Design Sprint: Definisi, Proses & Cara Melakukannya
Hudita A. R. Lubis
•
05 July 2023
•
3104
Design sprint merupakan sebuah metode yang digunakan dalam pengembangan produk untuk mempercepat proses pengujian dan iterasi ide-ide. Melansir dari thesprintbook.com, ide dasar dari konsep ini adalah untuk membangun dan menguji prototype dalam waktu 5 hari saja.
Jadi, Design sprint itu seperti suatu metode yang memungkinkan kamu bikin terobosan desain yang keren dalam waktu singkat. Misal, kamu gak punya waktu banyak untuk mengejar deadline kerjaan, tapi harus tetap bisa bikin desain yang oke punya? Design sprint inilah jawabannya.
Nah, maka dari itu, di sini MinDi bawakan kamu tulisan tentang konsep design sprint.
Apa Itu Design Sprint?
Design sprint adalah sebuah metode kerja yang digunakan untuk mengatasi tantangan desain, memecahkan masalah, dan mengembangkan solusi inovatif dalam waktu singkat. Metode design sprint dikembangkan oleh tim di Google Ventures dan telah digunakan secara luas oleh berbagai perusahaan seperti LEGO, Slack, AirBnb, McKinsey dll.
Design sprint adalah kerangka kerja terstruktur yang membantu kamu dengan cepat membuat ide, membuat prototype, dan memvalidasi solusi untuk tantangan desain. Konsep ini bisa membantu kamu untuk memvalidasi asumsi, mengatasi hambatan, dan mencapai keputusan yang berdasarkan bukti dalam proses pengembangan produk.
Untuk menerapkan desaign sprint, kamu perlu melakukan pendekatan kolaboratif yang melibatkan berbagai peran, termasuk desainer, pengembang, dan pemilik produk. Hal ini karena metode design sprint berfokus pada perancangan, pengujian, dan iterasi cepat ide-ide produk dalam waktu yang singkat, seringkali dalam rentang waktu satu minggu.
Apa Manfaat Design Sprint?
Design sprint memiliki beberapa manfaat yang signifikan dalam pengembangan produk, seperti membantu mempercepat siklus pengembangan produk, mengurangi risiko, dan menciptakan ruang untuk inovasi. Penjelasannya antara lain:
1. Meningkatkan efisiensi waktu dan biaya
Design sprint menggabungkan berbagai tahapan dalam satu periode intensif selama beberapa hari. Dalam waktu yang relatif singkat, kamu bisa mencapai tujuan pengembangan produk, menguji ide-ide, dan merancang solusi yang lebih baik. Hal ini menghemat waktu dan biaya yang akan dikeluarkan dalam proses pengembangan yang lebih panjang.
2. Kolaborasi dan keterlibatan yang kuat
Design sprint melibatkan rekan kerja lintas disiplin yang bekerja secara kolaboratif dalam sesi intensif. Setiap orang bisa memberikan kontribusi, perspektif, dan keahlian mereka sendiri untuk mencapai tujuan yang sama. Kamu bisa ikut keterlibatan yang kuat untuk memastikan ide-ide yang lebih kaya, solusi yang lebih beragam, dan pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah yang dihadapi.
3. Prototipe cepat dan pengujian pengguna
Design sprint mengutamakan pembuatan prototipe dengan cepat. Kamu bisa dengan cepat merancang prototipe visual atau interaktif yang mewakili solusi produk yang diusulkan. Kemudian, prototipe tersebut diuji dengan pengguna potensial untuk mendapatkan umpan balik yang berharga, memvalidasi ide, dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan sebelum pengembangan lebih lanjut.
Dengan manfaat-manfaat ini, design sprint membantu kamu dalam pengembangan produk untuk menjadi lebih efisien, terfokus pada pengguna, dan menghasilkan solusi yang lebih inovatif dan relevan. Metode ini telah terbukti efektif dalam berbagai industri dan organisasi, memungkinkan pengembangan produk yang lebih baik dan lebih sukses.
Baca juga: Fungsi, Tujuan, dan 5 Fase Metode Design Thinking
Step by Step Proses dalam Design Sprint
Seperti yang telah kamu baca di atas, design sprint punya fungsi untuk menguji ide, campaign, atau apapun dengan cepat, dengan pembuatan hingga prototyping berlangsung hingga 5 hari saja. Nah, berikut merupakan step by step melakukannya.
Dibimbing.id - The 5 Days Process Design Sprint
Berikut ikhtisar setiap hari-nya dalam The 5 days design sprint:
Hari ke #1: Understand and Define (Memahami dan Mendefinisikan)
Di hari pertama ini kamu dan rekan kerja kamu berkumpul untuk memahami masalah dan menentukan tantangan yang ingin mereka atasi. Kamu akan mengumpulkan wawasan, melakukan penelitian, dan menentukan tujuan jangka panjang dan pertanyaan sprint. Kemudian di penghujung hari, kamu harus sudah memiliki pemahaman yang jelas tentang masalah dan menentukan target untuk difokuskan selama sprint.
