Panduan Optimasi Performa Website Anti Lemot
Nadia L Kamila
•
03 November 2023
•
2547
Agar website dapat berjalan dengan baik, tentu developer perlu melakukan optimasi performa website.
Kali ini MinDi akan membahas tentang seluk beluk bagaimana cara mengoptimasi sebuah website. Stay tune hingga akhir artikel ya!
Alasan Mengapa Optimasi Performa Website Penting
Sebelum membahas mengenai bagaimana mengoptimasi sebuah website, mungkin ada Sobat MinDi yang bertanya mengapa website harus dioptimasi? Berikut ini adalah jawabannya:
1. Pengalaman Pengguna yang Maksimal
Saat website cepat memuat halaman maka pengunjung akan merasa nyaman dan puas saat menjelajah. Sebaliknya, website yang lambat cenderung membuat pengunjung frustasi dan meninggalkan situs sebelum mendapatkan informasi yang mereka cari.
2. Dampak Positif pada SEO
Mesin pencari seperti Google menilai kecepatan website sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi peringkat pencarian. Website yang cepat memuat akan memiliki peluang lebih baik untuk menduduki posisi atas di hasil pencarian dan meningkatkan visibilitas dan potensi kunjungan.
3. Mengurangi Bounce Rate
Bounce rate adalah persentase pengunjung yang meninggalkan website setelah melihat hanya satu halaman. Ada banyak faktor penyebab bounce rate yang harus dicari penyebabnya supaya mengurangi peluang pengunjung meninggalkan website dengan cepat dan meningkatkan kesempatan mereka untuk menjelajah lebih banyak halaman.
Cara Menilai Performa Website
Sebelum melakukan optimasi, perlu untuk menilai performa website supaya tahu bagian mana yang perlu diperbaiki. Berikut adalah beberapa cara untuk menilai performa website:
1. Menggunakan Alat Tes Performa
Sobat MinDi bisa menggunakan beberapa alat tes ini untuk menguji performa website:
Google PageSpeed Insights: Salah satu alat paling populer yang memberikan skor performa untuk versi desktop dan mobile website kamu. Alat ini juga memberikan saran perbaikan yang bisa kamu lakukan.
GTmetrix: Selain memberikan skor performa, GTmetrix juga menampilkan waktu pemuatan halaman dan memberikan rekomendasi detail.
WebPageTest: Alat ini memungkinkan kamu untuk memilih lokasi dan jenis browser, memberikan pandangan mendalam tentang kecepatan pemuatan elemen-elemen di website kamu.
2. Responsivitas Website
Pastikan website kamu responsif dan dapat ditampilkan dengan baik di berbagai perangkat, termasuk desktop, tablet, dan smartphone.
Kamu bisa menggunakan Mobile-Friendly Test dari Google dapat membantu kamu menilai seberapa ramah website kamu untuk perangkat mobile.
3. Analisis Waktu Pemuatan
Kamu bisa menggunakan tools seperti Pingdom untuk mendapatkan gambaran detail mengenai waktu yang dibutuhkan untuk memuat elemen-elemen kritis di website kamu, seperti gambar, skrip, dan stylesheet.
4. Memeriksa Konsistensi Kecepatan
Performa website bisa berbeda tergantung lokasi geografis. Pastikan kamu memeriksa kecepatan website dari berbagai lokasi untuk memastikan konsistensi.
5. Uji Beban Server
Gunakan alat seperti Load Impact atau Stress Test untuk menilai seberapa baik server kamu merespons saat ada lonjakan trafik. Penilaian ini penting untuk mengetahui seberapa siap website dalam menghadapi lonjakan pengunjung.
6. Memeriksa Error
Gunakan alat seperti Google Search Console untuk menemukan dan memperbaiki error yang mungkin terjadi di website, seperti link rusak atau masalah indeks.
Dengan menilai performa website melalui cara-cara di atas, kamu bisa mendapatkan gambaran menyeluruh tentang apa yang berfungsi dengan baik dan apa yang perlu ditingkatkan untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pengunjung.
Teknik Optimasi Performa Website
Setelah mengetahui apa saja yang butuh ditingkatkan dari sebuah web, inilah beberapa teknik optimasi performa website yang bisa Sobat MinDi lakukan:
1. Optimasi TTFB (Time To First Byte)
TTFB mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menerima byte pertama dari server. Mengoptimalkan server dan konfigurasi database kamu dapat meningkatkan TTFB. Alat-alat seperti Google PageSpeed Insights dapat memberi saran untuk meningkatkan TTFB.
2. Lazy Loading
Teknik ini memungkinkan gambar, video, dan aset lainnya dimuat hanya saat diperlukan, contohnya saat pengguna scroll ke bagian tersebut. Hal ini mencegah pemuatan sumber daya yang tidak perlu saat halaman pertama kali dimuat.
3. Mengoptimalkan Font
Font web yang tidak dioptimalkan bisa mempengaruhi kecepatan website. Kamu bisa mengurangi jumlah font yang digunakan, atau menggunakan format font modern seperti WOFF2.
4. Mengurangi Request HTTP
Setiap elemen di website seperti gambar, skrip, hingga stylesheet memerlukan request HTTP.
Dengan menggabungkan semua file CSS menjadi satu dan mengurangi elemen yang tidak perlu, kamu dapat mengurangi jumlah total request.
