Apa itu Microsite? Arti, Jenis, Contoh & Cara Membuatnya
Irhan Hisyam Dwi Nugroho
•
01 November 2024
•
758
Microsite sering bikin penasaran, ya Warga Bimbingan? Apalagi kalau kamu baru mulai kenalan sama dunia website dan marketing digital.
Masalahnya, tanpa paham konsep dasar microsite ini, bisa jadi kamu bakal bingung bikin strategi yang pas buat promosi atau kampanye khusus. Bayangin, udah capek bikin, eh, malah nggak efektif. Duh, bikin kesel, kan?
Nah, kali ini MinDi bakal kupas tuntas tentang apa itu microsite, jenis-jenisnya, sampai cara bikinnya yang simpel dan gampang diikuti. Yuk, simak artikel ini biar kamu makin paham dan siap bikin microsite yang bikin audiens langsung terpikat!
Apa itu Microsite?
Microsite adalah mini website yang diciptakan khusus untuk fokus pada satu tujuan atau tema spesifik, entah itu buat promosi produk, kampanye, atau event tertentu.
Microsite ini bisa dibilang seperti "panggung pribadi" di mana pesan utama bisa ditampilkan tanpa harus bersaing dengan konten lain di website utama.
Bayangkan microsite ini kayak “showcase” kecil yang langsung to the point, menarik perhatian audiens ke satu topik yang ingin disampaikan tanpa gangguan.
Dalam dunia marketing, microsite juga jadi alat yang efektif buat memperkenalkan sesuatu dengan cepat, menarik, dan fokus, sehingga pengunjung bisa langsung paham inti dari kampanye atau promosi yang lagi ditampilkan.
Baca juga : Panduan Lengkap Belajar Web Developer untuk Pemula
Jenis-Jenis Microsite
Sumber : Canva
Warga Bimbingan, udah siap lanjut ngobrolin jenis-jenis microsite?
Kalau tadi kita udah bahas tentang fungsinya buat branding dan promosi, sekarang MinDi bakal jelasin berbagai tipe microsite yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan. Yuk, kita mulai kenalan satu per satu!
1. Basic Microsite
Ini dia si microsite versi basic alias sederhana. Bayangin aja microsite ini sebagai versi paling simpel—kayak “mie instan” yang cuma butuh hosting dan domain aktif, udah langsung jadi! Nggak perlu mikir soal keamanan yang ribet-ribet, karena nggak ada data sensitif yang dibagi-bagi di sini. Pokoknya langsung cus aja, Warga Bimbingan!
2. Secure Microsite
Nah, kalo yang ini lebih aman dan cocok buat Warga Bimbingan yang pengen ada perlindungan ekstra. Microsite tipe ini pakai Secure Socket Layer (SSL) sebagai “tameng” buat ngasih lapisan keamanan tambahan.
Ibaratnya kayak bikin “benteng pertahanan” yang jaga semua data biar nggak bocor. Pas banget buat yang butuh pertukaran data aman, misalnya kayak form pendaftaran atau subscribe newsletter.
3. Authenticated Microsite
Microsite yang satu ini punya level keamanan tingkat lanjut, Warga Bimbingan. Di sini, pengunjung harus login dulu buat bisa akses kontennya. Jadi, nggak sembarang orang bisa intip isinya! Autentikasi ini penting banget kalo data yang dibagi itu sensitif.
Oh ya, SSL juga hadir sebagai pengawal setia di sini, biar koneksi antara browser sama server tetap terjaga ketat. Cocok banget buat microsite yang butuh privasi maksimal!
Baca juga : 15 Masalah yang Sering Terjadi pada Website & Solusinya
Contoh Microsite
Warga Bimbingan, siap-siap terinspirasi! MinDi udah rangkum beberapa contoh microsite yang nggak cuma keren tapi juga efektif buat mencapai tujuan kampanye masing-masing.
Microsite-microsite ini bisa jadi referensi buat kamu yang pengen bikin proyek digital yang fokus dan engaging. Yuk, cekidot!
1. Creative Types (Adobe Create)
Contoh pertama ini datang dari Adobe Create dengan kampanye bernama "Creative Types." Lewat microsite ini, Adobe menyediakan tes interaktif berisi 15 pertanyaan buat ngulik kepribadian kreatif pengunjung.
Dengan visual keren dan desain intuitif, tes ini membantu kita paham sisi kreatif kita—mulai dari cara berpikir sampai melihat dunia. Adobe pengen nunjukin kalau kreativitas itu nggak cuma satu warna, tapi punya spektrum yang luas dan unik di setiap orang. Seru banget buat yang suka explore kepribadian!
2. Year in Music (Spotify Wrapped)
Setiap akhir tahun, Spotify meluncurkan microsite khusus yang merangkum perjalanan musik kita selama setahun. Namanya "Spotify Wrapped." Di sini, pengunjung bisa lihat lagu, artis, dan genre yang paling sering didengarkan.
Nggak cuma bikin kita nostalgia, fitur ini juga bisa langsung dibagikan ke media sosial. Jadi, bukan cuma pengalaman personal, tapi juga seru dibagi-bagi! Spotify Wrapped sukses bikin pengguna merasa lebih dekat sama aplikasi dan jadi ajang buat pamer playlist keren sepanjang tahun.
3. Elf Yourself (Office Depot)
Elf Yourself adalah microsite yang dibuat oleh Office Depot sebagai kampanye liburan yang interaktif dan menghibur. Pengunjung bisa mengunggah foto wajah mereka, lalu aplikasi ini akan "menyulap" mereka menjadi elf yang menari dalam video lucu.
Microsite ini viral dan menjadi populer setiap musim liburan, karena bisa dibagikan dengan mudah di media sosial dan menghibur banyak orang.