Hari ke #2: Sketch Solutions (Sketsa Solusi)
Setiap dari kamu dan rekan kerja kamu secara mandiri membuat sketsa ide mereka untuk menjawab pertanyaan sprint. Kamu akan mengeksplorasi berbagai solusi dan membuat sketsa detail. Kemudian kamu dan rekan kerja kamu membagikan sketsa masing-masing dan secara kolaboratif memilih ide yang paling menjanjikan untuk dilanjutkan.
Hari ke #3: Decide and Storyboard (Putuskan dan Papan Cerita)
Di hari ketiga kamu akan meninjau sketsa yang dipilih dan memutuskan solusi terbaik untuk membuat prototipe. Kamu perlu membuat storyboard yang menguraikan aliran dan interaksi prototipe. Kemudian kamu dan rekan kerja tim kamu menyelaraskan ide pada storyboard dan bersiap untuk fase pembuatan prototipe.
Hari ke #4: Prototyping (Membuat Prototipe)
Di hari keempat ini kamu menggunakan storyboard sebagai panduan, kamu dan rekan kerja kamu membuat prototipe yang realistis dan interaktif dari solusi pilihan mereka. Prototipe harus mensimulasikan interaksi kunci dan fungsionalitas dari produk akhir. Tujuannya adalah untuk membuat prototipe yang cukup baik untuk diuji dengan pengguna nyata.
Hari ke #5: Test and Validate (Uji dan Validasi)
Di hari terakhir, kamu akan melakukan pengujian pengguna dengan pengguna nyata untuk mengumpulkan umpan balik pada prototipe. Pengguna berinteraksi dengan prototipe sementara kamu atau rekan kerja kamu mengamati dan mencatat.
Berdasarkan umpan balik pengguna, kamu akan memperoleh wawasan dan mengidentifikasi area potensial untuk perbaikan atau iterasi. Di penghujung hari, kamu juga harus memiliki umpan balik yang berharga untuk menginformasikan langkah selanjutnya dalam proses pengembangan produk.
Baca juga: Gaji UI/UX Designer dan UI/UX Researcher Terbaru Tahun 2023
The 5 days design sprint adalah proses yang intens dan serba cepat yang mendorong kolaborasi, kreativitas, dan pengulangan yang cepat. Ini memungkinkan kamu untuk memvalidasi ide, mengurangi risiko, dan membuat keputusan sebelum menginvestasikan waktu dan sumber daya yang signifikan ke dalam pengembangan.
Persiapan Sebelum Memulai Design Sprint
Sebelum memulai sprint, ada beberapa hal yang perlu kamu persiapkan, dari mulai jangka waktu, jumlah tim, hingga alat-alat yang dibutuhkan.
Yang pertama, adalah menyiapkan masalah yang akan dibawas. Seperti apa campaign yang akan dijalankan, produk yang akan di develop, atau bussines plan yang akan dibuat.
Kedua, pilih anggota tim. Idealnya tidak lebih dari 7 orang. Pilih anggota tim dengan expertise yang beda-beda. Selain itu, pilih mereka yang punya komitmen tinggi dan bekerja dengan cepat dan tidak mudah terdistraksi.
Ketiga, siapkan peralatan untuk menunjang kinerja. Dari mulai whiteboard, camilan, kertas, spidol hingga ruangan yang nyaman untuk kamu dan tim bekerja.
Ada banyak lagi persiapan sebelum memulai design sprint, selengkapnya kamu bisa baca disini.
Design Sprint VS Design Thinking
Selain design sprint, ada juga design thinking. Keduanya sama-sama digunakan untuk menyelesaikan masalah, namun perbedannya terletak pada durasi pengerjaan dan prosesnya.
Untuk waktunya, design thinking memerlukan yang cukup lama, sedang design sprint hanya membutuhkan 5 harian saja.
Untuk prosesnya pun berbeda, design thinking mempunya proses dari empati (memahami masalah user), define masalah user, membuat ide (ideation), membuat prototipe, dan mengujinya.
Sedangkan proses design sprint meliputi memahami masalah, membuat solusi, menentukan solusi yang akan dicapai, membaut prototipe, dan yang terakhir uji dan validasi.
Penting untuk diperhatikan bahwa proses design sprint bisa fleksibel dan disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan batasan khusus dari setiap proyek kerjaan kamu. Dengan memahami konsep dan langkah-langkah yang terlibat dalam design sprint, seperti termasuk perencanaan, pemahaman masalah, ideation, pembuatan prototipe, dan pengujian.
Setelah ini, MinDi harap kamu bisa mengadopsi metode ini untuk merancang dan menguji konsep produk dengan lebih cepat dan efisien. MinDi juga saranin kamu menggunakan Bootcamp UI/UX Designer sebagai cara cepat dan efisien untuk memahami cara kerja sebagai UI/UX Designer profesional hanya dalam 5,5 bulan aja. Coba kunjungi, claim promo kamu sekarang dengan klik di sini.
Referensi:
1. The Design Sprint - Buka
Tags