5. Browser Caching
Berbeda dengan caching di sisi server, browser caching memungkinkan browser menyimpan sumber daya di komputer pengguna. Dengan adanya browser caching ini, banyak konten bisa dimuat tanpa harus mengirim request kembali ke server.
6. Menghindari Redirect yang Berlebihan
Setiap kali terjadi redirect, pengguna harus menunggu lebih lama untuk halaman selesai dimuat. Pastikan kamu meminimalkan jumlah redirect pada website kamu.
7. Menggunakan HTTPS
Meskipun ini lebih ke arah keamanan, namun penggunaan HTTPS dengan protokol HTTP/2 dapat meningkatkan kecepatan pemuatan halaman karena memungkinkan multiplexing, kompresi header, dan prioritas request.
8. Mengoptimalkan Database
Jika website kamu menggunakan sistem manajemen konten atau database, pastikan untuk secara rutin mengoptimalkannya.
Proses optimalisasi Ini bisa meliputi pembersihan data usang, memeriksa query yang tidak efisien, dan memastikan indeks database diset dengan benar.
Itulah beberapa teknik untuk mengoptimasi performa website agar situs dapat dioperasikan pengunjung dengan lebih baik.
Kamu akan mempelajari bagaimana cara mengoptimasi performa dari suatu website dengan lebih mendalam dengan mengikuti Bootcamp Frontend Web Development Dibimbing.
Bootcamp ini didesain khusus untuk menyiapkan frontend developer berkualitas selama 5,5 bulan dengan supervisi dari para mentor yang sekaligus sebagai praktisi developer di berbagai start up dan perusahaan terkemuka.
Kesalahan Umum yang Sering Terjadi pada Proses Optimasi Website
Optimasi performa website adalah proses yang rumit dan seringkali ada kesalahan yang terjadi saat proses tersebut. Berikut beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan saat berusaha mengoptimalkan performa website:
1. Mengabaikan Format dan Ukuran Gambar
Salah satu kesalahan terbesar adalah tidak mengoptimalkan gambar yang digunakan di website. Mengunggah gambar dengan resolusi tinggi tanpa kompresi terlebih dahulu akan memperlambat waktu pemuatan, memengaruhi pengalaman pengguna.
2. Tidak Memanfaatkan Caching
Banyak pengembang lupa mengaktifkan fitur caching atau melakukan konfigurasi yang salah. Caching yang efektif bisa sangat mengurangi waktu pemuatan halaman dengan menyimpan salinan konten dan menggunakannya untuk permintaan berikutnya.
3. Melewatkan Minifikasi dan Penggabungan File
Tidak melakukan modifikasi (menghilangkan spasi, pemendekan nama variabel, dll.) untuk file CSS, JavaScript, dan HTML adalah kesalahan umum. Minifikasi dan penggabungan berbagai file menjadi satu dapat mengurangi jumlah permintaan yang harus diolah browser dan ukuran data yang harus diunduh.
4. Penggunaan CDN yang Tidak Efektif
Meskipun menggunakan Content Delivery Network (CDN) dapat meningkatkan kecepatan pemuatan website, penggunaan yang tidak tepat atau konfigurasi yang salah bisa justru berdampak negatif pada performa.
5. Terlalu Banyak Menggunakan Plugin atau Ekstensi
Terlalu bergantung pada plugin atau ekstensi bisa memberatkan website kamu, terutama jika plugin tersebut tidak dioptimalkan dengan baik. Beberapa plugin bisa menyebabkan banyak request ekstra atau menambah CSS dan JavaScript yang tidak perlu.
6. Tidak Menerapkan Lazy Loading
Memuat semua elemen website sekaligus, termasuk gambar dan video yang mungkin tidak segera diperlukan, akan memperlambat waktu pemuatan. Lazy loading membantu dengan hanya memuat konten ketika dibutuhkan.
7. Mengabaikan Versi Mobile
Dengan semakin banyaknya trafik yang berasal dari perangkat mobile, mengabaikan optimasi untuk versi mobile adalah kesalahan. Tidak hanya kecepatan, tampilan dan fungsionalitas website di perangkat mobile juga perlu diperhatikan.
8. Tidak Melakukan Pengujian dan Pemantauan Berkala
Beberapa orang menganggap optimasi website adalah tugas sekali selesai. Padahal, website harus terus dipantau dan diuji untuk menangani masalah baru dan melakukan penyesuaian berdasarkan perilaku pengguna.
Dengan mengenali kesalahan-kesalahan ini, kamu dapat mengambil langkah-langkah pencegahan dan koreksi sehingga optimasi performa website menjadi lebih efektif dan efisien.
Optimasi performa website bukanlah tugas yang mudah, namun dengan pemahaman yang benar dan praktek yang konsisten, kualitas website kamu dapat meningkat signifikan.
Bagi kamu yang ingin mendalami lebih lanjut tentang pengembangan dan optimasi website, yuk gabung dalam Bootcamp Frontend Web Development Dibimbing.
Tak hanya teori, di sini kamu akan dibekali dengan praktek langsung dan bimbingan dari para profesional berpengalaman. Jangan lewatkan kesempatan emas ini untuk meningkatkan kemampuanmu dan menjadi seorang frontend developer handal!
Tags