4. Life at Home Report (IKEA)
IKEA punya microsite khusus untuk laporan tahunan mereka tentang “Life at Home.” Di sini, IKEA membagikan hasil penelitian yang mereka lakukan di berbagai negara untuk memahami bagaimana orang menjalani hidup di rumah dan apa yang bisa membuat suasana rumah lebih nyaman dan fungsional.
Dengan desain yang bersih dan interaktif, pengunjung bisa menjelajahi data, wawasan, dan tips dari IKEA tentang menciptakan kehidupan rumah yang lebih baik.
5. Santa Tracker (Google)
Sumber: santatracker.google.com
Setiap bulan Desember, Google bikin microsite seru bernama "Santa Tracker." Di sini, pengunjung bisa ikutin perjalanan Santa keliling dunia lewat peta interaktif.
Nggak cuma buat hiburan, ada juga games dan aktivitas edukatif buat anak-anak (dan tentunya orang dewasa yang masih punya jiwa anak-anak). Dengan tampilan ceria khas natal, microsite ini sukses banget bikin pengguna excited nunggu Desember dan jadi hiburan menarik buat keluarga.
Baca juga: Apa itu Gamification? Arti, Manfaat, Elemen, Contoh, & Tips
Cara Membuat Microsite
Sumber : Canva
Warga Bimbingan, udah makin penasaran buat bikin microsite sendiri?
Nah, MinDi bakal kasih step-by-step biar kamu bisa bikin microsite yang keren dan impactful! Yuk, langsung aja kita bahas cara buatnya!
1. Tentukan Tujuan
Pertama-tama, Warga Bimbingan perlu tau tujuan bikin microsite ini buat apa. Apakah buat promosi produk baru, event spesial, atau campaign singkat?
Tujuan ini penting banget biar kamu bisa fokus bikin konten yang pas dan nggak “melenceng” dari pesan utama. Jadi, sebelum mulai desain atau nulis, tanya dulu ke diri sendiri: “Microsite ini mau bikin audiens ngapain, sih?”
2. Pilih Platform yang Tepat
Platform itu ibarat “rumah” buat microsite kamu. Ada banyak pilihan yang bisa Warga Bimbingan pakai tergantung level skill dan kebutuhan. Kalo mau yang simpel, kamu bisa coba WordPress atau Wix.
Tapi kalo kamu pengen lebih kustom dan paham coding, bikin dari nol pakai HTML, CSS, dan JavaScript juga oke banget! Intinya, pilih platform yang bikin kamu nyaman tapi tetep bisa bikin microsite terlihat profesional.
3. Desain yang Menarik dan Simpel
Desain adalah hal pertama yang bakal menarik perhatian pengunjung. Jadi, pastikan tampilan microsite kamu catchy dan nggak berlebihan.
Ingat, less is more! Fokus aja sama satu atau dua warna utama dan pastikan elemen visualnya mendukung tujuan utama. Bayangin kayak first date—microsite kamu harus kelihatan keren, tapi nggak perlu “overdressed.”
4. Konten yang Jelas dan Fokus
Microsite bukan website utama yang penuh info dan navigasi ke banyak halaman. Jadi, pastikan kontennya singkat, jelas, dan fokus.
Sampaikan pesan utama dengan padat biar pengunjung langsung “nangkep” maksudnya. Konten yang terlalu banyak bisa bikin mereka bingung, lho. Jadi, keep it simple, Warga Bimbingan!
5. Tambahkan CTA (Call to Action) yang Menggoda
CTA atau Call to Action itu penting banget di microsite. Ibaratnya kayak pancingan buat bikin pengunjung bertindak sesuai tujuan kamu—entah itu daftar, beli, atau sekadar explore lebih lanjut. Buat CTA yang jelas, mudah terlihat, dan tentunya menarik.
Jangan ragu buat pakai kalimat-kalimat yang agak “menggoda,” seperti “Coba Sekarang!” atau “Daftar Gratis!” supaya pengunjung langsung semangat buat klik.
6. Tes dan Launching
Sebelum kamu rilis ke publik, tes dulu microsite-nya. Cek semua link, tombol, dan pastikan tampilan desainnya lancar di berbagai perangkat—mulai dari desktop, tablet, sampai smartphone.
Setelah semuanya oke, barulah kamu siap buat launching! Jangan lupa share link-nya di media sosial, email, atau kanal promosi lainnya biar makin banyak yang tahu tentang microsite kamu.
Baca juga : Mengulik Web Developer: Intip Tugas, Skill & Gajinya Lengkap!
Siap Jadi Ahli Front End Developer? Gabung Bootcamp di dibimbing.id!
Warga Bimbingan, buat kamu yang pengen jadi Front End Developer handal, ini saatnya! Di Bootcamp Front End Developer dibimbing.id, MinDi bakal bantu kamu belajar dari dasar sampai mahir, mulai dari HTML, CSS, JavaScript, sampai framework keren kayak React!
Nggak cuma teori, kamu juga bakal langsung bikin proyek beneran buat bikin portofolio kamu makin kece. Belum lagi, ada 700+ hiring partner yang siap intip hasil karyamu dan 95% alumni yang udah berhasil dapat kerja—jadi peluang karier makin terbuka lebar!
Dan tenang, kamu bakal dapet akses pengulangan kelas GRATIS biar makin jago. Masih penasaran atau ada yang mau ditanya?
Yuk, konsultasi gratis dulu sama MinDi! Langsung daftar sekarang di dibimbing.id dan wujudkan impian jadi Front End Developer andalan! #BimbingSampeJadi
Referensi:
Tags
Irhan Hisyam Dwi Nugroho
Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.