan berbagai platform digital seperti Zoom, Google Classroom, atau Learning Management System (LMS). Pembelajaran online menawarkan fleksibilitas dalam hal tempat dan waktu, tetapi juga menuntut siswa untuk lebih mandiri dan disiplin.


2.2 Kedisiplinan dalam Pendidikan

Kedisiplinan dalam pendidikan merujuk pada sikap siswa yang taat terhadap aturan dan prosedur pembelajaran, seperti hadir tepat waktu, mengumpulkan tugas sesuai jadwal, serta mengikuti instruksi dari guru dengan baik. Kedisiplinan sangat penting dalam memastikan siswa dapat mengikuti proses belajar dengan efektif.


2.3 Dampak Pembelajaran Online terhadap Kedisiplinan

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pembelajaran online dapat mempengaruhi kedisiplinan siswa, baik secara positif maupun negatif. Siswa yang lebih mandiri cenderung mampu mengatur waktu dan tugasnya dengan baik, sementara siswa yang kurang terbiasa dengan sistem pembelajaran daring sering mengalami penurunan disiplin.


2.4 Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa fleksibilitas dalam pembelajaran online dapat menurunkan tingkat kedisiplinan siswa, terutama jika tidak ada kontrol atau bimbingan yang cukup dari guru dan orang tua. Namun, siswa yang memiliki motivasi intrinsik cenderung mampu mempertahankan disiplin mereka meski dalam situasi belajar yang lebih fleksibel.



BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei untuk mengukur dampak pembelajaran online terhadap kedisiplinan siswa selama pandemi COVID-19.


3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 9 di SMP Z. Sampel sebanyak 100 siswa dipilih secara acak. Siswa yang menjadi responden telah mengikuti pembelajaran online selama satu tahun penuh sejak pandemi dimulai.


3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi pertanyaan terkait kebiasaan disiplin siswa selama mengikuti pembelajaran online. Kuesioner mencakup aspek kehadiran, ketepatan waktu mengumpulkan tugas, partisipasi aktif dalam kelas, dan pengelolaan waktu belajar.


3.4 Prosedur Penelitian

Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner oleh siswa. Selain itu, beberapa guru juga diwawancarai untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran online, khususnya terkait kedisiplinan.


3.5 Analisis Data

Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif untuk melihat distribusi perilaku disiplin siswa selama pembelajaran online. Uji regresi juga digunakan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor tertentu seperti motivasi belajar, bimbingan orang tua, dan kualitas pembelajaran daring terhadap kedisiplinan siswa.


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Dampak Pembelajaran Online terhadap Kedisiplinan Siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 60% siswa mengalami penurunan kedisiplinan dalam hal kehadiran dan pengumpulan tugas selama pembelajaran online. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengawasan langsung dari guru serta kebiasaan belajar yang berubah drastis. Sebaliknya, 40% siswa mampu mempertahankan atau bahkan meningkatkan kedisiplinan mereka, terutama mereka yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dan dukungan penuh dari orang tua.


4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Siswa

Beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa selama pembelajaran online antara lain adalah:


Motivasi Intrinsik: Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi cenderung lebih disiplin, meskipun dalam situasi belajar yang lebih fleksibel.

Pengawasan Orang Tua: Siswa yang mendapatkan pengawasan dan dukungan penuh dari orang tua cenderung lebih disiplin dalam mengatur waktu belajar dan mengumpulkan tugas tepat waktu.

Kualitas Pembelajaran Online: Siswa yang mengikuti pembelajaran online dengan interaksi yang intensif dari guru, seperti diskusi dan tanya jawab aktif, lebih cenderung disiplin dibandingkan dengan siswa yang hanya mengikuti kelas secara pasif.


4.3 Analisis Data

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa pengawasan orang tua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kedisiplinan siswa (p < 0.05). Sementara itu, motivasi belajar juga berpengaruh signifikan, meskipun tidak sebesar pengaruh pengawasan orang tua.


4.4 Pembahasan

Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa pembelajaran online dapat menurunkan tingkat kedisiplinan siswa, terutama jika siswa tidak mendapatkan bimbingan yang memadai. Namun, siswa dengan motivasi belajar yang tinggi dan dukungan orang tua yang kuat cenderung mampu menjaga kedisiplinan mereka meskipun dalam situasi belajar yang lebih mandiri.


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pembelajaran online selama pandemi COVID-19 memiliki dampak yang signifikan terhadap kedisiplinan siswa. Sebagian besar siswa mengalami penurunan kedisiplinan, terutama dalam hal kehadiran dan pengumpulan tugas tepat waktu. Namun, siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dan mendapatkan dukungan penuh dari orang tua mampu mempertahankan atau meningkatkan kedisiplinan mereka.


5.2 Saran

Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dalam pembelajaran online, sekolah dan guru perlu mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam mengawasi dan membimbing siswa secara daring. Orang tua juga diharapkan dapat lebih terlibat dalam memantau aktivitas belajar anak mereka di rumah. Selain itu, kualitas interaksi antara guru dan siswa selama pembelajaran online perlu ditingkatkan untuk menjaga keterlibatan dan kedisiplinan siswa.


6. Judul: Hubungan Antara Lingkungan Sekolah dan Tingkat Kedisiplinan Siswa di Sekolah Menengah Atas


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan sekolah memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan karakter siswa, termasuk dalam hal kedisiplinan. Di sekolah menengah atas (SMA), kedisiplinan merupakan aspek penting yang mendukung prestasi akademik, sikap sosial, dan kesiapan siswa dalam menghadapi dunia kerja atau pendidikan lebih lanjut. Lingkungan sekolah yang positif, seperti fasilitas yang memadai, aturan yang jelas, dan hubungan yang harmonis antara guru dan siswa, dapat membentuk siswa yang lebih disiplin. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara lingkungan sekolah dan tingkat kedisiplinan siswa di SMA.


1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan antara lingkungan sekolah dan tingkat kedisiplinan siswa di sekolah menengah atas?


Apa saja aspek lingkungan sekolah yang berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa?


1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara lingkungan sekolah dan tingkat kedisiplinan siswa serta mengidentifikasi aspek lingkungan sekolah yang berperan penting dalam membentuk perilaku disiplin siswa.


1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada pihak sekolah, guru, dan orang tua tentang pentingnya lingkungan sekolah dalam membentuk kedisiplinan siswa serta memberikan rekomendasi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perilaku disiplin.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah adalah segala hal yang ada di sekitar siswa selama berada di sekolah, termasuk fasilitas fisik, peraturan, budaya sekolah, dan interaksi sosial. Lingkungan yang positif mencakup aturan yang jelas, fasilitas yang baik, serta hubungan yang harmonis antara siswa, guru, dan staf sekolah.


2.2 Kedisiplinan Siswa

Kedisiplinan siswa adalah sikap yang mencerminkan ketaatan terhadap aturan sekolah, ketepatan waktu, tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, serta kemampuan mengendalikan diri. Kedisiplinan sangat penting dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan mendukung prestasi akademik.


2.3 Hubungan Lingkungan Sekolah dan Kedisiplinan

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa lingkungan sekolah yang mendukung, seperti aturan yang konsisten, pengawasan yang baik, dan hubungan yang harmonis antara siswa dan guru, dapat meningkatkan tingkat kedisiplinan siswa. Sebaliknya, lingkungan sekolah yang kurang kondusif dapat menyebabkan siswa kurang disiplin.


2.4 Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa fasilitas yang memadai dan lingkungan yang positif di sekolah dapat mendorong siswa untuk lebih disiplin. Lingkungan sekolah yang penuh dukungan cenderung meningkatkan tanggung jawab siswa terhadap aturan sekolah dan mengurangi perilaku indisipliner.


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain survei untuk mengetahui hubungan antara lingkungan sekolah dan tingkat kedisiplinan siswa di SMA.


3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 10 dan 11 di SMA Z. Sampel yang digunakan sebanyak 120 siswa yang dipilih secara acak. Penelitian ini juga melibatkan guru sebagai narasumber untuk mengetahui pandangan mereka terhadap perilaku siswa terkait kedisiplinan.


3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dibagikan kepada siswa dan guru. Kuesioner ini mengukur persepsi siswa terhadap lingkungan sekolah serta tingkat kedisiplinan mereka. Selain itu, wawancara dengan guru juga dilakukan untuk mendalami pengamatan guru terkait pengaruh lingkungan sekolah terhadap perilaku disiplin siswa.


3.4 Prosedur Penelitian

Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner oleh siswa dan wawancara dengan guru. Kuesioner terdiri dari beberapa indikator lingkungan sekolah seperti fasilitas, aturan, hubungan antar siswa dan guru, serta budaya disiplin di sekolah. Setelah data terkumpul, dilakukan analisis statistik untuk melihat hubungan antara lingkungan sekolah dan kedisiplinan siswa.


3.5 Analisis Data

Data dianalisis menggunakan teknik korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan antara variabel lingkungan sekolah dan tingkat kedisiplinan siswa. Hasil dari kuesioner dan wawancara dianalisis untuk mendapatkan gambaran lebih mendalam mengenai faktor-faktor lingkungan sekolah yang paling berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa.


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hubungan Lingkungan Sekolah dan Kedisiplinan Siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan sekolah dan tingkat kedisiplinan siswa di SMA Z. Siswa yang merasa lingkungan sekolahnya mendukung, seperti adanya aturan yang jelas, fasilitas yang baik, dan hubungan yang baik dengan guru, cenderung memiliki tingkat kedisiplinan yang lebih tinggi.


4.2 Faktor-faktor Lingkungan Sekolah yang Berpengaruh

Beberapa faktor yang ditemukan memengaruhi tingkat kedisiplinan siswa antara lain:


Fasilitas Sekolah: Fasilitas yang memadai, seperti ruang kelas yang nyaman, perpustakaan, dan area olahraga, membantu menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga siswa lebih mudah untuk disiplin.

Aturan Sekolah yang Jelas: Aturan yang diterapkan secara konsisten dan adil membuat siswa lebih memahami apa yang diharapkan dari mereka dan memotivasi mereka untuk mematuhi aturan tersebut.

Hubungan Guru-Siswa: Hubungan yang harmonis antara guru dan siswa membantu meningkatkan rasa hormat dan kepatuhan siswa terhadap aturan sekolah.


4.3 Peran Guru dalam Membentuk Kedisiplinan

Guru memegang peran penting dalam membentuk kedisiplinan siswa. Guru yang tegas namun adil mampu membangun kedisiplinan melalui keteladanan dan interaksi yang positif dengan siswa. Dalam penelitian ini, guru yang memiliki hubungan baik dengan siswa cenderung berhasil dalam menciptakan suasana disiplin di kelas.


4.4 Pembahasan

Temuan ini mendukung teori yang menyatakan bahwa lingkungan yang mendukung, terutama dalam hal aturan yang jelas dan hubungan sosial yang baik di sekolah, sangat berperan dalam membentuk kedisiplinan siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa kedisiplinan tidak hanya dipengaruhi oleh aturan tertulis, tetapi juga oleh kualitas hubungan antara siswa, guru, dan staf sekolah.


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan sekolah dan tingkat kedisiplinan siswa di SMA. Faktor-faktor seperti fasilitas yang memadai, aturan yang jelas, dan hubungan yang baik antara siswa dan guru berperan penting dalam meningkatkan kedisiplinan siswa. Lingkungan sekolah yang positif tidak hanya mendukung prestasi akademik, tetapi juga membantu membentuk perilaku disiplin pada siswa.


5.2 Saran

Pihak sekolah diharapkan dapat terus memperbaiki lingkungan sekolah, terutama dalam hal fasilitas dan penerapan aturan yang konsisten. Guru juga disarankan untuk membangun hubungan yang baik dengan siswa untuk menciptakan suasana belajar yang lebih disiplin. Selain itu, perlu adanya program bimbingan rutin yang melibatkan siswa dalam memahami pentingnya disiplin dalam kehidupan sekolah.


7. Judul: Efektivitas Penggunaan Media Interaktif dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa terhadap Matematika


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit oleh sebagian besar siswa. Banyak siswa yang merasa kesulitan dalam memahami konsep-konsep abstrak yang diajarkan dalam matematika, seperti aljabar, geometri, dan kalkulus. Namun, seiring berkembangnya teknologi, media interaktif mulai digunakan sebagai alat bantu pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika. Media interaktif memberikan pengalaman belajar yang lebih dinamis, visual, dan partisipatif, sehingga diharapkan dapat membantu siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas penggunaan media interaktif dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap matematika.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana efektivitas penggunaan media interaktif dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap matematika?


Apa saja faktor yang mempengaruhi keberhasilan penggunaan media interaktif dalam pembelajaran matematika?


1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan media interaktif dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap matematika serta faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan media interaktif dalam proses pembelajaran matematika.


1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan metode pembelajaran matematika yang lebih efektif, serta memberikan panduan bagi guru dalam memilih dan menggunakan media interaktif dalam pembelajaran.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media Interaktif dalam Pembelajaran

Media interaktif adalah alat bantu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berinteraksi langsung dengan materi yang diajarkan melalui berbagai fitur visual dan audio. Contoh media interaktif dalam pembelajaran matematika meliputi perangkat lunak simulasi, video interaktif, dan aplikasi pembelajaran berbasis game.


2.2 Pemahaman Siswa terhadap Matematika

Pemahaman matematika mengacu pada kemampuan siswa untuk menguasai konsep-konsep dasar dan menerapkan logika matematika dalam menyelesaikan masalah. Pemahaman ini melibatkan kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan penerapan konsep-konsep matematika dalam konteks yang berbeda.


2.3 Pengaruh Media Interaktif terhadap Pembelajaran Matematika

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa media interaktif dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika karena memberikan representasi visual yang lebih konkret dan membantu siswa untuk lebih memahami konsep yang abstrak. Selain itu, media interaktif juga meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar.


2.4 Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian menemukan bahwa penggunaan media interaktif dalam pembelajaran matematika mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dan pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan. Namun, efektivitas media interaktif bergantung pada desain dan kualitas konten yang digunakan.


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen untuk mengukur pengaruh penggunaan media interaktif terhadap pemahaman siswa terhadap matematika.


3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 8 di SMP X, dengan sampel sebanyak 60 siswa yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama belajar dengan menggunakan media interaktif, sementara kelompok kedua menggunakan metode pembelajaran konvensional.


3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pemahaman matematika yang diberikan kepada kedua kelompok sebelum dan sesudah pembelajaran. Tes ini dirancang untuk mengukur pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika yang diajarkan selama penelitian.


3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan dalam tiga tahap: pertama, tes awal diberikan kepada kedua kelompok untuk mengetahui pemahaman awal siswa terhadap matematika. Kedua, kelompok pertama diberi pembelajaran menggunakan media interaktif, sementara kelompok kedua menggunakan metode konvensional. Setelah itu, tes akhir diberikan untuk mengukur perbedaan pemahaman setelah intervensi.


3.5 Analisis Data

Data dianalisis menggunakan uji t untuk membandingkan hasil belajar antara kelompok yang menggunakan media interaktif dan kelompok yang menggunakan metode konvensional. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan signifikan dalam pemahaman siswa antara kedua kelompok.


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar menggunakan media interaktif memiliki peningkatan yang signifikan dalam pemahaman matematika dibandingkan dengan siswa yang belajar menggunakan metode konvensional. Rata-rata nilai tes pemahaman kelompok media interaktif adalah 85, sedangkan kelompok konvensional hanya mencapai rata-rata 75.


4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Media Interaktif

Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan penggunaan media interaktif antara lain adalah keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran, kualitas visual dan audio dari media yang digunakan, serta fleksibilitas media interaktif dalam menyajikan materi secara berulang.


4.3 Analisis Data

Hasil uji t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara kelompok yang menggunakan media interaktif dan kelompok yang menggunakan metode pembelajaran konvensional, dengan nilai p < 0.05. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan media interaktif secara signifikan berpengaruh dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap matematika.


4.4 Pembahasan

Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa media interaktif dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika. Siswa merasa lebih terbantu dengan visualisasi dan interaksi yang disajikan oleh media interaktif, sehingga mereka lebih mudah memahami konsep yang abstrak.


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media interaktif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pemahaman siswa terhadap matematika. Siswa yang menggunakan media interaktif menunjukkan pemahaman yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar menggunakan metode konvensional.


5.2 Saran

Guru disarankan untuk menggunakan media interaktif dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan pemahaman siswa, terutama pada konsep-konsep yang sulit dipahami secara abstrak. Selain itu, pihak sekolah diharapkan dapat menyediakan fasilitas dan teknologi yang memadai agar penggunaan media interaktif dapat dioptimalkan dalam proses pembelajaran.


Baca Juga: 12 Contoh Karya Ilmiah Populer, Benar dan Sesuai Kaidah!


Ingin Membuat Karya Ilmiah Tentang Pendidikan yang Baik?

Kalau kamu sudah siap buat bikin karya ilmiah tentang pendidikan yang keren dan tepat sasaran, yuk tingkatkan skill kamu di Bootcamp Career Preparation dari dibimbing.id

Kamu bakal dapet bimbingan dari mentor profesional yang sudah ahli di bidangnya. Dengan Learning Management System (LMS) yang fleksibel, kamu bisa belajar kapan saja dan di mana saja tanpa ribet. Jadi, nggak ada alasan buat ketinggalan materi, deh!

Kalau ada pertanyaan seputar pengembangan skill atau cara memulai karier impianmu, langsung aja konsultasi gratis di sini. Dibimbing.id siap bantu #BimbingSampeJadi!


Referensi

  1. Education Research Topics [Buka]

Share

Author Image

Farijihan Putri

Farijihan is a passionate Content Writer with 3 years of experience in crafting compelling content, optimizing for SEO, and developing creative strategies for various brands and industries.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!